You are on page 1of 19

TUGAS MAKALAH

MEMBACA NYARING

Untuk Syarat Memenuhi MATA KULIAH “PENINGKATAN


KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA”

DISUSUN OLEH:

NAMA : IHSAN RAMADAN


NIM : F32110022

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PGSD
MEMBACA NYARING

1.1 Pengantar

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan jenis kompetensi


membaca yang menuntut persyaratan yang ketat. Membaca nyaring bukan sekedar
menyuarakan huruf. Jika hal ini yang terjadi maka pemahaman akan materi yang
dibaca akan gagal diperoleh.

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan kelanjutan dari


membaca permulaan. Pada membaca permulaan tekanan ada pada kelancaran dan
ketepatan penyuaraan huruf, pada membaca nyaring atau membaca bersuara
difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat atau intonasi, jeda, dan menguasai
tanda baca. Keempatnya harus tepat. Jika ketepatan ini diabaikan, maka murid
akan mengalami kesulitan pada waktu membaca dalam hati atau membaca
intensif. Mereka hanya bisa membaca tetapi sulit menemukan pemahaman yang
dikandung dalam bacaan.

Membaca nyaring lebih banyak menuntut penguasaan teknik. Membaca


nyaring harus sudah tuntas diberikan di kelas IV sekolah dasar agar di kelas
selanjutnya murid tidak mengalami kendala. Jika di kelas IV pembelajaran
membaca nyaring tuntas diberikan maka di kelas V dan VI anak akan tumbuh
kesukaannya membaca. Mengapa, karena penguasaan membaca teknik akan
memberikan kepuasan membaca. Jika tersedia bahan bacaan yang memadahi anak
akan gemar membaca atau dapat saja seorang murid menjadi kutu buku.
Kekurangan ketersediaan buku bacaan menjadikan anak Indonesia tidak suka
membaca, apalagi kutu buku. Penggemar buku saja jarang apalagi kutu buku.
Bandingkanlah dengan bangsa lain. Ke mana saja mereka membawa buku dan di
bacanya di mana saja. Sekalipun sambil bergelantungan di bus kota mereka
sambil membaca. Semoga dengan kemampuan membaca nyaring yang baik dan
harga buku murah dapat menjadikan bangsa Indonesia gemar membaca.
Bukankah bangsa yang cerdas diukur dari kemampuan keterampilan berbahasa
tulis.

Beberapa keuntungan yang dapat dipetik dari kegiatan membaca nyaring yang
dilakukan oleh siswa seperti diuraikan di bawah ini.

1) Membaca nyaring memberikan guru suatu cara yang tepat dan valid dalam
mengevaluasi kemajuan kemampuan keterampilan membaca dalam intonasi,
tekanan kata, pemenggalan kata, pemenggalan frasa, dan untuk menemukan
kebutuhan pengajaran yang spesifik.

2) Membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk pembaca dan


meningkatkan kemampuan menyimak untuk pendengarnya.

3) Membaca nyaring dipakai untuk latihan berdialog, memerankan pelaku yang


terdapat dalam cerita.

4) Membaca nyaring adalah media guru dalam membimbing secara bijak, bisa
digunakan untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada anak yang
pemalu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rothlein dan Meinbach (1993)


