You are on page 1of 6

1.

Kondisi relief dasar laut secara geologis

Pernahkah Anda menyelam sampai ke dasar laut? Jika pernah, tentunya Anda bisa
berceritera bahwa seperti halnya di daratan, bentuk muka bumi di lautan juga tidak rata.
Relief dasar laut tidak begitu besar variasinya dibandingkan dengan relief daratan. Hal
ini disebabkan karena lemahnya erosi dan sedimentasi. Relief dasar laut terdiri dari
bentukan-bentukan berupa:
1. Palung laut atau trog adalah daerah ingressi di laut yang bentuknya memanjang.
Contohnya, Palung Mindanau (10.830 meter), Palung Sunda (7.450 meter), dan
sebagainya.
2. Lubuk laut atau “basin” terjadi akibat tenaga tektonik, merupakan laut ingressi dan
bentuknya bulat. Contohnya, Lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi, Lubuk Banda, dan
sebagainya.
3. Gunung laut adalah gunung yang kakinya ada di dasar laut. Kadang-kadang puncak
gunung laut muncul tinggi di atas laut. Contohnya, Gunung Krakatau, Maona Loa di
Hawaii.
4. Punggung laut merupakan satuan atau deretan bukit di dalam laut. Contohnya,
punggung laut Sibolga.
5. Ambang laut atau drempel adalah punggung laut yang memisahkan dua bagian laut
atau dua laut yang dalam. Contohnya, Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi,
Ambang Laut Gibraltar, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di
bawah ini!

Secara umum dasar laut terdiri atas empat bagian. Pembagian ini dimulai dari bagian
daratan menuju ke tengah laut, adalah sebagai berikut:
1. Landasan Benua (Continental Shelf)
Continental shelf (landasan benua) adalah dasar laut yang berbatasan dengan benua.
Di dasar laut ini sering ditemukan juga lembah yang menyerupai sungai. Lembah
beberapa sungai yang terdapat di Continental Shelf ini merupakan bukti bahwa
dulunya continental shelf meupakan bagian daratan yang kemudian tenggelam.
2. Lereng Benua (Continental Slope)
Continental slope (lereng benua) biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah
continental slope bisa mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan
biasanya tidak lebih dari 5 derajat.
3. Deep Sea Plain
Deep sea plain meliputi dua pertiga seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman
lebih dari 1.500 m, biasanya relief di daerah ini bervariasi, mulai dari yang rata sampai
pada puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan laut sebagai pulau yang
terisolasi.
4. The Deeps
The deeps merupakan kebalikan dari deep sea plain. Hanya sebagian kecil dasar
lautan sebagai the deeps. The deeps permukaan laut adalah dasar laut dengan ciri
adanya palung laut (trog) dan mencapai kedalaman yang besar, misalnya di Samudera
Pasifik mencapai kedalaman 75.000 m.

2. Jenis – Jenis Gelombang Air

Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung dari gaya pembangkitnya.
Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angina di permukaan laut,
gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan
terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang
yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak dan sebagainya.

A.1 Gelombang Laut Akibat Angin

Gelombang yang disebabkan oleh angin dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai,
menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai, serta menyebabkan
gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai. Gelombang merupakan factor utama di dalam penentuan
tata letak (layout) pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai, dan sebagainya. Pada gambar
A.1 ditunjukan suatu bentuk contoh gelombang laut akibat angina dengan periodenya.

Gambar gelombang laut akibat angin dengan Periode Pendek: 2 – 25 detik


A.2 Gelombang Laut Akibat Pasang Surut

Pasang surut juga merupakan faktor yang penting karena bisa menimbulkan arus yang cukup kuat
terutama di daerah yang sempit, misalkan di teluk, estuary, dan muara sungai. Selain itu elevasi muka air
pasang dan air surut juga sangat penting untuk merencanakan bangunan – bangunan pantai. Sebagai
contoh elevasi puncak bangunan pantai ditentukan oleh elevasi muka air pasang untuk mengurangi
limpasan air, sementara kedalaman alur pelayaran dan perairan pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
Gelombang besar yang datang ke pantai pada saat air pasang bias menyebabkan kerusakan pantai sampai
jauh ke daratan.

A.3 Gelombang Laut Akibat Tsunami

Tsunami adalah gelombang yang terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa bumi di laut.
Gelombang yang terjadi bervariasi dari 0,5 m sampai 30 m dan periode dari beberapa menit sampai
sekitar satu jam. Tinggi gelombang tsunami dipengaruhi oleh konfigurasi dasar laut. Selama penjalaran
dari tengah laut (pusat terbentuknya tsunami) menuju pantai, sedangkan tinggi gelombang semakin besar
oleh karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Di daerah pantai tinggi gelombang tsunami dapat
mencapai puluhan meter. Pada gambar A.2.a ditunjukan contoh gelombang laut akibat tsunami yang
berada di laut dalam dengan ketinggian puncak gelombang < 1 m dan pada gambar A.2.b ditunjukan
contoh gelombang laut akibat tsunami yang berada di pantai dengan ketinggian puncak gelombang ≤ 30
m

Gambar Gelombang Laut Akibat Tsunami di Laut dalam


Gambar Gelombang Laut Akibat Tsunami di Pantai

3. Definisi Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu
pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran
air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam
sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai
air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.

Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas

1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan
sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar
garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu
akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
1. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin
sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.

densitas

Densitas dalam pengertian singkatnya adalah kerapatan. Kerapatan disini adalah


massa jenis. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Karena yang dibahas adalah laut, maka kita berbicara bagaimana
densitas air laut. Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam
mempelajari dinamika laut. Densitas sendiri berkaitan erat dengan suhu, salinitas
dan juga tekanan. Karena suhu, salinitas dan tekanan tersebut yang mempengaruhi
densitas di laut.

Dari ketiga parameter yang mempengaruhi densitas antara suhu, salinitas


dan tekanan, yang paling mempengaruhi densitas adalah tekanan. Jika densitas di
suatu perairan naik atau tinggi maka suhu di perairan tersebut akan turun. Densitas
maksimal terjadi pada suhu antara 39,80C - 400C. Tapi sebaliknya dengan salinitas
dan tekanan di daerah perairan tersebut. Tekanan dan salinitasnya naik. Jadi pada
intinya adalah densitas berbanding terbalik dengan suhu tetapi berbanding lurus
dengan salinitas dan tekanan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi densitas adalah suhu, salinitas dan tekanan. Dan dari faktor-faktor
yang mempengaruhi densitas tersebut, faktor tekanan lah yang paling berpengaruh
terhadap nilai densitas di suatu perairan. Jadi jika disuatu perairan tekanannya
berubah maka densitasnyapun pasti berubah.

4. kaitannya

Oseanografi adalah cabang dari geografi fisik yang mempelajari bumi samudra dan lautan. Ini
mencakup berbagai macam topik, termasuk organisme laut dan dinamika ekosistem (oseanografi
biologi); arus laut, ombak, dan dinamika fluida geofisika (oseanografi fisik); tektonik lempeng dan
geologi dasar laut (oseanografi geologi), dan terak dari berbagai zat kimia dan sifat fisik dalam laut
dan melintasi batas-batasnya (oseanografi kimia).
Kaitan antara ilmu geografi dan oceanografi terletak pada hubungan timbal balik
yang dilakukan oleh manusia dengan lingkungannya berdasarkan sistem
pengelolaan daerah peraiaran atau wilayah lautan.

You might also like