Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN GIZI
PALANGKA RAYA
2011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat TUHAN YME,karena atas berkah &rahmat-Nya lah saya
juga mengucapankan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga selesai sebagaimana mestinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “GIZI DAUR DALAM
KEHIDUPAN” yang membahas tentang Ibu Hamil.
Penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan
bagi kita semua khususnya di mata kuliah Gizi Daur Dalam Kehidupan.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hamil adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang
matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya
menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh .
Seorang ibu belum tentu dikatakan hamil apabila hanya memiliki tanda-tanda seperti
terlambat haid, mual, muntah, perut dan payudara membesar karena dikatakan hamil
apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung janin serta terlihatnya tulang janin
melalui Ultra Sono Grafi (USG) .
Pathofisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan, masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal
kira-kira 280 hari (40 minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid
terakhir. Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih
dari 42 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan dibagi 3 fase yaitu trimester I
(antara 0 sampai 12 minggu) trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan
trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu).
1.2 Tujuan
TINJAU PUSTAKA
Pathofisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan, masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira 280 hari (40
minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid terakhir. Kehamilan 40
minggu disebut kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih dari 42 minggu disebut
kehamilan post matur. Kehamilan dibagi 3 fase yaitu trimester I (antara 0 sampai 12
minggu) trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan trimester III (antara
28 minggu sampai 40 minggu).
Menurut Wiknjosastro (2002) pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala antara lain
sebagai berikut :
a. Tanda dugaan hamil/ tanda-tanda presumptif
1) Amenore
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi. Penting
diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan perkiraan persalinan.
2) Nausea (enek) dan Emisis (muntah)
Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang
oleh emosi.
Morning Sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila
terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut Hiperemisis
Grafidarum.
3) Mengidam (Menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
4) Pingsan
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan pada bulan-bulan
pertama tidak berada di tempat itu. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16
minggu.
5) Payudara tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktuli dan alveoli di payudara.
6) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama tidak anoreksi, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk “dua orang” sehingga
kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
7) Sering kencing
Kejadian ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
karena tertekan uterus yang mulai membesar. Pada tri wulan kedua umumnya keluhan
ini hilang oleh karena uterus yang mulai membesar dari rongga panggul. Dan menekan
kembali kandung kencing.
8) Obstipasi (sulit buang air besar)
Keadaan ini karena pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus.
9) Pigmentasi kulit
Terjadi pada usia kehamilan 12 minggu ke atas pada pipi, hidung dan dahi, kadang-
kadang nampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma grafidarum.
Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih daerah leher hitam (linea gresia). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari
hormone steroid plasenta yang merangsang melanofor dari kulit.
10) Epulis Hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama
11) Varises
Sering dijumpai pada trimester terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna, fosa
paplitea, kaki dan betis. Pada multi gravida kadang-kadang varises ditemukan pada
kehamilan terdahulu, timbul kembali pada trimester pertama. Kadang-kadang timbul
varises merupakan gejala kehamilan muda.
1. Umur
Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yangg dibutuhkan lebih banyak.
2. Berat Badan
Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu,
merupakanfaktor menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil.
3. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang digunakan
untuk metabolismeoptimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih
besar pula masukanenergi yang diperlukan.
4. Aktivitas
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak energi yang dibutuhkan
olehtubuh.
5. Status Kesehatan
Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatikan.
6. Pengetahuan Zat Gizi dalam Makanan
Perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa mempunyai peranan
yang penting. Faktor yang mempengaruhi perencanaan dan penyusunan makanan yang sehat
danseimbang antara lain:
1. Kemampuan keluarga dalam membeli makanan.
2. Pengetahuan tentang zat gizi.
Dengan demikian, tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap
zat gizi dari makanansehari-hari.
Kebiasaan dan Pandangan Wanita Terhadap Makanan
Pada umumnya, kaum ibu atau wanita lebih memperhatikan keluarga daripada saat ibu tersebut
hamil. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya, minimal empat kali selama
kehamilannya.
7. Status Ekonomi
Status ekonomi maupun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan.
Perencanaan gizi pada wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA. Dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat
100%, kalsium 50%, dan zat besi 200-300%.