menunjukkan bahwa membaca nyaring dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa lainnya, membantu perkembangan anak mencintai buku, dan membaca
cerita sepanjang hidupnya. Anak-anak cenderung meniru dan mengikuti jejak
orang dewasa. Pendapat yang mirip disampaikan oleh Cox (1999), membaca
nyaring untuk anak-anak yang dilakukan setiap hari merupakan sesuatu yang
penting untuk mengajar mereka menyimak, berbicara, atau menulis. Pembacaan
cerita yang dilakukan oleh orang tua akan membawa anak dalam perkembangan
bahasa yang baik, melalui perkembangan kosa kata, semangat membaca, dan
sukses dalam belajar membaca permulaan. Anak yang sering dibacakan cerita
akan menolak jika didongengi.
Suatu hal yang sangat penting adalah informasi pertama. Siapa pun sangat
bangga jika mendapatkan informasi dari tangan pertama. Pemahaman akan isi
suatu bacaan merupakan informasi yang diperoleh dari tangan pertama. Oleh
karena itu, tidak perlu heran jika orang cenderung memburu buku meskipun
mungkin informasi buku itu telah didapat dari seseorang. Ada kebanggaan
tersendiri ketika telah membaca buku daripada mendengar ceriteranya dari orang
lain. Hal seperti ini juga terjadi pada anak, sayang tidak semua anak dapat
mendapat kesempatan mendapat informasi dari tangan pertama. Melalui
pengalaman ini anak mengembangkan konsep dan berimajinasi, mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan berpikir yang merupakan proses penting dari hasil
membaca. Apabila pengalaman dari orang pertama tidak memungkinkan guru
dapat membacakan buku tentang pengalaman orang lain. Di sini anak akan
berimajinasi seolah-olah mengalaminya sendiri melalui membaca nyaring.

Gruber (1993) menyampaikan lebih rinci manfaat membaca nyaring untuk


anak seperti disampaikan di bawah ini.

1) Memberikan contoh proses membaca secara positif.

2) Mengekspos siswa untuk memperkaya kosa kata.

3) Memberi siswa informasi baru.

4) Mengenalkan kepada siswa berbagai aliran sastra.

5) Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya.

1.2 Hakekat Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan bersuara dengan


memperhatikan struktur kata (kata, kata majemuk, dan frasa) dan kalimat, lafal,
intonasi dan jeda. Tekanan kata dalam bahasa Indonesia jatuh pada suku kedua
dari belakang. Pembaca nyaring harus dapat pula mengelompokkan kata sesuai
dengan kelompoknya agar jelas maknanya bagi pendengar. Membaca nyaring
merupakan aktifitas antara guru dan murid atau pembaca dengan pendengar untuk
bersama-sama memahami makna suatu bacaan. Pembaca nyaring juga dituntut 3
keterampilan yaitu:

1. keterampilan memahami makna dan perasaan yang terkandung dalam


bacaan.
2. keterampilan penafsiran lambang tulis, penyusunan kata-kata, serta
penekanan sehingga sesuai dengan ujaran nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
3. keterampilan memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan yang
jauh karena di samping membaca juga harus menjaga hubungan harmonis
dengan pendengar.

Lawan membaca nyaring adalah membaca dalam hati. Membaca dalam hati
bibir tidak boleh bergerak-gerak, apalagi mengeluarkan suara meskipun perlahan.
Jika ini dilakukan maka akan menghambat perkembangan jenis membaca dalam
hati.

Menyimak uraian di atas kegiatan membaca nyaring sangat bermanfaat


untuk anak-anak kalau benar-benar dilaksanakan sesuai dengan maksud dan
tujuannya. Di dalam kegiatan membaca nyaring terkandung kemampuan yang
kompleks yang nantinya akan menjadi bekal dalam membaca dalam hati. Oleh
karena itu, kegagalan pelaksanaan membaca nyaring akan merembet pada
kegagalam membaca dalam hati.

Dalam kegiatan membaca nyaring menyimak tidak dapat dikesampingkan


sehingga secara teknis harus benar agar penyimak dapat memahami informasi
tulis yang dibaca. Kegiatan membaca nyaring akan lebih efektif jika semua murid
memiliki buku yang sama, tetapi beragam. Yakni berbagai buku cerita dan puisi.
Jika ini dapat terlaksana maka membaca nyaring juga akan menjadi pelajaran seni
yang sangat menarik hati murid, sehingga selalu ditunggu-tunggu oleh murid.
Pelaksanaan pembelajaran membaca nyaring yang baik adalah sebuah pendekatan
yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan membaca.
Membaca nyaring juga dapat mengembangkan sejumlah ketrerampilan serta
minat. Oleh karena itu, dalam membaca nyaring guru harus memahami proses
komunikasi dua arah. Proses komunikasi tidak lengkap kalau pendengar belum
memberikan tanggapan terhadap pikiran dan perasaan yang diekspresikan oleh
pembaca. Dapat saja tanggapan hanya ada di dalam hati, tetapi hal ini telah
menunjukkan bahwa pendengar telah mengapresiasi.

