You are on page 1of 18

ISSN : 1410 - 9018

SINERGI
KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Edisi Khusus on Finance, 2005
Hal. 35 - 52

ANALISIS HUBUNGAN SIMPANAN, MODAL SENDIRI,


NPL, PROSENTASE BAGI HASIL DAN MARKUP
KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN PADA
PERBANKAN SYARIAH STUDI KASUS PADA
BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI)
Pratin
Balai DIKLAT Keuangan III Yogyakarta

Akhyar Adnan
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan simpanan,
modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil dan markup keuntungan terhadap besarnya pem-
biayaan pada perbankan syariah. Perhitungan dan interpretasi dari analisis data dilakukan
dengan bantuan program aplikasi computer. Pengujian hipotesis menggunakan metode ana-
lisis uji-t. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah simpanan mempu-
nyai hubungan positif dan signifikan terhadap pembiayaan sementara variabel yang lain tidak
mempunyai hubungan yang signifikan.

Kata Kunci: Simpanan (DPK), Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil, Pembiayaan, dan
Perbankan Syariah

PENDAHULUAN pengembangan perbankan syariah di Indo-


Data Bank Indonesia (BI) per nesia. Menurut Syafi’i Antonio (2001) ken-
Agustus 2003 (Laporan Utama, Republika, dala pengembangan bank syariah antara lain
Jum’at, 9 Januari 2004) menyatakan total sumber daya manusia, belum terpenuhinya
asset perbankan syariah baru mencapai Rp peraturan pemerintah di bidang perbankan
6,3 triliun atau 0,5 persen dari total asset syariah yang memadai, kurangnya akade-
perbankan konvensional. Sedangkan Bank misi perbankan syariah dan kurangnya
Syariah Mandiri (BSM) per November 2003 sosialisasi ke masyarakat tentang keber-
memiliki asset Rp 3,1 triliun dan Dana Pihak adaan bank syariah.
Ketiga (DPK) Rp 2,3 triliun. Asset Bank Memperhatikan fungsi pokok per-
Muamalat Indonesia (BMI) mencapai Rp 3,2 bankan sebagai lembaga yang mempunyai
triliun dan DPK Rp 2,1 triliun. fungsi intermediasi keuangan/dana, dan
Keadaan ini menunjukkan bahwa manfaat yang besar bagi masyarakat (sektor
perkembangan/pertumbuhan perbankan sya- riil), pembiayaan merupakan indikator
riah nasional belum sesuai dengan peluang- utama untuk mengukur perkembangan/per-
peluang yang ada. Hal ini disebabkan oleh tumbuhan pangsa pasar perbankan syariah
beberapa kendala yang ada dalam pengem- nasional, sehingga perlu dikaji faktor-faktor
bangan perbankan syariah. Utomo (2002) apa saja yang bisa mempengaruhi besarnya
menyebutkan adanya kendala kultural dalam jumlah pembiayaan yang disalurkan ke

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 35


Pratin & Akhyar Adnan

masyarkat oleh sebuah lembaga keuangan kompetisi dari lembaga keuangan (bank),
(perbankan syariah). dan tingkat NPL sebagai faktor pengenda-
Menurut Rose dan Kolari (1995) lian biaya dan posisi risiko. Hasil penelitian
ada dua faktor yang mempengaruhi penda- Kurniawan (2001: 60-61) menunjukkan
patan lembaga keuangan yaitu faktor ekster- bahwa dana bank (simpanan) dan suku
nal dan faktor internal. Faktor eksternal bunga pinjaman mempunyai pengaruh yang
antara lain perubahan teknologi pengiriman signifikan positif terhadap penyaluran dana
jasa, kompetisi dari lembaga keuangan lain- kredit usaha kecil, kurs dan inflasi mempu-
nya, hukum dan peraturan mengenai lem- nyai pengaruh yang tidak signifikan. Peneli-
baga keuangan, dan kebijakan pemerintah tian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
yang mempengaruhi system ekonomi dan mana hubungan simpanan, modal sendiri,
keuangan. Faktor internal antara lain NPL, prosentase bagi hasil dan markup ter-
efisiensi penggunaan sumber daya, pengen- hadap besarnya pembiayaan pada perbankan
dalian biaya, kebijakan manajemen perpaja- syariah.
kan, posisi likuiditas, dan posisi risiko.
Menurut Muhammad (2004) fak- KAJIAN PUSTAKA
tor-faktor lingkungan secara umum dikelom- Pengertian Pembiayaan
pokkan menjadi lingkungan umum dan Menurut Undang-Undang Nomor
lingkungan khusus. Faktor lingkungan 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Pasal 1)
umum yang mempengaruhi kinerja per- disebutkan bahwa, “Pembiayaan berdasar-
bankan syariah antara lain kondisi politik, kan prinsip syariah adalah penyediaan uang
hukum, ekonomi, sosial dan budaya masya- atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
rakat, teknologi, kondisi lingkungan alamiah, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
dan keamanan lingkungan/negara. Faktor antara bank dengan pihak lain yang mewa-
lingkungan khusus yang berpengaruh antara jibkan pihak yang dibiayai untuk mengem-
lain adalah pelanggan/nasabah, pemasok/pe- balikan uang atau tagihan tersebut setelah
nabung, pesaing, serikat pekerja, dan kebija- jangka waktu tertentu dengan imbalan atau
kan bank sentral atau regulator. bagi hasil”.
Sumber-sumber dana yang bisa “Prinsip syariah adalah aturan per-
digunakan untuk pembiayaan (loan) menurut janjian berdasarkan hukum Islam antara
Rose-Kolari (1995) adalah simpanan (giro, bank dan pihak lain untuk penyimpanan
tabungan, deposito berjangka), pinjaman dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,
bank sentral (pinjaman liquiditas), pinjaman atau kegiatan lainnya yang dinyatakan se-
dari institusi keuangan internasional, dan suai syariah, antara lain pembiayaan ber-
modal ekuitas (modal disetor, laba ditahan, dasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
cadangan). pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
Seperti Muhamad dan Rose-Kolari, modal (musyarakah), prinsip jual beli
penelitian ini menguji simpanan (DPK), barang dengan memperoleh keuntungan
ekuitas (modal sendiri), prosentase margin (murabahah), atau pembiayaan barang mo-
markup dan bagi hasil, dan tingkat NPL se- dal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa
bagai faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan
jumlah pembiayaan yang disalurkan ke pemindahan kepemilikan atas barang yang
masyarakat oleh bank syariah. Simpanan disewa dari pihak bank oleh pihak lain
dan ekuitas sebagai faktor efisiensi peng- (ijarah wa iqtina)”.
gunaan sumber daya, prosentase margin Pembiayaan menurut Muhamad
sebagi faktor yang menunjukkan tingkat (2002), secara luas, berarti financing atau

