You are on page 1of 12

GELOMBANG BERDIRI

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambatkan energi dari satu tempat
ketempat yang lain, baik melalui medium ataupun tidak. Gelombang air, gelombang tali,
gelombang suara , gelombang elektromagnetik adalah contoh dari bebeapa gelombang.

Sifat-sifat Umum Gelombang


Gelombang secara umum mengalami:
a. Pemantulan (Refleksi)
Contohnya gelombang cahaya dipantulkan oleh cermin. Pada pemantulan berlaku
hokum Snelius tentang pemantulan:

• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada paa sutu bidang.
• Sudut datang sama dengan sudut pantul.
b.Pembiasan(Refraksi)
Contohnya pembiasan pada air, lensa. Pembiasan adalah peristiwa gelombang yang
mengalami pembelokan arah karena melewati dua medium yang berbeda. Pada
pembiasan berlaku hukum snelius tentang pembiasan.
• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada pada satu bidang.
• Sudut datang sama dengan sudut pantul memiliki hubungan.

c. Mengalami Penggabungan (Interferensi).


Peristiwa interferensi dapat diamati pada terlihatnya warna-warni pada permukaan air
sabun, warna warninya permukaan CD. Peristiwa interferensi terjadi karena perpaduan
dua buah gelombang yang memiliki frekwensi dan beda fase yang sama, saling bertemu.

d. Mengalami Lenturan (defraksi)


• Peristiwa defraksi dapat dialami ketika kita mendengar suara yang berasal dari balik
tembok, atau bukit. Meskipun tidak ada benda yang memantulkan suara itu disekitar
kita.
• Peristiwa defraksi terjadi karena gelombang melenturkan energinya. Perhatikan
contoh defraksi pada gelombang air yang melewati celah sempit. Sebagai berikut.

e. Dispersi (penguraian)
• Peristiwa disperse dapat diamati pada terurainya gelombang cahaya polikromatik
menjadi komponen gelombang cahaya yang monokromatik ketika melewati
prisma.
• Peristiwa disperse terjadi karena gelombang mengalami perubahan bentuk ketika
melewati suatu medium yang dispersif (medium yang dapat merubah kecepatan
yang tergantung frekwnsinya)

f. Mengalami Polarisasi.
• Peristiwa polarisasi dapat dirasakan pada saat menggunkan kacamata Polaroid
kita tidak mengalami silau saat berjemur di terik matahari. Peristiwa Polarisasi
terjadi karena gelombang transversal mengalami penyerapan arah getarnya.
Peristiwa Polarisasi hanya terjadi trasversal saja. Perhatikan gambar berikut.
Gelombang utuh yang tidak terpolarisasi melalui filter yang akan meneruskan
arah getas sesui orientasi filter tersebut.

1. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah bentuk dan kecepatan pada gelombang berdiri?
b. Apakah laju gelombang bergantung pada regangan ?
c. Bagaimanakah laju , amplitudo, bentuk pada ujung terikat gelombang datang dan
gelombang pantul ?

1. TUJUAN
a. Mengetahui sifat-sifat gelombang berdiri.
b. Mengamati bentuk, kecepatan, amplitudo gelombang pada pegas kecil maupun
pegas besar baik yang terikat maupun tidak terikat.
c. Mengetahui pengaruh regangan pada pegas.

