Professional Documents
Culture Documents
Rian Rachmat
108300077
Multi Media Marketing
Desain Komunikasi Visual
Institut Manajemen Telkom
2011
Company Profile
Sriwijaya Air berkonsentrasi pada bisnis penerbangan penumpang dan layanan
pengiriman barang, dengan jangkauan nasional maupun regional.
Sejak berdiri pada 10 November 2003, Sriwijaya air berhasil mencapai target‐target yang
dikemas dalam misi dan visinya, seperti: mengedepankan layanan berkualitas, menjadi
maskapai penerbangan yang mampu bersaing secara nasional maupun regional, siap
berekspansi bisnis pada level dunia, mengadopsi tekonologi terkini dan manajemen
perusahaan yang efektif dan efisien, mengundang turis domestik dan internasional ke
berbagai destinasi, serta untung secara bisnis.
Maskapai Sriwijaya Air yang berbasis di Jakarta, berhasil bertahan dan keluar dari krisis
global 2008 tanpa kerugian yang berarti. Bahkan terus melakukan ekspansi ke timur
Indonesia dengan armada‐armada baru.
Misi
Moto kami adalah menjadikan semua pihak rekan kami saat terbang. Kami tahu saat ini
siapapun bisa terbang, namun kami membawa terbang pelanggan‐pelanggan kami
dengan kebanggaan serta reputasi tinggi yang terimplementasi dalam layanan
berkualitas dalam proses pra‐penerbangan, di dalam pesawat maupun paska‐
penerbangan.
1.ANALISIS PESTEL
1.1 Politik
Kondisi politik Indonesia yang stabil mendukung tumbuhnya industri penerbangan.
Walaupun beberapa kasus terjadi di Indonesia,namun industri penerbangan tidak terlalu
mengenai dampak.
Hanya saja kasus penggelapan perjalanan yang terjadi pada beberapa instansi
pemerintah membuat beberapa maskapai terkena imbasnya. Kasus ini,berupa laporan
perjalan fiktif dari beberapa instansi pemerintah yang setelah dicek badan keuangan ke
perusahaan penerbangan,ternyata mereka tidak pernah mengeluarkan tiket tersebut.
Aksi teror bom tidak terlalu mempengaruhi karena Sriwijaya sebagian besar
destinasinya masih di Indonesia. Hanya saja,dengan kasus ini,sistem pengamanan
sebelum barang dan penumpang menaiki pesawat menjadi ditingkatkan.
Dengan dibukanya wilayah bebas terbang di Asia Tenggara atau Open Sky,Sriwijaya
dapat masuk ke wilayah lain di dalam regional ASEAN dengan bebas sehingga dapat
membuka destinasi baru ke negara lain di ASEAN.
1.2 Ekonomi
Ekonomi Indonesia tumbuh di atas rata‐rata negara ASEAN lainnya pada saat krisis
global tahun 2008. Hal ini sudah membuktikan bahwa Indonesia sudah berpengalaman
dalam menangani krisis global. Hal ini membantu pertumbuhan industri penerbangan
untuk terus tumbuh.
Bahkan pertumbuhan penumpang pesawat terbang di Indonesia mencapai 20% tiap
tahunnya membaut menjadi yang tertinggi di dunia. Pengaruh kenaikan harga minyak
tidak terlalu mempengaruhi industri ini untuk
sementara waktu. Hal ini disebabkan,dengan load
factor yang tinggi tiap perusahaan
penerbangan,mereka tidak harus menaikan harga
tiket sesuai harga minyak.
Selain itu,langkah untuk membeli pesawat baru juga
mendukung untuk menghemat penggunaan bahan bakar. Sriwijaya walau masih
mengoperasikan pesawat jenis Boeing 737‐200,yang cukup boros,sudah merencakan
pembelian pesawat Embraer seri 175 dan 195 serta pesawat Boeing 737‐800NG untuk
menggantikan pesawat lama. Pesawat ini baru akan beroperasi dipertengahan tahun
2012.
1.3 Sosial
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
memiliki berbagai macam budaya dan
kultur,namun semenjak kemerdekaan Indonesia
tahun 1945,banyak masyarakat yang merantau
ke daerah lain untuk mendapat penghidupan
yang lebih baik.Beberapa momen seperti
Lebaran,Tahun Baru,Natal dan Libur panjang
lainnya dimanfaatkan untuk mudik maupun
berlibur.
Momen‐momen ini membuat maskapai penerbangan terkadang menambah jadwal
penerbangan dan mengambil untung. Sriwijaya memiliki load factor mencapai 95% pada
momen‐momen tertentu membuat perusahaan ini cukup sehat.