36 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dike- dengan pemindahbukuan. Tabungan adalah


luarkan untuk mendukung investasi yang simpanan yang penarikannya hanya dapat
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri dilakukan menurut syarat tertentu yang
maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
arti sempit, pembiayaan dipakai untuk cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
mendefinisikan pendanaan yang dilakukan dipersamakan dengan itu. Nasabah penyim-
oleh lembaga pembiayaan, seperti bank pan adalah nasabah yang menempatkan
Syari’ah, kepada nasabah. dananya di bank dalam bentuk simpanan
Alokasi dana (pembiayaan) mem- berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah
punyai beberapa tujuan (Muhamad, 2002) yang bersangkutan.”
yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang Secara teknis yang dimaksud sim-
cukup dan tingkat resiko yang rendah, dan panan adalah seluruh dana yang dihasilkan
mempertahankan kepercayaan masyarakat dari produk penghimpunan dana pada per-
dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap bankan syariah, seperti giro wadiah, tabu-
aman. Tujuan dari investasi dalam pem- ngan wadiah, dan tabungan dan deposito
biayaan (loan) menurut Rose-Kolari (1995) mudharabah. Menurut Siamat (1993), Rose
adalah untuk memperoleh pendapatan utama dan Kolari (1995), Syafi’i Antonio (2001),
dalam jenis pendapatan bunga (markup mu- Suyatno (2001), Muhamad (2002), Sudar-
rabahah), memaksimalkan keuntungan, sono (2003) dan Karim (2004) salah satu
penetrasi pasar, mengembangkan jasa bank sumber dana yang bisa digunakan untuk
lainnya, mengembangkan aktifitas ekonomi, pembiayaan (loan) adalah simpanan, sehing-
dan melakukan fungsi moneter. ga menurut penulis semakin besar sumber
dana (simpanan) yang ada maka bank akan
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan dapat menyalurkan pembiayaan semakin
Pembiayaan besar pula. Penelitian Kurniawan (2001:60)
Beberapa variabel yang dianggap menunjukkan bahwa dana bank (simpanan)
paling dominan mempunyai hubungan de- mempunyai pengaruh yang signifikan positif
ngan jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap penyaluran dana kredit usaha kecil
oleh perbankan syariah. Variabel yang akan oleh bank-bank di Indonesia.
diteliti adalah simpanan (DPK), modal
sendiri, NPL yang ditargetkan, dan prosen- Modal Sendiri
tase bagi hasil dan atau markup keuntungan Menurut Zainul Arifin (2002) se-
yang diterima bank. cara tradisional, modal didefenisikan seba-
gai sesuatu yang mewakili kepentingan
Simpanan/DPK pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasar-
Menurut UU Nomor 10 Tahun kan nilai buku, modal didefenisikan sebagai
1998 tentang Perbankan (Pasal 1) disebut- kekayaan bersih (net worth) yaitu selisih
kan bahwa, “Simpanan adalah dana yang antara nilai buku dan aktiva dikurangi de-
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank ngan nilai buku dari kewajiban (liabilities).
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana Pada suatu bank, sumber perolehan modal
dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan bank dapat diperoleh dari beberapa sumber.
atau bentuk lainnya yang dipersamakan Pada awal pendirian, modal bank diperoleh
dengan itu. Giro adalah simpanan yang dari para pendiri dan para pemegang saham.
penarikannya dapat dilakukan setiap saat Pemegang saham menempatkan modalnya
dengan menggunakan cek, bilyet giro, pada bank dengan memperoleh hasil keun-
sarana perintah pembayaran lainnya, atau tungan di masa yang akan datang.

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 37


Pratin & Akhyar Adnan

Bank sebagai unit bisnis membu- NPL) akan menyebabkan tingkat permintaan
tuhkan darah bisnis, yaitu berbentuk modal. pembiayaan oleh masyarakat turun. Hal ini
Dengan kata lain, modal bank adalah aspek disebabkan karena waktu proses pembiayaan
penting bagi suatu unit bisnis bank. Sebab yang cukup lama, analisis pembiayaan yang
beroperasi tidaknya atau dipercaya tidaknya mendalam, bahkan ada calon nasabah yang
suatu bank, salah satunya sangat dipengaruhi merasa privasi pribadinya terganggu (merasa
oleh kondisi kecukupan modalnya. Menurut tidak dipercaya) karena adanya analisis
Johnson and Johnson (1985), modal bank karakter yang mendalam, sehingga calon
mempunyai tiga fungsi yaitu pertama, seba- nasabah merasa lebih baik meminjam (pin-
gai penyangga untuk menyerap kerugian dah) ke bank lain yang lebih lunak dalam
operasional dan kerugian lainnya. Kedua, melakukan analisis pembiayaan/kebijakan
sebagai dasar untuk menetapkan batas mak- kredit.
simum pemberian kredit. Ketiga, modal juga Kalau data NPL yang ditargetkan
menjadi dasar perhitungan bagi para partisi- tersedia (dapat diungkapkan) akan lebih
pan pasar untuk mengevaluasi tingkat ke- baik/tepat dalam mencari pengaruh atau
mampuan bank secara relatif untuk mengha- hubungan yang ada terhadap jumlah pem-
silkan keuntungan. biayaan. Karena tidak tersedia (tidak
Menurut Siamat (1993), Rose dan adanya) data ini, menurut penulis, tingkat
Kolari (1995), Syafi’i Antonio (2001), NPL yang ada bisa menunjukkan tingkat
Suyatno (2001), Muhamad (2002), Sudar- kebijakan kredit yang dilaksanakan oleh
sono (2003) dan Karim (2004) salah satu manajemen bank.
sumber dana yang bisa digunakan untuk Menurut Siamat (1993), Rose dan
pembiayaan (loan) adalah modal sendiri Kolari (1995), Syafi’i Antonio (2001),
(ekuitas), sehingga semakin besar sumber Suyatno (2001), Muhamad (2002), dan
dana (ekuitas) yang ada maka bank akan Karim (2004) pengendalian biaya mempu-
dapat menyalurkan pembiayaan dalam batas nyai hubungan terhadap kinerja lembaga
maksimum yang lebih besar pula. perbankan, sehingga semakin rendah tingkat
NPL (ketat kebijakan kredit) maka akan
NPL yang Ditargetkan semakin kecil jumlah pembiayaan yang di-
Not Perfoming Loan (NPL) meru- salurkan oleh bank, dan sebaliknya.
pakan pembiayaan yang buruk yaitu pem-
biayaan yang tidak tertagih. Besarnya NPL Prosentase Bagi Hasil
mencerminkan tingkat pengendalian biaya Bank syariah menerapkan marjin
dan kebijakan pembiayaan/kredit yang di- keuntungan terhadap produk-produk pem-
jalankan oleh bank. Faktor-faktor yang biayaan yang berbasis NCC (Natural Cer-
menyebabkan pembiayaan yang buruk ini tainty Contract), yakni akad bisnis yang
(Rose-Kolari, 1995) antara lain karakter memberikan kepastian pembayaran, baik
buruk peminjam, adanya praktek kolusi dari segi jumlah maupun waktu, seperti
dalam pencairan pembiayaan, kelemahan pembiayaan murabahah, ijarah, muntahia
manajemen, pengetahuan dan ketrampilan, bit tamlik, salam, dan istishna. Penetapan
dan perubahan kondisi lingkungan. Untuk besarnya marjin keuntungan dilakukan de-
menekan atau meminimalkan tingkat NPL ngan referensi marjin keuntungan, yaitu
ini perlu dilakukan analisis pembiayaan. marjin keuntungan yang ditetapkan dalam
Semakin ketat kebijakan kre- rapat ALCO (Assets and Loans Committee)
dit/analisis pembiayaan yang dilakukan bank syariah (Karim, 2004). Penetapan
manajemen bank (semakin ditekan tingkat marjin keuntungan pembiayaan berdasarkan