A. TEORI DASAR
Gelombang dikatakan gelombang berdiri karena tampak tidak merambat, contohnya tali,
hanya berisolasi ke atas ke bawah dengan pola yang tetap. Titik interferensi destruktif,
dimana tali tetap diam, disebut simpul; titik-titik interferensi konstruktif, dimana tali
berosilasi dengan amplitudo maksimum, disebut perut. Simpul dan perut tetap diposisi
tertentu untuk frekwensi tertentu. Gelombang berdiri dapat terjadi pada lebih dari satu
frekuensi. Perbedaan antara pegas dengan tali adalah pegas memiliki satu frekuensi resonan
sementara tali memiliki sejumlah besar frekuensi resonan, masing-masing merupakan
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi resonan terendah. ( Dauglas C. Giancoli.2001:392-
394)
Getaran alias osilasi merupakan gerak bolak balik suatu partikel secara periodik di
sekitar titik kesetimbangannya. Terdapat dua contoh umum getaran yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, yakni getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan
sederhana (contoh getaran benda pada ayunan sederhana adalah getaran bandul).
Getaran yang terjadi pada suatu benda disebabkan oleh adanya gangguan yang diberikan
pada benda tersebut. Untuk kasus getaran bandul dan getaran benda pada pegas, gangguan
tersebut disebabkan oleh adanya gaya luar. Sebenarnya terdapat banyak contoh getaran yang
dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Garputala bergetar ketika kita memberikan
gangguan dengan cara memukul garputala tersebut. Kendaraan akan bergetar ketika
mesinnya dinyalakan, dalam hal ini kendaraan tersebut diberi gangguan. Suara yang kita
ucapkan tidak akan terdengar apabila pita suara kita tidak bergetar. Seindah apapun alunan
musik, jika loudspeaker yang berfungsi sebagai sumber bunyi dan gendang telinga kita
sebagai penerima tidak bergetar, maka dapat dipastikan kita tidak akan pernah mendengar
musik tersebut.
Setiap gangguan yang diberikan kepada suatu benda akan menimbulkan getaran pada
benda tersebut dan getaran ini akan merambat dari suatu tempat ke tampat lain melalui suatu
medium tertentu (medium = perantara). Dalam hal ini, peristiwa perambatan getaran dari
suatu tempat ke tempat lain melalui suatu medium tertentu disebut gelombang. Dengan kata
lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber
gelombang (Halliday dan Resnick.1991:398-401).
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang kita
berikan menyebabkan partikel air bergetar alias
berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan
getaran pada air menyebabkan adanya gelombang
pada genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung
tali yang terentang maka gelombang akan merambat
sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan
gelombang air adalah dua contoh umum gelombang
yang dengan mudah kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Perlu diketahui bahwa ketika melihat gelombang
pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa
gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat
lingkaran. Atau ketika menyaksikan gelombang laut
bergerak ke pantai, mungkin terpikir bahwa
gelombang membawa air laut menuju ke pantai.
Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang
kita saksikan adalah setiap partikel air tersebut
berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik
setimbangnya.

JENIS-JENIS GELOMBANG

Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang membutuhkan medium untuk
berpindah tempat. Gelombang laut, gelombang tali atau gelombang bunyi termasuk dalam
gelombang mekanik. Kita dapat menyaksikan gulungan gelombang laut karena gelombang
menggunakan laut sebagai perantara. Kita bisa mendengarkan musik karena gelombang
bunyi merambat melalui udara hingga sampai ke telinga kita. Tanpa udara kita tidak akan
mendengarkan bunyi. Dalam hal ini udara berperan sebagai medium perambatan bagi
gelombang bunyi (Tipler, P.A.,1998:402).
Gelombang mekanik terdiri dari dua jenis, yakni gelombang transversal dan
gelombang longitudinal.

Gelombang Transversal
Suatu gelombang dapat dikelompokkan menjadi gelombang trasnversal jika
partikel-partikel mediumnya bergetar ke atas dan ke bawah dalam arah tegak lurus
terhadap gerak gelombang. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Ketika
kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak
lurus dengan arah gerak gelombang. Bentuk gelombang transversal tampak seperti gambar
di samping.
Berdasarkan gambar, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan pada bidang
horisontal, sedangkan arah getaran naik-turun pada bidang vertikal. Garis putus-putus yang
digambarkan di tengah sepanjang arah rambat gelombang menyatakan posisi setimbang
medium (misalnya tali atau air). Titik tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik
terendah disebut lembah. Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak atau
kedalaman maksimum lembah, diukur dari posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama
dan berurutan pada gelombang disebut panjang gelombang(λ). Panjang gelombang juga
bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.
Gelombang Longitudinal
Pada gambar tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambatan gelombang.
Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas. Rapatan merupakan
daerah di mana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah
di mana kumparan pegas saling menjahui. Jika
gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak
dan lembah, maka gelombang longitudinal terdiri
dari pola rapatan dan regangan. Panjang
gelombang adalah jarak antara rapatan yang
berurutan atau regangan yang berurutan. Yang
dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik
yang sama dan berurutan pada rapatan atau
regangan (Young, Hugh D. & Freedman, Roger A.,
2002:367-340 ).
Salah satu contoh gelombang logitudinal
adalah gelombang suara di udara. Udara sebagai medium perambatan gelombang suara,
merapat dan meregang sepanjang arah rambat gelombang udara. Berbeda dengan
gelombang air atau gelombang tali, gelombang bunyi tidak bisa kita lihat menggunakan
mata.

