You are on page 1of 6

SYARI’AT TAREKAT HAKIKAT

Dalam dunia tasawuf istilah tersebut diatas sangat populer;Syari’at Tarikat (Thariqat)
Hakikat (haqiqat) adalah rangkaian sarana / jalan menuju Allah dan satu sama lain tidak bisa
dipisahkan.Syeikh Sayyid Abi Bakar Ibnu Muhammad Syatha,dalam syair hikmahnya
mengatakan :
Inilah Jalan penghidupan keyakinan
Syari’at, tariqat, haqiqat menuju kemuliaan
Dengarlah yang tersirat dalam gambaran
Yang tersurat dalam bisikan.

Inilah gambaran jalan menuju Allah melalui Syariat, tariqat, haqiqat, melalui jalan ini seseorang
akan mudah mengawasi ketakwaannya dan menjauhi hawa nafsu.Tiga jalan utama ini menjadi
sarana bagi orang orang beriman menuju akhirat tanpa boleh meninggalkan salah satu dari tiga
tersebut.
Syari’at tanpa haqiqad, adalah sifat orang yang beramal hanya untuk memperoleh surga,
menurut syeikh Sayyid Abi Bakar Ibnu Muhammad ,Bagi orang yang beramal karena
memperoleh surga,ada atau tidak adanya syari’at sama saja keadaannya,karena ia
beranggapan;masuk surga itu semata mata anugerah Allah.dan inilah syariat yang kosong.
Haqiqat tanpa syari’at menjadi batal,Syeikh Ibn Muhammad Syatha mencontohkan :bila ada
seorang yang memerintahkan sahabatnya mendirikan sholat, maka ia akan menjawab,
mengapa harus sholat ?bukankah sejak zaman azali dia sudah ditetapkan takdirnya ? bila telah
ditetapkan sebagai seorang yang beruntung,tentu ia akan masuk surga walaupun tidak shalat,
sebaliknya apabila ia telah ditetapkan sebagai orang yang celaka maka ia akan masuk neraka
walaupun mendirikan shalat.ini jalan yang salah.
Sayri’at adalah peraturan Allah yang telah ditetapkan melalui wahyu, berupa perintah
dan larangan.Thariqat pelaksanaan dari peraturan hukum Allah ( syari’at).sedangkan Haqiqat
adalah menyelami dan mendalami apa yang tersirat dan tersurat dalam syari’at, sebagai tugas
menjalankan firmanNYA
Kedudukan tiga jalan menuju Allah tersebut dijelaskan oleh syeikh Ibn Muhammad
syatha;dalam syair hikmahnya :
Ibarat Bahtera itulah Syariat
Ibarat samudera itulah tharikqat
Ibarat mutiara itulah haqiqat
Syari’at ibarat kapal / bahtera, sebagai instrument, Tarekat ibarat lautan sebagai wadah yang
mengantar tujuan.Haqiqat ibarat mutiara yang sangat berharga dan banyak mafaatnya.
Untuk memperoleh mutiara haqiqat, manusia harus mengarungi lautan /samudra yang sangat
luas dangan ombak dan gelombang yang dahsyat.Sedangkan untuk mengarungi lautan itu,tidak
ada jalan lain kecuali dengan kapal.
Rumi dengan indah memberikan deskripsi ketiga hal tersebut sabagai berikut :
Syari’at ibarat pelita;ia menerangi jalan,tanpa pelita kalian tak dapat berjalan, ketika sedang
menapaki jalan kalian sedang menempuh tarekat, dan ketika telah sampai pada tujuan itulah
hakekat.