38 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

rekomendasi, usul dan saran dari Tim mempunyai pengaruh yang signifikan positif
ALCO bank syariah, dengan mempertim- terhadap penyaluran dana kredit usaha kecil
bangkan beberapa hal yaitu Direct Com- oleh bank-bank di Indonesia. Penelitian
petitor’s Market Rate (DCMR), Indirect Sadwianto tersebut dengan data tahun 1992-
Competitor’s Market Rate (ICMR), Expec- 1997, dimana menurut penulis pada waktu
ted Competitive return for Investors (ECRI), itu posisi tawar nasabah (usaha kecil dan
Acquiring Cos, dan Overhead Cost. menengah) relatif lemah dibanding posisi
Bank syariah menerapkan nisbah tawar perbankan. Hal ini berbeda dengan
bagi hasil terhadap produk-produk pem- kondisi sekarang dimana kompetisi industri
biayaan yang berbasis NUC (Natural Un- perbankan relatif sangat tinggi dan nasabah
certainty Contract), yakni akad bisnis yang relatif lebih kritis dan rasional dalam
tidak memberikan kepastian pendapatan memilih sumber-sumber pendanaan. Dengan
baik dari segi jumlah maupun waktu, seperti demikian, semakin rendah tingkat margin
mudharabah dan musyarakah. yang diambil oleh bank syariah akan se-
Penetapan nisbah bagi hasil pem- makin besar pembiayaan yang diminta oleh
biayaan ditentukan dengan mempertim- masyarakat dan atau akan semakin besar
bangkan referensi tingkat marjin keuntungan pula pembiayaan yang dapat disalurkan oleh
dan perkiraan tingkat keuntungan bis- bank.
nis/proyek yang dibiayai. Referensi tingkat
marjin keuntungan adalah referensi tingkat METODE PENELITIAN
marjin keuntungan yang ditetapkan oleh Obyek Penelitian
rapat ALCO. Menurut Syafi’i Antonio Penelitian ini bersifat studi kasus
(2001), Muhamad (2002), dan Karim (2004) maka obyek penelitian hanya pada satu bank
tingkat biaya pembiayaan (marjin keuntu- yang menjadi studi kasus penelitian, yaitu
ngan) berpengaruh terhadap jumlah per- Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pertim-
mintaan pembiayaan syariah. Bila tingkat bangan dipilihnya BMI ini antara lain adalah
marjin keuntungan lebih rendah daripada bank ini relatif lebih dulu dan lebih lama
rata-rata suku bunga perbankan nasional, mulai beroperasinya dibanding bank-bank
maka pembiayaan syariah semakin kom- umum syariah lainnya sehingga kecukupan
petitif. Siamat (1993) dan Suyatno (2001) data dapat terpenuhi. BMI merupakan bank
berpendapat bahwa tingkat suku bunga akan milik masyarakat/swasta dimana teknis ope-
berpengaruh terhadap jumlah kredit di pasar rasinya biasanya lebih banyak didorong oleh
perbankan. pertimbangan ideologis dan ekonomis, beda
Menurut Rose dan Kolari (1995) dengan bank milik pemerintah yang opera-
jumlah permintaan pembiayaan/pinjaman sionalnya sering didominasi pertimbangan
(loan) oleh masyarakat berhubungan terbalik politis atau kepentingan pemerintah/pe-
dengan tingkat suku bunga. Atau dengan nguasa. Juga bank ini secara kepemilikan
kata lain semakin tinggi tingkat suku bunga asset merupakan bank umum syariah dengan
maka akan semakin sedikit jumlah permin- jumlah asset terbesar di Indonesia.
taan pinjaman, dan sebaliknya. Jumlah pena-
waran pembiayaan oleh bank berhubungan Variabel dan Sumber Data
searah dengan tingkat suku bunga, atau Variabel yang digunakan adalah
semakin tinggi tingkat suku bunga maka se- simpanan, modal sendiri, NPL, dan prosen-
makin tinggi pembiayaan yang ditawarkan. tase marjin keuntungan dan bagi hasil de-
Penelitian Kurniawan (2001: 61) ngan masing masing variabel menggunakan
menunjukkan bahwa suku bunga pinjaman data laporan keuangan bulanan, triwulanan

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 39


Pratin & Akhyar Adnan

dan tahunan dengan laporan keuangan tera- e. Data mengenai jumlah pembiayaan
khir 30 September 2004. diperoleh dari laporan keuangan bu-
Data penelitian yang digunakan lanan versi BI dalam kredit yang disa-
dalam penelitian ini terdiri dari lima macam, lurkan dengan angka brutto (sebelum
yaitu: dikurangi PPAP).
a. Data mengenai jumlah total dana sim-
panan/DPK yang diperoleh dari data Hipotesis Operasional
Laporan Keuangan (Neraca) dalam Hipotesis untuk menguji hubungan
bentuk versi BMI giro wadiah, tabu- antara variabel dependen dengan variabel
ngan mudharabah, dan deposito ber- independen dengan mendasarkan pada ka-
jangka mudharabah, atau giro, tabungan jian pustaka dan landasan teori serta latar
dan deposito versi BI. belakang penulisan, diajukan sebagai beri-
b. Data mengenai jumlah total modal kut:
sendiri yang diperoleh dari data Lapo- Hipotesis 1
ran Keuangan (Neraca) dalam bentuk H0 : variabel simpanan, modal sendiri, dan
modal ekuitas. NPL secara individual (partial) tidak
c. Data mengenai tingkat NPL yang berhubungan positif dengan variabel
diperoleh dari Laporan Keuangan yaitu pembiayaan.
Perhitungan Ratio Keuangan dalam H1 : variabel simpanan, modal sendiri, dan
bentuk Rasio NPL. NPL secara individual (partial) ber-
d. Data mengenai tingkat prosentase mar- hubungan positif dengan variabel
gin keuntungan dan bagi hasil diperoleh pembiayaan.
dari Laporan keuangan (Rugi Laba)
dalam bentuk pendapatan margin dan Hipotesis 2
bagi hasil dibagi jumlah pembiayaan H0 : variabel prosentase marjin keuntu-
rata-rata sederhana. Perhitungan ini ngan secara individual (partial) tidak
diadopsi dari penentuan tingkat bunga berhubungan negatif dengan variabel
dengan pendekatan biaya dana pinja- pembiayaan.
man (cost of loanable fund). H2 : variabel prosentase marjin keuntu-
Cost of loanable fund = interest expen- ngan secara individual (partial) ber-
se: (total fund – unloanable fund)= …% hubungan negatif dengan variabel
sehingga pada bank syariah (variabel pembiayaan.
ini) menjadi % margin/bagi ha-
sil=margin dan bagi hasil : pembiayaan Alat Analisis
Jumlah pembiayaan rata-rata sederhana Analisis yang dilakukan untuk
diperoleh dari jumlah pembiayaan menguji hipotesis yang diajukan least
seperti tercantum pada laporan keua- square method dengan dasar persamaan se-
ngan periode tersebut ditambah jumlah bagai berikut :
pembiayaan pada laporan keuangan pe- Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
riode sebelumnya, hasilnya dibagi dua. Di mana :
Dalam laporan keuangan triwulanan Y = variabel Pembiayaan
atau tahunan versi BMI data ini berupa a = konstanta
pendapatan margin dan bagi hasil, se- bi = slope
dang versi BI dalam laporan bulanan, X1 = variabel simpanan / DPK
triwulanan atau tahunan berupa penda- X2 = variabel modal sendiri / Ekuitas
patan bunga. X3 = variabel Marjin

