Professional Documents
Culture Documents
Top of Form
Cari
Bottom of Form
•
Silakan Mencicipi mesin pencari Pakde Sofa
Kontakmail Pengelola
* Tempat belajar berbagi pengalaman dan pengetahuan
* Tempat belajar hidup bersama, saling menghormati
• Sejak 15 Des 2007,Anda Pengunjung Ke ...
○ 4,904,318 orang
• PRODI
○ PGSD
○ PAUD
○ Fak. Ekonomi
○ FISIP/HUKUM
○ Biologi dan Fisika
○ Fak. Bahasa & Satra
Mata Kuliah
○ PTK
○ MKDU
○ Inglish
○ Penelitian
○ Pembelajaran
○ Interaksi PBM
○ Pemb. Maj. Sekolah
○ Pemb. Perpustakaan
Umum
○ GURU
○ KTSP
○ Psikologi
○ Sekolah Menengah
○ Contoh/Draft/ Format
Khusus
○ Soal latihan
○ Nilai Mhs UB
○ Penelitian Mhs UB
○ Uncategorized
• Kategori
• Renungan Kita
Pencariilmu
Kunjungi grup
ini
•
Pendidikan Kesenian di Taman Kanak-kanak
Posted on Maret 18, 2008 by Pakde sofa
Konsep seni secara utuh mencakup: (a) Pengertian seni, (b) Sifat dasar seni, (c)
Unsur-unsur karya seni, dan (d) Ragam seni.
Seni adalah kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan
kesadaran artistiknya yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indriawi
dan rasa, kemampuan intelektual, kreativitas serta keterampilan teknik untuk
menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan
menggunakan berbagai media.
Pengertian Seni bersifat majemuk, dinamis, bergerak bebas, terbuka mencakup
berbagai kecenderungan individual yang khas. Banyak faktor yang menentukan
batasan atau makna seni, seperti: kurator, kritikus, pasar, kondisi kultural, dan
lain-lain.
Pada dasarnya semua cabang seni memiliki peran atau fungsi yang penting
dalam kehidupan. Peran atau fungsi tersebut antara lain: fungsi individual dan
fungsi sosial.
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena karakter
fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya dalam
melakukan penilaian karya anak didik, supaya hasil kreasi anak tidak diukur
menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa.
Fungsi seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja
profesional. Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi
fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam kerja
profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya
secara profesional.
Sifat dasar seni: (a) kreatif, (b) individualitas, (c) nilai ekspresi/perasaan, (d)
keabadian, (e) semesta/universal.
Karya seni diciptakan seniman tidak selalu untuk menyenangkan perasaan
manusia. Karya seni dapat memberikan perasaan kaget, terkejut, terteror, namun
tetap memberikan nilai-nilai lain yang dibutuhkan manusia, seperti perenungan,
pemikiran, penyadaran, pencerahan, dan sebagainya (prosa, puisi, dan
sebagainya).
Nilai-nilai yang terdapat pada suatu karya seni dapat dinikmati dan diapresiasi
melalui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, yakni:
a. struktur visual,
b. tema,
c. medium,
1. ekspresi,
2. komunikasi,
3. pengembangan bakat,
4. kreativitas.
3. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan
kesuksesan dalam pengalaman seni anak.
Apresiasi Seni di TK
Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi
berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap
pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan
dikembangkan pada anak.
Cara menumbuhkan apresiasi
Pada waktu menonton pagelaran musik dan tari serta pameran seni rupa
diperlukan mematuhi tata tertib. Tata tertib perlu ditanamkan pada anak dengan
beberapa cara, antara lain:
Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan
sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi
seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi,
pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel.
Abstrak
ABSTRAK
Budiyono, Eko. 2009. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Pada
Kegiatan
Membentuk Melalui Pengunaan Bahan Plastisin Di Taman Kanak
–
kanak Sekar Indah Malang. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain,
Program
Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Sastra, Universitas Negeri
Malang. Pembimbing ( I ) Dra. Tjitjik Sriwardhani M.Pd,
( II ) Drs. Ponimin, M.Hum
Kata kunci:Pembelajaran Seni, Membentuk, Plastisin, Taman
Kanak-kanak.
Berbagai bentuk kegiatan dan media kreatif memberi banyak
kesempatan
pada anak untuk berekspresi menurut keinginan dan caranya
sendiri. Salah satu
upaya mengembangkan potensi anak yaitu melalui lembaga
formal Taman Kanakkanak.
Pada umumnya kegiatan seni rupa di lembaga pendidikan atau
lingkungan
kelompok bermain lebih banyak berupa kegiatan menggambar
atau mewarna.
Kegiatan menggambar dan mewarna bahkan cenderung
menjadi komoditas untuk
meraih materi maupun prestise melalui lomba-lomba secara
regional, nasional,
maupun internasional. Peran sekolah dan guru sangat
dibutuhkan untuk dapat
mengembangkan bahan ajar,dan berusaha menemukan
bagaimana kegiatan seni
yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosional, mental dan
estetik
siswa.Taman Kanak-kanak Sekar Indah merupakan salah satu
Taman Kanakkanak
di kota Malang, yang dalam pembelajaran seninya
mengajarkan seni rupa
tiga dimensi berupa kegiatan membentuk dengan
menggunakan bahan plastisin.
Meskipun guru di TK Sekar Indah tidak memiliki kemampuan
spesifik di bidang
kegiatan membentuk, guru memiliki strategi pembelajaran
khusus dalam
mengajar.dari permasalahan tersebut maka penelitian ini
bermaksud mengatahui
bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran seni pada kegiatan
membentuk melalui
penggunaan plastisin di TK Sekar Indah
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
pembelajaran seni
pada kegiatan membentuk melalui pengunaan plastisin di
Taman Kanak-Kanak
Sekar Indah Malang, meliputi: perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
observasi pada proses
pembelajaran, wawancara dengan guru dan dokumentasi.
Analisis data yang
digunakan melalui reduksi data, paparan data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini meliputi: (1) perencanaan pembelajaran
yang disusun
dalam bentuk Satuan kegiatan harian, (2) pelaksanaan proses
pembelajaran yaitu;
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir ,model
pembelajarannya adalah
model aprentisip. Pendekatan yang digunakan pendekatan
formal. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode bercerita,
demonstrasi, dan
mencontoh,(3) penilaian yang dilakukan meliputi penilaian hasil
karya dan
penilaian proses, (4) faktor pendukung dan penghambat
pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan kepada Guru
dan
lembaga pendidikan/sekolah terutama Taman Kanak-kanak
dalam pembelajaran
tidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan
secara fisik, tetapi juga
psikis. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
dan dapat
mengembangkan potensi siswa.
Jauhari Go-Blog
jauhari@muslim.com
• Home
• PostsRSS
• CommentsRSS
• Edit
Rabu, 30 Juli 2008
Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa di Taman Kanak-kanak
3. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan
kesuksesan dalam pengalaman seni anak.
Apresiasi Seni di TK
Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi
berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap
pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan
dikembangkan pada anak.
Cara menumbuhkan apresiasi
Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan
sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi
seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi,
pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel.
Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia
dkk. skip to main | skip to sidebar
Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain
bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat
dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung,
seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi
kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.
Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk
menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk.
Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan
berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun
kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi
kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat
pribadi.