You are on page 1of 52

MAKALAH

TEKNIK PENILAIAN KELAS

Disusun Oleh :

Nama : Jerriagustinus

Nim : 0805035046

Prodi : Pend. Fisika Reguler

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2010

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

terselesaikannya makalah ini sebagai salah satu tugas yang di berikan oleh

Bapak Drs. Johansyah, M.Pd dalam mata kuliah Penilaian Hasil Belajar Fisika.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini. Banyak pihak yang mendorong penulis dalam menyusun

makalah ini secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya dosen dan

rekan-rekan Pendidikan Fisika khususnya angkatan 2008 maupun beberapa

buku serta beberapa situs yang menjadi gambaran dalam menyusun makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin masih

ada kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi

semua kalangan, khususnya bagi penulis sendiri.

Samarinda, November 2010

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................
2
C. Ruang Lingkup ................................................................................................ 2
D. Sasaran Pengguna Pedoman ....................................................................... 3
BAB II. KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS ....................................................... 4
A. Pengertian Penilaian Kelas ........................................................................ 4
B. Manfaat Penilaian Kelas .............................................................................. 5
C. Fungsi Penilaian Kelas .................................................................................. 5
D. Prinsip-Prinsip Penilaian Kelas ................................................................... 6
E. Rambu-Rambu Penilaian Kelas ................................................................... 8
F. Ranah Penilaian .............................................................................................. 10
BAB III. TEKNIK PENILAIAN ................................................................................... 11
A. Penilaian Unjuk Kerja (Performance) ...................................................... 11
B. Penilaian Sikap ...............................................................................................13
C. Penilaian Tertulis (Paper & Pendidikan) ................................................. 15
D. Penilaian Penugasan (proyek/Project) .................................................... 17
E. Penilaian Hasil Kerja (Produk/Product) ................................................. 18
F. Penilaian Portofolio (Portfolio) ................................................................. 19
G. Penilaian Diri (Self Assesment) ................................................................ 23
BAB IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN ............................. 26
A. Penilaian Unjuk Kerja ................................................................................. 26
B. Penilaian Tertulis ......................................................................................... 32
C. Penilaian Penugasan .................................................................................... 34
D. Penilaian Sikap .............................................................................................. 38
E. Penilaian Portofolio ..................................................................................... 41
F. Penilaian Diri .................................................................................................
44
BAB V. PENUTUP ..............................................................................................................
47
A. Kesimpulan .......................................................................................................
47
B. Saran ................................................................................................................
48
REFERENSI .......................................................................................................................
49

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang

Sistem Pendidikan Nasional membawa implikasi terhadap model dan

teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas.

Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal.

Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain

yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal

dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan

antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah

penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal (internal

assessment) untuk mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap

penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru. Tujuannya adalah untuk

menilai tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang dilaksanakan

pada saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.

Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk

memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik

sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan

secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik

kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses

pembelajaran.

Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian

merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu

1
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu,

perlu ada model penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

atau referensi oleh guru dan penyelenggaranya di jenjang sekolah

menengah pertama/madrasah tsanawiyah.

B. Tujuan

Pedoman Penilaian Kelas ini bertujuan untuk :

1. Memberikan orientasi baru tentang Penilaian Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Memberikan wawasan secara umum tentang konsep penilaian yang

dilaksanakan pada tingkat kelas.

3. Memberikan rambu-rambu penilaian kelas.

4. Memberikan prinsip-prinsip pengolahan dan pelaporan hasil penilaian.

C. Ruang Lingkup

Isi pedoman ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik

penilaian, pengembangan indikator pencapaian hasil belajar sebagai alat

penilaian, pengelolaan hasil penilaian dan pemanfaatan serta pelaporan

hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud

dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan rambu-rambu

penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan berbagai cara dan alat

penilaian. Pengelolaan hasil penilaian memberikan arahan dalam

menganalisis, menginterpretasi, dan menentukan nilai pada setiap proses

dan hasil pembelajaran. Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian

mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil penilaian dan

penentuan kenaikan kelas.

2
D. Sasaran Pengguna Pedoma

Pedoman ini diperuntukkan bagi pihak-pihak berikut :

 Para guru di sekolah untuk menyusun program penilaian di kelas.

