You are on page 1of 13

BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI

1. Pengertian demokrasi

Berbicara tentang pengertian demokrasi, ada beberapa pendapat yang


dapat kita jadikan acuan agar kita mudah memahaminya. Pendapat-
pendapat tersebut antara lainnya dikemukakan oleh para took seperti
berikut.

Kranenburg.berpendapt bahwa demokrasi terbentuk dari dua pokok kata


yang berasal dari bahasa yunani yaitu Demos (rakyat) dan Kratein
(memerinyah) yang maknanya adalah “ cara memerintah oleh rakyat”.

Prof. Mr. Koentjoro Poerbobranoto. Berpendapat demokrasi adalah suatu


Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Maksudnya, suatu
system dimana suatu Negara diikutsertakan dalampemerintahan Negara.

Abraham Lincoln. Berpendapat bahwa demokrasi adalah pemerintahan


dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Democracy is government oh
the people, by the people, and for the people).

Berdasarkan pendapat dari tokoh-tokoh diatas, maka dapat diambil satu


kesimpulan tentang pengertian demokrasi seperti berikut. Demokrasi
adalah suatu paham yang menegaskan bahwa pemerintahan suatu Negara
di pegang oleh rakyat, karena pemerintahan tersebut pada hakikatnya
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. System pemerintahan
demokrasi adalah demokrasi langsung.Pelaksana demokrasi itu disebut
demokrasi langsung (direct democracy).

Dalam masa sekarang ini, di mana penduduk Negara berjumlah ratusan


ribu bahkan jutaan orang. Demokrasi langsung tidak mungkin
dilaksanakan, sehingga dibutuhkan lembaga perwakilan rakyat. Anggota-
anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum yang rahasia,
bebas, jujur, dan adil. Oleh karena itu, demikrasi seperti ini disebut
demokrasi perwakilan (representative democracy).
Inti pemerintahan demokrasi kekuasaan memerintah yang dimiliki oleh
rakyat. Kemudian diwujudkan dalm ikut seta menentukan arah
perkembangan dan cara mencapai tujuan serta gerak poloitik Negara.
Keikut sertaannya tersebut tentu saja dalam batas-batas ditentukan
dalamperaturan perundang-undangan atau hokum yang berlaku. Salah
satu hak dalam hubungannya dengan Negara adalah hak politik rakyat
dalam partisipasi aktif untuk dengan bebas berorganisasi, berkumpul, dan
menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan. Kebebasan tersebut
dapat berbentuk dukungan ataupun tuntutan terhadap kebijakan yang
diambil atau diputuskan oleh pejabat negara.

Demokrasi pada masa kini antara lain menyangkut hak memilih dan hak
untuk dipilih, menyangkut pula adanya pengakuan terhadap kesetraan
diantara warga negara, kebebasan warga negara untuk melakukan
partisipasi politik, kebebasan untuk memperoleh berbagai sumber
informasi dan komunikasi, serta kebebasan utuk menyuarakan ekspresi
baik memlalui organisasi, potensi, seni, serta kebudayaan, dan efektif dan
lestari tanpa adanya budaya yang memawarnai pengorganisasian bebagai
elemen politik seperti partai politik, lembaga-lembaga pemerintahan
maupun organisasi kemasyarakatan. Demokrasi memerlukan partisipasi
rakyat dan deokrasi yang kuat bersumber pada kehendak rakyat serta
bertujuan untuk mencapai kemasalahatan bersama, itukah pengertian
demokrasi.

2. Demokrasi sebagai meliputi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Adanya partisipasi masyarakat secara aktifd dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

b. Adanya pengakuan akan supremasi hokum ( daulat Hukum)

c. Adanay pengakuan akan kesamaan di anatar warga Negara

d. Adanya kebebasan, di anataranya; kebebasan berekpresi dan


berbicara/berpendapat berkebebasab untuk berkumpul dan
berorganisasi, berkebebasan beragama, berkeyakinan, kebebasan untuk
mengguagat pemerintah, kebebasan untuk memilih dan dipilih dalam
pemilihan umum, kebebasan untuk mengurus nasib sendiri.

e. Adanya pengakuan akan supremasi sipil atas militer


Unsur-Unsur Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan

Partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara. Dalam budaya


demokrasi, setiap waraga berhak ikut menentukan kebijakan public
seperti penentuan anggaraan, peraturan-perauran dan kebijakan-
kebijakan public. Namuk oleh karena secara praktis tidak mungkin
melibatkan seluruh warga suatu Negara terlibat dalam pengambilan
keputusan (sebagaimana halnya pada zaman Ynani Kuno), maka
digunakan prosedur pemilihan wakil. Para warga Negara memilih wakil-
wakil mereka di pemerintahan.