Dari uraian di atas kiranya cukup dijelaskan bahwa keterampilan membaca


nyaring adalah suatu keterampilan yang rumit, kompleks, dan menuntut banyak
keterampilan pendukung. Kegiatan membaca nyaring pertama menuntut
pemahaman terhadap rentetan huruf dan tanda bacanya kemudian menyuarakan
dengan tepat dan bermakna.

Membaca nyaring bagi sebagian besar anak Indonesia merupakan problem


lisan. Hal ini karena bagi sebagian besar anak Indonesia bahasa Indonesia
merupakan bahasa asing. Oleh karena itu, kegiatan membaca nyaring lebih tepat
jika diarahkan pada ucapan dari pada ke pemahaman. Seorang guru di Sarmi
mengatakan bahwa dirinya pernah selama tiga tahun mengajar hanya berkutat
pada abjad saja. Bagaimana murid dapat mengucapkan bunyi dengar benar.
Menyimak pengakuan guru tersebut kita harus mengacungi jempol betapa
bertanggungjawabnya Beliau dalam mendidik anak bangsa di Papua ini. Belia
sadar benar bahwa sistem bunyi (fonem) bahasa Indonesia berbeda dengan sistem
bunyi bahasa Daerah di mana Belia bertugas sehingga latihan ucapan atau bunyi
(abjad) sangat ditekankan.

Keterampilan membaca nyaring seharusnya telah mantap diberikan di


sekolah dasar kelas IV. Jadi, di kelas III dan kelas IV kegiatan membaca harus
difokuskan pada membaca nyaring. Pada waktu kelas V anak sudah membaca
intensif atau membaca dalam hati. Hanya sekali-kali saja kegiatan membaca ini
dilakukan, tetapi dengan penekanan tambahan, misalnya dengan perasaan.
Kegagalan pencapaian kopetensi membaca nyaring di kelas III dan kelas IV akan
mengakibatkan kegagalan kopetensi membaca dalam hati di kelas V dan VI dan
tentunya kelas selanjutnya sampai di perguruan tinggi.

1.3 Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring

Hasil pengamatan terhadap pembaca yang mengalami kesulitan dalam


membaca nyaring diperoleh simpulan dalam: tekanan kata, lagu kalimat atau
intonasi, jeda, dan penguasaan tanda baca. Banyaknya pembaca nyaring di Papua
yang kurang baik, termasuk penyiar radio, televisi, para pegawai termasuk juga
dosen menandakan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca nyaring tidak
tepat. Karena kemampuan ini rendah maka kemampuan membaca dalam hati
(studi) pun rendah. Akibat lebih lanjut dapat ditebak. Kemampuan membacanya
masih dalam taraf membaca kata. Yakni, kata dalam kalimat dibaca kata demi
kata. Dalam sebuah kalimat kata tidak selamanya berdiri sendiri, lebih-lebih
dalam kalimat yang panjang. Kata dapat membentuk frasa atau kelompok kata.
Dalam kondisi seperti ini, kelompok kata itu atau kata majemuk harus dibaca
dalam satu kesatuan. Tidak boleh dijeda, atau tidak boleh ada perhentian di
antaranya.

Contoh salah:

Rumah / makan Provinsi / Papua

Hari / besar musim / kemarau / panjang

Kelapa / muda Kabupaten / Pegunungan / Tengah

Pembacaan Contoh di atas kata rumah, hari dsb dibaca dengan nada tinggi lalu
berhenti menyerupai nada titik. Padahal seharusnya dengan nada tinggi kemudian
menurun. Sehingga kata majemuk dan kelompok kata pada contoh di tidak
terdapat jeda di antaranya. Pada contoh musim kemarau panjang dan Kabupaten
Pegunungan Tengah jeda dapat diberikan antara kata kemarau dan panjang dan
antara pegunungan dan tengah. Hal ini dimungkinkan karena kata panjang dapat
digantikan dengan kata lain misalnya singkat atau tidak ada, sedangkan kata
tengah dapat digantikan dengan misalnya timur, barat , bintang dll.

