You are on page 1of 6

• Atas pengiriman barang hasil produksi

PENGERTIAN FASILITAS YANG PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah lebih


lanjut, diberikan fasilitas tidak dipungut
DIBERIKAN PPN dan PPnBM.

• Atas pengeluaran barang dan/atau bahan


• Kawasan Berikat (KB) adalah suatu Pada dasarnya, fasilitas yang dimiliki oleh
dari PDKB ke perusahaan industri di DPIL
bangunan, tempat, atau kawasan dengan Kawasan Berikat diberikan terhadap :
atau PDKB lainnya dalam rangka
batas-batas tertentu yang di dalamnya 1. impor barang;
subkontrak, diberikan fasilitas tidak
dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan 2. pemasukan Barang Kena Pajak (BKP);
barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, 3. pengiriman hasil produksi; dipungut PPN dan PPnBM.
perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, 4. pengeluaran barang;
pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas 5. penyerahan kembali BKP; • Atas penyerahan kembali BKP hasil
barang dan bahan asal impor atau barang dan 6. peminjaman mesin; pekerjaan subkontrak oleh PKP di DPIL
bahan dari dalam Daerah Pabean Indonesia 7. pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) ke atau PDKB lainnya kepada PKP PDKB
Lainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk dan/atau dari KB. asal, diberikan fasilitas tidak dipungut
tujuan ekspor. PPN dan PPnBM.
Adapun fasilitas yang diberikan sebagai berikut :
• Penyelenggara Kawasan Berikat (PKB) • Atas peminjaman mesin dan/atau
adalah perseroan terbatas, koperasi, yang • Atas impor barang modal atau peralatan peralatan pabrik dalam rangka subkontrak
berbentuk badan hukum atau yayasan yang dan peralatan perkantoran, yang semata- dari PDKB kepada perusahaan industri di
memiliki, menguasai, mengelola dan mata dipakai oleh PKB termasuk PKB DPIL atau PDKB lainnya dan
menyediakan sarana dan prasarana guna merangkap sebagai PDKB; barang modal pengembaliannya ke PDKB asal, diberikan
keperluan pihak lain di KB yang dan peralatan pabrik yang berhubungan fasilitas tidak dipungut PPN dan
diselenggarakannya berdasarkan persetujuan langsung dengan kegiatan produksi PDKB PPnBM.
untuk menyelenggarakan KB. yang semata-mata dipakai oleh PDKB,
diberikan fasilitas pembebasan Bea • Atas pemasukan BKC dari DPIL ke PDKB
• Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) Masuk serta tidak dipungut PPN, untuk diolah lebih lanjut, diberikan fasilitas
adalah perseroan terbatas atau koperasi yang PPnBM dan PPh Pasal 22 impor. pembebasan cukai.
melakukan kegiatan usaha industri di KB.
• Atas impor barang dan/atau bahan untuk Catatan
diolah di PDKB, diberikan fasilitas
pembebasab Bea Masuk dan Cukai • Pengeluaran barang dari KB yang
serta tidak dipungut PPN, PPnBM, dan ditujukan kepada orang yang memperoleh
PPh Pasal 22 impor. fasilitas pembebasan atau penangguhan
bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka
• Atas pemasukan BKP dari DPIL ke PDKB impor, diberikan pembebasan BM,
untuk diolah lebih lanjut, diberikan fasilitas pembebasan cukai, tidak dipungut PPN,
PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor.
tidak dipungut PPN dan PPnBM.
Namun, apabila pengeluaran tersebut • Persetujuan sebagai PKB diajukan oleh
ditujukan ke DPIL biasa, dikenakan TATA CARA PENDIRIAN pengusaha kepada Menteri Keuangan melalui
pungutan negara berupa BM, Cukai, PPN, Direktur Jenderal Bea dan Cukai baik setelah
PPnBM dan PPh Pasal 22 impor. ataupun sebelum fisik bangunan berdiri
dengan melampirkan berbagai persyaratan
Dasar perhitungan pungutan negara • Penetapan suatu kawasan atau tempat lainnya sesuai Surat Keputusan Menteri
tersebut adalah : sebagai Kawasan Berikat (KB) serta Keuangan No. 291/KMK.05/1997 tanggal 26
a) BM berdasar tarif bahan baku dengan pemberian persetujuan Penyelenggara Juni 1997 tentang Kawasan Berikat.