40 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

X4 = variabel NPL tidak dapat dilakukan pada pembiayaan,


e = residual DPK dan ekuitas karena adanya perbedaan
Uji t digunakan untuk mengetahui sifat pada rugi laba dengan neraca.
apakah perubahan masing-masing variabel Kelengkapan data NPL diperoleh
bebas dapat menjelaskan perubahan variabel dengan cara menganggap (asumsi) bahwa
terikat. Metode ini dilakukan pada persa- tingkat NPL pada data yang tidak terdapat
maan regresi yang diperoleh dari hubungan NPL diasumsikan setingkat dengan tingkat
masing-masing variabel DPK, ekuitas, Mar- NPL yang ada dalam kurun waktu triwulan
gin dan NPL secara individual (partial) ter- tersebut. Hal ini diadopsi dari kebijakan BI
hadap variabel jumlah pembiayaan, yaitu tentang laporan indikator perbankan bahwa
dengan membandingkan nilai koefisien yang NPL merupakan rasio antara jumlah kredit
ada pada kolom signifikan sesuai masing- macet yang masih ada dibanding dengan
masing variabel bebasnya dengan batas jumlah kredit yang disalurkan pada periode
normal/koefisien alfa-nya (5 atau 10%). Bila laporan keuangan berakhir. Tingkat NPL
koefisien signifikannya masing-masing vari- bukan hasil penjumlahan NPL yang ada
abel bebas lebih kecil dari tingkat signifiansi pada bulan/periode laporan keuangan sebe-
maka uji t menunjukkan adanya hubungan lumnya sehingga penulis tidak mengguna-
yang signifikan dari masing-masing variabel kan pembebanan dengan rata-rata tertim-
bebas secara individual terhadap variabel bang pada periode yang tidak ada rasio
terikat. NPL-nya. Sebagai contoh, tingkat NPL tri-
wulan Desember 2003 juga sama besarnya
ANALISIS DATA dengan tingkat NPL yang ada pada laporan
Sebelum melakukan analisis data, keuangan tahunan 2003.
perlu dilakukan pengolahan data terlebih Untuk mengurangi heterogenitas
dulu mengingat adanya keterbatasan-keter- data guna mewujudkan data yang homogen,
batasan pada data yang berhasil dikumpul- dan pengaruh data runtun waktu yang bia-
kan dan variabel yang diperlukan belum sanya menyebabkan autokorelasi, variabel
langsung tersedia. Pengolahan data yang penelitian perlu ditimbang (tranformasi)
dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut: dengan jumlah masing-masing total asset
data Desember 1996-1999 dikeluarkan pada periode laporan keuangan.
karena data ini tidak terdapat rasio NPL, Dari beberapa pengujian tersebut,
menjumlahkan giro, tabungan dan deposito penulis memilih pengujian untuk jenis data
untuk mendapatkan total simpanan (DPK), ketiga yaitu dengan menimbang pada varia-
dan mencari pendapatan margin/bagi hasil bel pembiayaan (Y), DPK (X1), dan ekuitas
pada masing-masing periode laporan keua- (X2) dengan total asset. Pertimbangannya
ngan dan rata-rata pembiayaan sehingga antara lain variabel margin dan NPL sudah
diperoleh prosentase margin pada masing- merupakan rasio (perbandingan) dan meru-
masing periode laporan keuangan tersebut. pakan tingkat ukuran yang berlaku umum.
Untuk mengurangi heterogenitas Variabel pembiayaan, DPK, dan ekuitas
data pada variabel margin, margin dibuat merupakan data yang sangat dipengaruhi
bulanan. Hal ini dilakukan dengan laba bu- runtut waktu, dan data-datanya menunjuk-
lan September dibagi 2, hasilnya ditempat- kan angka nominal, untuk mengubah men-
kan pada laba September dan Agustus 2003. jadi data perbandingan sehingga homogen
Laba Maret 2001 sampai dengan Desember dengan variabel margin dan NPL, maka
2001 masing-masing dibagi 3, laba Desem- variabel tersebut perlu ditimbang dengan
ber 2000 dibagi 12. Pembagian rata-rata ini total asset. Penimbangan ini akan menun-

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 41


Pratin & Akhyar Adnan

jukkan perbandingan proporsional antara lasi positif yaitu data penelitian berikutnya
variabel pembiayaan, DPK, dan ekuitas ter- dari variabel penelitian yang sama angkanya
hadap total asset. Pengukuran besar kecilnya akan semakin besar karena pengaruh data
pembiayaan, DPK dan ekuitas bukan dari penelitian sebelumnya. Karena pengujian
jumlah nominalnya tetapi dari tingkat pro- data bukan bersifat time series, gejala auto-
porsionalnya atas total asset. Hasil transfor- korelasi ini bisa diabaikan.
masi (timbangan) seperti ini menghasilkan
residu yang menunjukkan tingkat homoge- Pengujian Multikolinearitas
nitas data paling baik yaitu 0,00001 atau Syarat tidak adanya multikolinier
paling mendekati nol. adalah koefisien VIF tidak lebih dari 5. Ha-
sil pengujian seperti pada tabel 2 menunjuk-
Uji Asumsi Klasik kan bahwa angka koefisien VIF untuk
Pengujian Autokorelasi masing-masing variabel bebas yaitu DPK =
Koefisien Durbin-Watson seperti 1,721, Ekuitas = 1,727, Margin = 1,366, dan
tabel 1 menunjukkan angka 1,207. Bila koe- NPL = 1,383 berarti bahwa masing-masing
fisien durbin-watson mendekati 2 bisa dika- variabel bebas tersebut tidak mengandung
takan tidak ada autokorelasi. Angka 1,207 multikolinerity atau tidak ada hubungan
bisa dikatakan cukup jauh dari angka 2 se- (pengaruh) antar masing-masing variabel
hingga bisa diindikasikan adanya autokore- bebas.

Tabel 1.
Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-W


Model R R Square R Square the Estimate atson
1 ,716a ,512 ,453 35,6468 1,207
a. Predictors: (Constant), NPL, EKUITAS, MARGIN, DPK
b. Dependent Variable: FINANCE

Tabel 2:
Coefficientsa

Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -334,892 261,786 -1,279 ,210
DPK 1,460 ,296 ,787 4,934 ,000 ,581 1,721
EKUITAS ,753 ,518 ,232 1,453 ,156 ,579 1,727
MARGIN -4,06E-02 ,024 -,244 -1,719 ,095 ,732 1,366
NPL 1,204E-03 ,002 ,103 ,724 ,474 ,723 1,383
a. Dependent Variable: FINANCE

42 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

Pengujian Heteroskedastisitas diketahui bahwa koefisien signifikan DPK


Dengan pengujian SPSS, bila nilai 0,000, signifikan ekuitas 0,156, signifikan
jumlah nilai e (residu) mendekati nol maka margin 0,095, dan signifikan sebesar 0,474.
datanya homogen atau tidak ada heteroke- Dengan alpha 10% ataupun 5% berarti
dastisitas, sebaliknya bila jumlah e tidak masing-masing variabel bebas tersebut
mendekati nol maka ada heterokedastisitas. mempunyai hubungan terhadap pembiayaan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah sebagai berikut :
residu sebesar 0,00001 berarti data yang a. Variabel DPK mempunyai hubungan
diuji dalam penelitian sudah sangat ho- positif secara dan signifikan terhadap
mogen. pembiayaan sehingga hipotesa nol (H0)
pertama untuk variabel DPK ditolak.
Nilai Determinasi b. Variabel ekuitas mempunyai hubungan
Uji determinasi (r2adj) adalah hasil positif tapi tidak signifikan sehingga
analisis regresi yang menunjukkan sifat per- hipotesa nol (H0) pertama untuk
samaan regresi yang ada antara variabel be- variabel ekuitas diterima.
bas dan variabel terikat, semakin tinggi koe- c. Variabel NPL mempunyai hubungan
fisien determinasinya maka persamaan re- positif dan tidak signifikan sehingga
gresi tersebut semakin baik. Dari hasil re- hipotesa nol (H0) pertama untuk vari-
gressi seperti pada tabel 1 di atas menunjuk- abel NPL diterima.
kan sebesar 0,453 artinya sebesar 45,30% d. Variabel margin mempunyai hubungan
perubahan pembiayaan dapat dijelaskan oleh negatif dan tidak signifikan sehingga
perubahan DPK, ekuitas, margin dan tingkat hipotesa nol (H0) kedua diterima.
NPL setelah penyesuaian untuk sejumlah Koefisien signifikan 0,095 sudah sangat
variabel-variabel penjelas dan ukuran sam- dekat (dibulatkan) ke 0,100 sehingga
pel. dengan alpha 10% termasuk tidak
signifikan.
Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
apakah variasi perubahan nilai masing- Hasil analisis atas pengujian hi-
masing variabel bebas dapat menjelaskan potesis dengan pengujian parsial (individu)
variasi perubahan nilai variabel terikat. Dari seperti telah diuraikan sebelumnya secara
hasil regresi seperti pada tabel 2 di atas ringkas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.
Ringkasan Pengujian Hipotesis Parsial

