Professional Documents
Culture Documents
NARKOBA Berasal dari bahasa inggris yaitu narcotics, yang berarti obat bius. Dalam bahasa
yunani disebut Narkose yang artinya menidurkan atau membius.
Definisi Narkotika adalah zat atau obat,baik yang berasal dari tanaman, sintesis, maupun semi
sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan
Penyebab narkoba disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
1. Faktor Internal : Adalah faktor yang berasal dari diri seseorang.
Keluarga : Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken Home) maka
seseorang akan mudam merasa putus asa dan Frustasi. Akibat lebih jauh, orang akhirnya
mencari kompensasi diluar rumah dengan menjadi konsumen narkoba.
Kepribadian :Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah dipengaruhi
orang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang narkoba.
2. Faktor Eksternal : Berasal dari luar seseorang. Faktor yang cukup kuat mempengaruhi
seseorang.
Konsentrasi obat, yaitu kadar obat yang dikonsumsi. Semakin tinggi kadar obat maka
akan merasakan gejala yang lebih kuat pula. Sebelum dikonsumsi, narkoba dilarutkan
dalam pelarut tertentu,dapat air atau minuman beralkohol.
Jenis pelarut mempengaruhi efektivitas kerja zat aktif yang terkandung dalam narkoba.
Lamanya mengkonsumsi obat karena sakit, akan terpengaruh oleh dosis dalam obat.
Pengaruhnya juga akan bertahan lama.Apabila sebelumnya pengguna telah merasa sakit
dan selamaitu mengkonsumsi maka pengaruh yang dirasakan akan besar.
Pada awalnya akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti mual, muntah, pusing, pandangan
kabur (Kesadaran kurang),dan rasa gelisah. Bila menggunakan obat bersifat analgetik (Jenis
narkotika) menimbulkan rasa senang berlebihan dan perasaan menlayang (Fly).
Jika konsumsi jenis Psikotropika gejala awal khayalan yang indah-indah, rasa tenang, dan
percaya diri. Untuk zat adiktif dan bahan berbahaya lain, mengenakkan dan menyenangkan
menimbulkan rasa aman seolah dunia indah & nikmat
Pada otak, narkoba dapat mengakibatkan perdarahan pada pembuluh darah otak (stroke)
Pada paru, mengakibatkan asma, bronkhitis dan kegagalan pernafasan
Pada jantung, mengakibatkan gagal jantung dan infark miocard (MCI)
Pada lever, mengakibatkan hepatits dan kenker hati
Pada alat reproduksi megakibatkan impotensi, keguguran, mandul,sipilis, dan GO
(Gonorhea)
Pada sistem pertahanan tubuh dapat memicu penyakit HIV/AIDS
Dll pada ginjal, lambung, darah dan sistem hormonal
Sumber : http://www.sahabatwanita.com/bahaya-penyalahgunaan-narkoba-pada-remaja
Heroin (Putau)
Putau adalah bentuk tingkat rendah dari heroin. Heroin berasal dari bunga opium, sejenis bunga
di iklim panas dan kering. Bunga tersebut menghasilkan zat lengket yang menjadi cikal bakal
dari heroin, opium, morfin dan kodein. Heroin adalah zat depresan. Obat-obatan depresan tidak
langsung membuat Anda merasa tertekan. Zat-zat tersebut memperlambat pesan dari otak ke
tubuh dan sebaliknya. Beberapa nama lain dari zat tersebut adalah bedak, putih.
Ketergantungan
Heroin adalah zat yang mempunyai daya ketergantungan tinggi dan pemakai biasa hampir
dipastikan menjadi ketergantungan. Toleransi pada heroin berarti seseorang perlu dosis narkoba
yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama ketika mereka menggunakan zat tersebut
dalam skala kecil.
Mengemudi
Heroin memengaruhi keterampilan motorik dan koordinasi tubuh, penglihatan dan kemampuan
untuk mengambil keputusan tentang jarak dan kecepatan. Hal ini yang menyebabkan mengemudi
atau menumpang bersama seseorang yang dimabuk heroin sangat berbahaya.
Narkotika memiliki banyak jenis dan macamnya yang sering disalah gunakan oleh para pecandu.
Narkotika tersebut antara lain seperti opium/opiat, morfin, heroin, kokain, mariyuana/kanabis/ganja,
kodein dan opiat sintetik. Berikut ini adalah jenis-jenis atau macam-macam narkitoka-narkotika tersebut
disertai pengertian arti definisi.
