You are on page 1of 23

Pertemuan ke 1

Modul 1

MEMBANGUN SIKAP WIRAUSAHA (ENTEPRENEURSHIP)

A. PENDAHULUAN
Rasullullah adalah seorang wirausaha yang sukses, beliau
adalah seorang yang cerdas dalam menawarkan barang
dagangannya, sifat jujur yang beliau miliki merupakan modal utama
dalam meyakinkan pada pembeli, disamping itu sikap sopan, dan
tegas dalam bisnisnya merupakan bukti ketangguhanya dalam
berdagang.
Padahal kunci keberhasilan dalam berwirausaha terletak
pada bagaimana seorang mampu menghadirkan dan meyakinkan
konsumen menjadi pembeli untuk memenuhi kebutuhannya dan
pembeli / user tersebut merasa puas atas hasil yang diperolehnya.
Proses menghadirkan barang atau jasa tidak mesti harus
memproduksi barang , bisa juga dilakukan pembelian dari sumber
lain , produsen lain, sedangkan proses untuk menyakinkan
konsumen untuk bisa menjadi pelanggan, nasabah ataupun pembeli
diperlukan kemampuan manajerial yang baik.
Karena tingkat persaingan yang ketat maka kedua hal
tersebut diatas dalam upayanya sangat melekat pada diri maupun
kelompok pelaku usaha itu sendiri.Tolok ukurnya adalah apakah
yang diupayakan telah mencapai hasil yang yang maksimal atau
belum. Untuk itu para pelaku usaha dituntut untuk bisa memiliki
jiwa dan watak wirausahawan yang handal. Seperti apakah mereka
itu ?
B. WATAK PRIBADI WIRAUSAHA

CIRI WATAK
Percaya diri Keyakinan, ketidak tergantungan, individu-
alitas, optimis

Berorientasi pada Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada


tugas dan hasil laba, ketekunan dan ketabahan, tekad dan
kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
energik, dan inisiatif
Pengambilan resiko
Kemampuan mengambil resiko , suka pada
Kepemimpinan tantangan

Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat


bergaul dengan orang lain

Keorisinilan Menanggapi saran-saran dan kritik, inovatif


dan kreatif., flesibel.

Berorientasi ke Punya banyak sumber, serba bisa,


masa depan mengetahui banyak pandangan ke depan. ,
prespektif

C. FALSAFAH WIRAUSAHA
Para wirausaha mengambil resiko kegagalan dengan jalan
menerima tanggung jawab atas tindakannya sendiri. beberapa
wirausaha berhasil setelah mengalami banyak kegagalan. Para
wirausaha mempercayai bahwa kegagalan adalah kunci dari
keberhasilan, dan dengan adanya kegagalan-kegagalan yang ada
akan lebih memacu seorang wirausaha untuk mencoba lagi sampai
berhasil.
Belajar dari pengalaman -pengalaman masa lalu yang akan
membantu dalam menyalurkan kegiatan -kegiatan untuk mencapai
hasil-hasil yang lebih positif dan keberhasilan perupakan buah dari
usaha -usaha yang tidak mengenal lelah.
D. PRIBADI WIRAUSAHA
Pengalaman wirausaha dimasa lampau biasanya luas dan
beragam serta menentukan situasi kehidupannya sekarang. Untuk
mencapai keberhasilan haruslah bersedia belajar dari pengalaman
dan berusaha dari waktu ke waktu, menggunakan cara baru untuk
meningkatkan produktivitas. Salah satu kunci utama bagi
keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara
terus menerus.

Pertemuan ke II dan III


MODUL 2
MEMBANGUN SIKAP POSITIF DI BISNIS

A. MENJADI WIRAUSAHA
Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip
tertentu yang akan mempengaruhi strategi karir anda. Bersifat
flesibel dan imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko,
mengambil keputusan-keputusan dan mengambil tindakan untuk
mencapai tujuan. Anda harus menyusun prioritas dalam sasaran-
sasaran karir, dan hasil-hasil yang diinginkan harus berkaitan
dengan tujuan-tujuan yang dapat diukur dan berarti, anda harus
menimbang sifat-sifat pribadi anda secara realistik.
Makna menjadi seorang wirausaha adalah bekerja untuk
meningkatkan tingkat hidup orang lain dan memperbaiki kehidupan
mereka serta melayani kebutuhan masyarakat.
Para wirausaha memilki kemampuan -kemampuan tertentu
yang dapat diterapkan pada sejumlah karier yang luas. Faktor-
faktor berikut dapat memabntu mengembangkan sikap-sikap
kewirausahaan dalam kareir :
1. Memiliki karier yang akan memberikan kemungkinan untuk
mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinakan
pertumbuhan pribadi dan profesi.
2. Jika memulai karier , hendaknya mencontoh tindakan orang-
orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan sama memusatkan
perhatian pada aspek-aspek khusus dari orang yang berhasil dan
mengembangkan sifat-sifat positif melalui praktek sehari-hari.
3. Mengetahui sebanyak mungkin tentang karier yang telah dipilih.
4. Berusaha meningkatkan diri, untuk menciptakan sumber-
perbaikan diri.
5. Menerima perubahan dan menggunakan perubahan untuk
memotivasi diri guna mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
6. Mengorientasikan tindakan untuk mendapatkan keuntungan
dari peluang-peluang yang menghantarkan mereka sukses.
7. Mengerti tentang kekuatan dan kelemahan dari pribadi secara
baik
8. Membuat beberapa hal menjadi rutin agar mempunyai lebih
banyak waktu untuk berwirausaha dalam kegiatan sehari-hari.
9. Menerima tanggungjawab untuk mensukseskan suatu kegitan.
10. Mampu menggabungkan sifat-sifat pribadi dari para individu
yang bekerja dalam upaya mencapai hasil yang maksimal
11. Berani mengambil keputusan
12. Janganlah memboroskan waktu dengan menyesali kegagalan-
kegagalan di masa lampau