 Pelaksana pengawas pendidikan (pengawas dan kepala sekolah) untuk

merancang program supervisi pendidikan di sekolah.

 Instansi terkait di daerah yang membuat kebijakan dalam penilaian

kelas yang seharusnya dilakukan di sekolah.

3
BAB II

KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS

A. Pengertian Penilaian Kelas

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan

dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil

belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu,

diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dijaring

dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan

kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh

potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui

langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan

informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil

belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil

belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai

teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap,

penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian

produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik

(portfolio), dan penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam

suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik

menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar

4
seorang peserta didik dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan

hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya dan tidak

dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan

demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu

untuk mencapai kompetensi atau indikator yang diharapkan.

B. Manfaat Penilaian Kelas

Manfaat penilaian kelas antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah

proses pembelajaran berlangsung.

2. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui

kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

3. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang

dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan

remedial.

4. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,

kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

5. Untuk memberikan piliha alternatif penilaian kepada guru.

6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah

tentang efektivitas pendidikan.

C. Fungsi Penilaian Kelas

Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai

suatu kompetensi.

2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu

peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah

5
berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian

maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).

3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang

membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti

remedial atau pengayaan.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang

sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan

perkembangan peserta didik.

D. Prinsip-Prinsip Penilaian Kelas

1. Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan

menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam

mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya

kompetensi ” mempraktikkan gerak dasar jalan..”, maka penilaian valid

apabila mengunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes

tertulis maka penilaian tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil

penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan

yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan

unjuk kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu

cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang

relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk

pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.

6
3. Menyeluruh

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh

domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus

menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam

kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi

peserta didik.

4. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus

menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta

didik dalam kurun waktu tertentu.

5. Obyektif

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu,

penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas

dalam pemberian skor.

6. Mendidik

Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,

memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas

belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang

secara optimal.

7. Penilaian Hasil Belajar Masing-Masing Kelompok Mata Pelajaran

a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian dilakukan melalui:

7
1) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.

2) Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek

kognitif peserta didik.

b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain

yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.

c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan

melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk

menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta

didik.

d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan

kesehatan dilakukan melalui:

1) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan

2) Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif

peserta didik.

E. Rambu-Rambu Penilaian Kelas

Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya:

 Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.

 Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian

sebagai cermin diri.

 Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran

untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar

peserta didik.

 Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

8
 Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi

dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.

 Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas

dapat dilakukan dengan cara penilaian unjuk kerja, penilaian sikap,

penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan

portofolio, dan penilaian diri.

 Mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif

mungkin.

 Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau

proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas. Ulangan harian dapat dilakukan bila sudah

menyelesaikan satu atau beberapa indikator atau satu kompetensi

dasar. Pelaksanaan ulangan harian dapat dilakukan dengan penilaian

tertulis, observasi atau lainnya. Ulangan tengah semester dilakukan

bila telah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar, sedangkan

ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua

kompetensi dasar semester bersangkutan. Ulangan kenaikan kelas

dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua

kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada

kompetensi dasar semester genap. Guru menetapkan tingkat

pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya

pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir tahun).

9
Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk:

(1) memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dan tingkah

laku dari sejumlah penilaian,

(2) membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi

peserta didik dengan mempertimbangkan hasil kerja (karya).

F. Ranah Penilaian

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penjabaran dari

stándar isi dan stándar kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat

kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Muatan dari stándar isi pendidikan adalah stándar kompetensi dan

kompetensi dasar. Satu stándar kompetensi terdiri dari beberapa

kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam

indikator-indikator pencapaian hasil relajar yang dirumuskan atau

dikembangkan oleh guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi

sekolah/daerah masing-masing. Indikator-indikator yang dikembangkan

tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian

kompetensi dasar bersangkutan.

Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan

karakteristik indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar

yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu

indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena

memuat domain kognitif, psikomotor dan afektif.

10
BAB III

TEKNIK PENILAIAN

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik

dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar

maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada

prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian statu

kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil

relajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh

teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap,

penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio,

dan penilaian diri.

A. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)

1. Pengertian

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan

dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi

yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti:

praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi,

diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca

puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada

tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan

peserta didik yang sebenarnya.

Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

11
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik

untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja

tersebut.

c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,

sehingga semua dapat diamati.

e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang

akan diamati.

2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks

untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk

menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan

pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi

dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan

wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik

akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat

menggunakan alat atau instrumen berikut:

a. Daftar Cek (Check-list)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan

daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek,

peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi

tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati,

peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah

penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah,

dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan

12
demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih

praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.

b. Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian

memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan

kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di

mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang

dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak

kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat

kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu

dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian

lebih akurat.

B. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.

Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan

langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas

dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan

seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi

dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi.

Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta

didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai

umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat

dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang

kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.

13
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif.

Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk

merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula

untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam

penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu,

dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang

memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari

peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.

b. Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara

tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya,

bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru

diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".

Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam

memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap

objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga

dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina

peserta didik.

c. Laporan pribadi

Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta

membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang

suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya,

peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan

Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan

yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami

kecenderungan sikap yang dimilikinya. Untuk menilai perubahan

14
perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, khususnya

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan

dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat

dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan.

C. Penilaian Tertulis (Paper/Pend)

1. Pengertian

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes

Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan

kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal

peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban

tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,

mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

2. Teknik Penilaian

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

a. memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:

1) pilihan ganda

2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)

3) menjodohkan

4) sebab-akibat

b. mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:

1) isian atau melengkapi

2) jawaban singkat atau pendek

3) uraian

15
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-

salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang

hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat

(pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai

kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas.

Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak

mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih

jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban

yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan

kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran

tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang

mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik

guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu

kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.

Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut

peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan

gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik

mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk

uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat

menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat,

berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan

materi yang ditanyakan terbatas.

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan

hal-hal berikut:

a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang

akan diuji;

16
b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;

c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan

tegas;

d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang

menimbulkan penafsiran ganda.

D. Penilaian Penugasan (Proyek/Project)

1. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu

tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas

tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,

kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan

menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara

jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu:

 Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi

dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

 Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan

tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam

pembelajaran.

 Keaslian

17
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil

karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa

petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

2. Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses

pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu

menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti

penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan

laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat

disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat

menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun

skala penilaian.

E. Penilaian Hasil Kerja (Produk/Product)

1. Pengertian

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan

dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian

kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni,

seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),

barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap

perlu diadakan penilaian yaitu:

 Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan

merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan

mendesain produk.

18
 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan

peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan

teknik.

 Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang

dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

2. Teknik Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau

analitik.

a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya

dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua

tahap proses pengembangan.

b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,

biasanya dilakukan pada tahap appraisal.

F. Penilaian Portofolio (Portfolio)

1. Pengertian

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi

tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran

yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau

bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam

satu mata pelajaran.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa

secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir

suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru

dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut,

19
guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan

kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan

demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan

belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi,

surat, komposisi musik, gambar, foto, catatan perkembangan

pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/ literatur, hasil

penelitian, hasil wawancara, dsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam

penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:

a. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.

Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang

dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut

merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.

b. Saling percaya antara guru dan peserta didik

Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa

saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga

terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.

c. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik

Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta

didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada

pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak

negatif proses pendidikan.

d. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru

Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas

portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang

dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan

kemampuannya.

20
e. Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan

atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih

meningkatkan diri.

f. Kesesuaian Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang

sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

g. Penilaian proses dan hasil Penilaian portofolio menerapkan prinsip

proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh

dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.

h. Penilaian dan pembelajaran Penilaian portofolio merupakan hal

yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama

penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru

untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

2. Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak

hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang

digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh

peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik

dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses

ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu

bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka

sendiri.

b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa

saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu

dan yang lain bisa sama bisa berbeda.

21
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam

satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di

sekolah.

d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi

perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan

kualitas dari waktu ke waktu.

e. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan

para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para

peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis

karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata,

kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian,

peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha

mencapai standar tersebut.

f. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.

Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai

dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan

karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini

dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka

peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun,

antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau

perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu

karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika

perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan

tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat

membantu dan memotivasi anaknya.