Para wakil inilah yang diserahi mandar untuk mengelolah masa depan
bersama warga Negara melalui berbagai kebijaka dan peraturan
perundang-undangan. Pemerintah demokrasi diberi kewenangan
membuat kepuusan melalui mandar yang diperoleh lewat pemilihan
umum.

Pemilu yang teratus (regular) memungkinkan partai-partai turut bersaing


dan mengumumkan kebijakan-kebijakan alternative mereka agar
didukung masyarakat. Selanjutnya warga Negara, melalui hak memilihnya
yang priodik, dapat terus menjaga agar pemerintahanya bertanggung
jawab kepada masyarakat. Dan jika pertanggungjawaban itu tidak
diberikan, maka warga Negara dapat mengganti pemerintahan melalui
mekanisme demokrasi yang tersedia. Hal itu sesuai dengan definisi
demokrasi sebagai mana dikemukakan oleh Abraham Lincoln. Ia
mengatakan, demokrasi adalah “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat”.
Pertanyaan berikutnya adalah : pemilu yang bagaimana? Ketika partai-
partai komunis berkuasa dieropa timur (1947-1949), pemilihan umum
dilaksanakan secara berkala. Para pemilih dijinkan untuk mengambil
bagian dalam pemungutan suara rahasia yang untuk memilih anggota
majlis local dan nasional. Di beberapa negarra, para calon majlis bahkan
mewakili bebagai macam partai politik. Apakah Negara-negara ini,
yangmenyebut dirinya “ demokrasi rakyat”, benar-benar demokrasi?
Jawabannya adalah tidak. Negara-negara komunis initelah menyebut
sebuah system demokrasi, namun menolak untuk mengakui unsur-unsur
lain yang diperlukan agar system itu berjalan secara demokrasi, di
antaranya adanya pemilihan umum yang bebas. Pertama-pertama pemilu
harus jujur. Pemilihan harus menawarkan kepada para pemilih yang nyata
di antarapartai-partai yang menawarkan program-program yang berbeda.
Pemilihan harus diawasi oleh petugas yang resmi dan tidak memiliki
kepentingan pribadi, yang dapat dipercaya untuk menjamin bahwa tidak
seorang pun memebrika suara lebih dari satu kali dan bahwa suara-suara
di hitung secara jujur dan akurat ini jarang terjadi di Negara-negara
komunis Eropa timurtempo dulu, dan tidak selalu otomatis diperaktekkan
bahkan di Negara-negara barat yang lebih maju.

Akan tetapi, partisipasi rakyat tidak hanya berupa partisipasi dalam


mekanisme lima tahunan (pemilu) itu saja. Partisipasi tidak indetik dengan
memilih dan dipilih dan dipilih pemilu. Khusus bai rakyat yang dipilih,
mereka berhak dan bertanggungjawab menyuarakan aspirasi atau keritik
kapan saja terhadap para wakil dan pemerintahan lazim disebut gerakan
ekstraparloementer. Hal ini mengingatkan kenyatan bahwa baik
pemerintah maupun wakil rakyat yang mereka pilih bias saja membuat
kebijakan yang bertentangan dengan aspirasi mereka. Dalam hal kebijakan
yang tidak memihak aspirasi rakyat, misalkanan para wakir sering diam
saja. Atau malah kongkalikong dengan pemerintaha. Untuk itu, masyarakat
tetap harus tetap mengawasi mereka dan tidak hanya tunggu saat pemilu.
Inilah yang juga disebut demokrasi parstipatoris.
Kebebasan. Unsure kedua dan bahkan lebih mendasar adalah kebebasan
yaitu kebebasan berekpresi, berkumpul, berserikat, dan media (Koran,
radio, TV) kebebasan memungkinkan demokrasi berfungsi. Kebebasan
memberikan boksigen agar demokrasi bias bernafas kebebasan berekpresi
dan memungkinkan segala masalah bias diperdebatkan, memungkikan
pemerintahdikritik, dan memungkikan adanya pilihan-pilihan lain.
Kebebasan berkumpul memungkinkan rakyat berkumpul untuk
melakukan diskusi. Kebebasan berserikat memungkinkan orang-orang
untuk bergabung dalam suatu partai atau kelompok penekan untuk
mewujudkan pandangan atau cita-cita politik mereka. Ketiga kebebasanini
memungkinkan rakyat mengambil bagian dalam proses demokrasi.