Selain itu,kondisi masyarakat Indonesia yang lebih menyukai maskapai yang bersifat low
fare dan low cost membuat maskapai ini cukup diminati,selain itu,maskapai ini terbukti
cukup aman dan memiliki catatan kecelakaan membuat para penumpang masih percaya
akan jasanya.
1.4 Teknologi
Penerbangan tidak lepas dari industri
kedirgantaraan. Pesawat merupakan suatu hal
yang sangat penting disamping dengan teknologi
untuk perawatan dan teknologi IT yang
menunjang seluruh kinerja di darat.
Sriwijaya saat ini masih menggunakan pesawat
yang memiliki umur rata‐rata 20 tahun,namun pembelian pesawat baru yang dilakukan
perusahaan ini akan meningkatkaan performa dan efisiensi perusahaan. Pesawat
Embraer seri 175 dan 195 akan menjadi pengganti pesawat jenis Boeing 737‐200.
Pesawat Embraer,diproduksi Brasil,merupakan pesawat generasi baru dan banyak
digunakan oleh maskapai di Amerika maupun Eropa. Selain itu,Sriwijaya juga membeli
Boeing 737‐800NG untuk menggantikan peran Boeing 737‐300 dan 400,pesawat ini
lebih besar namun dapat mendarat di landasan yang pendek,sesuai dengan kontur
bandara di Indonesia.
Perawatan dipercayakan pada GMF (Garuda Maintanace Facility) yang terpercaya
karena telah berpengalaman di bidangnya. Sedangkan teknologi yang baru digunakan
adalah online ticketing yang membantu kemudahan konsumen.
1.5 Environment (Lingkungan)
Dalam industri ini,polusi terbesar dihasilkan adalah suara dan karbon. Teknologi
pesawat terbaru membantu pesawat lebih ramah lingkungan dan efisien dalam bahan
bakar,selain itu,komponen pesawat pun sudah lebih ramah lingkungan dengan
menggunakan serat karbon bukan alumunium murni.
Pesawat penumpang generasi baru harus menggunakan standar kebisingan yang
rendah,dengan pesawat baru juga Sriwijaya akan menggurangi polusi suara.
1.6 Legal
Hukum penerbangan International dikeluarkan oleh IATA. Organisasi ini mengeluarkan
aturan tentang barang yang boleh dan tidak boleh dibawa selama penerbangan. Selain
itu,Sriwijaya harus tunduk terhadap aturan di Indonesia tentang Kepuasaan
Konsumen,Transportasi,Narkoba,dan Imigrasi.
2.ANALISIS FIVE FORCES MODEL PORTER
2.1 Pendatang Baru
Beberapa tahun terakhir banyak pendatang baru berdatangan dari dalam maupun luar
negeri,dari domestik beberapa nama seperti Trigana,Kartika Airlines,dan Citylink
menjadi pendatang baru yang cukup memiliki prospek ke depan. Namun,segmen
mereka yang hanya menjadi penerbangan di kawasan Indonesia Timur seperti Trigana
atau Citylink di kawasan barat Indonesia tidak mempengaruhi bisnis secara keseluruhan.
Karena bisnisnya adalah penerbangan domestik ke seluruh Indonesia.
Sedangkan Kartika Airlines yang sepertinya tertidur dan tidak beroperasi malah membeli
pesawat dari Rusia dalam jumlah yang cukup besar,10 pesawat Sukhoi Superjet,ke
depannya Kartika akan menjadi pesaing yang cukup kuat karena dapat menjangkau
seluruh Indonesia.
Sedangkan dari luar,masuknya Air Asia dari Malaysia dan Tiger Airways dari Singapura
malah tidak terlalu mempengaruhi penerbangn domestik,kedua maskapai malah
memotong beberapa jalur domestik dan hanya menjadikan jalur Internasional untuk
bertahan di Indonesia. Air Asia sudah tidak beroperasi di rute Jakarta‐Makassar maupun
Surabaya‐Makassar dan hanya menggantinya Makassar‐Kuala Lumpur,sedangkan Tiger
Airways hanya ke Singapura,itupun hanya dari Jakarta.
2.2 Produk Subtitute
Sarana transportasi yang cukup banyak mulai dari kapal laut dan kereta api dapat
menjadi ancaman langsung,hal ini karena harga mereka lebih kompetitif.
Namun,kecepatan sudah menjadi andalan penerbangan untuk mengantisipasinya.
Apabila kedepannya sarana perkeretaaapian di Indonesia makin maju dengan teknologi
kereta api cepat dan jaringan mencakup seluruh pulau,kedepannya kereta api bisa
menjadi pesaing berat Sriwijaya Air bahkan penerbangan.