22
G. Penilaian Diri (Self Assesment)

1. Pengertian

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta

didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,

proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik

penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif,

afektif dan psikomotor.

a. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik

diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan

berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran

tertentu. Penilaian diri oeserta didik didasarkan atas kriteria atau

acuan yang telah disiapkan.

b. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat

diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya

terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta

untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang

telah disiapkan.

c. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik

dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang

telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah

disiapkan.

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap

perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan

penilaian diri di kelas antara lain:

1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena

mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

23
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena

ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi

terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk

berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif

dalam melakukan penilaian.

2. Teknik Penilaian

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan

objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas

perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran,

daftar tanda cek, atau skala penilaian.

d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk

mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian

diri secara cermat dan objektif.

f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil

kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

24
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat

mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik

secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan

gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan

dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan

abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman

belajar yang dialaminya.

25
BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN

A. Penilaian Unjuk Kerja (performance)

Langkah-langkah pelaksanaan penilaian :

1. Menetapkan indikator pencapaian kompetensi

Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, perbuatan

atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu

kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur,

seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan,

menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan

mendeskripsikan.

Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh guru

dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih

indikator pencapaian kompetensi. Hal ini sesuai dengan keluasan dan

kedalaman kompetensi dasar yang terkait. Indikator pencapaian

kompetensi, yang menjadi bagian dari silabus, dijadikan acuan dalam

merancang penilaian.

2. Pemetaan standar kompetensi : kompetensi dasar dan indikator

Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan

guru dalam menentukan teknik penilaian.

26
3. Penetapan teknik penilaian

Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri

indikator :

 Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik

penilaiannya adalah Unjuk Kerja (performance).

 Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep,

maka teknik penilaiannya adalah Penilaian Tertulis (Paper/Pend).

 Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan, maka

teknik penilaiannya adalah Penilaian Penugasan (Proyek/Project).

4. Alat dan penskoran dalam penelitian

Alat dan cara penskoran dalam penilaian untuk berbagai mata

pelajaran. Penilaian tersebut dapat diadaptasi atau dimodifikasi

sesuai kebutuhan.

5. Pelaksanaan

Pelaksaan dalam penilaian untuk berbagai mata pelajaran.

Penilaian tersebut dapat diadaptasi atau dimodifikasi sesuai

kebutuhan.

6. Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan

Dalam menarik kesimpulan dalam penilaian untuk berbagai mata

pelajaran. Penilaian tersebut dapat diadaptasi atau dimodifikasi

sesuai kebutuhan.

27
Catatan : penilaian yang dibahas berikut ini merupakan materi pembelajaran

KTSP Standar Isi 2006 IPA Fisika SMP Kelas IX

(Penulis : Ir. Marthen Kanginan, M.Sc.)

Penilaian unjuk kerja dalam praktikum fisika

Mata Pelajaran : Fisika / SMP/MTs

Kelas/Semester : IX/1

Standar Kompetensi : 4. Memahami konsep kemagnetan dan

penerapanyan dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara

membuat magnet.

Indikator : => Menunjukkan sifat kutub magnet.

 Menjelaskan cara membuat magnet dan


sebab-sebab kehilangannya sifat
kemagnetan suatu bahan.
 Memaparkan teori kemagnetan bumi.

Aspek : => Kinerja ilmiah

 Pemahaman dan penerapan konsep

Teknik Penilaian : Unjuk Kerja (performance)

Kegiatan : Melakukan percobaan untuk melihat garis-garis

gaya magnetik yang dihasilkan oleh sebuah

magnet batang

28
Komponen yang Ketepatan Total
No Nama siswa Estetika
digunakan merangkai skor
1 Seheman 4 4 4 12
2 Wahyudi 4 3 4 11
3 Jerriagustinu 3 2 3 8
s
4 Dwy Ryo 3 4 3 10

Komponen yang digunakan

Skor yang diperoleh siswa tidak otomatis menjadi nilai tetapi harus
dikonversi dulu. Banyak cara untuk mengkonversikan skor menjadi nilai, salah
satu konversi yang sederhana yaitu menggunakan kriteria dalam bentuk
presentase.

Skor total yang diperoleh siswa

Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 10

skor maksimum

= ------- x 10

12

= 6.7

29
Maka nilai Jerriagustinus adalah 6.7

Rubrik :

Komponen yang digunakan:

Skor 4 jika menggunakan komponen : Sebuah magnet batang, dua buku tebal

identik, selembar kertas folio putih, dan serbuk besi secukupnya.