pembebasan yang berlaku pada saat Kawasan Berikat (PKB) atau PKB merangkap
impor untuk dipakai dan nilai pabean Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) • Pengusaha yang telah mendapat persetujuan
yang terjadi pada saat barang dilakukan dengan Keputusan Menteri PDKB atau persetujuan berusaha di KB dari
dimasukkan ke KB; Keuangan. PKB wajib memberitahukan kepada Direktur
b) Cukai berdasarkan ketentuan Jenderal melalui PKB dalam waktu 14 (empat
perundang-undangan yang berlaku; • Perusahaan yang dapat diberikan persetujuan belas) hari sebelum memulai kegiatannya
c) PPN, PPnBM, dan PPh Pasal 22 Impor sebagai PKB adalah perusahaan : dengan melampirkan persyaratan yang
berdasar harga penyerahan a) Penanaman Modal Dalam Negeri ditetapkan dalam Skep Menteri Keuangan No.
(PMDN) ; 291/KMK.05/1997 tanggal 26 Juni 1997
• Penyerahan barang hasil olahan produsen b) Penanaman Modal Asing (PMA),baik tentang Kawasan Berikat.
pengguna fasilitas Bapeksta Keuangan sebagian atau seluruh modal
dari DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh sahamnya dimiliki oleh peserta asing ;
PDKB diberikan perlakuan perpajakan c) Non - PMA/PMDN yang berbentuk
yang sama dengan perlakuan terhadap Perseroan Terbatas (PT) ; PEMASUKAN ATAU
barang yang diekspor. d) Koperasi berbentuk badan hukum ;
atau PENGELUARAN SERTA
• Barang impor berupa makanan dan/atau e) Yayasan. SUBKONTRAK
minuman yang dimaksudkan akan
dikonsumsi di dalam KB atau barang impor • Perusahaan harus telah mempunyai kawasan
lainnya selain yang tercantum diatas wajib yang berlokasi di kawasan industri. Dalam
dilunasi BM, Cukai, PPN, PPnBM, dan hal kawasan yang dimiliki perusahaan berada  Pemasukan
PPh Pasal 22 Impor sesuai tatalaksana di dalam daerah yang tidak mempunyai
dibidang impor dan cukai di Kantor Pabean kawasan industri, maka kawasan tersebut
• Pemasukan barang impor berupa barang
sebelum dimasukkan ke dalam KB. harus termasuk dalam kawasan peruntukan
modal atau peralatan yang digunakan
industri yang ditetapkan Pemda tingkat II.
untuk pembangunan/konstruksi, perluasan,
penyelenggaraan kantor KB wajib
• Dalam hal suatu perusahaan telah memiliki memenuhi tatalaksana kepabeanan di
industri sebelum ditetapkan keputusan ini, bidang impor.
perusahaan industri yang bersangkutan dapat
ditetapkan sebagai PKB yang merangkap
• Pemasukan barang modal atau peralatan
sebagai PDKB.
pabrik yang dipergunakan secara langsung
dalam proses produksi, barang dan/atau
bahan ke KB dapat dilakukan dari :  Pengeluaran • Pengeluaran barang yang telah diolah
a) Tempat Penimbunan Sementara (TPS); PDKB ke DPIL, dilakukan dengan
b) Gudang Berikat (GB); menggunakan PIB (BC 2.0) sesuai
• Pengeluaran barang hasil olahan PDKB
c) KB lainnya; tatalaksana kepabeanan di bidang impor,
dapat dilakukan dengan tujuan :
d) PDKB dalam satu KB; setelah ada realisasi ekspor dan/atau
a) Ekspor;
e) Produsen pengguna fasilitas Bapeksta pengeluaran ke PDKB lainnya, yaitu :
b) KB lainnya;
Keuangan; dan
c) PDKB dalam satu KB; k untuk komponen, sebanyak-banyaknya
f) DPIL. berjumlah 50% (lima puluh persen),
d) ETP; atau
e) DPIL. dan
• Barang-barang impor diatas yang terkena k untuk barang lainnya sebanyak-
peraturan larangan impor tidak banyaknya berjumlah 25% (dua puluh
• Pengeluaran barang untuk tujuan ekspor
diperbolehkan dimasukkan ke dalam KB. lima persen).