B. METODE PERCOBAAN
1. ALAT DAN BAHAN
• pegas besar
• pegas kecil
• stopwatch
• meteran/penggaris

1. PROSEDUR KERJA
Pegas kecil
 Pegas kecil diregangkan sejauh 300 cm dan 500 cm, kemudian kita akan membuat
gelombang transversal dengan mengukur waktunya. Berapa lama waktu yang di
butuhkan dari ujung yang satu ke ujung yang lain.
 Lakukan pada 300 cm selama sepuluh kali berturut-turut.
 Begitu juga pada 500 cm, lakukan sebanyak sepuluh kali.
 Bandingkan ke dua jarak tersebut, dengan menghitung nilai kecepatannya.
 Lihat pula regangan ke dua jarak tersebut.
 Catat pada tabel pengamatan.
Pegas besar
 Pegas besar diregangkan sejauh 300 cm dan 500 cm, kemudian kita akan membuat
gelombang longitudinall dengan mengukur waktunya. Berapa lama waktu yang di
butuhkan dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Serta, berapa lama waktu
sampai ke sumber gelombang.
 Lakukan pada 300 cm selama sepuluh kali berturut-turut.
 Begitu juga pada 500 cm, lakukan sebanyak sepuluh kali.
 Bandingkan ke dua jarak tersebut, dengan menghitung nilai kecepatannya.
 Lihat pula regangan ke dua jarak tersebut.
 Catat pada tabel pengamatan.

1. HASIL PENGAMATAN

A = 41 cm pada pegas terikat ( 500 cm )


A = 21 cm pada pegas kecil terikat ( 300 cm )
A = 20 cm pada pegas kecil bebas ( tidak terikat, keadaan normal )
14λ = 37 cm
12λ = 64 cm
Pegas Besar
peg L(c t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10
as m)

1 300 0,6 0,8 0,6 0,7 0,7 0,7 0,6 0,7 0,6 0,66
7 3 6 4 0 4 4 8 3

2 500 0,7 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,7 0,77
0 2 4 5 4 4 4 7 5

Pegas Kecil
peg L(c t t t t t t t t t t1
as m) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

1 300 0,2 0,3 0,4 0,2 0,5 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
4 6 6 1 5 6 8 7 8 8

