Professional Documents
Culture Documents
2, AGUSTUS 2002
Email : s_weni@eng.ui.ac.id
Abstrak
Sebagian besar bangunan prasarana sipil menggunakan tulangan beton untuk memperkuat konsruksi betonnya.
Tulangan betontersebut sangat rentan terhadap pengaruh unsur kimia yang dapat menyebabkan korosi. Korosi terjadi
akibat adanya unsur kimia di lingkungan asam. Unsur-unsur kimia yang mempunyai sifat korosif diantaranya sulfat,
khlorida dan nitrat. Banyak lahan di wilayah Indonesia berupa rawa. Air rawa umumnya mempunyai kadar asam
tinggi, dan mengandung unsur sulfat, khlorida dan nitrat yang melebihi kondisi normal air tanah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur-unsur kimia korosif di dalam air rawa terhadap laju korosi tulangan
beton. Ada dua perlakuan yang dilakukan yaitu : (1) merendam tulangan beton dari dua jenis mutu (ST 37 dan ST 60)
selama 60 hari ke dalam air rawa tercemar, (2) ST 37 digerakkan naik turun secara periodik dalam rendaman air rawa
tercemar. Air rawa dibuat dalam tiga variasi yaitu dengan memperbesar konsentrasi unsur korosif 1x, 5x, dan 10 x.
Pengukuran laju korosi menggunakan metoda immersi. Hasil uji immersi menunjukkan bahwa unsur khlorida
memberikan pengaruh yang paling besar dalam proses korosi ST 37 maupun ST 60 dan dengan diikuti dengan unsur
sulfat dan nitrat. Besarnya laju korosi ST 37 adalah 24.29 mpy sedangkan ST 60 adalah 22.76 mpy. Untuk tulangan
beton ST 37 yang digerakkan naik turun, besarnya laju korosi adalah 37,59 mpy, di mana unsur khlorida paling besar
pengaruhnya dalam proses korosi, dan diikuti dengan sulfat kemudian nitrat.
Abstract
Most of infrastructures using steel concrete to reinforce the strength of concrete. Steel concrete is so vulnerable to chemical
compounds that can cause corrosion. It can happen due to the presence of chemical compounds in acid environment in low pH
level. These chemical compounds are SO42-, Cl-, NO3-. There are many swamp area in Indonesia. The acid contents and the
concentration of ion sulphate, chlorides, and nitrate are higher in the swamp water than in the ground water .The objective of
this research was to find out the influence of corrosive chemicals in the swamp water to the steel concrete corrosion rate. There
were two treatment used: (1) emerging ST 37 and ST 60 within 60 days in the ‘polluted’ swamp water, (2) moving the ST 37 up
and down periodically in the ‘ polluted’ swamp water. Three variation of ’polluted’ swamp water were made by increasing the
concentration of corrosive chemical up to 1X, 5X and 10X respectively. The corrosion rate was measured by using an Immersion
Method. The result of Immersion test showed that chloride had the greatest influence to corrosion rate of ST 37 and ST 60 and
followed by sulphate and Nitrate. Corrosion rate value for ST 37 is 24.29 mpy and for ST 60 is 22.76 mpy. By moving the sample
up and down, the corrosion rate of ST 37 increase up to 37.59 mpy, and chloride still having the greatest influence, followed by
sulphate and nitrate.
66
67 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002
daerah yang curah hujannya tinggi, daerah kawasan suatu bahan untuk dapat tahan dari proses korosi
industri dan lain sebagainya. Korosi adalah salah satu tergantung dari beberapa faktor, seperti yang tergambar
faktor yang mempengaruhi penurunan kekuatan di bawah [3,1].
konstruksi. Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi
adalah faktor dalam diri beton dan faktor lingkungan Berdasarkan diagram tersebut dapat kita lihat bahwa
[1]. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya faktor termodinamika dan elektrokimia mempunyai
terlihat bahwa air rawa dan lumpur rawa memiliki peran yang penting dalam memahami dan mengontrol
kandungan yang menyebabkan terjadinya korosi pada korosi. Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan
tulangan beton. Air dan lumpur rawa mengandung zat korosi yang terjadi pada metal, bila ditinjau berdasarkan
organik, humus yang tinggi sehingga pH-nya rendah mekanisme terjadinya korosi maka korosi dapat
yang mengakibatkan air rawa bersifat asam. Karat diklasifikasikan menjadi :
sebutan orang awam terhadap korosi menjadi penyebab • Chemical corrosion
utama kerusakan material yang umumnya terbuat dari • Electrolytic corrosion
logam sehingga menimbulkan kerugian [2] Korosi dapat Selain itu korosi juga dapat diklasifikasikan menjadi (1)
berlangsung apabila semua komponen sel elektrokimia wet corrosion dan (2) dry corrosion, yaitu:
tersedia yaitu tersedianya katoda dan anoda serta • Wet corrosion
elektrolit dalam kadar yang cukup. Dengan adanya Terjadi bila ada zat cair yang menjadi elektrolit,
elektrolit maka akan terjadi perpindahan elektron dari dapat terlihat pada korosi yang terjadi pada besi
anoda menuju katoda akibat perbedaan potensial antara yang diakibatkan oleh air.