Media yang bebas ( artinya, media tidak dikembalikan oleh penguasa)


membantu rakyat mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
membuat pilihan mereka sendiri. Tanpa media yang bebas dan tanpa
kebebasan berekpresi yang lebih luas (melalui percakapan, buku-buku,
filem-filem, dan bahakan poster-poster dinding), sering kali sulit bagi
rakyat untuk mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi, dan
bahkan lebih sulit lagi untuk membuat keputusan yang berbobot mengenai
apa yanag harus mereka pilih demi mencapai suatu mesyarakat yang
mereka inginkan.

Supremasi hokum (daulat hokum). Unsur penting lainnya, yang seringkali


dianggap sudah semestinya ada di Negara-negara yang tradisi
demokrasinya sudah lama, adalah supremasi hukum (rule of law).tidak ada
gunanya pemerintah membiarkan semua kebebasan yang disebut di atas
bertumbuh apabila pemerintah menginjak-injaknya. Pengalaman banyak
Negara menunjukan banyak pengerintik dijebloskan kedalam penjara,
banyak demonstran yang menentang kebijakan pemerintah dibubarkan
dengan cara kekerasan, dan bahkan banyak di antara mereka ditembak
mati secara diam-diam oleh agen-agen Negara.

Pengakuan akan kesamaan warga Negara. Dalam demokrasi, semua warga


Negara diandaiakan memiliki hak-hak politik yang sama; jumlah suara
yang sama, hak pilih yang sama, akses atau kesempatan yang sama untuk
medapatkan ilmu pengetahuan. Tidak seorang pun mempunyai
mempunyai pengaruh lebih besar dari orang lain dalam proses pembuatan
kebijakan. Kesamaan disini juga termasuk kesamaan di depan hokum; dari
rakyat jelata sampai pejabat tinggi, semuanya sama dihadapan hukum.
Berikut penjelasannya:
 Di bidang ekonomi : setiap individu memiliki hak yang sama untuk
melakukan usaha ekonomi ( berdagang, bertani, berkebun, menjual jasa,
dan sebagainya) untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidup.

 Dibidang budaya budaya : setiap individu mempunyai kesaman dalam


mengembangkan seni, misalnya berkreasi dalam seni tari, seni lukis, seni
musik, seni pahar, seni bangunan (arsitektur), dan sebagainya.

 Dalam bidang politik : setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni
setiap individu berhak secara bebas memiliki, menjadi anggota salah satu
partai politikbaru sesuai perundang-undangan yang berlaku. Juga memiliki
hak dalam pengambilan keputusan baik dalam lingkup keluarga atau
masyarakat melalui mekanisme yang disepakati dengan dengan tidak
membedakan setatus, kedudukan, jenis kelamin, agama, dan sebagainya.

 Dalam bidang hokum : setiap individu memiliki kedudukan yang sama,


yakni berhak untuk mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara di
depan pengadilan.

 Di bidang pertahanan dan keamanan : setiap individu mempunya hak dan


kewajiban yang sama dalam pembelaan Negara

Pengakuan akan supremasi sipil atau militer. Budaya demokrasi juga


mensyaratkan supremasi sipil atau militer (sipil mengatur militer).

3. Masyarakat Madani

1. Makna Masyarakat Madani

Masyarakat madani masih merupakan sebuah proses dalam rangka


reformasi. Masyakat madani adalah masyarakat yang mampu mengisi
sruang publik, sehingga dapat menjadi bumper kekuasaan negara yang
berlebihan. Dalam pemikiran reformasi ini masyrakat madani merupakan
tujuan pemerintah demokrasi.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Madani

Masyarakat madani merupakan konsep yang memiliki banyak arti atau


sering diartikan dengan maksan yang berbeda-beda. Kamu pun telah
memahaminya pada pembahasan materi di depan. Nah dengan adanya
berbagai pendapat tentang pengertian masyarakat madani, maka perlu
kita pahami ciri-ciri dari masyarakt madani seperti yang diungkapkan oleh
Bahmuller dibawah ini.
Merujuk pada Bahmuller (1997), ada beberapa karakter atau ciri-ciri
masyarakat mafani, diantaranya sebagai berikut :

a. Teruntegritasnya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif


ke dalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

b. Menyebarkan kekuasaan, sehingga kepentingan-kepentingan yang


mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan
alternatif.

c. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didomisani oleh


negara dengan program-program pembangunan yang berbasis
masyarakat.

d. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena


keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu mkemberikan
masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

e. Tumbuh kembangnya kreaticitas yang pada mulanya terhambat oleh


rezim-rezim totaliter.

f. Meluasnya kesetiaan (loyality) dan kepercayaan (trust), sehingga


individu-individu mengakui keterlibatan dengan orang lain dan tidak
mementingkan diri sendiri.

g. Adanya pembebasan masyarakat melelui kegiatan lembaga-lembaga


sosial dengan berbagai ragam perspektif.