1. Opiat / Opium
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan kangsung oleh tanaman yang bernama poppy / papaver
somniferum di mana di dalam bubuk haram tersebut terkandung morfin yang sangat baik untuk
menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat antitusif.
2. Morfin
Mofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi opium dengan zat kimia tertentu
untuk penghilang rasa sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu. Dampak atau efek dari
penggunaan morfin yang sifatnya negatif membuat penggunaan morfin diganti dengan obat-obatan lain
yang memiliki kegunaan yang sama namun ramah bagi pemakainya.
3. Heroin
Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat
menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan dengan morfin. Heroin
dipakai oleh para pecandunya yang bodoh dengan cara menyuntik heroin ke otot, kulit / sub kutan atau
pembuluh vena.
4. Kodein
Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter, namun dapat menyebabkan
ketergantungan / efek adiksi sehingga peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat.
Jenis obat yang berasal dari opiat buatan tersebut seperti metadon, petidin dan dektropropoksiven
(distalgesic) yang memiliki fungsi sebagai obat penghilang rasa sakit. Metadon berguna untuk
menyembuhkan ketagihan pada opium / opiat yang berbentuk serbuk putih. Opiat sintesis dapat
memberi efek seperti heroin, namun kurang menimbulkan ketagihan / kecanduan. Namun karena
pembuatannya sulit, opiat buatan ini jarang beredar kalangan non medis.
Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi daun coca (erythoroxylon coca)
yang dapat menjadi perangsang pada sambungan syaraf dengan cara / teknik diminum dengan
mencampurnya dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup dari hidung
dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.
Kenikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan sebentar saja, yaitu selama 1 sampai 4 menit seperti
rasa senang riang gembira, tambah pede, terangsang, menambah tanaga dan stamina, sukses, dan lain-
lain. Setelah 20 menit semua perasaan enak itu hilang seketika berubah menjadi rasa lelah / capek,
depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi dan lagi sampai mati.
Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat ditimbukan dari penggunaan kokain secara terus
menerus_adalah:
-Darah_tinggi
-Susah_tidur
-Bola_mata_menjadi_kecil
-Hilang_nafsu_makan/kurus
-Detak_jantung_jadi_cepat
- Terbius sesaat, dan sebagainya
7. Ganja / Mariyuana / Kanabis
Mariyuana adalah tanaman semak / perdu yang tumbuh secara liar di hutan yang mana daun, bunga,
dan biji kanabis berfungsi untuk relaksan dan men
Sumber: http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=372:ganja-
opium-kokain-morfin-heroin-adalah-narkoba-yang-sering-dipergunakan&catid=53:artikel&Itemid=192
Narkotika memiliki banyak jenis dan macamnya yang sering disalah gunakan oleh para pecandu.
Narkotika tersebut antara lain seperti opium/opiat, morfin, heroin, kokain,
mariyuana/kanabis/ganja, kodein dan opiat sintetik. Berikut ini adalah jenis-jenis atau macam-
macam narkitoka-narkotika tersebut disertai pengertian arti definisi.
1. Opiat / Opium
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan kangsung oleh tanaman yang bernama poppy /
papaver somniferum di mana di dalam bubuk haram tersebut terkandung morfin yang sangat
baik untuk menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat antitusif.
2. Morfin
Mofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi opium dengan zat kimia
tertentu untuk penghilang rasa sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu. Dampak
atau efek dari penggunaan morfin yang sifatnya negatif membuat penggunaan morfin diganti
dengan obat-obatan lain yang memiliki kegunaan yang sama namun ramah bagi pemakainya.
3. Heroin
Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat
menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan dengan morfin.
Heroin dipakai oleh para pecandunya yang bodoh dengan cara menyuntik heroin ke otot, kulit /
sub kutan atau pembuluh vena.
4. Kodein
Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter, namun dapat menyebabkan
ketergantungan / efek adiksi sehingga peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat.
5. Opiat Sintetik / Sintetis
Jenis obat yang berasal dari opiat buatan tersebut seperti metadon, petidin dan dektropropoksiven
(distalgesic) yang memiliki fungsi sebagai obat penghilang rasa sakit. Metadon berguna untuk
menyembuhkan ketagihan pada opium / opiat yang berbentuk serbuk putih. Opiat sintesis dapat
memberi efek seperti heroin, namun kurang menimbulkan ketagihan / kecanduan. Namun karena
pembuatannya sulit, opiat buatan ini jarang beredar kalangan non medis.
Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi daun coca
(erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada sambungan syaraf dengan cara /
teknik diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke
pembuluh darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.
Kenikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan sebentar saja, yaitu selama 1 sampai 4 menit
seperti rasa senang riang gembira, tambah pede, terangsang, menambah tanaga dan stamina,
sukses, dan lain-lain. Setelah 20 menit semua perasaan enak itu hilang seketika berubah menjadi
rasa lelah / capek, depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi dan lagi
sampai mati.
Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat ditimbukan dari penggunaan kokain secara terus
menerus adalah :
- Darah tinggi
- Sulit bobo / susah tidur
- Bola mata menjadi kecil
- Hilang nafsu makan / kurus
- Detak jantung jadi cepat
- Terbius sesaat, dan sebagainya
Mariyuana adalah tanaman semak / perdu yang tumbuh secara liar di hutan yang mana daun,
bunga, dan biji kanabis berfungsi untuk relaksan dan mengatasi keracunan ringan (intoksikasi
ringan).
Zat getah ganja / THC (delta-9 tetra hidrocannabinol) yang kering bernama hasis, sedangkan jika
dicairkan menjadi minyak kanabasis. Minyak tersebut sering digunakan sebagai campuran rokok
atau lintingan tembakau yang disebut sebagai cimenk, cimeng, cimenx, joint, spleft, dan
sebagainya.
Ganja dapat menimbulkan efek yang menenangkan / relaksasi. Orang yang baru memakai ganja
atau mariyuana memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Mabuk / mabok dengan mata merah.
- Tubuh lemas dan lelah.
- Bola mata menjadi besar.
Bagi pengguna ganjo alias mariyuana semua itu tidak masalah walaupun banyak menimbulkan
efek buruk bagi fisik dan mental, yakni antara lain sebagai berikut ini :
- Kemampuan konsentrasi berkurang.
- Daya tangkap syaraf otak berkurang.
- Penglihatan kabur / berkunang-kunang.
- Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang.
Yang penting bagi pecandu ganja adalah efek enak dan nikmat dunia yang semu seperti :
- Rasa gembira.
- Percaya diri / PD meningkat pesat.
- Peka pada suara.
Sumber: http://organisasi.org/macam-jenis-narkotika-yang-sering-disalahgunakan-dipakai-ganja-opium-
kokain-morfin-heroin-dkk
Morphine adalah jenis obat yang disebut narkotik penghilang rasa sakit. Morphine digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit yang berat. Morphine bekerja dengan cara mengurangi atau
menekan pusat persepsi rasa sakit di otak. Morphine tidak digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit setelah melakukan pembedahan kecuali jika telah menggunakannya sebelum pembedahan
dilakukan.
Indikasi:
Untuk menghilangkan rasa sakit yang berat.
Dosis:
MI:
1. 10 mg IV dengan jumlah 2 mg/menit diikuti dengan dosis yang lebih jauh sekitar 5-10
mg IV, jika diperlukan.
2. Gunakan dosis setengah pada orang-orang yang lebih tua.
UA:
Efek Samping:
Sumber: http://health.detik.com/read/2010/07/12/162114/1397690/769/morphine?ld991107763
Remaja Sebagai Target Napza
Anda tentu prihatin menyaksikan anak Anda senang menyendiri. Sebaiknya Anda juga mesti
waspada jika selain menyendiri, ia juga sering keluar masuk kamar mandi untuk keperluan yang
tidak jelas. Mungkin anak Anda bukan kurang bergaul, tapi justru salah gaul. Senang menyendiri
dan sering ke toilet adalah salah satu cirri pecandu napza.
Sebaliknya, anak yang bebas bergaul pun rentan menjadi korban napza. Remaja penggemar
diskotek beresiko tinggi terjerat napza. Hanya mereka yang sedang "on" yang bisa menikmati
dentam musik memekakkan telinga di diskotek. Tak aneh tempat hiburan ini sudah bak pasar
napza.
Usia remaja adalah usia yang rentan terhadap napza. Dari sekitar 2 juta orang pengguna napza di
Indonesia, mayoritas pengguna berumur 20-25 tahun. Sembilan puluh persen pengguna adalah
pria. Usia pertama kali menggunakan napza rata-rata 19 tahun. Demikian data yang diungkap
oleh Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) cabang DKI Jaya.
Kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar menjadi daerah tujuan
pasar norkotik Internasional. Target utama pasar narkotik adalah remaja. Di Jakarta, pada tahun
2000 lalu, diduga ada lebih dari 166 SMTP dan 172 SLTA yang menjadi pusat peredaran
narkotika dengan lebih dari 2000 siswa terlibat di dalamnya.
Coba pula tengok data dari Wisma Adiksi, salah satu pusat rehobilitasi napza di Jakarta. Sampai
11 mei 2002 tercatat 37 pasien laki-laki dan 9 orang perempuan korban napza. Usia pasien paling
banyak 20-24 tahun, poling muda 17 tahun dan poling tua 45 tahun. Menurut Dr. Tri Mulyati,
pemilik Wisma Adiksi, para pecandu yang dirawat umumnya mahasiswa dan pelajar.
Melihat data seperti di alas, Anda langsung khawatir jika selama ini tak memperhatikan perilaku
sang anak. Namun, tak bijaksana jika kemudian Anda menjadi orang tua yang otoriter dan
menguasai sang onak 24 jam sehari. Bahkan, tekanan keluarga justru membuat anak melarikan
diri kepada napza.
Agaknya, akan lebih baik kalau Anda sebagai orang tua mengetahui hal awal napza. Menurut Dr
Tri, jenis napza yang paling banyak digunakan adalah putaw (heroin. Apa saja jenis napza yang
beredar dan dampaknya dapat and abaca pada tabel. Yang juga penting factor apa yang
mendorong penggunaan napza? Jangan-jangan sikap Anda sebagai orang tua turut berperan.
Faktor pendorong
Berdasarkan hasil jumlah penelitian terdapat beberapa faktor yang berperan pada
penyalahgunaan narkoba. Faktor tersebut meliputi faktor keluarga, faktor kepribadian, faktor
teman sebaya, faktor lingkungan sekolah dan faktor kesempatan.
Faktor keluarga
Berdasarkan hasil penelitian tim UNIKA Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta
tahun 1995, terdapat beberapa tipe keluarga yang berisiko tinggi anggota keluarganya (terutama
remaja) terlibat penyalahgunaan napza. Keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang memiliki
riwayat ketergantungan napza, keluarga dengan aturan yang tidak konsisten (misalnya, ayah
bilang ya, tetapi ibu bilang tidak), dan keluarga yang sering konflik baik antara ayah dan ibu,
ayah dan anak, ibu don anak, maupun antar saudara. Selain itu juga keluarga dengan orang tua
yang otoriter atau keluarga yang tidak pernah memberikan kesempatan pada anak untuk
berdialog. Demikian juga keluarga yang selalu menuntut kesempurnaan dan keluarga yang selalu
diliputi kecemasan.
Faktor kepribadian
Pecandu napza biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan
emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi. Remaja yang
menyalahgunakan napza umumnya tidak mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus
diperoleh dari lingkungan.
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau
orang-orang seusia untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Bila
seorang remaja tidak bisa berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih popular atau yang
berprestasi (misalnya dalam bidang olahraga dan akademik), hal tersebut dapat menyebabkan
frustrasi sehingga ia mencari kelompok lain yang dapat menerimanya.
Lingkungan sekolah turut mendorong terjadinya penyalahgunaan napza. Sekolah yang kurang
berdisiplin dan tidak tertib, sering tidak ada pelajaran pada waktu jam sekolah, pelajaran yang
diberikan secara membosankan guru yang kurang pandai mengajar dan kurang mampu
berkomunikasi dengan siswa, serta sekolah tidak mempunyai fasilitas untuk menyalurkan
kreatifitas siswa, merupakan ciri-ciri sekolah yang berisiko tinggi terhadap adanya
penyalahgunaan napza pada murid-muridnya.
Saat ini kesempatan untuk mendapatkan napza relatif mudah, bahkan sekolah-sekolah termasuk
sampai SD. Lingkungan masyarakat yang masih bersikap tak acuh seolah membiarkan
penyalahgunaan napza. Faktor lainnya adalah lemahnya penegakan hukum di Indonesia.
Napza juga membawa kepada ke cenderungan seks bebas dan suburnya pelacuran. menurut Dr.
