You are on page 1of 2

Secara umum,peraturan perundang-undangan fungsinya adalah â mengaturâ sesuatu substansiu

tuk memecahkan suatu masalah yang ada dalam masyarakat. Artinya, peraturan perun
dang-undanganadalah sebagai instrumen kebijakan (beleids instrument) apapunbentu
knya,apakah bentuknya penetapan, pengesahan, pencabutan, maupun perubahan. Secar
a khusus fungsi peraturan perundang-undangan dirincisebagai berikut:
1. Fungsi UUD yang utamaadalah membatasi dan membagi kewenangan para penyel
enggara pemerintahan negara,sehingga dapat tercipta keterkendalian dan keseimban
gan (checks andbalances) diantara para penyelenggara pemerintahan negara sesuai
denganasas trias politica(distribution of powers) dan menciptakanpenyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih (cleangovernance/goverment).
2. Fungsi Undang-undang(UU) adalah menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut
ketentuan dalam UUD 1945(dan Perubahannya) baik yang tersurat (paling tidak ada
18 hal sebagaimanadiuraikan oleh A. Hamid, SA [10]) maupun yang tersirat sesuai
dengannegara berdasar atas hukum (rechtsstaat) dan asaskonstitusionalisme, sert
a yang diperintahkan oleh TAP MPR yangtegas-tegas menyebutnya (sebagaimana diten
tukan dalam Pasal 3 ayat (3) TAP MPRNo. III/MPR/2000).
3. Fungsi Perpu adalah mengatur lebih lanjut sesuatu substansi dalam keadaa
nhal-ihwal kegentingan yang memaksa berdasarkan Pasal 22 UUD 1945, denganketentu
an sebagai berikut:
â ¢ Perpu harus diajukan keDPR dalam persidangan yang berikut:
â ¢ DPR dapat menerima ataumenolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan;
â ¢ Jika ditolak DPR Perpu tersebut harus dicabut.
4. Fungsi PeraturanPemerintah adalah menyelenggarakan pengaturan lebih lanj
ut untuk melaksanakan perintah suatu UU. Landasan formal konstitusionalnya adala
h Pasal 5 ayat (2) UUD 1945.Di samping itu kata â perintahâ dimuat dalamPasal 3 ayat (5)
TAP MPR No. III/MPR/2000.
5. Fungsi Peraturan Presiden (regeling) adalah menyelenggarakan pelaksanaan
administrasi negara dan administrasi pemerintahan (Pasal 3 ayat (6)TAP MPR No.
III/MPR/2000). Sedangkan landasan formal konstitusionalnya adalah Pasal 4 ayat (
1) UUD 1945 yaitu menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara. Mengenai lingk
upâ administrasi negara dan pemerintahanâ dalam Pasal 6 TAP MPR No.III/MPR/2000 masih ak
n diatur lebih lanjut dengan UU.
6. Fungsi Peraturan Mahkamah Agung (Perma) adalah untuk menyelenggarakan at
uran lebih lanjut atau mengisi kekosongan aturan yang berkaitan dengan lembaga p
eradilan dan hokum acaranya. Dasar hukumnya adalah UU No. 14/1985 tentang Mahkam
ah Agung dan Pasal 4 ayat (2) TAPMPR No. III/MPR/2000. Sebenarnya Perma ini buka
n termasuk jenis peraturan perundang-undangan tetapi termasuk jenis peraturan pe
rundang-undangan semu (pseudowetgeving/beleidsregels).
7. .Fungsi Keputusan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bersifat pe
ngaturan (regeling)adalah untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan yang mengatu
r tentang pelaksanaan pengawasan penggunaan uang dan kekayaan negara yang bersif
at teknissebagai pelaksanaan UU No. 5/1973 tentang BPK, yang dilakukan oleh semu
a lembaga pemerintah di Pusat dan Daerah untuk disampaikan kepada DPR dan selanj
utnya untuk ditindak lanjuti.
8. Fungsi Peraturan Bank Indonesia adalah untuk menyelenggarakan lebih lanj
ut ketentuan UU No. 23/1999tentang Bank Indonesia yang berkaitan dengan tujuan d
an tugas Bank Indonesia mengenai kestabilan rupiah, kebijakan moneter, kelancara
n sistem pembayaran,dan pengawasan perbankan.
9. Fungsi Keputusan Menteri(Kepmen) yang bersifat pengaturan (regeling) ada