keduanya. Korosi secara umum mempunyai pengertian • Dry corrosion
sebagai kerusakan yang terjadi pada material yang Korosi ini terjadi tanpa kehadiran dari air, penyebab
terjadi akibatnya adanya reaksi kimia. Proses korosi dari korosi ini adalah temperatur tinggi dan gas
yang terjadi pada material yang terbuat dari bahan penyebab korosi (karbondioksida dan sulfurdioksida).
logam disebabkan karena adanya proses pelepasan Sifat-sifat kimia yang mempengaruhi korosi : pH,
elektron pada logam (anoda) yang kemudian elektron Alkalinitas, Oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO),SS
tersebut diterima oleh logam lain (katoda). Proses (suspended Solid), Kalsium, Klorida dan sulfat, Angka
tersebut terjadi apabila adanya zat yang bersifat sebagai permanganat [4].
elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar listrik.
Korosi adalah suatu fenomena yang komplek yang Efek Dari Konsentrasi Zat Korosif
terjadi tidak hanya pada material yang terbuat dari metal Gambar di bawah menunjukkan efek dari konsentrasi
namun korosi secara umum diketahui terjadi pada zat korosif pada laju korosi.
permukaan metal yang disebut general corrosion. Adanya ion chlorida dalam beton yang mengandung
Seiring dengan perkembangan jaman dan pengetahuan karbonat menyebabkan resiko korosi pada tulangan
maka para ahli metalurgi telah mempunyai cara yang lebih besar dibanding dalam kondisi alkalin [5,1].
bagaimana membuat suatu unsur yang mempunyai
ketahanan diri terhadap serangan korosi. Kemampuan
ELEKTROKIMIA
METALURGI
FISIKA KIMIA KETAHANAN TERHADAP
KOROSI
TERMODINAMIKA
Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Korosi Pada Logam (Fontana, 1986)
Laju B Keterangan :
Korosi Kurva A : Pb dalam larutan H2SO4
A Kurva B : Fe dalam larutan H2SO4
Konsentrasi larutan
Gambar 2. Efek Dari Konsentrasi Zat Korosi Terhadap Laju Korosi.(Fontana, 1986)
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002 68
Dari tabel 1. terlihat bahwa kedua jenis air tersebut air yang ada di fakultas teknik lebih rendah daripada
memiliki angka pH yang dapat menyebabkan rusaknya air yang berasal dari rawa Cengkareng. Namun air
lapisan pasif (<13.5) dari sebuah tulangan baja. Namun rawa memiliki unsur penyebab korosi yang lebih tinggi
terlihat dari data laboratorium ternyata angka pH dari yaitu kandungan sulfat dan klorida yang lebih tinggi.
69 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 2002
Kedua jenis air tersebut juga memiliki angka DO yang 2. Penambahan unsur Chlorida yang diperbesar
rendah sehingga memungkinkan berkembangnya 10X lebih dominan mempengaruhi laju korosi
bakteri anaerob seperti bakteri D. desulfuricans yang pada kedua jenis mutu tulangan dibandingkan
menjadi salah satu faktor terjadinya korosi. Reaksi dengan SO42- dan NO3-.
yang terjadi adalah reaksi pengurangan sulfat. 3. Unsur Cl- mempunyai pengaruh yang paling
besar pada laju korosi ST 37 yang digerakkan
Laju Korosi Dari Tulangan Beton naikturun dibandingkan dengan unsur SO42- dan
Data-data hasil penimbangan dari sample yang telah NO3- dengan konsentrasi yang diperbesar 5X
selesai masa rendamannya kemudian dihitung dengan maupun 10X. Besaran laju korosinya adalah
menggunakan rumus (1) diatas. Hasil perhitungannya 35.759 – 37.588 mpy.