Fritz A. Kakiallatu, Sp.B, Sp.BU, urolog dari RSPAC Gatot Subroto, umumnya tempat hiburan
menjadi tempat penjualan napza. Bahkan, ada pecandu yang menjual tubuhnya untuk membeli
napza. PENGOBATAN
Famili
yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitas sosial. Rehabilitasi medis dilakukan dengan mengobati
dan merawat penderita dengan menggunakan obat-obatan dan tindakan medis. Sebaiknya Anda
memilih lembaga rehabilitasi medis yang telah mendapat izin dari Menteri Kesehatan, atau
rehabilitasi sosial yang mendapat izin dari Menteri Sosial.
Rehabilitasi medis bisa didapatkan di RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat, RSJ (Rumah
Sakit Jiwa), atau Unit Gowat Darurat di setiap Rumah Sakit Umum. Rehabilitasi sosial
merupakan kegiatan pemulihan fisik, mental, maupun sosial. Pemulihan biasanya dilakukan
dengan menggunakan psikolog dan pendekatan agama.
Menurut Dr.Tri yang juga merupakan istri Dr. Al Bachri, salah satu dokter yang aktif mengobati
penderita napza, angka keberhasilan penyembuhan pasien napza secara teoritis sekitar 65-85
persen selama 2 tahun pengobatan. Artinya, di antara 100 orang pasien yang diobati selama 2
tahun, sebanyak 65-85 orang sembuh total dan sisanya masih tetap mengkonsumsi napza.
Tentang kekambuhan Dr tri mengakui sering terjadi di wisma Adiksi. Kekambuhan tergantung
kepada berat ringannya kondisi pasien dan komplikasi fisik dan mental yang ditimbulkan oleh
napza.
Pencegahan
Penanggulangan narkotika dan psokotropika pada remaja membutuhkan peran orang tua, guru
dan peran masyarakat yang sangat besar. Orang tua sebaiknya menciptakan suasana hangat,
penuh kasih sayang, perhatian dan bersahabat di rumah.
Orang tua diharapkan mengetahui dan memahami bahaya penyalahgunaan napza dan mengetahui
ciri-ciri anak yang berisiko besar menjadi pecandu. Jika terdapat suatu kasus napza pada salah
seorang anggota keluarga yang tidak dapat Anda selesaikan sendiri, sebaiknya Anda meminta
bantuan para ahli.
Para guru di sekolah adalah pengganti orang tua selama anak-anak berada di sekolah. Umumnya
guru mementingkan pengajaran ilmu pengetahuan, padahal pembinaan kepribadian juga penting.
Masyarakat juga diharapkan berperan aktif dalam membantu upaya pencegahan dan
pemberontasan penyalahgunaan dan peredaran gelap norkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya. Caranya, dengan melaporkan kepada polisi apabila menyangkut peredaran gelap dari
kepada petugas fasilitas pelayanan kesehatan apabila membutuhkan pertolongan medis.
Ciri Fisik
*Berat_badan_turun_drastis
*Mata_cekung_dan_merah,_muka_pucat_dan_bibir_kehitaman
*Buang_air_besar_dan_air_kecil_kurang_lancar
*Sembelit_atau_sakit_perut_tanpa_alasan_yang_jelas
*Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada bekas luka sayatan
*Terdapat_perubahan_warna_kulit_di_tempat_bekas_suntikan
*Terdapat_perubahan_warna_kulit_di_tempat_bekas_suntikan
*Mengeluarkan_air_mata_yang_berlebihan
*Mengeluarkan_keringat_yang_berlebihan
*Kepala_sering_nyeri,persendian_ngilu
*Banyaknya_lendir_dari_hidung
*Pupil_mata_membesar
*Diare
*Bulu_kuduk_berdiri
*Sukar_tidur
*Menguap
*Jantung berdebar-debar
Ciri mental
Perilaku
Sumber: http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/detail/190
*Jika Anda menemukan minimal enam (6) tanda dari masing-masing kategori ciri-ciri dibawah
ini yang tampak pada remaja Anda dalam suatu periode waktu tertentu, maka segera berbicara
kepada remaja tersebut dan mencari bantuan seseorang ahli untuk menghindari remaja yang
mencandu tersebut terperosok lebih dalam lagi.
1. Tanda-tanda di rumah :
Sumber: http://pramareola14.wordpress.com/2010/02/23/tanda-tanda-remaja-dengan-
penyalahgunaan-napza/