dilakukan dengan menggunakan
Selain itu tidak dilakukan pemeriksaan
Pemberitahuan Ekspor Barang (BC 3.0)
fisik kecuali terdapat hasil intelijen tentang
dan formulir BC 2.3 dan diberlakukan • Pengeluaran barang dengan tujuan untuk
adanya pelanggaran ketentuan diekspor, diekspor kembali, dari KB satu ke
ketentuan pabean dibidang ekspor.
kepabeanan yang dinyatakan dalam surat KB lainnya untuk diolah lebih lanjut, dari
perintah tertulis Direktur Jenderal Bea dan satu PDKB ke PDKB lainnya, dari PDKB ke
Cukai. Pemasukan barang impor • Pengeluaran barang asal impor yang tidak
diolah dan akan diekspor kembali dilakukan ETP, tidak dilakukan pemeriksaan fisik
sebagaimana disebutkan diatas juga tidak kecuali terdapat hasil intelijen tentang
diberlakukan ketentuan tataniaga dibidang dengan menggunakan PEB dan formulir
BC 2.3. adanya pelanggaran ketentuan
impor. kepabeanan yang dinyatakan dalam surat
perintah tertulis dari Direktur Jenderal Bea
• Pemasukan barang impor dari TPS, GB, • Pengeluaran barang hasil olahan dari KB
dan Cukai.
KB lainnya dan PDKB dalam satu KB ke KB lainnya untuk diolah lebih lanjut
dilakukan dengan menggunakan formulir
mempergunakan dokumen BC 2.3 yang
BC 2.3 dilampiri kontrak pembelian. • Pengeluaran mesin dan/atau peralatan
dilampiri dengan B/L atau AWB, invoice, pabrik dari KB dengan tujuan direparasi di
Packing List dan dokumen pendukung luar negeri dilkukan dengan menggunakan
lainnya. • Pengeluaran barang hasil olahan dari
PEB dan formulir BC 2.3, sedangkan
PDKB ke PDKB lainnya dalam satu KB
apabila reparasi dilakukan di DPIL dapat
• Pemasukan barang atau bahan dari untuk diolah lebih lanjut atau untuk
dilaksanakan dengan menggunakan
produsen pengguna fasilitas Bapeksta pengepakan hasil industri, dilakukan
formulir BC 2.3 dan mempertaruhkan
Keuangan dan DPIL menggunakan formulir dengan menggunakan formulir BC 2.3
jaminan serta dilakukan pemeriksaan fisik.
BC 4.0 yang dilampiri faktur pajak dan dilampiri dengan kontrak pembelian.
dokumen pendukung lainnya. • Mesin dan/atau peralatan yang direparasi
• Pengeluaran barang hasil olahan dari
tersebut harus dimasukkan kembali ke
PDKB ke ETP, dilakukan dengan
dalam KB selambat-lambatnya 12 (dua
menggunakan BC 2.3.
belas) bulan sejak bulan pengeluarannya
dari KB.
 Subkontrak
Catatan
• PDKB dapat mensubkontrakan sebagian KEWAJIBAN PKB
dari kegiatan pengolahannya kepada PKB dilarang memindahkan barang modal
PDKB lain dalam satu KB, KB lainnya atau atau peralatan asal impor yang dipergunakan
perusahaan industri di DPIL, kecuali untuk membangun konstruksi serta peralatan
pekerjaan pemeriksaan awal, pemeriksaan perkantoran tanpa persetujuan Direktorat
• Membuat pembukuan atau catatan serta Jenderal Bea dan Cukai.
akhir, penyortiran dan pengepakan.
menyimpan dokumen impor atas barang
modal dan peralatan yang dimasukkan
• Pekerjaan subkontrak tersebut harus
untuk keperluan pembangunan atau
diselesaikan selambat-lambatnya 60
konstruksi dan peralatan perkantoran KB ;
(enam puluh) hari sejak dikeluarkannya
barang dan/atau bahan dari KB.