B. SIKAP MENTAL
Para wirausaha merupakan individu-individu yang matang yang
telah mengembangkan suatu cara menilai pengalaman-pengalaman
secara sehat.
Berikut saran-saran untuk membantu mengembangkan sikap
mental yang baik :
1. Tunjukan sikap mental yang positif terhadap suatu pekerjaan,
karena sikap tersebut akan ikut andil dalam menentukan suatu
keberhasilan.
2. Sediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk merenungkan
pikiran yang akan memungkinkan terarah pada kegiatan-
kegiatan yang berarti.
3. Gunakan imajinasi anda untuk meluaskan pikiran dan cobalah
pikirkan yang besar-besar.
4. Tunjukkan rasa humor yang akan berpengaruh pada orang lain
dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5. Pikiran harus terorganisasi dengan baik dan mampu
memfokuskan pada berbagai prolem/ persoalan.
Para wirausaha yang berhasil menikmati pekerjaan mereka dan
berdedikasi total terhadap apa yang mereka lakukan. Sikap mental
positif mereka mengubah pekerjaan menjadi pekerjaan yang
menggaiarahkan, menarik dan memberi kepuasan.
Faktor-faktor berikut ini berguna bagi wirausaha dalam
mengembangkan sikap mental yang positif :
1. Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilihlah sasaran –sasaran positif di dalam suatu pekerjaan.
3. Bergaul dengan orang-orang yang berpikir dan bertindak secara
wirausaha.
4. Harus selalu awas terhadap peluang –peluang untuk
meningkatkan situasi baik dalam kehidupan pribadi maupun
dalam kehidupan masyarakat.
5. jangan takut meninggalkan ide, jika tidak menghasilkan hasil
yang benar.
6. Apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan , maka ubahlah
lingkungan itu atau pindak lingkungan lain yang positif dan
memungkinkan tercapainya sasaran-sasaran yang patut
diinginkan.
7. Percayalah pada bakat-bakat yang ada di dalam diri kita.
8. Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan.
Denga demikian sikap mental positif akan memberikan sumbangan
yang besar dalam mencapai keberhasilan.

C. PENTINGNYA SIKAP POSITIF WIRAUSAHA DALAM BERBISNIS


Ada beberapa karakteristik yang harus dibangun dan dipertahankan
untuk bisa sukses yaitu :
1. Rasa tanggungjawab yang besar
2. Disiplin
3. Bersikap jujur
4. Memiliki kredibilitas tinggi
5. Menggunakan akal sehat
6. Memiliki energi dan stamina yang tinggi
7. Setia dan tabah dalam menghadapi segala situasi.
Supaya hasilnya bisa optimal dalam kehidupan bisnis maka perlu
memperhatikan :
1. jangan putus asa, bangkitkan sikap optimis
2. Perbanyak dan pelihara hubungan silaturahmi
3. Menuntu ilmu baik formal dan non formal,
4. Belajar pada orang sukses,
5. Adil dan jujur, kejujuran membawa kebaikan dansangat
dihormati serta dihargai.
6. Sabar tekun dan tabah. Sikap ini menimbulkan sikap kesiagaan
yang terus menerus .
7. Bekerja didunia orang lain seharusnya kita lebih bisa karena
melihat orang lain pernah melakukannya.
Pertemuan ke IV dan V
MODUL 3
BAGAIMANA WIRAUSAHA MEMBUKA PELUANG USAHA

A. Prinsip dasar membuka peluang usaha adalah :


1. Memiliki motivasi , tekad yang bulat dan kuat.
2. Cerdas dalam teknik pengambilan resiko
3. Percara diri
4. Memiliki wawasan luas
5. Memiliki naluri kuat
6. Tidak suka diatur oleh orang lain
7. Menerima pendapat orang lain.