Variavel Bebas Hasil Analisis Hipotesa Nol


DPK Hubungan positif signifikan Ditolak
Ekuitas Hubungan positif tidak signifikan Hubungan negatif Diterima
% Margin tidak signifikan Hubungan positif tidak signifikan Diterima
NPL Diterima

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 43


Pratin & Akhyar Adnan

Variabel DPK Menurut Rose dan Kolari (1995:


Variabel DPK mempunyai hubu- 170) bank umum (komersial) adalah lem-
ngan positif signifikan dengan beta 1,460 baga leverage tinggi (highly leverage orga-
berarti setiap kenaikan satu juta rupiah vari- nizations), tergantung terutama pada pinja-
abel DPK maka pembiayaan yang disalur- man (debt) atau simpanan (deposit) untuk
kan akan naik 1,46 juta rupiah dengan meningkatkan asset-assetnya. Ekuitas hanya
asumsi variabel lainnya tetap, dan sebalik- sebagai sandaran (perlindungan) kecil terha-
nya. Hasil analisis ini sejalan dengan hasil dap depositor/kreditor atas penurunan nilai
penelitian Sadwianto Kurniawan (2001), dan asset bank, bank bergantung terutama pada
sudah sesuai dengan kerangka pikir penulis kompetensi dan kehati-hatian (competency
dengan landasan teori yang ada. and prudence) manajemen dan stabilitas
system keuangan bank. Menurut penulis,
Variabel Ekuitas selama modal inti (ekuitas) masih bisa me-
Variabel ekuitas mempunyai hubu- menuhi kewajiban minimum penyediaan
ngan positif tidak signifikan sehingga modal maka suatu lembaga bank akan me-
hipotesa nol diterima. Beberapa hal yang ngoptimalkan peran simpanan (DPK) untuk
bisa menjelaskan kenapa ekuitas (modal meningkatkan pembiayaan yang disalurkan.
sendiri) hubungannya tidak signifikan terha-
dap pembiayaan pada BMI khususnya dan Variabel Margin
mungkin pada bank syariah pada umumnya Variabel margin mempunyai hubu-
antara lain: ngan negatif tidak signifikan sehingga
Ekuitas sebagai modal inti diguna- hipotesa nol diterima. Dengan kata lain
kan sebatas untuk perhitungan CAR (Capi- bahwa perubahan tingkat % margin pada
tal Adequate Ratio) sebagai indikator ke- BMI tidak mempunyai hubungan yang sig-
mampuan penyerapan kerugian dan sebagai nifikan terhadap jumlah pembiayaan yang
batas maksimum pemberian kredit/pem- disalurkan. Untuk memberi gambaran pe-
biayaan. Untuk memperoleh tingkat CAR rubahan tingkat margin terhadap pembia-
yang baik (memenuhi peraturan BI) bank yaan berikut disajikan tabel perbandingan
tidak hanya mengandalkan modal inti saja, sederhana antara tingkat margin, total pem-
bank juga bisa mencari sumber dana lain biayaan dan FDR, serta tabel tingkat suku
seperti modal pinjaman dan pinjaman bunga di perbankan nasional.
subordinasi sebagai modal pelengkap.

Tabel 4.
Tingkat % Margin, Pembiayaan dan FDR Tahunan pada BMI

Periode % Margin Pembiayaan (Jutaan Rp) FDR


Per September 2004 17 3.766.817 110,19
Per Desember 2003 16 2.363.681 76,97
Per Desember 2002 15 1.770.438 84,00
Per Desember 2001 13 999.420 88,50
Sumber data: % margin tahunan berasal dari % margin bulanan seperti pada lampiran 1
dirata-rata kemudian disetahunkan, Pembiayaan berasal dari lampiran 1, dan FDR
bersumber dari Laporan Rasio Keuangan Triwulanan www.bi.go.id. dan atau
Muamalatbank.com.

44 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

Tabel 5
Tingkat Bunga di Perbankan Nasional dan BMI

Bank Swasta Nasional Bank Umum


Tahun BMI
Modal kerja Konsumsi Investasi Modal kerja Konsumsi Investasi
2004 13.82 17.44 14.78 14.32 17.73 14.85 17
2003 16.67 20.43 17.24 16.94 19.58 17.04 16
2002 19.07 22.14 18.87 18.95 20.14 18.04 15
2001 18.45 19.44 18.17 18.55 19.10 17.11 13
Sumber data : Laporan Indikator Perbankan www.bi.go.id. Dan Lampiran 1, suku bunga dirata-rata (setahun)

Perubahan tingkat margin tidak Permintaan Pembiayaan di Bank Syariah


mempunyai hubungan yang signifikan ter- Cukup Tinggi
hadap pembiayaan, hal ini terjadi antara lain Permintaan (pangsa pasar) pem-
disebabkan beberapa faktor berikut: biayaan di bank syariah cukup tinggi. Hal ini
Sebagian Besar Nasabah Syariah Minded bisa dilihat dari tingkat Finance to Deposit
Pelanggan (nasabah) yang menjadi Ratio (FDR) bank syariah yang bisa menca-
target konsumen bank syariah pada umum- pai lebih 100%, sebagai contoh laporan rasio
nya adalah konsumen yang sensitif atau kri- keuangan BMI per 30 September 2004
tis dalam hal system syariah (syariah seperti pada tabel di atas FDR-nya 110,19%.
minded). Mereka pada umumnya kurang Meskipun ada kenaikan tingkat margin,
mempedulikan besarnya tingkat margin, pembiayaan yang disalurkan masih cukup
pertimbangan utamanya adalah kepentingan tinggi karena tingginya permintaan pem-
kebutuhan hukum Islam (Burhanuddin, biayaan oleh masyarakat, disisi lain tingkat
2004). margin yang ditetapkan masih mengacu
pada tingkat rata-rata pasar perbankan.
Penetapan Margin Mengacu Tingkat Mar-
gin (Bunga) Rata-Rata Perbankan Variabel NPL
Kebijakan tingkat margin yang Variabel NPL mempunyai hubu-
diambil oleh bank syariah (BMI) meskipun ngan positif tidak signifikan sehingga hi-
ada kenaikan misalnya, tetap berusaha di- potesa nol diterima. Berarti bahwa di BMI
bawah atau minimal setingkat dengan ting- kenaikan/penurunan tingkat NPL sebagai
kat bunga rata-rata di pasar perbankan. wujud dari kebijakan kredit/analisis pem-
Karim (2004:253-254) berpendapat bahwa biayaan tidak mempunyai hubungan yang
idealnya bank syariah menerapkan margin signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang
keuntungan pembiayaan yang lebih rendah disalurkan. Untuk memberi gambaran pe-
daripada suku bunga kredit bank konven- rubahan tingkat NPL terhadap pembiayaan
sional, dan penetapan margin keuntungan berikut disajikan tabel perbandingan seder-
pada suatu bank syariah antara lain mem- hana antara tingkat NPL, total pembiayaan
pertimbangkan tingkat margin keuntungan dan FDR pada BMI, dan pada laporan indi-
rata-rata pada pasar perbankan syariah seba- kator perbankan nasional oleh BI.
gai kompetitor langsung, dan tingkat suku
bunga rata-rata pada pasar perbankan kon-
vensional sebagai kompetitor tidak lang-
sung.

