You are on page 1of 8

MODUL 1

PERKEMBANGAN TEORI – TEORI FISIKA

1. Pendahuluan
Fisika adalah ilmu yang paling mendasar dari semua cabang sains fisika yang
berhubungan dengan perilaku dan struktur materi ilmu yang mempelajari bagian –
bagian dari alam dan interaksi di dalam.
Pada abad ke-20, fisika telah mengalami perkembangan pesat sekali.
Dampak perkembangan fisika telah dapat dirasakan yaitu berupa perkembangan
teknologi muktahir, misalnya teknologi laser, semi konduktor, super konduktor, nuklir
telah membuat revolusi besar dalam sejarah kehidupan manusia.
Fisika telah menguak tabir misteri di alam ini, misalnya dahulu manusia
menganggap panas adalah sebuah misteri, tidak diketahui penyebabnya tetapi
setelah ditemukan teori atom manusia mengerti bahwa panas itu sebenarnya akibat
gerakan dan tumbukan atom – atom. Tentu teori atom ini berhasil menyatukan dua
konsep fisika yang berbeda yaitu konsep panas dan konsep gerak.
Hal yang sama terjadi juga dengan listrik dan magnet. Dahulu manusia tidak
mengerti apa hubungannya antara medan magnet dan medan listrik. Tetapi dengan
ditentukannya teori elektromagnetik oleh Maxwell dan kawan kawan manusia baru
mengerti bahwa kedua medan ini hakekatnya satu. Medan listrik dapat ditimbulkan
oleh medan magnet begitu juga sebaliknya.
Penemuan teori elektromagnetik ini juga telah membuka tabir penyebab
keberadaan cahaya dan gelombang sinar X, radio, TV yang bermanfaat dalam teori
modern.

1
2
2. Sains dan kreativitas
Salah satu aspek terpenting dalam sains adalah pengamatan terhadap peristiwa.
Namun pengamatan memerlukan imajinasi, karena para ilmuwan tidak akan pernah
dapat memasuki segala-galanya dalam deskripsi tentang apa yang mereka amati.
Dengan demikian, para ilmuwan harus membuat contoh, mari kita lihat
bagaimana dua pemikir besar, Aristoteles (384 – 322 SM) dan Galileo (1564 -
1642), menafsirkan gerak sepanjang suatu permukaan horisontal. Aristoteles melihat
bahwa benda – benda yang diberi dorongan awal di atas tanah (atau di atas sebuah
meja) selalu bergerak semakin lambat dan kemudian berhenti. Sebagai akibatnya,
aristoteles mempercayai bahwa keadaan alamiah sebuah benda adalah selalu
pada keadaan diam. Galileo dalam tinjauan ulangnya tentang gerak horisontal pada
awal tahun 1600-an, lebih memilih mempelajari kasus gerak ideal yang bebas
hambatan. Galileo membayangkan bahwa jika gesekan dapat dihilangkan,
sebuah benda yang diberikan gerakan awal sepanjang suatu permukaan
bidang horisontal akan bergerak terus menerus tanpa henti. Dia menyimpulkan
bahwa untuk sebuah benda dalam keadaan gerak adalah sama alamiahnya dengan
berada dalam keadaan diam. Dengan menemukan sebuah pendekatan baru, Galileo
membangun pandangan modern kita tentang gerak dan dia mengerjakan dengan
lompatan imajinasi.
Perkembangan pengetahuan para ahli fisika tentang partikel terkecil dapat
digambarkan sebagai berikut Dengan fisika klasik kita bisa menjelaskan banyak
fenomena alam yang bisa kita lihat dan kita rasakan di sekitar kita misalnya
terjadinya angin, panas, rambatan bunyi, pelangi, arus listrik dan lain – lain. Fisika
modern yang muncul pada awal abad ke-20 dengan mengembangkan teori yang
berhubungan dengan fenomena – fenomena yang tidak dapat diterangkan oleh fisika
klasik. Dua buah teori fisika modern yang sangat terkenal dan sangat penting adalah
Teori Relavistik Einstein dan Teori Mekanik Kuantum. Teori Relavistik dapat
menjelaskan gerakan benda yang berkecepatan mendekati kecepatan cahaya serta
dapat menerangkan kesetaraan hubungan massa dan energi. Sedangkan mekanika
kuantum dapat menerangkan fenomena fisika pada level atom (skala sangat kecil).
Jika konsep panas dan listrik dapat disatukan, listrik, magnet dan cahaya juga
dapat disatukan, mungkinkah gejala di alam ini dapat diterangkan dengan satu teori
saja? Pertanyaan ini sangat mengusik para fisikawan. Pada tahun 1978 Steven
Weinberg menciptakan sebuah teori yang menggabungkan teori elektromagnetik dan
teori lemah (Weak Intraction) yang berhubungan erat dengan radioaktifitas. Teori
gabungan ini dinamakan teori listrik lemah (Electroweak).

