You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi,

penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna

perbaikan laporan kerja praktek ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah

mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari

sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak

Kuningan, April 2011

Penulis

DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................... 2

PRE EKLAMSI.............................................................................................................3

EKLAMSI ..................................................................................................................7

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................11

PRE EKLAMSI

2
A. Definisi

Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.

Pre-eklamsi dan eklamsi, merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre eklamasi diikuti dengan timbulnya
hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan

Diagnosis pre-eklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan
berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi dan proteinuria. Penambahan berat badan yang
berlebihan bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu berapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat
badan, pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik
meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama
30 menit.

B. Etiologi

Penyebab pre-eklamsi belum diketahui secara pasti, banyak teori yang coba dikemukakan para
ahli untuk menerangkan penyebab, namun belum ada jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang
dipakai adalah teori Iskhemik plasenta. Namun teori ini juga belum mampu menerangkan semua hal
yang berhubungan dengan penyakit ini.

C.Klasifikasi Pre-eklamsi

Pre-eklamsia digolongkan menjadi 2 golongan :


Pre-eklamsia ringan
:kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam
atau tekanan diastolik sampai 110mmHg.
: kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140 mmHg.
: protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg.
Pre-eklampsia berat
: tekanan diastolik >110 mmhg
: protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik,
terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.

D. Patologi

Pre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian besar
pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi yang meninggal. Pada penyelidikan
akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat
itu pada pre-eklamsi tidak banyak berbeda dari pada ditemukakan pada eklamsi. Perlu dikemukakan
disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Perdarahan, infark,
nerkosis ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh

3
vasospasmus arteriola. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor penting juga dalam
patogenesis kelainan-kelainan tersebut.

E. Perubahan-perubahan pada organ :

1. Perubahan hati
- Perdarahan yang tidak teratur
- Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati
- Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan subkapsuler

2. Retina
- Spasme areriol, edema sekitar diskus optikus
- Ablasio retina (lepasnya retina)
- Menyebabkan penglihatan kabur

3. Otak
- Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak,
perdarahan dan nekrosis
- Menimbulkan nyeri kepala yang berat

4. Paru-paru
- Berbagai tingkat edema
- Bronkopnemonia sampai abses
Menimbulkan sesak nafas sampai sianosis

5. Jantung
- Perubahan degenerasi lemak dan edema
- Perdarahan sub-endokardial
- Menimbulkan dekompensasio kordis sampai terhentinya fungsi jantung

6. Aliran darah keplasenta


- Spasme arteriol yang mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai
kemaian janin
- Spasme yang berlangsung lama, mengganggu pertumbuhan janin

7. Perubahan ginjal
- Spasme arteriol menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga
fitrasi glomerolus berkurang
- Penyerapan air dan garam tubulus tetap terjadi retensi air dan garam
- Edema pada tungkai dan tangan, paru dan organ lain

8. Perubahan pembuluh darah


- Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi
protein ke jaringan
- Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema
- Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis.
F. Gambaran Klinik Pre-Eklampsi

4
Dimulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema. Pada kaki dan tangan, kenaikan tekanan
darah, dan terakhir terjadi proteinuria. Pada pre-eklamsi ringan gejala subjektif belum dijumpai, tetapi
pada pre-eklamsia berat diikuti keluhan sebagai berikut :

- Sakit kepala terutama daerah frontal


- Rasa nyeri daerah epigastrium
- Gangguan penglihatan
- Terdapat mual samapi muntah
- Gangguan pernafasan sampai sianosis
- Gangguan kesadaran

G. Diagnosis

Pada umumnya diagnosis diferensial antara pre-eklamsia dengan hipertensi manahun atau
penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi menahun adanya tekanan darah
yang meninggi sebelum hamil.pada keadaan muda atau bulan postpartum akan sangat berguna untuk
membuat diagnosis.

H. Pencegahan Pre-Eklamsia

Belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan pre-eklamsia. Beberapa penelitian


menunjukkan pendekatan nutrisi (diet rendah garam, diit tinggi protein, suplemen kalsium, magnesium
dan lain-lain). Atau medikamentosa(teofilin, antihipertensi, diuretic, asapirin, dll) dapat mengurangi
timbulnya pre-eklamsia.

I. Penanganan

Penanganan pre-eklamsia ringan

Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi untuk penanganan pre- eklamsia. Istirahat
dengan berbaring pada posisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah
ke ginjal juga elbih banyak. Tekanan pada ekstermitas bawah turun dan resobsi aliran darah tersebut
bertambah. Selain itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. Oleh sebab itu, dengan
istirahat biasanya tekanan darah turun dan adema berkurang. Pemberian fenobarbital 3 x 30mg sehari
akan meningkatkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.

Pada umunya pemberian diuretik dan anti hipertensi pada pre-eklamsia ringan tidak dianjurkan karena
obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin.
Selain itu, pemakaian obat-obatan tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre-eklamsia berat.

Setelah keadaan normal, penderita dibolehkan pulang, akan tetapi harus dipaksa lebih sering. Karena
biasanya hamil sudah tua, persalinan tidak lama lagi. Bila hipertensi menetap, penderita tetap tinggal
dirumah sakit. Bila keadaan janin mengizinkan, tunggu dengan melakukan induksi persalinan, sampai
persalinan cukup bulan atau > 37 minggu.