1.SYARI”AT
Didlam eksiklopedi tasawuf disebutkan bahwa syari’at merupakan salah satu tahap
praktek bagi calon sufi.keempat tahap lainya itu: syari’ah ( hukum keagamaan eksoterik )
tariqah (jalan mistik),haqiqah (kebenaran) dan ma’rifah ( pengetahuan ).
Syarat pertama adalah mengambil dan mengikuti syari’at;hukum Allah untuk kehidupan
manusia,yang pada waktunya akan membawa seseorang ke sirat al mustaqim (yaitu jalan
agama yang lurus.Jalan ini membawa sesorang ke dalam hakekat ( kebenaran akhir yang tak
terbantahkan dan mutlak tentang seluruh eksistensinya ).
Syari’at dari akar kata syara’a yang berarti jalan.ia adalah jalan yang benar,sebuah rute
perjalanan baik dan dapat ditempuh oleh siapapun.Sebagian besar sufi memahami syari’at
dalam pengertian yang luas; mencakup ilmu dan seluruh ajaran islam.Syari’at bukan hanya
sekumpulan kode atau peraturan yang mengatur tindak lahiri.Ia juga menjelaskan tentang
keimanan, tauhid, cinta ,syukur,sabar,ibadah,zikir,jihad takwa.dan ihsan serta menunjukkan
bagaimana mewujudkan realitas tersebut.semua doktrin sufi,secara implicit dan /atau ekplisit
lahir dari sini.Syeikh Ahmad Sirhindi mengemukakan ; di dalam syari’at terkandung tiga hal
yaitu : pengetahuan(ilmu),praktik ( amal)dan ikhlas.artinya meyakini kebenaran syari’at dan
melaksanakan perintah perintahNYA dengan tulus dan ikhlas demi mendapatkan keridloan Illahi
Syari’at berisi ajaran moral dan etika yang menjadi dasar tasawuf.Syari’at memberi
petunjuk kepada setiap orang untuk hidup secara tepat didunia ini.Mencoba menjalankan
tasawuf tanpa mengikuti syari’at bagaikan membangun rumah berfondasi pasir.Tanpa dibangun
kehidupan teratur yang dibangun dari prinsip moral dan etika yang kuat maka tidak ada
mistisisme yang dapat berkembang.Kebutuhan terhadap syari’at sering diibaratkan dengan
perahu nabi nuh yang harus dibangun dengan papan dan pasak.papan adalah ilmu dan pasak
adalah amal.Tanpa perahu seseorang akan tenggelam dalam lautan
keserbabendaan,sebagaimana putra nabi nuh yang menolak hukum yang dibawa ayahnya,
karena itu didalam tasawuf syari’at sering dilihat sebagi bagian dari lipat tiga : syari’at, adalah
jalan utama,yang cabangnya adalah jalan yang lebih sulit ( Tariqah) yang mengarah ke
kebenaran ( haqiqah)
Dasar pokok ilmu syari’at adalah wahyu Allah yang tertulis jelas dalam Al-Qur’an dan sunah
nabi Muhammad saw.ibadah mahdzah dan ghairu mahdzah serta ibadah muamalah tercantum
denga jelas dalam ilmu syari’at.
Siappun tidak boleh menganggap dirinya terlepas dari syari’at,walaupun ulama sufi
besar dan piawi, atau wali sekalipun.Orang yang menganggap dirinya tidak memerlukan syari’at
untuk mencapai tarikah sangat sesat dan meneyesatkan..Karena syari’at itu seluruhnya
bermuatan ibadah dan muamalah, maka menjadi satu paduan dengan thariqat dan
haqiqat.Ibadah seperti itu tidak gugur kewajibanya, walaupun seorang telah mencapai tingkat
wali..Bahkan ibadah syari’atnya wajib melebihi tingkat ibadah manusia biasa.Sebagaimana
dicontohkan rosulullah saw,ketika mendirikan sholat dengan penuh kekhusukan dan begitu
lama berdiri,ruku’dan sujudnya,sehingga dua kakinya bengkak karena dikerjakan dengan penuh
kecintaan dan ketulusan.
Ketika nabi ditanya berkaitan dengan ibadahnya yang begitu hebat dan sungguh sungguh
beliau menjawab : “Mengapa saya tidak menjadi hamaba yang bersyukur ?”Karena ibadah itu
termasuk salah satu cara untuk mensukuri nikmat ALLah dan semua anugerahnya.Maka para
sufiyah atau waliyullah tetap berkewajiban melaksankan ibadah syari’at yang ditaklifkan kepada
setiap muslim dan muslimat..
Oleh karena itu wajib bagi penempuh jalan ruhani dan para penuntut ilmu ilmu islam
secara intensive mempelajari ilmu syari’at.Sebab semua ilmu yang berkaitan erat dengan
kehidupan dunia dan akhirat tergantung erat kepada ilmu syari’at. Ilmu tasawuf dengan
pendekatan kebatinan ( ruhaniyah ) tetap tergantung erat dengan syari’at.Tanpa syari’at semua
ilmu ruhaniyah tak ada artinya.
Hati para sufiah akan bersinar cemerlang dalam menempuh kehidupan ruhaniyah yang tinggi,
haya akan diperoleh dengan ilmu syari’at. Demikian juga kemaksiatan batin dan pencegahanya
yang sudah tercantum dari teladan nabi saw,semua tercantum dalam ilmu syari’at.

Ilmu tasawuf adalah bagian dari akhlaq mahmudah, hanya akan diperoleh dari uswah
hasanahya nabi Muhammad saw.Cahaya yang bersinar dari kehidupan nabi muhammad saw
adalah pokok dasar dari pengembangan ilmu tasawuf atau dasar pribadi bagi para penuntut
ilmu tasawuf.Menurut nabi Muhammad saw hati adalah ukuran pertama penuntut ilmu
tasawuf.dengan kesucian hati dan ketulusannya melahirkan akhlaq mahmudah dan mencegah
akhlaq mazmumah,seperti yang diajarkan dalam sunah nabi Muhammad saw,sebagian dari
ilmu syari’at. Dengan pengertian lain, hati manusia shufiyah itu akan ditempati oleh tariqat yang
berdasarkan syari’at.

