You are on page 1of 16

PANDUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN

BERBASIS SENI BUDAYA LOKAL

A. PENGERTIAN
1. Keaksaraan Seni Budaya Lokal adalah upaya penguatan
keberaksaraan berbasis seni budaya lokal dalam pembelajaran dan
pemberdayaan peserta didik dan lingkungannya.
2. Seni budaya lokal adalah salah satu karya manusia yang di dalamnya
terdapat pengetahuan, moral, dan perilaku hidup manusia serta adat
istiadat di daerah masing-masing yang perlu dikembangkan dan
dilestarikan.

B. LATAR BELAKANG
Penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas pada tahun 2009
berjumlah sekitar 8,3 juta orang dan sebagian besar di antaranya adalah
perempuan. Jumlah tersebut sebagian besar tinggal di daerah perdesaan
seperti petani kecil, buruh, dan nelayan serta kelompok masyarakat
miskin perkotaan yaitu buruh berpenghasilan rendah atau penganggur.
Mereka tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan serta sikap
mental pembaharuan dan pembangunan. Akibatnya, akses terhadap
informasi dan komunikasi yang penting untuk membuka cakrawala
kehidupan dunia juga terbatas karena mereka tidak memiliki kemampuan
keaksaraan yang memadai.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-
PWB/PBA) yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri

1
Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan GNP-PWB/PBA telah tercapai target sisa 5% buta aksara
atau sekitar 8,3 juta orang. Sejalan dengan Prakarsa Keaksaraan untuk
Pemberdayaan (LIFE) UNESCO-UNLD, Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Non Formal dan Informal sejak tahun 2009 menyediakan
layanan program pendidikan keaksaraan baik keaksaraan dasar yang
merupakan program pemberantasan buta aksara maupun keaksaraan
usaha mandiri atau menu ragam keaksaraan lainnya yang merupakan
program pemeliharan dan peningkatan kemampuan keaksaraan. Hal ini
dilakukan karena terdapat kecenderungan para aksarawan baru atau
penduduk dewasa berkeaksaraan rendah lainnya kembali buta aksara
apabila kemampuan keaksaraannya tidak dipergunakan secara fungsional
dan berkelanjutan.
Atas dasar itu, pada tahun 2010, Direktorat Pendidikan Masyarakat
menyediakan berbagai layanan program keaksaraan yang meliputi
keaksaraan dasar, keaksaraan usaha mandiri, keaksaraan keluarga,
keaksaraan komunitas khusus, inovasi aksara agar berdaya, aksara
kewirausahaan, keaksaraan berbasis cerita rakyat dan keaksaraan seni
budaya lokal. Program-program tersebut ditunjang dengan TBM dan
program-program pendidikan pemberdayaan perempuan, seperti
pendidikan kecakapan hidup perempuan, peningkatan budaya tulis
melalui koran ibu, pendidikan pemberdayaan perempuan untuk
pembangunan berkelanjutan, pendidikan keluarga berwawasan gender,
dan program sejenis lainnya.
Program Keaksaraan Seni Budaya Lokal merupakan bentuk dukungan
pemerintah untuk meningkatkan pemberdayaan dan taraf hidup
masyarakat yang berkeaksaraan rendah melalui pemanfaatan seni
budaya lokal di daerah masing-masing. Program ini dapat diakses oleh

2
lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan keaksaraan yang memiliki
kepedulian terhadap pelestarian dan atau pengembangan seni budaya
lokal.

C. TUJUAN
1. Tujuan panduan
a. Pedoman bagi masyarakat terutama
pemerintah desa/kelurahan dalam rangka
membentuk dan menyelenggarakan
kelompok belajar Pendidikan Keaksaraan
Berbasis Seni Budaya Lokal.
b. Acuan dalam merintis pembentukan
kelompok belajar Keaksaraan Berbasis
Seni Budaya Lokal.
c. Acuan dalam mengelola kelompok belajar
Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal.
d. Acuan mengembangkan alternatif layanan
pembelajaran keaksaraan berbasis seni
budaya lokal baik sebagai bahan, media,
maupun metode yang bertujuan
memberdayakan peserta didik dan
melestarikan seni budaya/kearifan lokal di
lingkungannya.