B. Strategi membuka peluang usaha adalah :


1. Jangan ragu
2. Menhilangkan rasa pesimis
3. Bangikitkan sifat optimis
4. Berupaya menutup kelemahan perusahaan
5. Mau belajar pada pengalaman orang lain
6. Memiliki wawasan luas.
C. Identifikasi membuka peluang usaha
1. Apa saja yang bisa dijadikan usaha
2. Apa saja yang anda ketahui tentang usaha tersebut
3. Mana yang bisa anda lakukan
4. Mana yang paling mudah anda lakukan dan punya peluang
5. Mana yang paling mudah anda lakkan dan senangi serta memiliki
peluang besar ?
D. Tantangan wirausaha
Seorang wira usaha dituntut untuk bisa memenuhi kriteria sebagai
seorang wirausahawan, karena mereka secara manajerial dituntut
untuk bisa berusaha dan mensukseskan usahanya. Tantangan
tersbesar yang dihadapai oleh wirausahwan adalah kemampuan
dirinya menghadapai kehidupan masa depan yang penuh persaingan
dan keterbatasan -keterbatasan . Upaya yang bisa dilakukan adalah
mencari beberapa potensi yang ada dengan harapan dalam gerak
langkah usahanya bisa cepat berhasil. Dengan demikian diharapkan
anda bisa memenuhi kriteria tersebut dan dengan sendirinya sukes
akan diraihnya.

Pertemuan ke VI dan VII


MODUL 4
MOTIVASI BERPRESTASI

A. LANDASAN MOTIVASI BERPRESTASI


Di dalam kehidupan kewirausahawanan pengenalan terhadap diri sendiri, baik
yang menyangkut kekuatan maupun kelemahan dari seorang wirausahawan sangat
penting. Dengan mengenal akan gambaran dirinya, seorang wirausahawan dapat
mengerti secara persis potensi yang sebenarnya ada dan terkandung dalam diri seorang
wirausahawan akan memberikan dorongan yang kuat dalam mencapai tujuan usaha
yang telah ditetapkan.
Menganalisa dan berusaha memahami kekuatan dan kelemahan diri dan upaya
melakukan hal-hal yang perlu ditingkatkan merupakan modal dasar bagi seorang
wirausahawan. Mereka yang berhasil dalam usahanya sehingga mampu membesarkan
perusahaannya pasti memahami segala kekuatan dan kelemahan diri mereka.
Semakin yakin seseorang dapat mengorganisasikan berbagai kekuatan dan
kelemahan, maka semakin yakin bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi.
Keyakinan dapat meraih prestasi mampu mengakal berbagai kemungkinan buruk yang
mengarahkan seseorang ke dalam jurang kegagalan. Pribadi seorang wirausahawan
yangmemiliki keyakinan mampu meraih prestasi optimal adalah pribadi wirausahawan
yang antara lain :
1. Perilakunya berorientasi pada tindakan serta memiliki motivasi yang tinggi dalam
mengambil resiko guna mencapai tujuan usaha yang telah ditetapkan.
2. Ia mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang ada padanya secara positif
dan secara konsisten berupaya mengurangi berbagai kelemahan yang ada.
3. Ia mempunya perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan usahanya, dengan kata
lain perilakunya berorientasi pada tujuan dan hasil.
4. Mau belajar dari pengalaman dan menjalankan usahany dari waktu ke waktu.
5. Memupuk dan mengembangkan pribadinya secara terus-menerus.
Setiap wirausahawan yang menghendaki prestasi optimal harus membentuk dirinya
menurut gambaran yang diinginkannya. Gambaran kepribadian seorang
wirausahawan yang berprestasi tidak datang begitu saja, ia bukan anugrah tetapi lebih
merupakan keadaan perilaku yang terus –menerus berproses, dapat dipelajari dan
dikembangkan. Kebehasilan dan kegagalan merupakan serangkaian pengalaman dari
praktek bisnis yang harus dihadapi supaya seorang wirausahawan dapat mawas diri.
Mengungkapkan motivasi berprestasi pada diri seorang wirausahawan adalah hal
yang cukup sulit. Meskipun demikian motivasi berprestasi seorang wirausahawan itu
mencermikan cara berpikir dan berperilaku dalam rangka pencapaian aspirasi dan
aktualisasi diri. Untuk itu seorang wirausahawan harus mengembangkan cara berpikir
dan berperilaku positif.
Sikap positif seorang wirausahawan ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Selalu menggunakan pikiran secara produktif.
2. Bergaul dengan orang yang berpikiran dan bertindak bisnis.
3. Fleksibel terhadap gagasan dan ide.
4. Dapat menyelesaikan konflik mental secepat mungkin.
5. Mampu mengambil keputusan dalam suasana stress.
6. Dapat mengubah lingkungan ke arah yang lebih positif.
Sejumlah aspek yang menyangkut sikap positif serang wirausahawan
sebagaimana disebutkan di atas dapat membantu mengembangkan prestasi diri
yang pada gilirannya akan sangat membantu wirausahawan dalam menjalankan
usahanya.
B. MENGENAL DIRI DENGAN PROGRAM PELATIHAN PENGEMBANGAN
MOTIVASI BERPRESTASI
Apabila suatu kegiatan usaha diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu, maka bekerja dan berusaha adalah sesuatu yang
lumrah dan wajar. Karena tidak ada seorangpun diatara kita yang sanggup mencapai
sesuatu tanpa usaha. Kini yang menjadi permasalahan adalah sejauh mana seseorang
sanggup menampilkan usaha kerja terbaik yang tercermin mprestasi kerja yang
optimal.
Untuk menjelaskan hal ini perlu melihat pada faktor yang mempengaruhi prestasi
dan kinerja seseorang. Ada dua persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh
seseorang apabila ingin berprestasi optimal,yaitu :
1. Kemampuan (Competence)
Kemampuan wirausahawan ini menyangkut kemampuan baik manajerial
maupun teknis produksi. Seorang wirausahawan dianggap berkemampuan secara
menejerial apabila ia mengkuasai bagaimana merencanakan, mengoragnisasikan,
mengkoordinasikan, melaksanakan serta mengendalikan bidang usaha yang
dijalaninya. Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan,
dan pegalaman kerja.
Sedangkan kemampuan yang menyangkut teknis produksi adalah
kemampuan untuk menguasai cara, prosedur, maupun teknik pengerjaan suatu
produk baik barang maupun jasa. Wirausahawan yang memiliki kemampuan
teknis produksi lebih mudah menggerakkan sumber daya (resources) yang ada
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kemauan (Willingness)
Seorang wirausahawan yang telah memiliki danmenguasai kemampuan
baik manajerial maupun teknis produksibisa tidak berarti bila ia tidak memiliki
“kemauan” untuk menjalankannya. Antara kemauan dan kemampuan haruslah
berinteraksi satu dengan yang lainnya, dan keduanya secara relstante akan
mendorong diri seorang wirausahawan mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
Kemauan berprestasi sering disebut juga sebagai motivasi dari kata dasar
“motive” yang diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk
bertingkah laku mencapai tujuan tertentu.
Untuk mengenal lebih dekat tentang pribadi dan berbagai motif yang
mempengaruhi prestasi kerja seseorang terutama seorang wirausahawan, baik kita
mencoba mengikuti program pelatihan pengembangan motivasi berprestasi yang
dikembangkan oleh David C. Mc. Clelland dari Harvard University Amerika.Metoda
yang digunakan adalah metoda belajar melalui pengalaman, artinya bila anda ingin
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari pelatihan ini, anda harus berminat
besar untuk mengenal diri anda sendiri serta berkeinginan untuk mempelajari
bagaimana cara meningkatkan motive berprestasi. Tujuannya agar anda dapat
memeperbaiki dan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari hasil pribadi anda
sendiri.