KEWAJIBAN PDKB
• Menyelenggarakan pembukuan sesuai
dengan Standar Akuntansi Indonesia
• Pengeluaran barang sebagaimana yang
(GAAP) ;
disebutkan diatas dilakukan dengan
formulir BC 2.3 dengan dilampiri perjanjian • Membuat pembukuan atau catatan serta
• Memberikan rekomendasi PDKB kepada menyimpan dokumen atas pemasukan,
subkontrak yang bersangkutan.
pengusaha yang melakukan kegiatan pemindahan dan pengeluaran barang
usaha di KB yang dikelolanya ;
• Untuk subkontrak yang berkaitan dengan dan/atau bahan di KB ;
perusahaan di DPIL, dilakukan
• Memasang tanda nama perusahaan dan • Menyelenggarakan pembukuan tentang
pemeriksaan fisik dan dengan
fasilitas yang dimiliki di tempat yang dapat pemasukan, pemindahan, dan
mempertaruhkan jaminan berupa jaminan
dilihat umum dengan jelas ; pengeluaran barang dan/atau bahan ke
tunai atau jaminan bank atau custom bond
atau atau surat sanggup bayar (khusus dan dari KB sesuai Standar Akuntansi
bagi perusahaan yang termasuk dalam • Melaporkan kepada Kepala Kantor apabila Keuangan;
daftar putih). terdapat PDKB yang tidak beroperasi ;
• Memberi kode untuk setiap jenis barang
• PKB dapat meminjamkan mesin dan/atau • Menyimpan dan memelihara buku, catatan, sesuai dengan sistem pembukuan
peralatan pabrik untuk keperluan dan dokumen yang berkaitan dengan perusahaan secara konsisten;
pengerjaan subkontrak kepada PDKB kegiatan usahanya dalam kurun waktu 10
lainnya atau subkontraktor di DPIL untuk tahun ; • Menyimpan dan memelihara buku, catatan
jangka waktu paling lama 12 (dua belas) serta dokumen yang berkaitan kegiatan
bulan. • Menyediakan ruangan dan sarana kerja usaha dalam kurun waktu 10 tahun;
untuk pejabat Bea dan Cukai ;
• Peminjaman dapat diperpanjang untuk • Menyediakan ruangan dan sarana kerja
paling lama 2 (dua) kali 12 (dua belas) • Menyerahkan dokumen yang berkaitan untuk pejabat Bea dan Cukai ;
bulan dan dilakukan pemeriksaan fisik dengan kegiatannya apabila dilakukan
serta PDKB wajib mempertaruhkan audit oleh DJBC atau Direktorat Jenderal
jaminan. Pajak.
• Menyerahkan dokumen yang berkaitan c) diekspor kembali; dan/atau; • Apabila berdasarkan hasil audit terdapat
dengan kegiatannya apabila dilakukan d) dimasukkan ke KB lainnya. selisih kurang atau adanya penggunaan
audit oleh DJBC atau Direktorat Jenderal yang tidak sesuai dengan peruntukannya
Pajak; PDKB bertanggungjawab atas pelunasan
BM, Cukai, PPN, PPnBM, PPh Pasal 22
• Membuat dan mengirim laporan tiga Impor yang terhutangdan Sanksi
bulanan kepada Kepala Kantor selambat- Administrasi berupa denda 100% dari
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya DAFTAR PUTIH pungutan yang terhutang.
tentang persediaan bahan baku, barang
dalam proses dan barang jadi. • Bila berdasarkan hasil audit kedapatan
selisih lebih, maka dilakukan pemeriksaan
Catatan lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku.
PDKB dapat dimaksudkan di dalam Daftar
PDKB dilarang memindahkan barang modal, Putih apabila :
peralatan pabrik asal impor yang berhubungan a) Selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut
tidak melakukan pelanggaran;
langsung dengan kegiatan produksi PDKB
tanpa persetujuan Direktorat Jenderal Bea dan b) Selalu memenuhi kewajiban pabean dan SANKSI UNTUK PKB
Cukai. perpajakan dengan baik dan tepat waktu;
c) Hasil Post Audit menunjukkan profil
perusahaan baik.
Daftar Putih bagi perusahaan baru berdiri • Apabila hasil audit menunjukan hasil
TANGGUNG JAWAB dapat diberikan atas permohonan yang
bersangkutan dan dicabut apabila di kemudian
adanya pelanggaran atas ketentuan
kepabeanan dan mengakibatkan kerugian
PKB/PDKB hari melanggar salah satu syarat diatas. hak keuangan negara, maka Menteri
Keuangan dapat membekukan
persetujuan sebagai PKB atas saran
PKB/PDKB bertanggung jawab terhadap : Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
a) Bea masuk
b) Cukai
c) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) AUDITING • Selain itu Persetujuan sebagai PKB juga
dapat dibekukan, dalam hal :
d) Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
a) Berada dalam pengawasan
e) Pajak Penghasilan Pasal 22 impor (PPh
kurator sehubungan dengan
pasal 22)
hutangnya;
yang terhutang atas barang yang dimasukkan
• DJBC melakukan auditing atas b) Menunjukan ketidakmampuan
atau dikeluarkan dari Kawasan Berikat.