2.3 Daya Tawar Pembeli
Pembelilah yang menentukan akan menggunakan maskapai apa yang akan digunakan
untuk penerbangannya. Hal ini membuat Sriwijaya menggunakan strategi low fare untuk
menjaring pembeli. Selain itu dengan pelayanan dan angka kecelakaan yang kecil sudah
cukup menguatkan Brand ini.
2.4 Daya Tawar Supplier
Industri ini bergantung pada avtur dari Pertamina untuk penerbangan
domestik,Pertamina juga memonopoli industri ini sehingga merekalah yang
menentukan harga avtur nasional. Namun,harga minya bergantung pada harga minyak
dunia sehingga Supplier Minyak harus terbuka mengenai harga minyak di pasaran
Internasional.
Selain itu,penyedia jasa bandara dan perawatan juga mempengaruhi operasi. Pajak jasa
bandara yang berbeda‐beda mempengaruhi dibuka atau tidaknya suatu rute,contohnya
pajak per jam di Bandara Soekarno Hatta mencapai 1 juta rupiah per jam sedangkan
Tjilik Riwut,Palangka Raya hanya 300 ribu. Jasa perawatan pun menjadi penting,pada
bidang ini banyak yang menawarkannya,namun Sriwijaya lebih memilih GMF karena
pengalamannya dalam jasa perawatan pesawat.
2.5 Kompetitor
Penerbangan domestik memiliki pesaing yang
cukup banyak dan berbagai macam jenis layanan.
Untuk low fare,Sriwijaya bersaing secara langsung
dengan Batavia Airlines. Maskapai Batavia sudah
meremajakan armadanya terlebih dahulu dan
berencana membuka rute pendek. Sriwijaya yang
memiliki armada lebih kecil meningkatkan
kualitas pelayanan dan kenyamanan penumpang untuk bersaing.
Low cost menjadi ancaman yang sangat potensial karena
keunggulan dan kompetisi harga dan efisiensi operational.
Contohnya adalah Lion Air dan Air Asia.
Sedangkan untuk Full Service seperti Garuda,Merpati dan
pendatang baru Kartika Airlines,memilih pasar kelas atas untuk
menggaet konsumen,jadi persaingan hanya soal ketepatan waktu masing‐masing
maskapai,untuk hal ini,Sriwijaya harus melakukan banyak perbaikan.
3.ANALISIS SWOT
3.1 Strenght
Sriwijaya adalah perusahaan yang mengutamakan kenyamanan penumpang. Selain itu
dengan strategi low fare,Sriwijaya memiliki kesempatan untuk menjadi maskapai yang
besar dalam bidang strategi ini. Selain itu,dengan kemampuan perawatan pesawat yang
baik,Sriwijaya dapat menambah lama waktu
penerbangan satu jenis pesawatnya.
Untuk saat ini,Sriwijaya juga hanya menggunakan
pesawat dari Boeing sehingga mereka tidak akan
kesulitan dalam hal perawatan dan pelatihan sumber
daya manusianya.
3.2 Weakness
Pesawat yand digunakan rata‐rata sudah memasuki era pensiun sehingga harus diganti
dengan pesawat baru. Hal ini mengingat pesawat tua bisa saja mengurangi faktor
keselamatan. Selain itu,faktor ketepatan waktu juga menjadi kelemahan tersendiri
sehingga dibutuhkan kontrol manajemen waktu yang lebih baik di masa depan.
3.3 Opportunity
Dibukanya Open Sky untuk ASEAN membuat perusahaan ini dapat masuk ke negara
ASEAN lainnya. Selain itu,banyaknya wilayah di kawasan Timur yang belum dibuka dapat
menjadi destinasi baru.
Kondisi keuangan yang baik pun dapat mendukung persaingan dengan perusahaan
penerbangan lainnya.
Masyarakat Indonesia yang senang terbang dengan pesawat baru akan dimanfaatkan
untuk menarik penumpang dengan kehadiran Embraer dan Boeing 737 seri 800NG pada
tahun 2012.
3.4 Threat
Berbagai ancaman teror bom menjadi masalah tersendiri menyebabkan konsumen
khawair untuk berpergian.
Selain itu,cuaca buruk yang sering terjadi dapat membuat kenyamanan penumpang
terganggu.
Selain menjadi peluang,ASEAN Open Sky juga menjadi ancaman tersendiri disebabkan
banyaknya maskapai yang sudah berencana masuk ke Indonesia.
Selain itu,maskapai lain mulai mendatangkan pesawat baru dalam jumlah
besar,sehingga meningkatkan kompetisi di pasar domestik.
Harga minyak juga belum stabil dengan beberapa konflik di negara penghasil minyak.