3
Sukses teori Electroweak ini membuat fisikawan bernafsu untuk
menggabungkan teori electroweak dengan electro kuat (Strong Intraction) yang
melukiskan intraksi diantara teori inti atom (neutron dan proton) manusia
menamakannya sebagai teori gabungan “Grand Unified Theory”. Para fisikawan
berharap pada suatu saat nanti “Grand Unified Theory” dapat digabungkan dengan
teori grafitasi menjadi teori baru “Theori of Everything” teori gabungan inilah
membantu kita labih banyak memahami misteri di alam semesta ini.

Listrik Grand
Listrik
statis Elektro Kuantum Elektro Unified
magnet elektrodinamika lemah Theory
Magnet
Listrik
dinamiss Intraksi
Radio aktif
lemah

Intraksi
Kuat inti Intraksi kuat Kuantum
Theory of
quark grafitasi
everything “
superthing
Gravitasi
Grafitasi

Teori tidak pernah diturunkan secara langsung dari pengamatan, teori


diciptakan untuk menerangkan pengamatan. Teori merupakan inspirasi yang hadir
dalam akal pikiran umat manusia, misalnya gagasan bahwa materi tersusun dari
atom – atom (teori atom) tidak muncul pada seseorang hanya karena orang itu
menyaksikan atom. Tapi agaknya, karena suatu gagasan yang berasal dari pikiran
kreatif. Teori relativitas, teori elektromagnetik tentang cahaya, dan hukum newton
tentang gravitasi universal juga merupakan imajinasi manusia.
Teori – teori besar sains dapat dibandingkan sebagai pencapaian kreatif,
dalam karya – karya seni dan sastra. Namun, sains berbeda dari kegiatan kreatif ini.
Satu perbedaan penting adalah sains memerlukan pengujian terhadap suatu
gagasan atau teori – teori untuk melihat bahwa prediksinya didukung oleh
eksperimen. Memang sesungguhnya, pengujian secara seksama merupakan bagian
penting dalam fisika.

3. Pembagian Fisika
Secara umum fisika dibagi menjadi dua bagian, yaitu Fisika Klasik dan Fisika
Modern. Fisika Klasik berkembang sebelum tahun 1900-an mencakup teori – teori,
konsep – konsep, hukum – hukum, dan percobaan – percobaan dalam tiga bidang
yaitu :

4
1. Mekanika Klasik (mengenai gerak benda pada kecepatan normal,
jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c, 3 x 108 m/s).
2. Termodinamika (mengenai perpindahan panas, suhu dan kelakuan
dari partikel – partikel dalam jumlah yang sangat besar)
3. Elektrodinamika (mengenai fenomena listrik dan magnet, optik dan
radiasi)
Dengan Fisika Klasik kita bisa menerangkan bahwa banyak fenomena alam yang
kita lihat dan rasakan di sekitar kita, misalnya : terjadinya angin, panas, rambatan
bunyi, pelangi dan lain – lain.
Fisika Modern yang muncul pada awal abad 20-an mengembangkan teori yang
berhubungan dengan fenomena – fenomena yang tidak bisa diterangkan oleh Fisika
Klasik.