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 45


Pratin & Akhyar Adnan

Tabel 6. Tingkat NPL, Pembiayaan dan FDR Tahunan Bank Muamalat Indonesia

Periode NPL Pembiayaan (Jutaan Rp) FDR


Per September 2004 2,21 3.766.817 110,19
Per Desember 2003 3,15 2.363.681 76,97
Per Desember 2002 4,76 1.770.438 84,00
Per Desember 2001 6,18 1.215.231 88,50
Per Desember 2000 19,34 914.800 97,90
Sumber data : data pembiayaan merupakan ringkasan dari lampiran 1. NPL dan FDR bersumber dari
Laporan Rasio Keuangan Triwulanan www.bi.go.id. dan atau Muamalatbank.com

Tabel 7. Laporan Indikator Perbankan Nasional

`Periode NPL Pembiayaan (Trilyun Rp) LDR


Per Juni 2004 7,50 528,7 57,92
Per Desember 2003 8,20 477,2 53,70
Per Desember 2002 8,09 410,3 49,09
Per Desember 2001 12,10 358,6 44,97
Per Desember 2000 18,80 320,4 45,83
Sumber data: Laporan Indikator Perbankan Nasional, www.bi.go.id.

Beberapa hal yang menyebabkan macet oleh bank syariah lebih banyak dila-
perubahan tingkat NPL tidak mempunyai kukan dengan cara rescedulling, yaitu men-
hubungan terhadap jumlah pembiayaan pada jadwal kembali jangka waktu angsuran serta
BMI dapat diuraikan sebagai berikut: memperkecil jumlah angsuran, recondition-
ing, yaitu memperkecil margin keuntungan
Permintaan Pembiayaan di Bank Syariah atau bagi hasil usaha, dan pengalihan atau
Cukup Tinggi pembiayaan ulang dalam bentuk pembia-
Dengan tingginya permintaan pem- yaan al-qardhul hasan, yaitu mengangsur
biayaan oleh masyarakat walaupun kebija- pengembalian pokok saja (tanpa tambahan
kan kreditnya ketat (tingkat NPL rendah) margin) daripada melakukan eksekusi jami-
maka permintaan pembiayaan tetap tinggi. nan. Eksekusi jaminan dilakukan sebagai
Permintaan pembiayaan yang cukup tinggi jalan terakhir bila cara lain yang lebih
ini bisa dilihat dari tingkat FDR bank manusiawi (cara menurut ajaran Islam) tidak
syariah yang relatif tinggi, bahkan melebihi berhasil mengatasi pembiayaan bermasalah.
100% dibanding dengan tingkat LDR pada Menurut penulis, kondisi yang ada
perbankan nasional. Kondisi ini menunjuk- (mungkin) adalah pembiayaan yang poten-
kan bahwa posisi tawar perbankan syariah sial bermasalah (potensial menjadi NPL)
(BMI) lebih kuat dibanding dengan posisi sebenarnya cukup tinggi, namun dengan
nasabah atau calon nasabahnya. rescedulling, reconditioning dan pembia-
yaan ulang al-qardhul hasan maka tingkat
Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada NPL bisa ditekan. Dan dengan penanganan
Bank Syariah. seperti ini sebagai salah satu keunggulan
Menurut Muhamad (2002: 268) bank syariah akan mendorong permintaan
penanganan pembiayaan bermasalah khu- pembiayaan oleh masyarakat semakin me-
susnya pembiayaan yang diragukan atau ningkat.

46 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

Kecilnya Peluang Moral Hazard pada memperkecil timbulnya moral hazard


Bank Syariah. karena barang/jasa sebagai tujuan pembia-
Analisis pembiayaan dalam pen- yaan harus sudah ada dan pihak bank yang
cairan pembiayaan meliputi rumus 5C, yaitu menyerahkan kepada nasabah. Menurut pe-
Character artinya sifat atau karakter nasa- nulis, rendahnya tingkat NPL yang ada bu-
bah pengambil pinjaman, Capacity artinya kan hanya karena kebijakan kredit/analisis
kemampuan nasabah untuk menjalankan pembiayaan yang ketat tetapi karena keung-
usaha dan mengembalikan pinjaman yang gulan bank syariah yang sangat kecil untuk
diambil, Capital artinya besarnya modal munculnya moral hazard. Bisa jadi kebija-
yang diperlukan peminjam, Colateral arti- kan kreditnya adalah longgar (biasa sesuai
nya jaminan yang telah dimiliki yang diberi- standard) sehingga pembiayaan yang disa-
kan peminjam kepada bank, Condition arti- lurkan tetap tinggi, namun NPL-nya tetap
nya keadaan usaha atau nasabah prospek rendah karena adanya keunggulan tersebut.
atau tidak. Prinsip 5C tersebut terkadang
ditambahkan dengan 1C, yaitu Constraint PENUTUP
artinya hambatan-hambatan yang mungkin Uraian penutup pada penelitian ini
mengganggu proses usaha (Muhamad, 2002: meliputi kesimpulan, implikasi penelitian,
261). keterbatasan dan saran untuk penelitian
Menurut Rose dan Kolari (1995) lanjutan sebagai berikut:
faktor-faktor yang menyebabkan pembia-
yaan yang buruk (NPL) antara lain karakter Simpulan
buruk peminjam, adanya praktek kolusi Setelah melakukan analisis dan
dalam pencairan pembiayaan, kelemahan pembahasan seperti telah diuraikan pada
manajemen, pengetahuan dan ketrampilan, bagian sebelumnya, beberapa kesimpulan
dan perubahan kondisi lingkungan. Sepen- dapat diambil adalah sebagai berikut:
dapat dengan Rose dan Kolari tersebut, a. Secara parsial variabel DPK mempu-
menurut penulis dengan memperhatikan nyai hubungan positif secara signifikan
kondisi yang ada sekarang maupun sebelum terhadap pembiayaan.
atau selama krisis, bahwa sebagian besar b. Secara Parsial variabel ekuitas mempu-
kredit macet yang ada di perbankan dise- nyai hubungan positif secara tidak sig-
babkan oleh karakter buruk nasabah maupun nifikan terhadap pembiayaan. Hubu-
manajemen bank. Di sisi lain nasabah dan ngan yang tidak signifikan ini antara
manajemen bank syariah sangat menjunjung lain disebabkan karena ekuitas diguna-
tinggi nilai etika dan agama, bahkan mereka kan sebatas perhitungan CAR, dan bank
berbisnis dalam lingkungan bank syariah merupakan lembaga leverage.
dalam rangka mengaplikasikan prinsip-prin- c. Secara Parsial variabel NPL mempu-
sip agama sehingga moral hazard ini sangat nyai hubungan positif tidak signifikan
kecil kemungkinannya ditemui di bank terhadap pembiayaan. Hubungan yang
syariah. Selama ini belum terdengar bahwa tidak signifikan ini antara lain disebab-
moral hazard terjadi di lingkungan per- kan karena permintaan pembiayaan
bankan syariah. Faktor perubahan lingku- yang cukup tinggi di bank syariah, ke-
ngan bisnis bisa dihindari/dikurangi dengan khususan dalam penanganan pembia-
analisis pembiayaan yang mendalam. yaan bermasalah dibanding dengan
Hal ini juga didorong oleh produk- bank konvensional, dan kecilnya pe-
produk pembiayaan syariah terutama mura- luang moral hazard pada bank syariah.
bahah dan ijarah. Produk pembiayaan ini d. Secara parsial variabel margin mempu-