5
Beberapa kasus pre-eklamsia ringan tidak membaik dengan penanganan konservatif. Tekanan darah
meningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah, walaupun penderita istirahat dengan pengobatan
medik. Dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.

Contoh Kasus

S Biodata : Istri Suami

Nama : Ny. Xxxx Nama : Tn. xxxxxxxxx


Suku bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Umur : xxxx tahun Umur : xxxx tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Alamat : xxxxx Alamat : xxxxxx
Keluhan utama : pasien mengatakan tidak ada keluhan lagi
Riwayat menstruasi
Umur menarche : 17 tahun
Siklus : 7 hari
HPHT : 10 Januari 2009
TP : 17 Oktober 2009
Ibu menyatakan nyeri pada bekas luka

O
K/u ibu baik kes : cm kosentrasi : baik
TTV :
TD : 160/120 mm Hg SH : 36,7 °C
ND : 90 X/1 RR : 22 X/1
Mata Dada Ekstremitas
Sklera : tidak ikterik Mamae : simetris Tungkai : simetris, oedema
Konjungtiva : merah muda Putting : menonjol (-). Pada ekstremitas atas
Dan bawah

A = P1 Ao H2 + Post SC, hari X

= Bina hubungan yang baik dengan keluarga


= Anjurkan ibu mobilisasi berjalan
= Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
= Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
= Anjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang mengandung banyak garam
= Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif
= Kolaborasi dengan Dr obgin untuk terapy selanjutnya
Thy : Nifedefine : 3 X 1
Captopril : 3 X 1

6
EKLAMSI
Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan
timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi
(hipertensi, edems, proteinuri) .

Patofisiologi

               Penyebabnya sampai sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai suatu “ Maldaptation
Syndrom” dengan akibat suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati,
ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut.

Pembagian Eklamsi

              Berdasarkan waktu terjadinya eklamsi dapat dibagi menjadi:

1. Eklamsi gravidarum => Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil

        2.   Eklamsi Parturientum => Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat  inpartu dimana batas dengan
eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu.

        3.  Eklamsi Puerperium =>   Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah
persalinan berakhir.

Gejala Klinis Eklamsi

              Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:

- Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih

- Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan
kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)

- Kejang-kejang atau koma

               Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:

 Tingkat awal atau aura (invasi)

Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak
mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.

 Stadium kejang tonik

7
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok
kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-
kira 20-30 detik.

 Stadium kejang klonik

Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup,
keluar ludah  berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis.
Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik
mafas seperti mendengkur.

 Stadium koma

Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul
serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma.

-Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ.

Komplikasi Serangan

             Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah:

         1. Lidah tergigit

         2. Terjadi perlukaan dan fraktur

         3. Gangguan pernafasan

         4. Perdarahan otak

         5. Solutio plasenta dan merangsang persalinan

Bahaya Eklamsi

         1. Bahaya eklamsi pada ibu

              Menimbulkan sianosis, aspirasi air ludah  menambah gangguan fungsi paru, tekanan darah
meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak, lidah dapat tergigit, jatuh
dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka-luka, gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anuria,
pendarahan atau ablasio retina, gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus.

          2. Bahaya eklamsi pada janin

Asfiksia mendadak, solutio plasenta, persalinan prematuritas, IUGR   (Intra Uterine Growth
Retardation), kematian janin dalam rahim.

8
Prognosa

            Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya, maka prognosa kurang baik untuk ibu
maupun anak. Prognosa dipengaruhi oleh paritas, usia dan keadaan saat masuk rumah sakit. Gejala-
gejala yang memberatkan prognosa dikemukakan oleh Eden adalah:

         1. Koma yang lama  

         2. Nadi diatas 120 per menit

         3. Suhu diatas 39°C.

         4. Tensi diatas 200 mmHg

          5. Lebih dari sepuluh serangan

          6. Priteinuria 10 gr sehari atau lebih

          7. Tidak adanya oedema. 

9
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

 Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam
masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.
 Perubahan-perubahan pada organ

1. Perubahan hati
2. Retina
3. Otak
4. Paru-paru
5. Jantung
6. Aliran darah ke plasenta janin
7. Perubahan ginjal
8. Perubahan pembuluh darah

 Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai
dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre
eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri).
 Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:

- Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih


- Terdapat tanda-tanda pre eklamsi
- Kejang-kejang atau koma
-Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ.

SARAN

Dalam rangka menurunkan angka kematian maternal dan perinatal akibat preeklampsia-eklampsia
deteksi dini dan pe-nanganan yang adekuat terhadap kasus preeklampsia ringan harus senantiasa
diupayakan. Hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan mempertajam kemampuan diagnosa para
penyelenggara pelayanan bumil dari tingkat terendah sampai teratas, dan melakukan pemeriksaan
bumil secara teratur.

Mengingat komplikasi terhadap ibu dan bayi pada kasus-kasus PEB-E, maka sudah selayaknyalah semua
kasus-kasus tersebut dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas penanganan
kegawatdaruratan ibu dan neonatal.

Demikian makalah mengenai Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia kami rangkum sebagai
penyegaran bagi rekan-rekan di daerah. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com

http://tokoonlin-e.com

http://qittun.blogspot.com

http://aiidebruin.multiply.com

11

You might also like