lah menyelenggarakanfungsi pemerintahan umum sebagai pembantu Presiden sesuai de
ngan lingkup tugas dan fungsi, serta kewenangannya berdasarkan peraturan perunda
ng-undangan yang berlaku. Menteri yang dimaksud adalah baik menteri negara maupu
n menteri yang memimpin departemen teknis. Kepmen ini seyogyanya hanya merupakan
delegasian dari Keppres yang bersifat pengaturan (regeling)atau Peraturan Pemer
intah. Sedangkan kalau suatu UU akan mendelegasikan Pasal tertentu kepada Kepmen
seyogyanya kalau substansi tersebutsangat bersifat teknis. Misalnya penentuan j
enis-jenisnarkotika sebagaimana diatur dalam UU No. 22/1997 tentang Narkotika di
atur/ditetapkan lebih lanjut dengan Kepmenkes.
10. Fungsi Keputusan Ketua/Kepala LPND/Komisi/Badan atau yang setingkat yang
dibentuk oleh Pemerintah yang bersifat pengaturan (regeling)adalah untuk menyel
enggarakan kekuasaan pemerintahan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi serta k
ewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur dan menetapk
an LPND/Badan/Komisi tersebut.
11. Fungsi Peraturan Daerah Propinsi adalah untuk menyelenggarakan otonomi d
aerah di tingkat propinsi dan tugas pembantuan (medebewind) serta dekonsentrasi
dalam rangka mengurus kepentingan rakyat setempat menurut prakarsa sendiri berda
sarkan aspirasi masyarakat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7, Pasal 9, dan Pa
sal 13(tugas pembantuan) dari UU No. 22/1999 yang kemudian dijabarkan lebih lanj
ut dalam PP No. 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propins iSe
bagai Daerah Otonom (vide Pasal 3 PP No. 25/2000). Disamping itu fungsi Peratura
n Daerah Propinsi juga untuk menyelenggarakan ketentuan tentang fungsi anggaran
dari DPRD Propinsi dalam rangka menetapkan APBD, Perubahan dan Perhitungan APBD,
dan pengelolaan keuangan daerah Propinsi sesuai dengan Pasal 19 ayat (3) dan Pa
sal 23 ayat (1) UU No. 25/1999tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pus
at dan Daerah
12. Fungsi Keputusan Gubernur Propinsi yang bersifat pengaturan (regeling) a
dalah untuk menyelenggarakan lebih lanjut ketentuan dalam Perda Propinsi atau at
as kuasa peraturan perundang-undangan lain, sesuai dengan lingkup kewenangan Pro
pinsi sebagai daerah otonom sekaligus wilayah administratif (wakil Pemerintah Pu
sat).
13. Fungsi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah untuk menyelenggarakan oto
nomi daerah sepenuhnya ditingkat Kabupaten/Kota dan tugas pembantuan (medebewind
) dalam rangka mengurus kepentingan rakyat setempat menurut prakarsa sendiri ber
dasarkan aspirasi masyarakat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11dan Pasal 13 U
U No. 22/1999 yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam PP No.25/2000 (vide Pa
sal 3 ayat (1), ayat (2), dan ayat (5)) melaluiteori residu. Fungsi Peraturan Da
erah Kabupaten/Kota juga untuk menyelenggarakan ketentuan tentang fungsi anggara
n dari DPRD Kabupaten/Kota dalam rangka menetapkan APBD, Perubahan dan Perhitung
an APBD, dan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan Pasal 19 a
yat(3) dan Pasal 23 ayat (1) UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
14. Fungsi Keputusan Bupati/Walikota yang bersifat pengaturan (regeling) ada
lah untuk menyelenggarakan lebih lanjut ketentuan dalam Perda Kabupaten/Kota ata
u ataskuasa peraturan perundang-undangan lain, sesuai dengan lingkup kewenangan
Kabupaten/Kota sebagai daerah otonom sepenuhnya.
15. Fungsi Peraturan Desa(atau yang sejenis) adalah untuk menyelenggarakan k
etentuan yang mengayomi adatistiadat desa;
16. Fungsi Keputusan KepalaDesa adalah untuk mengatur lebih lanjut ketentuan
yang termuat dalam Peraturan Desa.

You might also like