2.TAREKAT
Tarekat menurut bahasa berasal dari kata arab TARIQAH ( jama’:taruq atau tara’iq )
yang bararti jalan atau metode atau aliran (madzab).Tarekat adalah jalan untuk mendekatkan
diri kepada Allah dengan tujuan sampai ( wusul) kapada NYA.Tarekat merupakan metode yang
harus ditempuh seorang sufi dengan aturan aturan teretentu, dengan petunjuk guru atau mursid
tarekat masing masing,agar berada sedekat mungkin dengan ALLAH swt.Ahli taswuf
mengaitkan istilah tarekat dengan firmanNYA :”Dan bahwasanya apabila mereka tetap berdiri
pada jalan (tariqah) yang benar niscaya akan kami turunnkan ( hikmah)seperti hujan yang deras
dari langit. (AL-Jin/72:16).
Pemikiran yang mendasari tasawuf adalah karena Allah merupakan zat yang maha
suci,maka yang suci itu tidak akan dapat didekati kecuali dengan sesuatu yang suci.Dalam
mendekatkan diri kepada Allah, para sufi biasanya melalui tahapan tahapan spiritual
( maqomat).masing masing sufi menempuh tahapan spiritual yang berbeda beda,berdasarkan
pengalaman ruhani yang berbeda pula. menurut AL Gazali langkah langkah yang harus
ditempuh untuk mencapai kejernihan hati ( tazkiyah al nafs ) adalah :Takhalli yaitu
pengosongan hati dari selain Allah, Tahalli :yaitu mengisi hati dengan zikir kepada Allah dan
sifat sifat terpuji, dan Tajalli ; yaitu;memperoleh hakekat dan penampakan Tuhan.
Metoda yang digunakan para suifi untuk mendekatkan diri kepada Allah berbeda beda,,
sebagian mereka melalui cara selalu dalam keadaan zikir kepada Allah ( mulzamah al-dzikr),
selalu melatih diri (riyadoh ),selalu bersunguhsungguh untuk membersihkan hati dari sifat sifat
tercela dan hawa nafsu (mujahadah),sebagian yang lain melalui metoda tujuh yaitu;
memperingati diri(musyaratah),mengawasidiri(muraqabah),intropeksi (muhasabah),menghukum
diri (mu’raqabah ) kesungguhan lahir batin (mujahadah ),menyesali diri (mu’atabah) dan
pembukaan hijab ( mukhasafah ).Serentak dengan itu mereka melintasi tingkatan tingkatan
(maqamat) antara lain tobat, sabar,ridla,zuhud, muhatabah, dan ma’rifah.
Menurut syeikh Ajiba al hasani ; tarekat berarti bertujuan membereskan hati
membereskan hati dengan tiga hal : ikhlas, jujur dan tenang ( tuma’ninah) atau bisa dikatakan
membereskan hati dengan cara mengosongkannya dari kotoran kotoran jiwa dan menghiasinya
dengan keutamakan.
Suatu ketika syeikh Baha’ al Din al naqsyabandi ditanya :apa tujuan tariqah ?,beliau
menjawab :”tujuannya adalah mengetahui secara rinci apa yang baru engkau ketahui secara
singkat, dan untuk merasakan dalam penglihatan apa yang telah engkau ketahui lewat
penjelasan dan argument”.Tujuan tareqah adalah memperkuat keyakinan terhadap
syari’at,menyakini kebenaranya, mematuhi jaran ajaranya dengan senang dan
spontan,mengikis kemalasan dan meniadakan penentangan atas keinginan diri ( nafsu ).
Seluruh kegiatan Tariqah dapatlah dikatakan mengarah pada satu tujuan ; yaitu ma’rifat
billah atau mengenal ALLAH.Ma’rifat billah adalah puncak tujuan dari perjalanan tariqat atau
ajaran tasawuf.Dengan berbagai jalan, cara, atau metoda ,tariqah pada intinya adalah ingin
menjadi orang selalu taqarub billah, ma’rifat billah dan sekaligus ingin menjadi orang yang
dikasihi ALLAH atau yang dikenal dengan sebutan WALIYULLAH.