2. Tujuan penyelenggaraan
Keaksaraan Berbasis
Seni Budaya Lokal

3
a. Tersedianya alternatif layanan pembelajaran keaksaraan
berbasis seni budaya lokal yang berfungsi sebagai
pelestarian seni budaya/kearifan lokal di suatu daerah.
b. Terdokumentasikannya seni budaya/kearifan lokal di
suatu daerah berupa bahan, media, ataupun metode
pembelajaran keaksaraan.
c. Meningkatnya kompetensi keberaksaraan penduduk
dewasa berkeaksaraan rendah dan atau aksarawan baru
sehingga tidak kembali buta aksara.

D. KOMPONEN PENDIDIKAN KEAKSARAAN BERBASIS SENI


BUDAYA LOKAL
1. Penyelenggara
Penyelenggara oleh pemerintah desa/kelurahan setempat.
2. Pengelola
Organisasi/lembaga yang ditunjuk pemerintah desa setempat untuk
menyelenggarakan/membelajarkan pendidikan keaksaraan berbasis
seni budaya.
3. Tutor
a. Dapat diambil dari SDM lokal atau guru di wilayah
setempat yang memiliki kompetensi dan dedikasi untuk
membantu membelajarkan pendidikan keaksaraan
berbasis seni budaya.
b. Sebaiknya memahami seni budaya local yang
dibelajarkan.
4. Sasaran/warga belajar
Adapun sasaran layanan program Pendidikan Keaksaraan berbasis
seni budaya lokal masyarakat yang berkeaksaraan rendah.
5. Sumber Belajar/Materi

4
Program Keaksaraan Seni Budaya Lokal terdiri atas tiga kegiatan
pokok, yaitu: a) pembelajaran keaksaraan berbasis seni budaya lokal,
b) pembelajaran seni budaya lokal, serta c) pendokumentasian dan
sosialisasi seni budaya lokal sebagai bahan atau media pembelajaran
keaksaraan. Pembelajaran keaksaraan berbasis seni budaya lokal
mengacu pada skema pembelajaran dan standar kompetensi lulusan
KUM, yaitu minimal setara dengan 66 jam pembelajaran @ 60 menit.
Materi pembelajaran berupa teknik/cara memainkan seni budaya lokal
yang dibelajarkan. Dan peralatan yang digunakan dalam seni budaya
lokal yang dipelajari/dibelajarkan/dilestarikan. Bila memungkinkan
sejarah munculnya seni budaya lokal tersebut.

7. Kelompok Belajar
Secara umum setiap kelompok belajar keaksaraan terdiri atas 10
orang warga belajar. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk efisiensi,
mempermudah pengelolaan, dan memelihara semangat belajar
bersama. Namun demikian di beberapa tempat pengelompokan
seperti ini sulit dilakukan. Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat
berjalan secara efektif, efisien, dan memberikan hasil yang maksimal,
sangat memerlukan kiat-kiat dan motivasi pembelajaran.
8. Sarana Belajar
Ketersediaan sarana belajar mutlak diperlukan dalam program
pembelajaran keaksaraan namun demikian tidak berarti harus yang
serba bagus dan mahal. Inovasi dalam aspek penyediaan sarana
belajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan warga belajar
dewasa sangat diperlukan.
Sarana belajar dapat berupa peralatan seni budaya lokal yang
dibelajarkan/dilestarikan.

5
E. WAKTU
Program pembelajaran pendidikan keaksaraan berbasis seni budaya
lokal mengacu pada standar kompetensi lulusan pada keaksaraan usaha
mandiri, minimal pembelajaran dan pelatihan keterampilan setara dengan
66 jam pembelajaran @ 60 menit.
Proses pembelajaran dan pelatihan perlu dirancang agar warga
belajar dapat menyelesaikan tugas-tugas keaksaraan sesuai kompetensi
dalam rentang waktu yang direncanakan, dengan menggali inovasi
pembelajaran sesuai kebutuhan, potensi dan sosial budaya setempat.