Skor 3 jika menggunakan komponen : Sebuah magnet batang, dua buku tebal

tapi tidak indentik, selembar kertas folio putih, dan serbuk besi

secukupnya.

Skor 2 jika menggunakan komponen : Sebuah magnet batang, selembar kertas

folio putih, dan serbuk besi secukupnya.

Skor 1 jika menggunakan komponen : Sebuah magnet batang, dan serbuk besi

secukupnya.

Ketepatan susunan benda:

Skor 4 jika ketepatan susunan alat komponen dan kerapian bentuk gaya

magnet.

Skor 3 jika ketepatan susunan alat komponen tetapi bentuk gaya magnet

tidak rapih.

Skor 2 jika tidak tepat susunan alat komponen dan rapih bentuk gaya

magnet.

Skor 1 jika tidak rapih susunan komponen dan tidak rapih bentuk gaya

magnet.

30
magnet.

Estetika

Kriteria estetika : pengaturan susunan komponen alat rapih, bentuk garis-


garis lengkung yang terbentuk oleh serbuk-serbuk besi bagus, dan bentuknya
menarik.

Skor 4 jika memenuhi tiga kriteria

Skor 3 jika memenuhi dua kriteria

Skor 2 jika memenuhi satu kriteria

Skor 1 jika tidak memenuhi salah satu kriteria

31
Catatan : penilaian yang dibahas berikut ini merupakan materi pembelajaran

KTSP Standar Isi 2006 IPA Fisika SMP Kelas IX

(Penulis : Ir. Marthen Kanginan, M.Sc.)

B. Penilaian Tertulis (paper/pend)

Penilaian tertulis dalam praktek fisika

Mata Pelajaran : Fisika / SMP/MTs

Kelas/Semester : IX/1

Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep kelistrikan dan

penerapanyan dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan muatan listrik untuk

memahami gejala-gejala listrik statis serta

kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : => Memberi contoh peristiwa yang menghasilkan

benda bermuatan listrik.


.

Aspek : => Pemahaman dan penerapan konsep

Teknik Penilaian : Penilaian Tertulis (paper/pend)

Kegiatan : Melakukan pengamatan terhadap soal dan

Menjawab

32
1. Ebonit yang digosok dengan kain wol akan bermuatan negatif karena ....
a. elektron dari ebonit ke kain wol
b. proton dari ebonit ke kain wol
c. elektron dari wol ke ebonit
d. proton dari wol ke ebonit

Penilaian Tertulis

Aspek yang dinilai Skor Nilai


No
Nama Pengertia Ingata Pemahama
. Jawaban
n n n
1 Yudi 3 4 2 4 12 75
2 Jerri 4 4 4 4 16
3 Suhe 3 4 3 1 11

Keterangan :

1 = tidak tepat

2 = kurang tepat

3 = tepat

4 = sangat tepat

Skor perolehan

Nilai siswa = -------------------- x 100

Skor maksimum

12

Jadi, nilai Yudi = ------ x 100 = 75

16

33
Catatan : penilaian yang dibahas berikut ini merupakan materi

pembelajaran Fisika SMA yang diambil dari internet dan

diedit kembali)

C. Penilaian Penugasan (Proyek/Project).

Penilaian penugasan dalam praktikum fisika

Mata Pelajaran : Fisika / SMA/MA

Kelas/Semester :X

Aspek : Kinerja Ilmiah

SK : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada

berbagai perubahan energi

KD : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat

Indikator : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu suatu zat cair

Judul : Pengaruh kalor terhadap zat cair

Kegiatan : Melakukan percobaan untuk menentukan hubungan antara


kalor yang diserap dan perubahan suhu zat cair

Masalah : Bagaimana hubungan kalor yang diserap zat cair dengan

perubahan suhu zat cair

Hipotesis : …………….

Variabel : Variabel bebas :…………..

34
Variabel tetap :……………

Variabel kontrol : …………..

