Professional Documents
Culture Documents
9. SOFISME
Sofisme berasal dari kata softs yang berarti cerdik, pandai. Namun
kemudian berkembang artinya menjadi bersilat lidah. Sebab kaum sofis cara
menyampaikan filsafatnya dengan hal berkeliling ke kota-kota dan ke pasar-pasar.
Para pemuda dilatih kemahiran berdebat dan berpidato. Kepandaian itu untuk
mempertahankan apa yang dianggap benar.
Ajaran kaum sofis pokok-pokoknya sebagai berikut:
a. Manusia menjadi ukuran segala-gaianya
b. Kebenaran umum (mutlak) tidak ada.
c. Kebenaran hanya berlaku sementara.
d. Kebenaran tidak terdapat pada diri sendiri.
Dengan ajarannya yang demikian, maka Sofisme tergolong aliran
relativisme. Ajaran Sofisme ada juga pengaruhnya yang positif waktu itu, yaitu
melahirkan banyak orang terampil berpidato. Di samping itu akal manusia
dihargai. Tetapi segi negatifnya menjadikan orang tidak bertanggung jawab atas
ucapan-ucapannya, sebab apa yang dikatakan hari ini untuk sesuatu, bisa saja
untuk hari besoknya berlainan dengan dalih bahwa kebenaran hanyalah berlaku
sementara.
Demokrasi Athena menghajatkan kepandaian berdebat dan mendalil di
muka umum untuk menarik banyak suara yang menguntungkan seseorang. Kaum
Sofis menjanjikan untuk mengajar kepandaian dalam masalah ini. Secara garis
besar dapat dikatakan bahwa praktek mereka mendekati cara sarjana-sarjana
hukum dalam masyarakat modern, mereka bersedia memperlihatkan bagaimana
membela atau menghancurkan dalil sesuatu perkara.
10. ZENO (±490SM)
Zeno lahir tahun 490 SM di Elea. la menjadi terkenal karena ketangkasan
perkataan dan ketazaman pikirannya. Zeno termasuk salah seorang dari murid-
murid Parmenides. la mempertahankan filsafat guranya tidak dengan
menyambung keterangan atau menambahkannya, melainkan dengan
mengembalikan keterangan terhadap dalil-dalil orang-orang yang membantah
pendapat guranya.
Terhadap paham yang mengatakan, yang bergerak itu ada, Zeno
mengemukakan empat pasal:
1. Suatu gerakan tidak bisa bermula, sebab tiap-tiap badan tidak bisa sampai
kepada suatu tempat atau titik yang dilaluinya.
2. Achilleus yang cepat seperti kilat tidak bisa mengejar penyu, yang begitu
lambatnya jalannya. Sebab apabila ia tiba ditempat penyu tadi, dia ini sudah
maju lagi sedikit ke muka.
3. Anak panah yang dipanahkan dari busurnya tidak bergerak, tetapi berhenti.
Sebab setiap saat ia berada pada satu tempat. Ada pada satu tempat sama
artinya dengan berhenti.
4. Setengah waktu sama dengan sepenuh waktu. Sebab suatu barang yang
bergerak terhadap suatu badan, melalui panjang badan itu dalam setengah
waktu atau sepenuh waktu. Dalam sepenuh waktu, apabila badan itu tidak
bergerak. Dalam setengah waktu, apakah ia bergerak dengan sama cepatnya
kearah yang bertentangan.