3.WAJIBKAH MENGIKUTI KELOMPOK TAREKAT TERTENTU


Ada semacam keyakinan kuat dalam masyarkat kita bahwa pengamal tariqat harus
mengikuti orginasasi atau kelompok tarekat tertentu,sehingga dia dapat disebut pengamal
tariqat jika ia telah memsuki suatu organisasi tarekat tertentu yang dibimbing seorang guru
tertentu dan mempunyai tata cara menurut ajaran organisasi tersebut.Dengan demikian ada
doktrin yang baku dan diyakini benar benar, bahwa seorang tidak bisa sampai kepada tujuan
ibadat secara hakiki sebelum menempuh atau melaksanakan ajaran organisasi tariqoah
tertentu.
Ust.Labib MZ (dalam Rahasia Ilmu Tasawuf ) perpendapat ; seorang pengamal tariqat
tidaklah harus menjadi anggota kelompok jama’h tariqoh dalam aliran tertentu, namun seorang
yang sudah melaksanakan ajaran islam secara murni dan konsekwen sudah termasuk
melaksanakan tariqat.
Semua orang sesuai dengan profesinya dan kemampuanya dengan cara sendiri sendiri bisa
dikategorikan pengamal tariqat.Dalam hal ini tariqat yang digariskan dalam syari’at tenytunya.
Sebab tariqat yang tidak sesuai dengan syari’at adalah sesat.Tidak ada tariqat tanpa syari’at,
tidak terwujud hakekat tanpa adanya syari’at. Seperti dikatakan syeikh\Zainudin bin Ali Al
Malibari :” Bahwasanya Tariqat ( jalan menuju Allah yang ditempuh orang islamn ) adalah
syari’at,tariqat, hakikat.Maka dengarkanlah contoh contoh dari ketiga tiganya “.
Jadi tarekat umat islam tak lain adalah syari’at islam itu sendiri.Dan umat islam yang
mengamalkan syari’atnya berarti sudah mengamalkan tareqat,tak peduli apapun profesinhya,
direktur dokter ,ulama, pengajar,kyai , ustaz, da’i ,pelajar, mahasiswa dan lainya.Jalan tariqah
bisa ditempuh dengan berbagi macam jalan termasuk juga orang sudah mengususkan diri
dengan memperbanyak zikir dan senantiasa bertaqarub kepada Allah,baik lewat organisasi
tariqat tertentu atau tidak ,nilainya sama hanya cara dan bentuknya yang berlainan.
Syeikh Zainudin bin Ali al malibary dalam “Nadhom Hidayatul Adzkiya” mengatakan :”Dan bagi
masing masing dari kaum ada sebuah jalan (tariqat,cara)dari beberapa jalan,yang dipilihnya,
maka dari jalan ini mereka sampai.Seperti duduknya diantara manusia dalam keadaan
mendidik, dan seperti memperbanyak wirid - wirid, puasa, solat. Dan seperti berkhidmad
kepada manusia, membawa kayu bakar untuk bersedekah dengan uang yang dihasilkannya”.
Pada akhirnya seorang muslim tidaklah wajib mengikuti ataupun memasuki kelompok
atau organisasi tarekat teretntu,(agar sampai kepada Allah ) tetapi wajib bagi umat islam untuk
melaksanakan syari’at islam sebagi tariqat yang sah untuk menuju kepada ALLAH, sebagai
bukti perwujudan keimanan kepada Allah. Apabila seorang muslim telah melaksanakan syari’at
dengan benar dan sesuai petunjuk sunah rosul maka berarti sudah melaksanakan tariqat yang
dilakukan oleh keksaih Allah, wliyullah.

4.HAKIKAT
Dalam eksiklopedi Tasawuf di terangkan ; Hakikat atau kebenaran adalah makna
terdalam dari praktik dan petunjuk yang ada pada syari’at dan tarekat.Haqiqah menunjukan
hakikat esensial segala sesuatu atau kebenaran., ia adalah pengalaman langsung akan
kebenaran gaib.Tanpa pemahaman yang didasari pengalaman tersebut maka kita ditakdirkan
untuk taklit, meniru mereka yang telah mencapai tingkat HAQIQAH, seperti laiknya sebuah
mesin.Pencapaian pada tingkat haqiqah ini menegaskan dan memperkukuhkan prkatik dua
tingkat pertama.Sebelum mencapai tingkat haqiqah, seluruh praktik merupakan bentuk
peniruan .
Haqiqah ( kebenaran atau kenyataan seakar dengan kata Al haq, realty, absol
ute).Makna haqiqah (hakikat) menunjukan kebenaran esoteric yang merupakan batas dari
transendensi manusia dan teologis.Dalam pengertian ini haqiqah merupakan unsur ketiga
setelah syaria’at (hukum) yang merupakan keyakinan eksoteris,tarikat (jalan)sebagai tahapan
esoterisme,yang ketiga ialah haqiqah yakni kebenaran esensial.
Haqiqah adalah kemampuan seorang dalam merasakan dan melihat kehadiran Allah di
dalam syari’at .Dalam dunia sufi haqiqah diartikan sebagai aspek batin dari syari’at,sehingga
haqiqah adalah aspek yang paling penting dalam setiap amal,inti, dan rahasia dari syari’at ;
merupakan tujuan setiap penempuh jalan menuju ALLAH ( salik).

You might also like