2 500 0,6 0,4 0,6 0,3 0,3 0,3 0,3 0,4 0,5 0,4
5 4 6 6 1 0 0 6 2 2

A. ANALISIS DATA

V = st atau v = f.v
1. hitungan

a. Pegas besar 300 cm

Vt1=3000,67=448 m/s

Vt2=3000,83=361 m/s

Vt3=3000,66=454 m/s

Vt4=3000,74=405 m/s

Vt5=3000,70=428 m/s

Vt6=3000,74=405 m/s

Vt7=3000,64=469 m/s

Vt8=3000,78=385 m/s

Vt9=3000,63=472 m/s

Vt10=3000,66=455 m/s

b. Pegas besar 500 cm

Vt1=5000,70=714 m/s

Vt2=5000,62=806 m/s

Vt3=5000,64=781 m/s

Vt4=5000,65=769 m/s

Vt5=5000,64=781 m/s
Vt6=5000,64=781 m/s

Vt7=5000,64=781 m/s

Vt8=5000,67=746 m/s

Vt9=5000,75=666 m/s

Vt10=5000,77=649 m/s
c. Pegas kecil 300 cm

Vt1 = 3000,24=1250 m/s

Vt2=3000,36=833 m/s

Vt3=3000,46=652 m/s

Vt4=3000,21=1428 m/s

Vt5=3000,55=545,5 m/s

Vt6=3000,36=833 m/s

Vt7=3000,38=789 m/s

Vt8=3000,37=810 m/s

Vt9=3000,38=789 m/s

Vt10=3000,38=789 m/s

d. Pegas kecil 500 cm

Vt1=5000,65=769 m/s

Vt2=5000,44=1136 m/s

Vt3=5000,66=758 m/s

Vt4=5000,36=1388 m/s

Vt5=5000,31=1613 m/s

Vt6=5000,30=1667 m/s
Vt7=5000,30=1667 m/s

Vt8=5000,46=1087 m/s

Vt9=5000,52=962 m/s

Vt10=5000,42=1191 m/s

1. Grafik
perbandingan grafik antara laju dan waktu.
Pegas kecil

Pegas besar

A. PEMBAHASAN
Kecepatan gelombang dapat di cari dengan menggunakan persamaan V = st , dari
data diatas, bahwa kecepatan berbanding terbalik dengan waktu, semakin besar kecepatan
maka semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk gelombang sampai ke ujung/tempat
yang lain. Artinya kemampuan pegas menghantarkan gelombang juga tergantung dari
jenis medium yang dipakai, disini medium yang di pakai adalah besi, dengan kemampuan
menghantarkan kecepatan 5.950 m/s.
Perbandingan pegas kecil dan pegas besar dilakukan dengan menggunakan jarak yang
berbeda-beda, yakni dengan jarak 300 cm dan 500 cm. Pada pegas kecil, jarak 300 cm ini
memperoleh waktu rata-rata 0,37 sekon, dengan kecepatan rambatannya lebih cepat
daripada 500 cm yang rata-rata waktu rambatannya 0,44 sekon. Artinya, pegas kecil yang
jaraknya 300 cm lebih cepat menerima gelombang daripada jarak 500 cm. Pada pegas
besar, yang arah lajunya maju mundur yang membentuk regangan dan rapatan diperoleh
nilai rata-rata waktu 0,70 sekon pada regangan 300 cm, sedangkan pada regangan 500 cm
nilai rata-rata waktu 0.67 sekon. Gelombang yang sampai pada 300 cm lebih cepat
daripada 500 cm, hal ini tergantung pada regangan dengan sumber yang berbeda, artinya
tergantung pada berapa besar sumber regangan yang kita buat.
Ketika pegas diikat (ujung terikat), pulsa yang datang dan pulsa pantulan pada pegas
kecil, ketika gelombang mencapai ujung, beberapa atau semua gelombang dipantulkan
dari ujung terikat, pulsa gelombang akan dibalikkan ( ada pembalikan fase ). Dengan
laju/kecepatan pada pegas kecil ( V300 m/s > V500 m/s ). Amplitudo yang terbentuk pada ujung
terikat dan bebas, pada ujung terikat 300 cm, besar A=21 cm, pada ujung terikat 500 cm
besar A=41 cm, dan ujung bebas( dalam keadaan normal) A=20 cm. Nilai panjang
gelombangnya adalah 14λ=37 cm, dan 12λ=64 cm. Bentuk gelombangnya,
gelombang berjalan.
Pegas kecil membentuk gelombang dengan arah rambatannya ke samping, baik
samping kiri ke samping kanan, yang apabila arah datangnya dari kanan, maka arah
pantulannya dari arah kiri. Pada pegas besar arah rambatannya maju mundur, karena
membentuk gelombang longitudinal. Hal yang lain yang mempengaruhi adalah jenis
media yang digunakan, disini media rambatan gelombang adalah besi ( 5.950 m/s ).
Gelombang stasioner adalah gelombang hasil perpaduan atau interferensi dua
gelombang yang berlawananarah, yaitu gelombang datang dan gelombang pantul yang
memiliki amplitudo dan frekwensi sama. Pada gelombang stasioner ada titik-titik yang
selalu bersimpangan maksimum ( titik Perut) dan ada titik-titik yang simpanganya selalu
nol ( titik simpul).

B. PENUTUP
1. KESIMPULAN
• Gelombang dikatakan gelombang berdiri karena tampak tidak merambat,
contohnya tali, hanya berisolasi ke atas ke bawah dengan pola yang tetap. Titik
interferensi destruktif, dimana tali tetap diam, disebut simpul; titik-titik
interferensi konstruktif, dimana tali berosilasi dengan amplitudo maksimum,
disebut perut. Simpul dan perut tetap diposisi tertentu untuk frekwensi tertentu.
• Gelombang berdiri dapat terjadi pada lebih dari satu frekuensi. Perbedaan
antara pegas dengan tali adalah pegas memiliki satu frekuensi resonan
sementara tali memiliki sejumlah besar frekuensi resonan.
• Bentuk gelombang dari pegas kecil adalah gelombamg transversal, partikel-
partikel mediumnya bergetar ke atas dan ke bawah dalam arah tegak lurus
terhadap gerak gelombang.
• Pada pegas kecil ini, arah rambatnya ke samping kiri kanan, sedangkan pegas
besar membentuk gelombang longitudinal ( rapat regangan ) maju mundur.
• Kecepatan berbanding terbalik dengan waktu, semakin besar kecepatan maka
semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk gelombang sampai ke
ujung/tempat yang lain. Artinya kemampuan pegas menghantarkan gelombang
juga tergantung dari jenis medium yang dipakai.
• Ketika pegas diikat (ujung terikat), pulsa yang datang dan pulsa pantulan pada
pegas kecil, ketika gelombang mencapai ujung, beberapa atau semua
gelombang dipantulkan dari ujung terikat, pulsa gelombang akan dibalikkan
( ada pembalikan fase ).
• Pegas kecil membentuk gelombang dengan arah rambatannya ke samping, baik
samping kiri ke samping kanan, yang apabila arah datangnya dari kanan, maka
arah pantulannya dari arah kiri. Pada pegas besar arah rambatannya maju
mundur, karena membentuk gelombang longitudinal.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I (Terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga
www.gelombang berdiri.com
GELOMBANG BERDIRI

You might also like