Pertemuan ke VIII

MODUL 5
KEMAMPUAN MEMIMPIN ( LEADERSHIP)

Seorang wirausahawan adalah Boss bagi perusahaannya. Seorang Boss yang


berhasil selalu melengkapi dirinya dengan kemampuan kepemimpinan. Memimpin
berarti memotivasi orang, atau dengan perkataan lain kemampuan untuk mengubah
potensi menjadi realitas.
Dalam perusahaan, aspek kepemimpinan merupakan aspek yang sangat penting
; dan cara seseorang memimpin dapat membawa perusahaan berhasil atau gagal.
Tujuan perusahaan tercapai atau tidak tercapai sangat bergantung dari kepemimpinan.
Seorang wirausahawan yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang cakap, akan
membawa perusahaan mencapai setiap tujuan yang ditetapkan.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kemampuan kepemimpi-nan
meliputi tiga aspek, yaitu :
a. Kemampuan konseptual (Conceptual skill)
b. Kemampuan hubungan kemanusiaan (Human skill) dan
c. Kemampuan teknis (Technical skill)
Pada tataran tertentu kemampuan dasar tersebut diperlukan dengan prosentase yang
kecil, namun pada tataran lain dengan prosentase yang tinggi, artinya tidak semua
skill ini dibutuhkan dalam proporsi yang sama untuk taraf kepemimpinan.
Menurut Robert L. Kats, dalam pelbagai taraf pemimpin terdapat
penekanan-penekanan terhadap skill tertentu, seperti terlihat pada gambar berikut

TARAF KEPEMIMPINAN SKILL DIBUTUHKAN

TOP Conceptual

Human Skill
MIDDLE
Skill
Technical
SUPERVISORY/LOWER skill

Untuk usaha dengan skala kecil, dimana anda sebagai Boss dan sekaligus sebagai
karyawan, maka nda sebaiknya memiliki ketiga-tiga kemampuan tersebut.