Dari berbagai ciri tersebut, kiranya dapat dikatan bahwa masyarakat


madani adalah sebuah masyarakat demokratis, dimana para anggotanya
menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat
dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya. Dalam hal ini,
pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi
kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program
pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani
bukanlah masyarakat yang terbentuk begitu saja. Masyarakat madani
adalah konsep yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan
memerlukan perjuangan yang terus-menerus. Apabila kita kaji masyarakat
dinegara-negara maju yang sudah dikatakan sebagai masyarkat madani
seperti berikut :
a. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, kelompok dalam
masyarakat.

b. Berkembangnya modal manusia (human capital) yang kondusif bagi


terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan
terjalinnya kepercayaan dan telasi sosial antar kelompok.

c. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan dengan


kata lain terbuka akses terhadap berbagai pelayanan sosial.

d. Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat serta


lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana
isu-isu kepentingan bersama dan kewajiban publik dapat dikembangkan.

e. Adanya kohesifitas (keterpaduan) antar kelompok dalam masyarkat


serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antarbudaya dan
kepercayaan.

f. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-


lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan
berkeadilan sosial.

g. Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jaringan-jaringan


kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan
komunikasi antarmereka secara teratur, terbuka, dan terpercaya.

Itulah prasyarat-prasyarat yang harus kita penuhi untuk mencapai


masyarakat madani. Tanpa syarat tersebut, maka masyarakat madani
tidak akan terwujud.

3. Proses Menuju Masyarakt Madani

Sebagaimana dikatakan Ryaa Ryasyid, sebuah masyarakat madani (civil


society) haruslah mandiri, tidak begitu terntung pada peran pemerintah
atau negara. Barangkali, diantara organisasi sosial dan politik yang patut
dicatat dan meiliki kemandirian cukup tinggi adalah organisasi yang
termasuk dalam kelompok lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau Non-
Governmental Organization (NGO) yang di Indoneisa jumlahnya mencapai
ratusan.
4. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

1. Demokrasi dalam era Orde Lama

Dalam era Orde Lama, pelaksanaan demokrasi di Indonesia terbagi atas


tiga periode, yaitu periode 1945-1949 (demokrasi dalam pemerintahan
masa revulusi kemerdekaan), periode 1950-1959 (Demokrasi
Parlementer), dan periode 1959-1965 (Demokrasi Terpimpin).

a. Demokrasi dalam Pemerintahan Masa Revolusi Kemerdekaan (periode


1945-1949)

Periode pertama pemerintahan negara Indonesia adalah periode


kemerdekaan. Para penyelenggara negara pada awal periode
kemerdekaan mempunyai komitmen yang sangat besar dalam
mewujudkan demokrasi politik di Indonesia.

Pertama, polittical franchise yang menyeluruh. Para pembentuk nefara,


sudah sejak semula, mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap
demokrasi.

Kedua, Presiden yang secara konstitusional memiliki peluang untuk


menjadi seorang diktator, dibatasi kekuasaannya ketika Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk menggantikan parlemen.

Ketiga, dengan maklumat wakil presiden, dimungkinkan terbentuknya


sejumlah partai politik, yang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem
kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah
kehidupan politik di tanah air.

b. Demokrasi Parlementer (Periode 1950-1959)

Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai


dengan 1959, dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS), sebagai landasarn konstitusionalnya.

Masa demokrasi parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di


Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan
perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia.

c. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Sejak berakhirnya pemilihan umum 1955, Presiden Soekarno sudah
menunjukkan gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal
itu terjadi karena partai politik sangat berorientasi pada kepentingan
ideologinya sendiri dan kurang memerhatikan kepentingan politik
nasional secara menyeluruh. Pada suatu kesempatan di Istana Merdeka,
beliau melontarkan keinginannya untuk membubarkan saja partai-partai
politik. Selain itu, Soekarno juga melontarkan gagasan, bahwa demokrasi
parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indoensia yang
dijiwai oleh semangat gotong royong dan kekeluargaan.