F. TEMPAT
Panti atau tempat pembelajaran keaksaraan dapat dilakukan dimana
saja, (rumah warga belajar, gedung sekolah, balai desa, balai pertemuan,
dll) yang penting menyenangkan dan kondusif bagi warga belajar untuk
belajar meningkatkan kemampuan keaksaraannya. Kecermatan dalam
memilih tempat pembelajaran, sangat diperlukan agar tercipta suasana
yang mencerahkan dan memberdayakan warga belajar.

G. STRATEGI PENDIDIKAN KEAKSARAAN SENI BUDAYA LOKAL


1. Perencanaan
Perencanaan dalam kegiatan pembentukan keaksaraan berbasis seni
budaya lokal adalah kegiatan merencanakan berbagai sumber daya
untuk menunjang kegiatan keaksaraan berbasis seni budaya lokal dan
tercapainya tujuan pembentukan keaksaraan berbasis seni budaya
lokal. Berikut langkah-langkah kegiatan perencanaan yang perlu
dilakukan oleh penyelenggara dan pengelola keaksaraan berbasis
seni budaya lokal, yaitu.

6
a. Identifikasi kebutuhan
Identifikasi kebutuhan dilakukan untuk mengetahui sumber daya
pendukung (material dan non material) yang dapat diperdayakan
untuk mengelola keaksaraan berbasis seni budaya lokal.
Identifikasi ini sejak awal harus dirancang dengan baik karena hal
ini akan berpengaruh pada jalannya pengelolaan keaksaraan
berbasis seni budaya lokal nantinya.
Sumber daya yang diprioritaskan adalah calon penyelenggara,
calon pengelola, dan calon tutor/nara sumber teknis utama dalam
keaksaraan berbasis seni budaya lokal.

b. Rekrutmen
Rekruitmen adalah pendataan dan penjaringan sasaran yang akan
dijadikan sebagai calon warga belajar. Dalam melaksanakan
rekrutmen perlu juga diketahui kemampuan calon warga belajar
dalam membaca, menulis, dan berhitung. Sebelum kegiatan
rekrutmen dilaksanakan perlu didilakukankah-langkah sebagai
berikut:
1) Persiapan Rekruitmen
a) Membuat instrumen penilaian awal keaksaraan calon warga
belajar pendidikan keaksaraan berbasis seni budaya lokal.
( instrumen penilaian kemampuan awal, terlampir).
b) Membuat surat pemberitahuan kepada kepala wilayah
setempat tentang akan adanya kegiatan rekrutmen calon
warga belajar pendidikan keaksaraan berbasis seni budaya
lokal.
c) Melakukan koordinasi dengan kepala wilayah setempat
tentang pelaksanaan kegiatan rekruitmen calon warga

7
belajar pendidikan keaksaraan berbasis seni budaya lokal.

2) Pelaksanaan Rekruitmen
a) Melakukan kunjungan rumah calon sasaran dengan
didampingi oleh ketua RT setempat.
b) Melakukan wawancara untuk mencatat biodata dan
informasi calon warga belajar untuk mengetahui latar
belakang calon warga belajar, keterampilan, harapan
mereka, dan kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung. (Pedoman wawancara, terlampir).
c) Melakukan pendataan calon tutor/nara sumber teknis, calon
pengelola dan calon penyelenggara kelompok pendidikan
keaksaraan berbasis seni budaya lokal.
c. Kesepakatan belajar
Setelah calon warga belajar, calon tutor, calon pengelola dan calon
penyelenggara terekrut maka kegiatan berikutnya segera membuat
kesepakatan belajar yang isinya menentukan kapan kegiatan
pembelajaran dilaksanakan (hari apa jam berapa dan di mana
tempatnya)
d. Mempersiapkan sarana
Sarana yang perlu dipersiapkan dalam perencanaan
penyelenggaraan pendidikan keaksaraan seni budaya lokal adalah.
1) Menyiapkan buku administrasi
Buku induk warga belajar, buku daftar hadir tutor, buku daftar
hadir warga belajar, buku tamu dll.
2) Menyiapkan buku tulis/ATK warga belajar
Buku tulis, pensil/bolpoint, penggaris, penghapus, dll
3) Menyiapkan bahan ajar
Apa saja yang ada di lokasi atau di sekitar / lingkungan warga

8
belajar yang dapat dimanfaatkan oleh tutor dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Misalnya peralatan yang
digunakan dalam memainkan seni budaya lokal tersebut.