Pertemuan ke IX
MODUL 6
TEKNIK PENGAMBILAN RESIKO

Dalam pelatihan Pengembangan Motovasi Berprestasi yang dikembangkan Mc


Clelland dan kawan-kawan seperti yang anda ikuti pada bagian terdahulu, anda harus
melempar kubus ke dalam keranjang dari jarak yang telah ditentukan. Pada
kesempatan tersebut anda sudah mengalami mengambil resiko terhadap pencapaian
goal.
Pada saat anda melempar kubus dari jarak yang dekat, semua kubus anda
masuk ke keranjang, anda berhasil karena tidak ada satupun kubus yang tidak masuk
keranjang. Tetapi jika anda sebagai seorang wirausahawan mengambil sikap
demikian, artinya tanpa resiko gagal maka anda tidak akan pernah mencapai prestasi
atau dengan kata lain anda tidak berhasil. Sebaliknya, jika anda melempar kubus dari
jarak yang terlalu jauh maka anda banyak mengalami kegagalan, karena anda
memiliki resiko terlalu berani dan ekstrim.
Dari dua peristiwa di atas, seakan-akan anda tidak memiliki standart prestasi
tertentu yang akan anda capai. Resiko ideal yang memakai standart prestasi adalah
resiko moderat, resiko yang memungkinkan anda mencapai hasil optimal dengan
prestasi di tangan.
Dihubungkan dengan kehidupan nyata anda sebagai seorang wirausahawan,
mengambil resiko bukan berarti pekerjaan grusa-grusu (Jw) yang tanpa pertimbangan
apapun. Mengambil resiko harus didasarkan atas pertimbangan yang rasional
terhadap tingkat keberhasilan atau kegagalan.
Sebelum mengambil resiko hendaknya masalah sudah terumuskan dengan
jelas, jangan mencoba-coba (trial) untuk masalah yang anda sendiri masih “blind”
karena akibatnya akan fatal. Usahakan dalam mengambil resiko, anda mengambil
resikoyang moderat, artinya tidak terlalu mudah tapi juga tidak terlalu sukar. Sebagai
misal ; Untuk meningkatkan volume produksi anda harus membeli mesin baru yang
harganya cukup mahal, sedangkan disisi lain anda belum menyiapkan pasar baru
untuk produksi anda tersebut. Untuk investasi mesin baru, anda mengambil resiko
yang cukup riskan, sebaiknya ditunda dulu sampai anda menyiapkan pasar dulu.
Pertemuan ke X
MODUL 7
TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kemampuan membuat keputusan dan keberanian mengambil resiko adalah