1.Statif
2. termometer
3.gelas kimia
22 4.Zat cair
1 5.Kasa
33 6. Kaki tiga
7.Pembakar spirtus
4
5
6
7

Pengamatan Penugasan :

Aspek Menggunakan hasil


Mempersiap
pengukuran untuk Total
Yang kan alat dan Pelaksanaan Nilai
menarik skor
Bahan
Di nilai kesimpulan
NO

Nama 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Kelompok

1 J.J. Thompson v v v 11 9,2

2 Victor Hess v v v 10

3 Coulomb v v v 9

4 Kirchoff v v v 10

Keterangan :

1 = kurang

2 = cukup

35
3 = baik

4 = amat baik

Rubrik:

Mempersiapkan alat dan bahan :


skor 4 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas

kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch
skor 3 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas

kimia, , lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch

skor 2 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas
kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa

skor 1 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas
kimia, , lampu spirtus, kaki tiga.

Pelaksanaan :

skor 4 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, menggunakan kasa,
termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu dekat
spirtus (tidak menyentuh) kasa.

skor 3 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa,
termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu spirtus
terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.

skor 2 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa,
termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau
menyentuh gelas kimia.

skor 1 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, tidak mengunakan kasa,
termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau
menyentuh gelas kimia.

36
Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan :

skor 4 jika menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang

diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk

grafik.

skor 3 jika menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor

yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari

data dalam tabel.

skor 2 jika tidak menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor

yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari

bentuk grafik.

skor 1 jika tidak menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara

kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan

Skor total yang diperoleh siswa

Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 10

skor maksimum

11

= ------- x 10

12

= 9,16

37
Maka nilai kelompok J.J. Thompson adalah 9,2

D. Penilaian Sikap

1. Pengolahan Hasil Belajar

Data Penilaian Sikap :

Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta

didik berdasarkan pengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data

hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian

berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribadi.

Seperti telah diutarakan sebelumnya, hal yang harus dicatat

dalam buku Catatan Harian peserta didik adalah kejadian-kejadian

yang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan unjuk kerja

peserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengan

kejadian-kejadian yang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu

mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan

dalam rangka pembinaan peserta didik.

Pada akhir semester, guru mata pelajaran merumuskan sintesis,

sebagai deskripsi dari sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik

dalam semester tersebut untuk mata pelajaran yang bersangkutan.

Deskripsi tersebut menjadi bahan atau pernyataan untuk diisi dalam

kolom Catatan Guru pada rapor peserta didik untuk semester dan

mata pelajaran yang berkaitan. Selain itu, berdasarkan catatan-

catatan tentang peserta didik yang dimilikinya, guru mata pelajaran

dapat memberi masukan pula kepada Guru Bimbingan Konseling untuk

merumuskan catatan, baik berupa peringatan atau rekomendasi

38
tentang peserta didik, yang selanjutnya dijadikan bahan bagi wali

kelas dalam mengisi kolom Pengembangan Diri dalam rapor. Catatan

Guru mata pelajaran menggambarkan sikap atau tingkat penguasaan

peserta didik berkaitan dengan pelajaran yang ditempuhnya dalam

bentuk kalimat naratif. Demikian juga catatan dalam kolom

Pengembangan Diri, menggambarkan perilaku peserta didik yang perlu

mendapat penghargaan/pujian atau peringatan.

2. Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar


Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik
telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator.
Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah
pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat dijaring dengan
beberapa soal/tugas. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator
dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%.
Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%.
Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian
indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan
dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan akademis peserta
didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru serta
ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas sekolah akan
dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional.
Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah
dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Melalui
pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan
kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator
semakin mendekati 100%.
Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama
atau lebih besar dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa
peserta didik itu telah menuntaskan indikator itu. Apabila semua
indikator telah tuntas, dapat dikatakan peserta didik telah menguasai
KD bersangkutan. Dengan demikian, peserta didik dapat
diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila
jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50%,
peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti
remedial untuk indikator yang belum tuntas. Sebaliknya, apabila nilai

39
indikator dari suatu KD lebih kecil dari kriteria ketuntasan, dapat
dikatakan peserta didik itu belum menuntaskan indikator itu. Apabila
jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas sama atau lebih
dari 50%, peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya.

Penghitungan nilai kompetensi dasar dan ketuntasan belajar


pada suatu mata pelajaran.