2. Pelaksanaan
a. Koordinasi/sosialisasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama dan utama yang
harus dilakukan dalam rangka akan melaksanakan pembentukan
kegiatan/kelompok belajar di manapun akan dilaksanakan.
Koordinasi dengan pejabat dan tokoh masyarakat setempat
merupakan prioritas utama yang harus dilakukan agar dapat
dukungan tentang apa maksud kegiatan yang akan kita
laksanakan.

b. Orientasi pengelola/tutor
Penyelenggara mengadakan kegiatan orientasi/pertemuan terlebih
dahulu untuk membicarakan pembentukan keaksaraan berbasis
seni budaya lokal. Calon pengelola dan calon tutor dalam
kegiatan orientasi ini juga sekaligus mempersipkan diri tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan rencana pembentukan
kelompok belajar keaksaraan berbasis seni budaya lokal.
c. Pembentukan kelompok
Setelah kegiatan rekrutmen dilaksanakan sampai terbentuk
kesepakatan maka terbentuklah kelompok belajar pendidikan
keaksaran berbasis seni budaya lokal.
d. Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada kelompok belajar pendidikan
keaksaraan berbasis seni budaya lokal adalah bahwa seni budaya
lokal itu sebagai bahan, media, maupun metode yang bertujuan

9
memberdayakan peserta didik dan melestarikan seni
budaya/kearifan lokal di lingkungannya
e. Pengadministrasian dan pembukuan
Pengadministrasian dan pembukuan ini bertujuan untuk ketertiban
dan kemudahan dalam pengelolaan kelompok.

3. Evaluasi
penyelenggaraan
keaksaraan berbasis
seni budaya lokal
Evaluasi bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan
penyelenggaraan keaksaraan berbasis seni budaya lokal secara
keseluruhan. Bentuk alat yang dipergunakan adalah dengan test dan
non test (porto folio) dengan cara pengamatan langsung, observasi
terhadap warga belajar. kegiatan evaluasi pada kelompok belajar
pendidikan keaksaraan berbasis seni budaya lokal dilaksanakan tiga
tahap yaitu: pada awal pembelajaran (pra pembelajaran) yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal warga belajar, pada
saat proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
perkembangan/kemajuan belajar warga belajar dan pada akhir proses
pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi warga belajar sesuai dengan standart kompetensi yang
telah ditetapkan.

10
H. ALUR PENDIDIKAN KEAKSARAAN BERBASIS SENI BUDAYA LOKAL

11
PETUNJUK

wancara dengan calon warga belajar hendaknya diperhatikan hal-hal berikut ini:
pada calon warga belajar.
dalam suasana santai dan informal, sehingga calon warga belajar merasa senang.
lajar keaksaraan memiliki
Lampiranmanfaat
1 dalam kehidupan sehari-hari.
ga belajar untuk aktif dalam mengungkapkan pendapat
an awal keaksaraan
rima kasih atas jawaban yang disampaikan oleh calon
PEDOMAN warga belajar.
WAWANCARA
REKRUTMEN CALON WARGA BELAJAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN

1. Nama Bapak/Ibu ?
2. Bapak/Ibu lahir di mana ?
3. Pada tanggal berapa Bapak/Ibu lahir ?
4. Pada bulan apa Bapak/Ibu lahir ?
5. Pada tahun berapa Bapak/Ibu lahir ?
6. Bapak/Ibu tinggal di mana ?
(a) RT....................................................................................
...
(b) RW..................................................................................
....
(c) Dusun..............................................................................
...
(d) Desa/Kelurahan...............................................................
...