salah satu unsur pokok dalam kewirausahaan. Seorang wirausahawan berarti pembuat
keputusan (decosion maker) dalam berbagai peristiwa yang menyangkut kehidupan
perusahaannya. Adakalanya wirausahawan dihadapkan pada permasalahan yang
harus dengan cepat, tepat dan cermat diatasi dan dicarikan pemecahannya, saat itulah
keputusan yang baik harus diambil.
Pada dasarnya keputusan pertama yang sangat penting dan strategis yang
dibuat wirausahawan adalah keputusan berusaha untuk mendapatkan penghasilan
dengan mendirikan dan mengelola serta mengembangkan perusahaan. Banyak orang
pintar dan kreatif yang mau bekerja keras, tetapi sedikit di antaranya yang berani dan
merasa yakin akan lebih berhasil dalam hidupnya dengan merintis dan mendirikan
perusahaan. Pada umumnya mereka lebih memilih kehidupan sebagai pegawai atau
karyawan, terutama karena resikonya lebih kecil dibanding kehidupan wirausahawan.
Pada hakekatnya, membuat keputusan adalah memilih alternatif pemecahan
masalah dan pada umumnya alternatif itu mempunyai keuntungan dan kerugian yang
berbeda-beda, selain itu juga mengandung ketidakpastian sehingga bagi kebanyakan
orang jelas sulit untuk memilihnya. Sebagai contoh ; penentuan bidang usaha yang
akan ditangani, apakah bidang produksi barang atau jasa ; penentuan lokasi usaha,
dilakukan di rumah atau harus menyewa tempat lain ; penentuan skala usaha dan
sumber permodalan ; penentuan sasaran pasa ; dan lain sebagainya, semuanya itu
membutuhkan pembuatan keputusan.
Masalah-masalah dalam usaha datang silih berganti, sehingga seorang
wirausahawan akan terus menerus terlibat dengan berbagai pengembilan keputusan.
Pada dasarnya pengembilan keputusan oleh seorang wirausaha didasarkan atas tiga
pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional dalam pengambilan sebuah keputusan adalah
pengambilan keputusan yang didasarkan atas logika bisnis yang wajar dengan
menganalisa berbagai fakta yang ada. Sebagai misal ; Karena permintaan
(order) atas produk meningkat, maka anda harus meningkatkan volume atau
kapasitas produksi dengan cara membeli mesin baru, menambah jumlah
karyawan atau melaksanakan lembur.
Pendekatan rasional ini juga didasarkan atas pertimbangan teoritis.
Kebanyakan yang menggunakan pendekatan ini mereka para wirausahawan
(pengusaha) yang memiliki Basic Akademisi. Mereka memang sudah
memiliki dasar pengetahuan manajerial yang baik, paling tidak mereka
memiliki kerangka berfikir yang analisis. Sedangkan bagi kebanyakan
pengrajin atau mereka yang tidak memiliki pengetahuan manajerial yang
cukup, lebih mengandalkan pendekatan yang kedua yakni pendekatan pada
naluri atau instink.
2. Pendekatan Naluri/Instink
Pendekatan yang berorientasi pada naluri lebih banyak berdasarkan atas
pengalaman-pengalaman yang selama ini dijalaninya; sebagai contoh, pengrajin
souvenir pernikahan akan membuat produk lebih banyak dari biasanya pada bulan
‘Besar’ (kalender Jawa), karena pada bulan tersebut orang banyak melangsungkan
acara pernikahan, dan sebagainya.
3. Pendekatan Kombinasi
Pendekatan kombinasi antara rasional dan naluri adalah pendekatan
dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan aspek rasional
maupun irasional. Cara kombinasi tersebut adalah cara yang lebih banyak
dipakai dalam praktek, terutama oleh para wirausahawan terutama karena
cara tersebut lebih praktis dan juga lebih cepat. Seperti diketahui keberanian
dan kecepatan dalam membuat keputusan merupakan kunci keberhasilan
seorang wirausahawan, hal ini dimaksudkan agar tidak kalah dalam
menangkap dan merebut peluang bisnis yang kadang datangnya tidak diduga.
Seperti telah disebutkan di muka, bahwa hakekat dari pembuatan keputusan
merupakan pemilihan alternatif dalam pemecahan masalah, untuk itu sebelum
keputusan dibuat sebaiknya :
1. Rumusan masalah yang dicapai harus jelas dengan mempertimbang-kan
tujuan yang hendak dicapai.
2. Mencari dan mengembangkan kemungkinan alternatif yang akan dipilih.
3. Memilih alternatif yang paling tepat dan atau yang cukup memuaskan.
4. Menetapkan alternatif yang dipilih secara mantap dan selanjutnya
menyiapkan langkah-langkah untuk melaksanakannya.
Kesulitan utama dalam pemilihan alternatif biasanya karena masing-
masing alternatif mengandung kelebihan-kelebihan dan kekurangan-
kekurangan yang berbeda-beda. Alternatif mana yang akan diambil dan
dipilih oleh seorang wirausahawan, akan sangat tergantung pada keteguhan
sikap dalam menghadapi resiko. Dengan demikian keteguhan sikap dan
kemantapan terhadap keputusan apa yang akan dibuat harus dimiliki,
terutama keteguhan dan kemantapan sikap dalam penentuan prioritas tujuan
yang akan dicapai.

Pertemuan ke XI
BAB VIII
MERENCANAKAN USAHA

Apabila usaha diberikan pengertian sebagai aktivitas yang berkesinambungan


dalam mengelola sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang kemudian
dijual untuk mendapatkan keuntungan, maka untuk mencapai pengertian tersebut
jelas dibutuhkan suatu perencanaan yang matang, cermat, teliti, bertahap serta
terukur. Aktivitas yang berkesinambungan dan pengelolaan sumber daya dalam usaha
pada prakteknya akan terjadi saling tumpang tindih kalau tidak melibatkan suatu
perencanaan.
Pengelolaan usaha ; baik berskala besar, menengah maupun kecil tidak pernah
terlepas dari suatu proses yang kita kenal dengan proses manajemen. Menurut para
ahli, proses manajemen yang paling sederhana harus meliputi : Perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengarahan/pengendalian. Ada banyak pendapat
tentang hal ini, akan tetapi dari semua pendapat yang ada menempatkan perencanaan
sebagai prioritas yang pertama dan utama, karena berkaitan dengan pengambilan
keputusan terutama mengenai sasaran yang akan dicapai dan perumusan
kebijaksanaan dengan memperhatikan keadaan serta kesempatan dan hambatan yang
dihadapi.
Perencanaan diberikan pengertian sebagai proses pengambilan keputusan yang
merupakan dasar bagi kegiatan atau tindakan-tindakan yang akan datang, dan yang
akan dilakukan serta bagaimana melakukannya. Dalam menetapkan suatu
perencanaan menurut pengertian tersebut ditetapkan sasaran yang hendak dicapai.
Beberapa faktor yang diperlukan untuk mendukung perencanaan, yaitu :
1. Tujuan atau posisi usaha yang diinginkan pada waktu mendatang.
3. Adanya keyakinan, bahwa tujuan yang ditetapkan dapat dicapai.
4. Adanya keyakinan bahwa dapat mengarahkan atau mengor-ganisasikan tindakan-
tindakan di masa yang akan datang.
5. Adanya penilaian dan pengendalian secara terus menerus dan berkesinambungan
terhadap setiap kemajuan atau kemunduran tujuan.
Pertemuan ke XII
MODUL IX
MENJALANKAN SEBUAH USAHA