Rumah makan Provinsi Papua

Hari besar musim kemarau / panjang

Kelapa muda Kabupaten Pegungan / Tengah

Agar pembacaan dapat dilakukan dengan benar maka sebelum membaca


nyaring murid diberi kesempatan untuk membaca dalam hati dan memberikan
tanda baca, khususnya jeda pada bacaan. Latihan pemberian jeda ini perlu
dilakukan beberapa kali, pada kesempatamn yang berbeda. Kontrol guru ketika
murid membaca nyaring harus dilakukan. Di bawah ini diberikan contoh
penandaan dalam sebuah wacana.

Pada suatu hari / tupai dan penyu / merencanakan / mencari makanan /


kesukaannya, / yakni bia.// Untuk melaksanakan niatnya / mereka / menaiki
sebuah parahu / yang disebut / Durunbokau.// Mereka / pergi ke suatu tanjung /
yang disebut / Tanjung Buyebi Dei Yebi.// Tanjung ini / terkenal / banyak
bianya.//

Ada beberapa bunyi yang sulit diucapkan oleh penutur BI di Papua. Hal
ini terjadi karena pengaruh bahasa Ibu. Bunyi itu adalah /e/ lemah diucapkan /e/
keras. Bunyi /k/ lemah akan diucapkan /?/. Terjadi kekacauan ucapan /h/ dan nasal
/n/, /ng/. Kekacauan di sini dimaksudkan sebagai kesulitan membedakan antara
kata yang berakhir dengan bunyi /h/, /n/, /ng/ dan yang tidak. Pada suku tertentu
bunyi bahasa Indonesia:

/j/ dilafalkan /y/

/s/ dilafalkan /t/

/b/ dilafalkan /p/


/t/ dilafalkan /r/

/d/ dilafalkan /r/

/r/ dilafalkan /g/

Di bawah ini disampaikan kopetensi yang harus diperhatikan oleh guru


dalam pembelajaran membaca nyaring diambil dari Tarigan (1984).

Kelas I

1. Menyuarakan huruf dengan tepat dan lancar.


2. Menyuarakan kata dengan tepat dan lancar.
3. Mempergunakan intonasi yang wajar.

Kelas II

1. Membaca dengan terang dan jelas.


2. Membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi.
3. Membaca dengan tanpa tertegun-tegun, terbata-bata.
4. Menguasai tanda baca sederhana.

a. titik (.)

b. koma (,)

c. tanda tanya (?)

d. tanda seru (!)

Kelas III

1. Membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi.


2. Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Kelas IV

1. Memahami bacaan pada tingkat dasar.


2. Kecepatan mata dan suara: 3 kata dalam satu detik

Kelas V

1. Membaca dengan pemahaman dan perasaan


2. Aneka kecepatan membaca dalam berbagai jenis bacaan.
3. Dapat membaca tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan.

Kelas VI

1. Membaca nyaring dengan penuh ekspresi/perasaan.


2. Membaca nyaring dengan penuh percaya diri.
3. Mempergunakan frasa atau maka majemuk yang tepat.

1.4 Jenis Membaca Nyaring

Pembelajaran membaca nyaring yang dapat diterapkan di kelas cukup beragam.


Ada reading aloud, shared reading, guided reading., membaca bersama, pidato
dengan teks

1.4.1 Reading Aloud

Kegiatan membaca ini dilakukan oleh guru untuk siswanya. Atau dengan
kalimat lain guru membaca siswa mendengarkan. Pembelajaran membaca nyaring
jenis ini diterapkan di kelas rendah dan taman kanak-kanak. Guru dapat
menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau bahan bacaan lain. Guru
membaca dengan suara yang cukup keras, dengan lafal dan intonasi yang baik
sehingga seluruh siswa dapat mendengar dengan jelas dan menikmatinya.
Kegiatan membaca nyaring sangat cocok dilakukan di SD kelas rendah dan TK.
Manfaat yang dapat dipetik dari jenis membaca ini adalah meningkatkan
keterampilan menyimak, memperkaya kosa kata, membantu meningkatkan
membaca pemahaman, dan menumbuhkan minat baca pada siswa. Contoh
membaca yang baik dari guru akan merangsang siswa belajar sungguh-sungguh
membaca permulaan. Reading aloud di kelas rendah SD dan TK di samping
pembelajaran juga bersifat memotivasi