12
(e) Kecamatan .....................................................................
....
(f) Kabupaten/Kota ............................................................
.....
7. Apakah Bapak/Ibu pernah bersekolah?
a. Pernah, sampai
kelas .........................................................
b. Tidak pernah
8. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu sekarang ini?
9. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu setiap hari?
10. Apakah Bapak/Ibu pernah bepergian ke luar kota?
a. Pernah
b. Tidak pernah
11. Berapakah jumlah anak Bapak/Ibu
No. Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki
2 Perempuan

12. Apakah anak-anak Bapak/Ibu bersekolah?


13. Apabila bersekolah, sekarang kelas berapa ?
14. Apakah penghasilan Bapak/Ibu tersebut dapat mencukupi kebutuhan
Bapak/Ibu sehari-hari ?
15. Keterampilan apa yang Bapak/Ibu miliki ?
16. Apakah dengan keterampilan yang Bapak/Ibu miliki tersebut dapat
menghasilkan uang bagi Bapak/Ibu ?
17. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap pemberantasan buta
aksara?
18. Apabila di desa ini ada kegiatan pendidikan keaksaraan, apakah
Bapak/Ibu bersedia mengikutinya?

13
PETUNJUK

nilaian awal dengan calon warga belajar hendaknya diperhatikan hal-hal berikut ini:
ada calon warga belajar.
dalam suasana santai dan informal, sehingga calon warga belajar merasa senang.
a. Bersedia
ajar keaksaraan memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
ga belajar untuk aktif dalam menjawab pertanyaan. b. Tidak bersedia
rima kasih atas jawaban yang disampaikan oleh calon warga belajar.
19. Apabila Bapak/Ibu bersedia, dengan siapakah Bapak/Ibu ingin belajar
bersama-sama?
20. Apabila Bapak/Ibu bersedia, siapakah sebaiknya yang menjadi
pendidiknya?
Lampiran 2

INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN AWAL CALON WARGA


BELAJAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN

1. Nama : .........................................................
.....
2. Umur : .........................................................
.....
3. Jenis Kelamin
: ..............................................................
4. Pendidikan terakhir
: ..............................................................
5. Jumlah Keluarga

14
: ..............................................................
6. Alamat : .........................................................
.....
a. RT : ..............................................................
b. RW : ..............................................................
c. Desa/Kelurahan : ..............................................................
d. Kecamatan : ..............................................................
e. Kabupaten/Kota : ..............................................................
7. Nama pejabat
a. Ketua RT
: ........
..........................
..................
b. Ketua RW

: ...................
..........................
.......
c. Kepala Desa/Kelurahan : ....................................................
d. Camat : ....................................................
e. Bupati : ....................................................
8. Tuliskan nama perabotan rumah tangga Bapak/ibu
c. .....................................................................................
d. .....................................................................................
e. .....................................................................................
f. .....................................................................................
9. Tuliskan nama buah yang Bapak/Ibu ketahui
g. .....................................................................................
h. .....................................................................................

15
i. .....................................................................................
j. .....................................................................................
10. Tuliskan nama hewan peliharaan yang Bapak/Ibu ketahui
k. .....................................................................................
l. .....................................................................................
m. .....................................................................................
n. .....................................................................................
11. Ibu Atik memiliki 15 ekor ayam. Pada hari raya yang lalu Ibu
Atik menyembelih 5 ekor. Berapa ekorkah jumlah ayam
yang masih dimiliki oleh Ibu Atik?
12. Bapak Yanto Cuplik memiliki 22 ekor itik. Minggu yang lalu
Bapak Yanto Cuplik mendapat hadiah itik dari Bapak Kepala
Desa sebanyak 15 ekor. Berapa ekorkah jumlah itik yang
dimiliki oleh Bapak Yanto Cuplik?
13. Bapak Bagus memiliki uang Rp 10.000 dibelikan beras
sebanyak 2 kilogram, dengan harga setiap kilogram sebesar
Rp. 4.700. Berapakah sisa uang yang dimiliki oleh Bapak
Bagus?
14. Susunlah kalimat dengan kata-kata berikut ini.
pendidikan keaksaraan-ingin-ikut-saya

15. Tuliskan berita tentang kesehatan Bapak/Ibu kepada anak


Bapak/Ibu yang berada di luar kota.

16

You might also like