pembukuan, catatan dan dokumen yang dalam penyelenggaraan KB.
berkaitan dengan pemasukan/ c) Pembekuan ijin PKB dapat
PKB/PDKB dibebaskan dari tanggung jawab
pengeluaran/ pemindahan/ pencacahan diubah menjadi pencabutan ijin
tersebut diatas dalam hal barang yang ada di
barang. atau dapat diberlakukan
KB :
kembali, yaitu apabila :
a) musnah tanpa sengaja; dan/atau;
b) diekspor; dan/atau;
d) Tidak dapat melunasi d) Dimusnahkan dibawah kepabeanan di bidang impor
hutangnya dalam jangka waktu pengawasan DJBC. dan cukai;atau
yang ditetapkan; d) Dimusnahkan dibawah
e) Tidak mampu lagi • Apabila jangka waktu diatas tidak dipenuhi pengawasan DJBC.
mengusahakan KB. maka barang yang bersangkutan
dinyatakan sebagai barang tidak dikuasai. • Apabila jangka waktu diatas tidak dipenuhi
• Pembekuan tersebut diatas dapat maka barang yang bersangkutan
diberlakukan kembali bila PKB telah dinyatakan sebagai barang tidak dikuasai.
mampu melunasi hutangnya dan telah
mampu kembali mengusahakan KB. SANKSI UNTUK PDKB • Barang dan/atau bahan yang berada di
PDKB yang rusak atau busuk, PDKB
• Persetujuan PKB dicabut dalam hal : wajib :
a) Dalam 12 (dua belas) bulan a) Diekspor kembali; dan/atau
berturut-turut tidak melakukan • Persetujuan PDKB dapat dicabut apabila : b) Dimusnahkan di bawah
kegiatan; a) Dalam 12 (dua belas) bulan pengawasan kepala kantor;
b) Persetujuan usaha industri tidak berturut-turut tidak melakukan dan/atau
berlaku lagi; kegiatan usaha industri untuk c) Dimasukkan untuk dipakai
c) Dinyatakan pailit berdasarkan tujuan ekspor; berdasarkan harga penyerahan.
keputusan pengadilan; b) Persetujuan usaha industri tidak
d) Bertindak tidak jujur dalam berlaku lagi; • Barang sisa dan/atau potongan dari
usahanya; c) Dinyatakan pailit berdasarkan PDKB dapat :
e) Setelah proses pembekuan, keputusan pengadilan; a) Dikeluarkan ke DPIL dengan
tidak melaksanakan kewajiban d) Bertindak tidak jujur dalam melunasi BM, Cukai, PPN,
yang diharuskan; usahanya; PPnBM, PPh Pasal 22 Impor
f) Atas permohonan sendiri. e) Persetujuan PKB dicabut; sepanjang telah memenuhi
f) Atas permohonan sendiri. ketentuan tatalaksana
Pencabutan persetujuan diatas kepabeanan dibidang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pencabutan persetujuan diatas b) Impor dan cukai dengan
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. menggunakan pemberitahuan
• Barang modal dan/atau peralatan pabean;
perkantoran milik PKB yang telah dicabut • Barang modal atau peralatandan/atau c) Dimusnahkan dibawah
ijinnya, dalam waktu 30 hari sejak tanggal barang dan/atau bahan milik PDKB yang pengawasan Pejabat Bea dan
pencabutannya harus : ijinnya dicabut, dalam waktu 30 hari sejak Cukai yang mengawasi KB
a) Diekspor kembali; tanggal pencabutannya harus : yang bersangkutan.
b) Dipindahkan kepada PKB lain; a) Diekspor kembali;
c) Dikeluarkan ke DPIL dengan b) Dipindahkan kepada PDKB lain;
membayar BM, PPN, PPnBM, PPh c) Dikeluarkan ke DPIL dengan
Pasal 22 Impor sepanjang telah membayar BM, PPN, PPnBM,
memenuhi tatalaksana kepabeanan PPh Pasal 22 Impor sepanjang
di bidang impor dan cukai;atau telah memenuhi tatalaksana

You might also like