Namun begitu, reading aloud dapat dilakukan di kelas tinggi SD, jika diperlukan
di SLTP. Reading aloud memberikan contoh membaca yang baik di hadapan
siswanya. Di kelas rendah dan TK pelaksanaan pembelajaran membaca ini dapat
dilakukan setiap hari dengan waktu kurang lebih sepuluh menit. Kegiatan ini akan
sangat menyiapkan siswa untuk siap belajar.

1.4.2 Shared reading

Shared reading adalah jenis kegiatan membaca nyaring yang dilakukan


antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini antara guru dan siswa memegang buku
yang sama. Kegiatan membaca ini dapat dilakukan di kelas rendah maupun di
kelas tinggi. Guru di sini bertindak sebagai model, sehingga diperlukan guru
dengan kemampuan membaca nyaring yang baik. Cara yang biasanya dilakukan
dalam membaca nyaring jenis ini adalah:

1) guru membaca dan siswa mengikuti membaca (untuk kelas rendah);

2) guru membaca dan siswa menyimak bacaan;

3) murid membaca secara bergiliran.

Pelaksanaan pembelajaran di atas akan sangat bermanfaat bagi siswa karena:

1) murid menyimak bacaan langsung dari model;

2) murid diberi kesempatan menunjukkan keterampilan membaca;

3) murid yang masih kurang terampil dalam membaca mendapat kesempatan


membaca yang benar.

Sehubungan dengan membaca secara bergiliran Crawley dan Mountain


(1995) mengatakan bahwa membaca jenis ini mengakibatkan anak tidak
menyimak. Membaca secara bergiliran harus memiliki tujuan yang pasti jika tidak
anak tidak akan menyimak secara baik. Penyimakannya dilakukan karena hanya
karena ingin dapat melanjutkan membaca dengan segera. Ia tidak mau dicap oleh
guru tidak menyimak. Membaca nyaring jenis ini oleh Craley dan Mountain
disebut sebagai membaca round robin. Siswa juga telah mengantisipasi paragraf
mana yang akan menjadi giliranya, sementara temannya membaca nyaring. Oleh
karena itu, jika menginginkan siswa menyimak secara baik janganlah melakukan
membaca nyaring dengan teknik membaca bergilir paragraf demi paragraf.

Sehubungan dengan membaca nyaring Rubin (1993) menjelaskan bahwa


kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan
berbahasa siswa diperlukan membaca nyaring. Program yang kaya dari membaca
nyaring dibutuhkan anak untuk karena membantu siswa memperoleh fasiltas
menyimak, memperhatikan sesuatu secara lebih baik, memahami suatu cerita,
mengingat secara terus-menerus pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata
baru yang muncul dalam konteks lain. Membaca nyaring suatu ceritera sangat
membantu siswa menambah kosa kata. Anak akan dapat mengerti dengan
sendirinya makna suatu kata meskipun tidak dijelaskan oleh guru. Oleh karena itu,
kegiatan membaca nyaring dengan teknik yang tepat sangat dibutuhkan siswa.
Bagi siswa kelas rendah kegiatan ini sangat produktif dan bisa menjadi
pengalaman interaktif yang paling bagus jika dilakukan dengan tepat.

Dari hasil penelusuran kegiatan membaca nyaring seperti di atas juga


jarang dilakukan. Guru-guru di sekolah tertentu melakukan, tetapi lebih banyak
yang tidak melakukan. Oleh karena manfaatnya sangat baik dalam rangka
peningkatan kemampuan membaca maka seyogyanya membaca nyaring jenis ini
juga sering dilakukan. Setelah siswa melakukan membaca nyaring secara
bergiliran. Lanjutkan kegiatan dengan keterampilan lain misalnya berbicara.
Yakni menceriterakan kembali secara singkat. Membuat alur cerita, Membuat
kerangka cerita berdasarkan inti setiap alur Dan akhirnya siswa diminta
menuliskan kembali cerita.