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 47


Pratin & Akhyar Adnan

nyai hubungan negatif tidak signifikan d. Rasio NPL sebagai salah satu indikator
terhadap pembiayaan. Hubungan yang kinerja perbankan yang sehat perlu diu-
tidak signifikan ini antara lain disebab- payakan tingkat NPL yang rendah. Di-
kan karena sebagian besar nasabah samping dengan kebijakan kredit/ana-
adalah syariah minded, penetapan mar- lisis pembiayaan yang ketat atau wajar,
gin mengacu tingkat bunga rata-rata dalam rangka mewujudkan tingkat NPL
perbankan, dan permintaan pembiayaan yang rendah ini perlu dipupuk dan
yang cukup tinggi di bank syariah. dijaga integritas dan dedikasi pengu-
rus/manajemen bank serta ditingkatkan
Implikasi Penelitian usaha pembinaan nasabah/calon nasa-
Dengan kesimpulan seperti di atas, bah untuk memperkecil munculnya
beberapa implikasi yang dapat diterapkan moral hazard. Perlu dihimpun dana
pada BMI khususnya dan bank syariah pada infak/sedekah dan hibah tunai oleh bank
umumnya. Implikasi tersebut antara lain: syariah sebagai sumber dana pembia-
a. Penggalian/pengumpulan DPK diusa- yaan al-qardhul hasan. Juga perlu
hakan semaksimal mungkin. Berbagai meningkatkan kuantitas pelayanan pem-
inovasi seperti produk Share terus biayaan, misalnya dengan membuka
dimunculkan, sosialisasi digiatkan, dan kantor cabang atau kantor kas di tempat-
berbagai setrategi pengumpulan dana tempat baru yang potensial untuk me-
pihak ketiga yang efektif dan sesuai ningkatkan jumlah nasabah dan seka-
syariah dijalankan. Hal ini mengingat ligus jumlah permintaan pembiayaan.
hubungan DPK yang signifikan terha-
dap pembiayaan dengan beta yang cukup Keterbatasan Penelitian
dominan 1,46 atau kenaikan pembiayaan Kesimpulan dan implikasinya ter-
sebesar 146% dari kenaikan DPK. sebut di atas dibuat dengan catatan adanya
b. Pengelolaan modal (capital manage- beberapa kelemahan-kelemahan (keterbata-
ment) sudah tepat sesuai jenis lembaga san) pada penelitian ini. Beberapa keterbata-
usaha perbankan sehingga perlu tetap san tersebut antara lain:
dipertahankan. Yang penting jumlah a. Data penelitian tidak lengkap yaitu ti-
ekuitas tetap bisa mencukupi kebutuhan dak adanya data tingkat NPL bulanan,
penyediaan modal minimum (CAR), sementara penelitian ini sebagian besar
mengingat hubungan ekuitas tidak sig- menggunakan data bulanan.
nifikan terhadap pembiayaan. b. Data NPL yang menjadi data penelitian
c. Penetapan tingkat margin tetap diusa- bukan data NPL yang ditargetkan,
hakan mengacu pada rate yang ada di padahal data sebenarnya yang diperlu-
pasar perbankan. Meskipun ada kenai- kan adalah data NPL yang ditargetkan
kan tingkat margin selama masih me- sebagai wujud kebijakan kredit yang
ngacu pada tingkat rata-rata pasar per- dilaksanakan manajemen bank.
bankan maka kenaikan ini tidak mem- c. Tingkat margin yang menjadi data
punyai hubungan yang signifikan terha- penelitian bukan data tingkat margin
dap jumlah pembiayaan yang disalur- yang ditetapkan oleh manajemen bank,
kan. Menurut penulis, ke depan pasar padahal data sebenarnya yang diperlu-
perbankan syariah akan semakin kom- kan adalah data tingkat margin yang
petitif, dan bila ingin menjadi besar ti- ditetapkan oleh manajemen bank atau
dak bisa hanya mengandalkan pada na- tingkat margin nyata (riil) yang berlaku
sabah yang syariah minded. di Bank Muamalat Indonesia.

48 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

d. Sebagian besar data penelitian adalah Agenda Penelitian Berikutnya


berasal dari laporan keuangan bulanan Untuk menghasilkan penelitian
bersifat unaudited dimana data ini yang lebih valid atas penelitian-penelitian
kurang valid dibanding dengan data la- yang sejenis di kemudian hari, penulis me-
poran keuangan triwulanan atau tahu- ngajukan beberapa saran untuk memper-
nan. Penulis menemukan beberapa data kecil/mengurangi keterbatasan-keterbatasan
dari laporan keuangan bulanan ini yang penelitian yang ada kepada peneliti berikut-
tidak konsisten dengan data laporan nya sebagai berikut:
keuangan triwulanan. Bila data yang di- a. Data penelitian usahakan memakai
pakai adalah data triwulanan (publikasi) minimal data triwulanan (diasumsikan
resmi, memang datanya lebih valid, data ini tercukupi di kemudian hari) se-
tetapi tidak memenuhi kecukupan data hingga kelengkapan data seperti data
karena data yang tersedia hanya 15 la- tingkat NPL terpenuhi dan sesuai de-
poran keuangan triwulan. ngan faktanya. Data ini juga lebih valid
e. Jenis laporan keuangan yang digunakan karena laporan publikasi resmi perusa-
sebagai data penelitian adalah tidak haan. Juga dengan data triwulanan
sama, yaitu laporan keuangan tahunan 1 dimungkinkan dapat mengatasi adanya
data, laporan triwulanan 4 data, dan si- autokorelasi. Dari hasil pengujian re-
sanya laporan bulanan. Margin untuk gressi dengan jenis data kecil mentah
triwulanan dan tahunan bisa dibuat (di- maupun kecil olah (data triwulanan)
jadikan) margin bulanan, tetapi pem- seperti pada lampiran 1 menunjukkan
biayaan, DPK dan ekuitas tidak bisa koefisien Durbin-Watson mendekati 2.
dibuat bulanan. b. Usahakan data NPL yang menjadi data
f. Cakupan variabel pembiayaan terlalu penelitian adalah data NPL yang ditar-
luas, meliputi semua pembiayaan yang getkan sehingga dapat memberikan
ada di bank syariah seperti murabahah, gambaran sebenarnya kebijakan kredit
ijarah, mudharabah/musyarakah dan yang dilaksanakan manajemen bank.
lainnya sehingga data penelitian dan ha- c. Tingkat margin yang menjadi data
silnya kurang fokus. Hal ini dilakukan penelitian adalah tingkat margin yang
karena data masing-masing pembiayaan ditetapkan oleh manajemen bank atau
tersebut tidak tersedia, sebagian besar tingkat margin nyata (riil) yang berlaku
data laporan yang ada baik versi BI di Bank Muamalat Indonesia pada pe-
maupun BMI merupakan data pem- riode/waktu pembiayaan disalurkan.
biayaan gabungan, yaitu dicatat/dila- d. Gunakan jenis laporan keuangan yang
porkan sebagai kredit yang disalurkan sama sebagai data penelitian sehingga
(versi BI) atau pembiayaan yang diberi- jenis datanya sejenis.
kan (versi BMI). e. Agar lebih fokus hasil penelitiannya,
g. Diindikasikan adanya autokorelasi pada gunakan salah satu jenis pembiayaan
data penelitian ini sehingga perlu hati- syariah yang ada seperti murabahah
hati terhadap kesimpulan yang dibuat atau ijarah atau mudharabah/musyara-
dan dalam menanggapi implikasi kah sebagai variabel terikat (dependen).
penelitian.