Salah satu keputusan penting bagi seorang calon wirausahawan adalah


keputusan untuk memulai usaha. Keputusan ini diambil setelah melihat dan
mempelajari berbagai fakta yang ada dan terjadi dalam kehidupan usaha. Berangkat
dari fakta bisnis dibuatlah rencana usaha dengan mengacu pada tingkat kelayakan
usaha yang akan dijalankan, kondisi idealnya demikian. Akan tetapi masyarakat kita
pada umumnya terkenal mudah latah, termasuk dalam usaha. Apabila ada seorang
yang sukses dalam usaha tertentu, rasanya tidak “afdol” kalau tidak ikut nimbrung
dalam usaha tersebut. Anehnya resiko usaha untung-untungan ini tidak
diperhitungkan secara matang, terkadang malah sudah disadari semenjak awal usaha.
Pada umumnya mereka bersemboyan ; “Biar rugi asalkan bersama-sama, dari pada
kalau pas untung tidak ikut menikmati, khan rugi besar ?”.
Memulai suatu usaha dengan konsep untung-untungan sangat berbahaya. Seperti
sudah disinggung di depan, bahwa memulai usaha yang sudah dengan perencanaan
dan studi yang matang saja masih sering ditemui kegagalan, apalagi kalau kita
untung-untungan karena latah. Namun demikian kita tidak bisa menyangkal bahwa
ada wirausahawan yang berhasil dari usaha yang untung-untungan, tetapi
prosentasenya sangatlah kecil. Hal ini sangat terkait erat dengan sikap mental
wirausahawan itu sendiri.
Dalam memulai suatu usaha baru, sebenarnya ada empat syarat yang harus
diperhatikan oleh seorang wirausahawan agar terhindar dari kesalahan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. Empat syarat itu biasa dikenal dengan sebutan “Empat
K”, yaitu :
1. KONDISI
Dalam memulai usaha, tidak ada perusahaan yang berhasil dengan kondisi
yang salah. Sebagai contoh : Sebuah perusahaan yang menjual peralatan listrik
yang mencoba menjual produknya di daerah yang belum terjangkau aliran
listrik, jelas yang terjadi adalah perusahaan itu gagal dalam penjualan.
2. KAPITAL
Pada saat mulai usaha dibutuhkan uang, uang itu disebut modal atau kapital.
Modal itu digunakan dari usaha masih dalam perencanaan sampai usaha benar-
benar dijalankan. Dari mana modal itu didapat ?

3. KAPASITAS
Seseorang yang melibatkan diri dalam dunia usaha, harus mampu mengelola
dan menjalankan usaha itu. Sering dikatakan perkembangan usaha kecil sangat
ditentukan oleh kapasitas orang yang mengelola dan menjalankannya. Seseorang
apabila kapasitasnya tidak memadai baik secara menejerial maupun mental,
dimungkinkan akan tidak berhasil dengan perkataan lain kegagalan
membayanginya.

4. KARAKTER
Karakter ini menyangkut watak atau pembawaan dari wirausaha itu sendiri.
Ternyata survey membuktikan bahwa memang ada hubungan antara karakter
pelaku usaha (wirausahawan) dengan pertumbuhan usahanya. Dalam hal ini,
watak/karakter pengusaha itu sangat berpengaruh terhadap usahanya. Karakter
pengusaha ini sebaiknya memungkinkan terselenggarakannya usaha ke arah
pertumbuhan dan perkembangan usaha.
Suasana kerja yang harmonis, nyaman dan bergairah tercipta tidak terlepas
dari perilaku pimpinan usaha. Karakter pengusaha akan tercermin dari suasana
kerja.
Apapun kemungkinan yang akan terjadi, namun yang terpenting adalah
anda mengambil keputusan untuk segera memulai usaha, bagaimanapun kondisi
anda. Kami memiliki saran untuk anda, yakni ; jangan lagi menunda-nunda
kesempatan, ambil sikap.
Pertemuan ke XIII dan XIV
MODUL XI
MEMPERTAHANKAN USAHA