1.4.3 Guided Reading

Guided Reading adalah salah satu jenis kegiatan membaca nyaring yang
memfungsikan guru sebagai pembimbing, pengamat, dan fasilitator. Meskipun
kegiatannya membaca nyaring namun penekanannya bukan pada teknik membaca,
tetapi pada pemahaman materi. Seluruh murid membaca teks yang sama dan
mendiskusikannya. Guru mengajukan pertanyaan dan siswa diminta menjawab
dengan kritis. Pertanyaan harus dibuat secara porposional. Kegiatan ini
merupakan kegiatan membaca nyariung yang sangat penting dilakukan di kelas.

Demikianlah jenis pembelajaran membaca nyaring yang dapat dilakukan


oleh guru. Sebagai penutup uraian membaca nyaring ini disajikan inti dari buku
pegangan terlaris dalam mendidik dan mempersiapkan anak memasuki sekolah
formal. Buku tersebut berjudul The New Read-Aloud Handbook. Buku ini sangat
terkenal di Amerika Serikat. Inti buku ini adalah menyajikan keuntungan dan
kesenangan anak membaca nyaring. Keuntungan dan kesenangan anak dalam
membaca nyaring yang terdapat dalam buku itu diterjemahkan dan disajikan
seperti di bawah ini.

1) Awali pembelajaran pertama dengan membacakan cerita di kelas. Bertukar


buku yang menarik, Ciptakan kesempatan yang menakjubkan bagi guru dan
siswa untuk berbagi kesempatan yang hangat dan menyenangkan, membina
ikatan secara akrab dengan seluruh siswa di kelas.

2) Sebelum membacakan cerita atau puisi, akrabilah dahulu materi bacaan


tersebut. Dengan demikian guru akan mengetahui bagian cerita yang perlu
mendapat tekanan. Kata atau konsep mana, apa yang diperlukan sebelum
membaca untuk menghindari kebingungan, dan suasanan hati yang perlu
ditampilkan.
3) Wacana yang panjang hendaknya diperpendek, supaya pengajaran membaca
lebih lancar, dan latihlah membaca suatu cerita atau bagian cerita dengan
nyaring sebelum membacakan kepada anak.

4) Selalu mendiskusikan isi bahan bacaan dengan siswa untuk membangkitkan


minat siswa pada buku. Anak senang sekali dengan anek-anek tentang penulis
atau ilustrator. Informasi ini membuat mereka akan semakin akrab pada cerita
atau puisi tersebut. Pertanyaan seperti lihat judul dan sampul buku ini.
Menurutmu buku ini menceriterakan tentang apa? Pernahkah kalian
mendengar tentang penulis sebelumnya? Dan lain sebagainya.

5) Suruhlah siswa duduk dengan riang dalam setengah lingkaran di sekitar Anda
dan singkirkan semua benda yang dapat mengganggu. Adakan kontak mata
selama Anda membacakan cerita.

6) Duduklah di kursi rendah dekat siswa dan peganglah buku sedemikian rupa
sehingga mereka dapat melihat ilustrasi. Ilustrasi merupakan hal penting
dalam membaca buku untuk anak.

7) Jadikanlah kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikan emosi yang dibangkitkan


oleh cerita atau puisi dan bawalah sastra ke dalam suasana yang hidup melalui
gerakan,efek suara, dan perubahan nada suara.

8) Apabila memungkinkan doronglah anak berpartisipasi dalam membaca,


misalnya mereka mungkin ingin menceriterakan buku atau mendeklamasikan
puisi.

9) Secara periodik berilah pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman dan minat


siswa. Berikan kesempatan pada siswa untuk duduk santai bersandar dengan
senang merupakan daya tarik dari sastra yang menyenangkan. Jangan selalu
bertanya dan mengubah membaca nyaring menjadi suatu tes.
10) Jangan menyelesaikan seluruh bagian atau bab pada suatu bacaan. Berhentilah
pada bagian cerita yang menegangkan. Biarkan anak berdiri di pinggir tempat
duduknya, cemas karena rasa ingin tahu mereka lebih lanjut tentang apa yang
terjadi berikutnya.