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji Immersion,
Dari tabel 2. dapat dikatakan bahwa: dibuat grafik perbandingan medium perendaman
1. Penambahan unsur Sulfat (SO42-) yang terhadap laju korosi dari setiap mutu tulangan sebagai
diperbesar 5X lebih dominan mempengaruhi berikut :
laju korosi pada kedua jenis mutu tulangan
dibandingkan dengan Cl- dan NO3-.
S T 37 5X ST 37 10X
40 40
LAJU KOROSI (MPY)
35 35
30 30 24.29
25 25
18.091 18.024
20 20
11.391 12.966 15.161
15
15
10 6.235 5.098
10 6.235 5.098
5
0 5
A ir Tanah A ir r aw a NO2- Cl- SO42
0
Air Tanah Air raw a N O2- C l- SO42
murni m urni
M EDIUM P ERENDAM M EDIUM PERENDAM
ST 60 5X ST 60 10X
40 40
LAJU KOROSI (MPY)
LAJU KOROSI (MPY)
35 35
30 30
22.757 21.575
25 25
20 17.193 20 14.965
15 10.817 11.055
15
10 10 5.436 5.047
5.436 5.047
5 5
0 0
Air Tanah Air rawa murni NO2- Cl- SO42 Air Tanah Air rawa murni NO2- Cl- SO42
Grafik 3. Perbandingan Laju Korosi Tulangan Grafik 4. Perbandingan Laju Korosi Tulangan
ST 60 (Konsentrasi 5X) ST 60 (Konsentrasi 10 X)
3 4.1 38 3 4.1 38
35 30 .46 4
35 30 .46 4
30 30
25 25
20 20 14 .467
14 .467
15 15
10 6.3 95 10 6.3 95
5 5
0 0
A ir T anah Air raw a murn i NO2- Cl- SO42 A ir T anah Air raw a murn i NO2- Cl- SO42
M E D IUM P E R E ND AM M E D IUM P E R E ND AM
30
25
20
15
10
5
0
5X 10 X 5X 10 X 5X 10 X
S O 42 C l- N O 2- A ir ra w a A ir T a n a h
m u rn i
K O N S E N T R A S I U N S U R K O R O S IF
S T 60 S T 37 S T 3 7 (d in a ik t u ru n k a n )
Beberapa kesimpulan yang didapat berdasarkan dari [1] H.H. Uhlig, W.R. Revie, Uhlig’s Corrosion
analisa data dan pembahasan adalah sebagai berikut : Handbook, John Wiley and Sons, New York, 2000,
1. Unsur sulfat memberikan pengaruh yang paling p.582.
besar terhadap laju korosi pada penambahan [2] J. Chamberlein, Korosi, Gramedia, Jakarta, 1991.
konsentrasi 5X diikuti dengan chlorida dan nitrat. [3] M.G. Fontana, Corrosion Engineering, McGraw
Besaran masing-masing laju korosi untuk kedua Hill, New York, 1986.
jenis mutu adalah 18.091 mpy untuk ST 37 dan [4] D.H. Davies, G.T. Burstein, Corrosion: Effect of
17.193 untuk ST 60. Bicarbonate on the corrosion and passivation of
2. Pada penambahan konsentrasi 10X, unsur iron, 1980, p.36
chlorida memberikan pengaruh yang paling besar [5] D. Barkey, D. Pinelle, E. Lyons, I. Christopher,
terhadap laju korosi dibandingkan dengan sulfat http://www.arofe.army.mil/Conferences/Recent_
dan nitrat. Besaran masing-masing laju korosi Abstract/200th_Meeting/meet.html.
untuk kedua jenis mutu adalah 24.290 mpy untuk [6] Anon., Annual Book of ASTM Standarts G59-78,
ST 37 dan 22.757 untuk ST 60. ASTM, Philadelphia, 1981, p.964.
3. Laju korosi tulangan ST 37 yang dinaikturunkan [7] Ulf Nurnberger, Willibad Beul FMPA Otto-graf
lebih besar dari laju korosi tulangan ST 37 yang Journal, http://www.fmpa.de/english/journal/ 1999/
hanya dicelup saja. Laju korosi terbesar terjadi Beitrag NeurnbergerBeul.html
pada sample dengan rendaman air rawa ditambah
unsur chlorida dengan penambangan konsentrasi
5X dan 10X, diikuti dengan sulfat dan nitrat.
4. Semakin tinggi kualitas tulangan beton semakin
rendah laju korosi yang terjadi.