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 49


Pratin & Akhyar Adnan

DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M.Akhyar, (dalam) Muhamad, (2002) “Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Peluang,
Kelemahan dan Ancaman”, Penerbit: Ekonisia, Yogyakarta.
Al-Qardhawi, Yusuf, (1997) “Fatwa antara Ketelitian dan Kecerobohan”, Penerbit: Gema
Insani Press, Jakarta.
Al-Qardhawi, Yusuf, (2002) “Hikmah Pelarangan Riba”, Penerbit: Akbar Media Eka Sarana,
Jakarta.
Amri, Fahrudin, (2001), ’Analisis Kebijakan Bank Indonesia terhadap Pengembangan Bank
Syariah di Yogyakarta’, Skripsi Fakultas Hukum UMY, Yogyakarta.
Anandika, Muhammad Deva, (2004), ’Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor Dominan
yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Bank-Bank yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta’, Skripsi Jurusan Akuntansi FE UGM, Yogyakarta.
Babai, Don, (1997), ‘Islamic Project Finance: Problem and Promises’, Harvard University
Forum on Islamic Finance, USA.
Burhanuddin, Erwin, (2004) “Quo Vadis Perbankan Syariah”, SKH Kedaulatan Rakyat, Edisi
14 April 2004, Yogyakarta.
Capra, Umer, (1985), ‘Toward a Just Monetary System’, The Islamic Foundation, London.
Choudhury, Masud Alam, (1997), ‘Resource Mobilization and Development Goals for
Islamic Banks’, Harvard University Forum on Islamic Finance, USA.
Ditrich, J.Kimball, (1996), “Financial Services and Financial Institution: Value Creation in
Theory and Practice”, Prentice-Hall International, Inc., USA.
Doi, A. Rahman I, (2002) “Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah)”, Penerbit:
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ebrahim, Shahid, (1997), ‘Integrating Islamic and Conventional Project Finance’, Harvard
University Forum on Islamic Finance, USA.
El-Gamal, Mahmoud, (1998), ‘The Survival of Islamic Banking: A Micro-evolutionary
Perspective’, Harvard University Forum on Islamic Finance, USA.
Iqbal, Zamir, (1998), ‘Financial Engineering in Islamic Finance’, Harvard University Forum
on Islamic Finance, USA.
Haroen, H.Nasrun, (1995) “Ushul Fikih 1” Jakarta.
Hidayat, Sugeng, (2000), ‘Kebijakan Portofolio Kredit dan Pengaruhnya Terhadap Marjin
Laba pada Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Periode 1993-1997’, Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Indrawi, Sri Mulyani, (2004) ‘Riba: Sumbangan Pikiran Buat MUI’, Majalah Berita
Mingguan Tempo Edisi 12-18 Januari 2004, Jakarta.

50 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005


Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan ...

Ismet, Ronald, (1998), ‘Pengaruh Volume Kredit, Dana Masyarakat, dan Biaya Intermediasi
Terhadap Margin Laba pada Kelompok Bank Umum Devisa Pemerintah dan Swasta
Nasional di Indonesia Periode 1992-1996’, Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Kamali, Muhammad Hashim, “Prinsip dan Teori-Teori Hukum Islam”, Jakarta .
Karim, Adiwarman, (2004) “Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan”, Penerbit: PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Khoiri, Saifudin, (2001), ‘Analisis Pengaruh Dana Antar Bank, Kredit dan Biaya
Intermediasi Terhadap Margin Laba pada Bank Pembangunan Daerah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 1994-1999’, Tesis Program MM UII
Yogyakarta.
Krisnadi, Bambang, (2003), ‘Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas
(ROA) Perbankan di Indonesia Tahun 1995-2000’, Tesis Program MM UII
Yogyakarta.
Kurniawan, Sadwianto, (2001) ”Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran
Dana Kredit Usaha Kecil oleh Bank di Indonesia”, Skripsi Program Studi Ekonomi
Pembangunan FE UII, Yogyakarta.
Miftahul Arifin, A.Faishol Haq, (1997) “Ushul Fiqh: Kaidah-Kaidah Penetapan Hukum
Islam”, Citra Media, Surabaya.
Muhamad, (2002) “Manajemen Bank Syariah”, Penerbit: UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Muhamad, (2002) “Pengantar Akuntansi Syariah”, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.
Muhamad, (2004) “Etika Bisnis Islam”, Penerbit: UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Nasim, Pervez, (1997), ‘Key Concepts of Islamic Finance and Their Relevance to Consumer
Finance Products’, Harvard University Forum on Islamic Finance, USA.
Pearce, John A. dan Richard B. Robinson, Jr, (2003), “Strategic Management: Formulation,
Implementation, and Control”, McGraw-Hill Companies, Inc., North America.
Pribadi, Jaya Setia, (2000), ‘Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Marjin Laba pada
Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 1994-
1999’, Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Purnomo, Dwi, (2002), ‘Analisis Pengaruh Berbagai Faktor Terhadap Marjin Laba Bank
Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 1996-2000’,
Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Rahardjo, M.Dawam, (2004), ‘Kata Pengantar: Menegakkan Syariat Islam di Bidang
Ekonomi’, (dalam) Karim, Adiwarman, (2004) “Bank Islam: Analisis Fikih dan
Keuangan”, Penerbit: PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Rose, Peter S. dan James W.Kolari, (1995), “Financial Institution: Understanding and
managing financial services”, Richard D.Irwin, Inc., USA.
Santoso, Ruddy Tri, (1995) “Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan”, Penerbit: Andi Offset,
Yogyakarta.

SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005 51


Pratin & Akhyar Adnan

Sarwoto, (2000), ‘Analisis Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Laba pada PT. Bank BPD
Jateng Periode 1996 – Triwulan I 1999’, Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Sayoko, (2001), ‘Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Marjin Laba pada BPR BKK
di Wilayah Kabupaten Dati II Sragen’, Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Setiadi, Didit Respati, (2000), ‘Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Marjin Laba
pada Kelompok Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Selama Periode 1994-
1998’, Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Shihab, M.Quraish, (2003). ‘Hukum Bank Konvensional’, Republika, edisi Jum’at 12
Desember 2003, Jakarta.
Shihab, M.Quraish, ---, “Membumikan Al-Quran”, Mizan, Bandung.
Siamat, Dahlan, (1993) “Manajemen Bank Umum”, Penerbit: Intermedia, Jakarta.
Sudarsono, Heri, (2003) “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi”,
Penerbit: Ekonisia, Yogyakarta.
Sumadijahardja, (2001), ‘Pengaruh Simpanan Masyarakat, Kredit Ritel dan Biaya Cadangan
Aktiva Produktif Terhadap Laba Usaha’, Tesis Program MM UII Yogyakarta
Sugiharto, (2001), ‘Pengaruh Volume Kredit, Dana Masyarakat, dan Biaya Intermediasi
Terhadap Margin Laba pada Sebelas BPR-BKK Kabupaten Pati Periode 1995-
1999’, Tesis Program MM UII Yogyakarta.
Suyatno, Thomas, (2001) “Kelembagaan Perbankan”, Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Syafi’i Antonio, Muhammad, (2001) “Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik”, Gema Insani
Press, Jakarta.
Thanthawi, Sayyid Muhammad, (1989) dalam Al-Qardhawi, Yusuf, (2002) “Hikmah
Pelarangan Riba”, Penerbit: Akbar Media Eka Sarana, Jakarta.
Triwanto, Agustur, (1999), ’Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tabungan Nasabah
(Studi Kasus di Bank Universal Cabang Sudirman Yogyakarta)’, Skripsi Jurusan
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan STIE Kerjasama, Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998” Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan”, Penerbit: CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta.
Utomo, Setiawan Budi, (dalam) Al-Qardhawi, Yusuf, (2002) “Hikmah Pelarangan Riba”,
Penerbit: Akbar Media Eka Sarana, Jakarta.

52 INERGI Edisi Khusus on Finance, 2005

You might also like