11) Pada penyelesaian cerita atau puisi berikan kesempatan kepada siswa untuk
merenungkan apa yang telah mereka dengar dan meneliti perasaannya sendiri.

12) Setelah menyelesaikan seluruh cerita, berikanlah waktu kepada siswa untuk
mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.

Hal yang perlu diingat dalam membaca nyaring antara lain sebagai berikut.

1) Seni menyimak merupakan sesuatu yang bermanfaat, sehingga harus diajarkan.

2) Panjang pendek cerita yang dibacakan hendaknya bervariasi.

3) Jika membacakan buku cerita bergambar, guru harus yakin anak dapat melihat
gambar itu dengan jelas.

4) Hentikan membaca pada titik yang menyenangkan.

5) Sesudah membaca sediakan waktu untuk berdiskusi, mengekspresikan secara


lisan, tertulis atau pun ekspresi artistik.

6) Jangan membelokkan diskusi menjadi ujian, tes atau evaluasi.

7) Bacalah teks dengan penuh ekspresi dan perlahan-lahan.

8) Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut lebih
dahulu.
Hal yang harus dihindari pada waktu membaca nyaring adalah sebagai
berikut.

1) Jangan membacakan cerita yang tidak kita sukai.

2) Jangan meneruskan membaca cerita jika ternyata buku tersebut pilihan yang
salah.

3) Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca, dan
diskusikan dengan siswa pendapat dan kesimpulan mereka.

4) Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan perhatian


pada bagian tertentu dari sebuah buku (Rothlein dan Meinbach, 1993).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring lebih


ditekankan pada, membaca nyaring yang dilakukan oleh guru. Kegiatan membaca
nyaring kurang baik dan kurang bermakna jika dilakukan dengan teknik round
robin.

Kegaiatan membaca nyaring sangat penting dan banyak keuntungan yang


diperoleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu membuat suatu program kegiatan
nyaring yang efektif. Jangan lupa berlatihlah membaca nyaring dengan teknik
yang tepat agar membaca nyaring Anda menarik didengar siswa Anda.
1.5 Memilih Bacaan

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Manfaat


membaca dapat diperoleh siapa saja dan dari tulisan apa saja. Sederetan manfaat
membaca dapat diuraikan di bawah ini.

1) mengusir rasa cemas dan gundah gulana,

2) tidak akan terjatuh ke dalam lembah kebodohan,

3) menjernihkan pikiran,

4) mencari dan membentuk jati diri,

5) belajar bercakap dan berkata-kata,

6) mengisi dan memperbanyak memori, dsb.

Memperoleh manfaat membaca tidak selamanya positif dan baik akibatnya.


Oleh karena itu, sebagai orang yang berpendidikan yang menginginkan kemajuan
harus berpikir cerdas.

Sekarang ini sangat mudah didapatkan berbagai media cetak di masyarakat.


Beraneka ragam bentuk, jenis, tema, dan misi dan visinya, serta penggemarnya.
Kesalahan memilih bahan bacaan akan berakibat fatal bagi diri pembaca dan juga
masyarakatsecara umum.

Oleh karena itu, memilih bacaan yang tepat untuk diri sendiri, anak, anak
didik, dan keluarga sangat penting. Orang tua dan guru sangat berperan dan
bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian diri dan keluarganya, terutama
orentasi hidup dan kehidupanya di dunia. Seleksilah bacaan untuk anak. Orang tua
dan guru harus lebih berhati-hati dalam memilih bacaan. Pilihlah bacaan yang
dapat meningkatkan pemahaman akan kemanusiaan, ketuhaman, dan ciptaan
Tuhan. Hindarilah bacaan baik secara langsung atau tidak mengajak kepada suatu
kelompok tertentu, fanatik terhadapnya, bahkan menjadikan loyalitas dan ukuran
kebenaran.
Daftar Pustaka

Tim Pena Guru. (2010). Mandiri Bahasa Indonesia SD Kelas III seri III. Jakarta:
Erlangga.

http://guruit07.blogspot.com/2009/01/jenis-jenis-membaca-dan.html

http://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-5-membaca-nyaring.html

You might also like