2. Demokrasi dalam Era Orde Baru (Periode 1966-1998)

Dalam era Orde Baru, demokrasi yang berlaku di negara Indonesia adalah
demokrasi Pancasila dimulai ketika rezim Soekarno berakhir. Demokrasi
Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah serta budaya hidup bangsa Indonesia. Dalam demokrasi pancasila,
kedaulatan yang dimaksud adalah kedaulatan yang berdasarkan
musyawarah yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam yang berkedaulatan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradap sertapersatuan dan kesatuan bangsa. Demokrasi
Pancasila berdsarkan paham kekeluargaan dan gotong royong, yang
ditujukan bagi kesejahteraan rakyat seperti tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945. hal ini bisa terjadi apabila Pancasila benar-benar dilaksanakan
secara tanggung jawab.

3. Demokrasi Masa Reformasi (Periode 1999-sekarang)

Masa reformasi membawa angin segar bagi kehidupan demokrasi di


Indonesia. Dalam kurun waktu 32 tahun di bawah rezim Orde Baru,
kehidupan politik terbelenggu oleh ketentuan yang ada dalam lima paket
undang-undang politik.

5. Pemilihan Umum Sebagai Sarana Pengembangan Budaya Demokrasi

Pelaksanaan pemilu di Indonesia


Pemilihan umum merupakan sarana demokrasi untuk mewujudkan sistem
pemerintahan negara yang berkedaulatan rakyat. Pemerintahan yang
dibentuk melalui sistem pemilihan umum yang akan memiliki legitimasi
yang kuat. Pemilihan umum yang bertujuan untuk memilih wakil-wakil
rakyat yang akan duduk dalam lembaga permusyawarahan atau
perwakilan dan untuk membentuk pemerintahan. Pemilu yang demokratis
merupakan sarana untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan mencapai
tujuan negara. Oleh karena itu, pemilihan umum tidak boleh menyebabkan
rusaknya sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Pemilihan umum di Indonesia antara lain diatur dalam Undang-undang


Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Dalam undang-undang ini, yang dimaksud dengan pemilihan
umum (pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemilu
dilaksanakan berdasarkan asas-asas berikut.

a. Langsung

Rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya


secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.

b. Umum

Pada dasarnya semua warga yang memenuhi persyaratan sesuai dengan


undang-undang ini berhak mengikuti pemilu. Pemilihan yang bersifat
umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku
menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi berdadsarkan
suku bangasa, ras, golongan, jenis kelamin, kedaearahan, pekerjaan, dan
status sosial.

c. Bebas

Setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya


tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun. Dialam melaksanakan haknya,
setiap warga negara dijamin kemanannya, sehingga dapat memilih sesuai
dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya.
d. Rahasia

Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak


akan diketaui oleh pihak manapun dan dnegan cara apapun. Pemilih
memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh
orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan.

e. Jujur

Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap penyelenggaraan pemilu, aparat


pemerintah, peserta pemilu, pengawas pemilu, pemantau pemilu, serta
semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

f. Adil

Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilu


mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari keuntungan pihak mana
pun.

6. Menerapkan Budaya Demokrasai

Perilaku Budaya Demokrasi dalam kehidupan sehari-hari

Bahwa negara Indonesia menerapkan demokrasi Pancasila. Itu artinya,


perilaku budaya demokrasi di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip
demokrasi Pancasila. Perilaku budaya demokrasi di Indonesia didasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi Pancasila. Perilaku budaya demokrasi
tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai lingkungan kehidupan, mulai
dari lingkungan keluarga hingga masyarakat ataupun negara. Adapun
contohnya sebagai berikut.

1. Lingkungan Keluarga

a. Sebagai kepala keluarga seorang ayah selalu berusaha bersikap adil


kepada semua anggota keluarga.

b. Terbinanya sikap saling menyayangi, menghormati, dan menghargai


antar anggota keluarganya.

c. Semua anggota keluarga melaksanakan kewajiban dengan baik dan


bertanggung jawab.

d. Memecahkan masalah keluarga dengan musyawarah.

2. Lingkuangan Sekolah
a. Ikut serta dalam kegiatan OSIS, PMR. Pramuka, dan lain-lain.

b. Menghormati Kepala Sekolah, Gurum dan karyawan.

c. Mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan tertib.

d. Menaati tata tertib Sekolah.

3. Lingkungan Masyarakat dan Negara

a. Melaksanakan peraturan yang berlaku, baik peraturan pemerintah


pusat, daerah, maupun peraturan terendah.

b. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan


golongan.

c. Ikut serta dalam pemilu untuk memilih wakil-walik rakyat.

d. Ikut serta dalam kegiatan musyawarah desa

e. Membantu korban bencana alam.

You might also like