Beberapa fakta menunjukkan bahwa sejumlah industri besar saat ini pada
mulanya juga perusahaan kecil. Banyak perusahaan kecil saat ini, tetapi mempunyai
potensi untuk menjadi besar di kemudian hari, akan tetapi pada saat yang sama
banyak juga perusahaan yang gagal, ambruk dan bangkrut sebelum sempat besar,
bahkan ada yang belum sempat menikmati hasilnya. Hanya perusahaan yang uletlah
yang bertahan. “Ulet” berarti memiliki kondisi yang sehat dan mampu berubah sesuai
tuntutan keadaan.
Menjalankan usaha tidak ada bedanya dengan mengendalikan sebuah mobil,
dimana ktia harus mengendalikan dengan benar supaya tidak terjadi kecelakaan.
Perusahaan demikian juga, tidak akan berjalan mulus secara otomatis, ia juga harus
dikendalikan. Perusahaan juga ibarat suatu pertempuran yang terus menerus. Dalam
hal ini, hanya bekerja keras saja tidak cukup untuk menang. Kita harus konsentrasi
untuk menemukan rumus atau kunci untuk keluar sebagai pemenang. Berikut ini akan
kami sampaikan beberapa kunci di dalam menjalankan usaha agar mampu keluar
sebagai pemenang, kunci itu adalah :
Kiat mempertahankan dan mengembangkan usaha ini antara lain :
1. Jangan “alergi” dengan Manajemen
2. Pertahankanlah motivasi berusaha
3. Mengembangkan etos (semangat) kerja
4. Jadikan diri anda sebagai orang yang bisa dipercaya
5. Ketahuilah penyebab kegagalan usaha anda
6. Milikilah falsafah hidup
7. Menciptakan jaringan kerja dan jaringan usaha
8. Berusaha untuk menjadi yang terdepan
9. Jangan berorientasi pada uang semata
10. Berikan waktu khusus untuk merenung
MODUL

KEWIRAUSAHAAN

Susilo Priyono STP.MM

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH YOGYAKARTA


TAHUN 2004
Buku Rujukan :

1. Alex S. Nitisemito, 45 Wawasan Manajer, Grafiti, Jakarta, 1991.


2. David Viscott, MD, Mengelola Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1991.
3. DJ Schwartz, Berpikir dan Berjiwa Besar, Penerbit Gunung Jati, Jakarta, 1978, Alih
Bahasa Sumantri Martodipuro.
4. Frank Bettger, Meretas Belenggu Kegagalan dan Meraih Sukses dalam Penjualan,
Penerbit Gramedia, Jakarta, 1991, Cetakan Keempat.
5. George Gruenwald, Seri Pemasaran dan Promosi : Pengembangan Produk Baru, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta, 1992.
6. Herbert N. Casson, Rahasia Kesuksesan, Penerbit Bahagia, Pekalongan Cetakan
Keempat, 1988, Penerjemah R. Soemakto.
7. Marvin Small, 1001 Usaha Dapat Menjadi Kaya, Penerbit Aneka, Solo, 1995, Alih
Bahasa Drs. Maryono.
8. Mark T.C. Tan, Kembali ke Dasar-Dasar Bisnis, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta,
1989, Alih Bahasa Budi.
9. Materi CEFE, Pelatihan Kewirausahaan CEFE, Proyek PIKM Propinsi DIY Kanwil
Departemen Perindustrian Propinsi DIY, 5 Mei s/d 13 Juni 1995, Yogyakarta.
10. MJ. Morris, Usaha Kecil yang Berhasil ; Bagaimana Mempersiapkannya, Penerbit
Arcan, Jakarta, 1993, Alih Bahasa Arum Gayatri.
11. Mitsuyuki Masatsugu, Kiat Sukses Menjalankan Perusahaan, Penerbit Grafikatama
Jaya, Jakarta, Cetakan Kedua, 1991, Edisi Indonesia.
12. Pat B. Alcorn, Sukses Mengelola Bisnis Keluarga, Penerbit Dahara Prize, Semarang,
1994.
13. Priyono Susilo STP.MM , ddk 2004, Kiat Sukses Wirausaha, Penerbit Palem
Yogyakarta.
14. Rohmadi Rusdi, Kiat Mengelola Usaha Baru, Penerbit Dahara Prize, Semarang, 1996.
15. Salim Siagian, Drs. MBA, Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat 17-8-45,
Puslatkop dan PK Departemen Koperasi dan Pengembangan Usaha Kecil
bekerjasama dengan PT. Kloang Klede Jaya Putra Timur, Jakarta, 1995.
16. The Liang Gie, Strategi Hidup Sukses, Penerbit Liberty bekerjasama dengan
Lembaga Bina Prestasi dan Sukses, Yogyakarta, Cetakan Kedua, 1991.
17. Tyler Hicks, Sukses Merintis Bisnis dengan Modal Dengkul, Penerbit Abdi Tandur,
Jakarta, Cetakan Ketiga, 1995, Alih Bahasa Drs. Suharsono.

You might also like