Kriteria Nilai
Kompetensi Ketuntasa
Indikator Ketuntasa pesert
Dasar n
n a didik
Menganalisis 1. Menganalisis keterkaitan 60% 60 Tuntas
dinamika dan teori tektonik lemeng
kecenderunga terhadap persebaran
n perubahan gunung api, gempa bumi dan
litosfer dan pembentukan relief muka 60% 59 Tidak
pedosfer bumi Tuntas
serta 2. Mengidentifikasi ciri
dampaknya bentang lahan sebagai 50% 59 Tuntas
terhadap akibat proses pengikisan
kehidupan dan pengendapan
dimuka bumi 3. Mengidentifikasi degradasi
lahan dan dampaknya
terhadap kehidupan
Menganalisis 1. Mengidentifikasi ciri-ciri 60% 61 Tuntas
atmosfer dan lapisan atmosfer dan
dampaknya pemanfaatannya 70% 80 Tuntas
terhadap 2. Menganalisis unsur-unsur
kehidupan di cuaca dan iklim (penyinaran,
muka bumi suhu, angin, kelembaban, 60% 90 Tuntas
awan, curah hujan)
3. Mengklasifikasikan
berbagai tipe iklim

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai indikator pada


kompetensi dasar 1 cenderung 60. Jadi nilai kompetensi dasar 1 adalah
60 atau 6. Nilai indikator pada kompetensi dasar ke 2 bervariasi,
sehingga dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai kompetensi dasar
ke 2 :
61+80+90
=77 atau 7,7
3

40
Pada kompetensi dasar 1, indikator ke- 2 belum tuntas. Jadi

peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator tersebut.

E. Penilaian Portofolio

Langkah-langkah pelaksanaan penilaian portofolio :

Terdapat sejumlah tahapan yang harus dilakukan dalam

melaksanakan penilaian portofolio, diantaranya yaitu :

1. Menentukan Tujuan Portofolio.

Pembelajaran adalah suatu proses yang bertujuan. Oleh karena

itulah tahapan pertama dalam pelaksasnaan penilaian portofolio

adalah merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Dengan tujuan yang

jelas dan terarah, akan memudahkan bagi guru untuk mengelola

pembalajaran.

2. Penentuan Isi Portofolio.

Isi dalam portofolio harus dapat menggambarkan

perkembangan kemampuan siswa yang sesuai dengan standar

kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Untuk

menghasilkan kompetensi tersebut, tentu saja proses pembelajaran

yang dilakukan guru harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Siswa didorong untuk menghasilkan karya, bukan hanya berperan

sebagai penerima informasi dari guru.

3. Menentukan Kriteria dan Format Penilaian.

Kriteria penilaian disusun sebagai standar patokan untuk guru

dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran pada

setiap aspek yang dinilai. Selanjutnya kriteria itu disusun dalam

41
sebuah format penilaian yang jelas. Kriteria penilain ditentukan

dalam dua aspek pokok, yaitu kriteria untuk proses belajar dan

kriteria untuk hasil belajar. Proses belajar misalnya ditentukan

kriteria penilaian dari aspek kesungguhan menyelesaikan tugas,

motivasi belajar, ketepatan waktu penyelesaian, dan lain sebagainya;

sedangkan kriteria dilihat dari hasil belajar disesuaikan dengan isi

yang menggambarkan kompetensi. Apabila kompetensi yang

diharapkan berupa produk atau hasil karya siswa, maka kriteria dan

format penilaian ditetapkan sesuai dengan aspek-aspek yang

terkandung dalam kompetensi itu sendiri.

4. Pengamatan dan Penentuan Bahan Portofolio

Portofolio biasanya hanya memuat evidence yang dianggap

dapat mewakili dan menggambarkan suatu perkembangan dan

perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, sebelum ditentukan

evidence mana yang dianggap dapat dimasukkan ke dalam portofolio,

terlebih dahulu perlu dilakukan pengamatan. Pengamatan dan

penentuan evidence sebaiknya dilakukan oleh guru dan siswa secara

bersama-sama. Siswa perlu dimintai pertimbangan-pertimbangan

serta alasan-alasannya evidence mana yang harus dimasukkan.hal ini

penting untuk menjamin objektivitas penilaian portofolio.

5. Menyusun Dokumen Poerofolio.

Manakala bahan-bahan portofolio telah ditentukan, langkah

selanjutnya adalah menyusun bahan itu dalam dokumen portofolio,

misalnya dalam bentuk folder. Folder itu sendiri perlu dilengkapi

dengan:

a) Identitas siswa;

42
b) Mata pelajaran;

c) Daftar isi dokumen; dan

d) Isi dokumen beserta komentar-komentar baik guru maupun orang

tua.