Bahan pangan yang digunakan harus meliputi enam kelompok, yaitu :
1.Makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati),
2.Susu dan olahannya,
3.Roti dan bebijian,
4.Buah dan sayur yang kaya akan vitamin c,
5.Sayuran berwarna hijau tua,
6.Buah dan sayur lain.
Jika keenam bahan makanan ini digunakan, maka seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh wanita
hamil akan terpenuhi, kecuali zat besi dan asam folat.
2.6 Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan diet wanita hamil adalah:
1.Carilah bahan makanan yang padat gizi dan kaya akan asam folat
2.Jangan pernah melupakan waktu makan, terutama sarapan
3.Harus makan cukup agar tercapai pertambahan berat badan optimal
4.Jangan pernah coba menurunkan berat badan, atau menghindari pertambahan berat badan
normal
5.Gunakanlah garam beryodium dalam jumlah sedang
6.Memeperbanyak minum
7.Jika berat badan bertambah dengan cepat, pasien dianjurkan untuk memeriksakan diri ke
dokte, dan jangan menangani sendiri
8.Tidak merokok
Energi
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO menganjurkan jumlah
tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, dan 350 kkal selama trimester II dan III.
Sementara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 mematok angka 285 kkal perhari
(pemberian suplementasi kalori di atas 430 kalori per hari kepada mereka yang berstatus gizi
buruk, dapat meningkatkan berat badan lebih dari 225 gram(Practice dkk, 1983)). Angka ini
entu saja tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperature ruangan, kegiatan fisik,
dan pertumbuhan. Patokan ini bagi mereka yang tidak mengubah kegiatan fisik selama
mengandung.
Protein
Kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%. Jumlah protein yang harus tersedia
sampai akhir kehamilan sekitar 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, janin dan plasenta.
National Academy of Sciences mematok angka sekitar 30 gram. Sementara Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menagnjurkan penambahan 12 gr/hari.
Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3-nya marupakan bahan pangan yang
bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein
yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.
Zat Besi
Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah
merah)sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah
1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan
plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak factor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan
penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga
mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan
makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe
sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan.
Di samping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena
tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum.
Asam Folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua.
Kekurangan asam folat secara marjinal mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah berat, dan
gangguan tidur. Dua kondisi pertama menyebabkan kaki kejang. Kekejangan ini biasanya
timbul pada malam hari sehingga lama kelamaan dapat mengganggu tidur penderita, yang
dikenal dengan restless leg syndrome. Jika kekurangan asam folat bertambah parah, akan
terjadi anemia yang ditandai dengan penampakan kelelahan dan depresi.
Kekurangan asam folat berkaitan dengan bayi lahir rendah, ablasio plasenta dan, neural tube
defect. Pemberian suplementasi dapat menghapus kelainan ini.
CDC (1991) menganjurkan wanita yang pernah melahirlan bayi penderita neural tube defect,
untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 4 mg sehari pada kehamilan selanjutnya. Sementara
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menganjurkan dosi sebesar 200 mikrogram
tanpa membatasi pernah tidaknya melahirkan bayi cacat.
Preparat suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari
pertama kehamilan, karena otak dan sumsum tulang belakang dibentuk pada hari pertama
kehamilan. Dengan demikian, pemberian suplementasi harus dilaksanakan sebelum konsepsi
terjadi. Besarnya suplementasi ialah 280, 660, dan 470 mikrogram per hari, masing-masing
pada trimester I, II, III.
Jenis makanan yang mengandung asam folat antara lain ragi, hati, sayuran berdaun hijau,
kacang-kacangan. Sumber lain ialah hati, daging, jeruk, telur.
Karena tidak stabil dalam pemanasan, dan mudah rusak jika dimasak, sayuran sebaiknya
dimakan mentah setelah dicuci dengan air mengalir untuk melenyapkan sisa pestisida dan /
atau telur cacing. Di samping itu, harus diperhatikan pula pengganggu penyerapan lain, seperti
alcohol, kontrasepsi oral, barbiturate, aspirin, dan obat anti kejang.
Kalsium
Metabolisme kalsium selama hamil berubah mencolok, meskipun mekanisme terjadinya belum
sepenuhnya dipahami. Kadar kalsiem dalam darah wanita hamil menurun drastic sampai 5%
ketimbang wanita tidak hamil. Secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 g,
dengan kecepatan 7, 110, dan 350 mg masing-masing pada trimester I, II, III.
Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia di atas 25 tahun
dan cukup 800 mg untuk mereka yagn berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah susu
dan hasil olahannya seperti whole milk, skimmed milk, toghurt, keju, udang, sarang burung,
sarden dalam kaleng, serta beberapa bahan makanan nabati seperti sayuran warna hijau tua
dan lain-lain.
Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu
dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel
gigi bayi, osteomalasia pada ibu. Insidensi dapat ditekan dalam pemberian 10 mikrogram (400
IU) per hari. Kekurangan vitamin D menjangkiti nwanita hamil yang bermukim di daerah yang
hanya sedikit bersentuhan dengan sinar matahari sehingga sintesis vitamin D di kulit tidak
terjadi.
Yodium
Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme, yang
selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme karena peran hormone tiroid dalam
perkembangan dan pematangan otak menempati posisi strategis. Kerusakan saraf akibat
hipotiroidisme yang berlangsung pada akhir kehamilan tidak separah jika hal ini terjadi di awal
kehamilan. Karena itu, koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum atau
selama 3 bulan pertama kehamilan.
Anjuran asuhan per hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 µg (Food and Nutrition
Board of the National Academy of Scient\ces in the United State), dalam bentuk garam
beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak beryodium per oral
atau injeksi.
Di antara cara-cara ini, pemberian garam beryodium memang lebih mudah, namun masih ada
masalah dalam hal pendistribusian dan/atau pertahanan mutu yodium yang terkandung.
Selepas dari pabrik, terutama selama penyimpanan di gudang rusak dan warung, garam
beryodium akan terpajan dalam panas sehingga cepat rusak.
KESIMPULAN
Hamil adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang
matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya
menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh .
1. Umur.
2. Berat badan.
3. Suhu lingkungan.
4. Aktivitas.
5. Status kesehatan.
6. Pengetahuan zat gizi dalam makanan.
7. Status ekonomi.
Pemenuhan gizi ibu hamil adalah yang terpenting pada masa kehamilan. Dengan
mendapatkan gizi yang seimbang dan baik, ibu hamil dapat mengurangi resiko kesehatan pada
janin dan sang ibu. Oleh sebab itu, memperhatikan asupan makanan dan juga nutrisi sangat
penting dilakukan oleh ibu hamil maupun keluarganya.
Gizi ibu hamil sebetulnya tidak jauh dari gizi untuk pola makanan sehat. Hanya saja, adanya
janin di kandungan mengharuskan ibu hamil ekstra hati-hati dalam mengkonsumsi.
Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat mengakibatkan terjadinya keguguran, bayi lahir
prematur, kematian janin, kelainan sistem syaraf pusat bayi maupun perkembangan yang tidak
normal.
Selain memperhatikan asupan makanan pada gizi ibu hamil, ibu hamil juga perlu
memperhatikan anjuran untuk tidak melakukan program diet, meminum minuman beralkohol
dan kafein, maupun obat-obat herbal (jamu) tanpa konsultasi dokter. Sedangkan untuk
olahraga, ibu hamil tetap dapat melakukannya dengan pantauan dokter.
Yang penting dalam pemenuhan gizi ibu hamil bukan pada kuantitasnya, tetapi kualitas dan
keseimbangan komposisi yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/zhuhdi/kuliah%20II/gizi
%20daur/pengaruh%20gizi%20pada%20kehamilan/Gizi%20Untuk%20Ibu%20Hamil%20%20%20Ibu
%20Hamil%20%20%20Dunia-Ibu.org.htm
http://www.lusa.web.id/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-gizi-ibu-hamil/
http://www.ibubayi.com/id/faktor-status-gizi-ibu-hamil.html
http://www.google.co.id/search?hl=id&biw=1024&bih=466&noj=1&q=faktor-
faktor+yang+mempengaruhi+status+gizi+ibu+hamil&aq=o&aqi=&aql=&oq=
http://www.bahankuliah.info/MASALAH-GIZI-DALAM-KAITANNYA-DENGAN-KETAHANAN-FISIK-
DAN-....html
DAFTAR ISI
Daftar isi ii
Bab I 1
Pendahuluan 1
1.2 Tujuan 1
Bab II 2
Tinjauan Pustaka