4. Fisika dan Hubungannya dengan Bidang Lain


Untuk waktu yang lama sains kurang lebih merupakan satu kesatuan yang dikenal
sebagai filosopi alam. Baru pada satu atau dua abad yang lalu-lah perbedaan antara
fisika dan kimia dan bahkan sains kehidupan menjadi jelas. Memang, perbedaan
penyolok yang kita lihat sekarang antara seni dan sains juga baru berumur beberapa
abad. Dengan demikian tidak mengherankan kalau perkembangan fisika telah
memperngaruhi dan dipengaruhi bidang-bidang lain. Misalnya, catatan-catatan
Leonardo da Vinci, artis Renaissance yang terkenal, peneliti, dan teknisi, berisi
referensi-referensi pertama mengenai gaya yang bekerja dalam sebuah struktur,
subyek yang sekarang kita namakan fisika; tetapi pada saat itu, seperti juga
sekarang, hal tersebut berhubungan erat dengan arsitektur dan bangunan.
Kemudian, pada tahun 1930 dan 1940-an, sejumlah ilmuwan yang dilatih sebagai
fisikawan tertarik untuk menerapkan gagasan-gagasan dan teknik fisika pada
masalah-masalah mikrobiologi. Di antaranya, yang paling menonjol adalah Max
Delbrück (1906-1981) dan Erwin Schrödinger (1887-1961). Mereka mengharapkan,
di antaranya, mempelajari organisme biologi dapat berlanjut dengan penemuan
hukum-hukum fisika baru yang tak terduga. Sayangnya, harapan ini tidak tercapai;
tetapi usaha mereka membantu munculnya bidang yang sekarang kita sebut biologi
molekuler, yang telah menghasilkan kemajuan dramatis dalam pemahaman kita
mengenai genetika dan struktur makhluk hidup.

5. Model, Teori dan Hukum

5
Ketika ilmuwan mencoba memahami serangkaian fenomena tertentu, mereka sering
menggunakan model. Model, dari sudut pandang ilmiah, merupakan semacam
analogi atau bayangan mengenai fenomena yang bersangkutan dipandang dari hal
yang sudah akrab dengan kita. Satu contoh adalah model gelombang dari cahaya.
Kita tidak dapat melihat gelombang cahaya sebagai mana kita melihat gelombang
air. Akan tetapi ada gunanya membayangkan seakan-akan cahaya terbuat dari
gelombang-gelombang, karena eksperimen menunjukkan bahwa cahaya dalam
banyak hal berperilaku seperti gelombang air.
Tujuan pembuatan model adalah untuk memberi kita gambaran
pendekatan―sesuatu yang bisa dipakai sebagai acuan―ketika kita tidak bisa
melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Model sering memberi kita
pemahaman yang lebih dalam: analogi terhadap sistem yang telah diketahui
(misalnya, gelombang air pada contoh di atas) dapat memberi ilham untuk
melakukan eksperimen-eksperimen baru dan bisa memberi gagasan mengenai
fenomena lain yang masih berhubungan dan mungkin terjadi.
Model relatif sederhana dan memberikan kesamaan struktural dengan
fenomena yang sedang dipelajari, sementara teori lebih luas, lebih rinci, dan dapat
memberikan prediksi yang dapat diuji secara kuantitatif, seringkali dengan ketepatan
tinggi. Kadang-kadang, karena sebuah model dikembangkan dan dimodifikasi dan
berhubungan lebih dekat dengan eksperimen yang mencakup fenomena yang lebih
luas, ia dapat disebut sebagai teori. Salah satu contohnya adalah teori atom, di
samping teori gelombang untuk cahaya.
Para ilmuwan memberi istilah hukum untuk pernyataan-pernyataan tertentu
yang singkat tetapi bersifat umum mengenai perilaku alam (bahwa energi itu kekal,
misalnya). Kadang-kadang pernyataan tersebut berbentuk suatu hubungan atau
persamaan antara besaran-besaran (misalnya hukum Newton kedua, F = ma)

6. Pengukuran dan Ketidakpastian


Ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketepatan atau
perkiraan ketidakpastian, pada pengukuran tersebut. Sebagai contoh, lebar papan
yang diukur dengan penggaris terbaca 5,2 ± 0,1 cm. Hasil ± 0,1 cm (“kurang lebih
0,1 cm”) menyatakan perkiraan ketidakpastian pada pengukuran itu, sehingga lebar
sebenarnya paling mungkin berada di antara 5,1 dan 5,3 cm. Persen ketidakpastian
merupakan rasio antara ketidakpastian dan nilai yang terukur, dikalikan dengan 100.
misalnya, jika pengukuran adalah 5,2 dan ketidakpastian sekitar 0,1 cm, persen
ketidakpastian adalah

6
0,1
×100 = 2%
5,2

Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai terukur tidak dinyatakan secara


eksplisit. Pada kasus seperti ini, ketidakpastian biasanya dianggap sebesar satu atau
dua satuan (atau bahkan tiga) dari digit terakhir yang diberikan. Sebagai contoh, jika
panjang sebuah benda dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap sebesar
0,1 cm (atau mungkin 0,2 cm). Dalam hal ini, adalah penting bagi Anda untuk tidak
menulis 5,20 cm, karena hal ini menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01 cm;
dianggap bahwa panjang benda tersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm,
sementara sebenarnya Anda menyangka nilainya antara 5,1 dan 5,3 cm.