Penilaian Portopolio

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi Waktu : 1 Semester

Nama Siswa : Yanto Sumaedi Kelas : IX/1

SK : Memahami konsep kelistrikan


dan penerapannya dalam kehidupan Skor Prestasi
sehari-hari
No
KD : 3.4 Mendeskripsikan prinsip Keterangan
.
kerja elemen dan arus listrik yang
ditimbulkannya dalam kehidupan (1-10) T TB
sehari-hari
Mahami dan menanggapi sebuah
sekring listrik yang dapat dilewati 
1. 7 Tuntas
oleh arus listrik dan memutuskan
arus listrik.
2. Dst

Total Skor 7 Tuntas

Catatan ;

Setiap Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar


portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik
sebagai bukti pekerjaannya. Kemudian guru menjelaskan bobot daari setiap
portofolio yang dibuat.

43
F. Penilaian Diri

Nama Siswa : Grescela

Mata Pelajaran : Fisika/SMP

Kelas : IX

Aspek : Kognitif

Alokasi waktu : 1 semester

SK : 3. Memahami konsep kelistrikan dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.
No
KD : 3.1 Mendeskripkan muatan listrik Tanggapan Keterangan
.
untuk memahami gejala-gejala listrik

statis serta kaitannya dalam kehidupan

sehari-hari

1. a. 1 0
Muatan Listrik 1 = Paham

a. Plastik bermuatan listrik negatif jika 0 = Tidak Paham

digosok dengan kain wol 1

b. Ebonit bermuatan listrik negatif jika

44
digosok dengan kain wol 1

c. Kaca bermuatan listrik positif jika

digosok dengan kain sutra 1


2. Dst
3.

Catatan :

Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan secara jujur

sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai

akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran.

Penilaian diri dalam bentuk kelompok :

PARTISIPASI DALAM DISKUSI KELOMPOK

Nama : Jerri

Nama-nama anggota kelompok : Yudi, Suhe dan Amir, & Jerri

Kegiatan kelompok : Mendiskusikan cara membuat magnet butan.

Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 5, tulislah huruf

A,B,C atau D di depan tiap pernyataan:

A : selalu C : kadang-kadang

B : sering D : tidak pernah

1. A Selama diskusi saya mengusulkan ide kpd kel. untuk didiskusikan

45
2. C Ketika kami berdiskusi, tiap org diberi kesempatan mengusulkan

sesuatu

3. B Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan

4. A Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya

5. B Selama kerja kelompok, saya mencoba berbagai bahan untuk

dijadikan magnet

C mendengarkan orang lain

A mengajukan pertanyaan

D mengorganisasi ide-ide saya

C mengorganisasi kelompok

D mengacaukan kegiatan

D melamun

6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?

Jawaban :

Mendiskusikan dan membuat magnet dengan cara induksi, menggosok, dan

dengan cara menggunakan arus dc.

46
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-

prinsip sebagai berikut:

a. Sahih (valid),

b. Objektif,

c. Adil,

d. Terpadu

e. Terbuka,

f. Menyeluruh dan berkesinambungan,

g. Sistematis,

h. Menggunakan acuan kriteria

i. Akuntabel.

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian

pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan

kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa,

seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan

sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula,

penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga

mempertimbangkan segi proses. Kesemuanya itu menuntut adanya

perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa.

Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian

pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.

47
B. Saran

Dengan mempelajari penilaian penerapan hasil belajar diharapkan

seorang guru mampu memberikan penilaian yang baik dan menguasai

teknik-teknik penilaian yang telah ditentukan, Sehingga adanya

perubahan dalam pembelajaran dan teknik penilaian pembelajaran siswa.

48
REFERENSI

Sanjaya, Dr. Wina,M.Pd, (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi, Bandung: Kencana

Kanginan, Ir. Martin, M.Sc. (2006). IPA Fisika untuk SMP Kelas IX. Jakarta:

Erlangga

http://www.penilaiankelas.com/ce6/sci/A0831159.html

http://www.teknik penilaian kelas.ac.uk/emr/Phil/Phil_1/p_1.html

49

You might also like