7. Satuan, Standar dan Sistem SI


Ketika berurusan dengan hukum dan persamaan fisika, penggunaan satu set satuan
yang konsisten merupakan hal yang sangat penting. Beberapa sistem satuan telah
digunakan selama bertahun-tahun. Sekarang ini, yang paling penting adalah System
International yang disingkat dengan SI. Pada satuan SI, standar panjang adalah
meter, standar waktu adalah sekon, dan standar massa adalah kilo-gram. Sistem ini
dulu disebut sistem MKS (meter-kilogram-sekon).
Sistem metrik kedua adalah sistem cgs, dimana centimeter, gram, dan
sekon adalah satuan standar untuk panjang, massa, dan waktu, sebagaimana
disingkat pada namanya. British engineering system memakai standar foot untuk
panjang, pound untuk gaya, dan sekon untuk waktu.
Satuan SI merupakan yang utama dipakai saat ini dalam pekerjaan-pekerjaan
ilmiah.

8. Mengkonversi Satuan
Besaran apapun yang kita ukur, seperti panjang, kecepatan ataupun arus listrik,
terdiri dari angka dan satuan. Sering kita diberikan besaran dalam satu set satuan,
tetapi kita ingin menyatakannya dalam set satuan yang lain.
Sebagai contoh, kita mengukur bahwa sebuah meja lebarnya 21,5 inci, dan kita ingin
menyatakannya dalam centimeter. Kita harus menggunakan faktor konversi yang
dalam hal ini adalah
1 in. = 2,54 cm
atau, jika dituliskan dengan cara lain,
1 = 2,54 cm/in.
Karena mengalikan yang satu tidak merubah apa-apa, lebar meja kita, dalam
centimeter, adalah

7
 cm 
21,5inci = ( 21,5) ×  2,54  = 54 ,6 cm
 in 
Perhatikan bagaimana satuan (dalam hal ini inci) saling meniadakan.

Contoh :
1. Berapa jarak lari 100-m jika dinyatakan dalam yard? (1 yd = 3 ft = 36 in)
(jawab 109,4 yd)
2. Sebuah membran yang bundar memiliki luas 1,25 inci persegi. Nyatakan
dalam centimeter persegi. (jawab 8,06 cm2)
3. Jika batas laju kendaraan yang diperbolehkan adalah 55 mil per jam (mi/jam
atau mph), berapa laju ini (a) dalam meter per sekon (m/s) dan (b) dalam
kolometer per jam (km/jam) (1 mil = 5280 ft) (jawab (a) 25 m/s, (b) 88 km/jam)

9. Pangkat Nilai: Perkiraan yang Cepat


Kadang-kadang kita hanya tertarik pada nilai pendekatan/perkiraan untuk sebuah
besaran. Hal ini mungkin disebabkan karena perhitungan yang akurat akan
memakan waktu yang lebih lama atau akan membutuhkan data tambahan yang tidak
tersedia. Dalam kasus lain, kita mungkin ingin membuat perkiraan kasar untuk
memeriksa perhitungan akurat yang dilakukan oleh kalkulator, untuk memastikan
bahwa tidak ada kesalahan dalam memasukkan angka-angka.
Perkiraan kasar dibuat dengan membulatkan semua bilangan menjadi satu
angka signifikan dan pangkat 10-nya, dan setelah perhitungan dilakukan, kembali
hanya satu angka signifikan yang dipakai. Perkiraan seperti ini disebut perkiraan
pangkat nilai dan bisa akurat dalam faktor 10, dan seringkali lebih baik.
Kenyataannya, istilah “pangkat nilai” kadang-kadang digunakan hanya untuk
mengacu kepada pangkat 10.
Contoh :
4. Perkiraan berapa banyaknya air pada sebuah danau yang nyaris berbentuk
lingkaran dengan diameter 1 km, dan perkiraan kedalamannya rata-ratanya
sekitar 10 m. (jawab ≈ 107 m3)

10. Matematika pada Fisika


Fisika kadang-kadang dianggap sebagai subyek yang sulit. Bagaimanapun, kadang-
kadang matematika yang digunakannyalah yang merupakan sumber kesulitan
dibandingkan dengan fisika sendiri.

You might also like