You are on page 1of 19

Tugas Fiqh PBI 1E

kelompok 7
MENGURUS JENAZAH
Disusun oleh :
Zein Zarkasih
Erna Yuniarti
Vessy Sarwenda
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN KEPADA
JENAZAH SETELAH MENINGGAL

 Memejamkan kedua matanya.


 Mengikat kedua bibirnya.
 Menggerak-gerakkan & melemaskan
persendiannya.
 Mengikat kedua kakinya agar tidak keluar kotoran.
 Melepaskan pakaiannya dengan tetap menjaga
auratnya.
 Meletakkan sesuatu yang berat di atas perutnya
agar tidak kembung.
 Meletakkannya di atas ranjang atau tempat yang
tinggi agar tubuhnya tidak terpengaruh oleh tanah
atau lantai yang dingin/basah.
 Menutupinya dengan kain, kecuali meninggal
dalam keadaan ihram.
 Berdo’a untuk mayit.
 Keluarga yang ditinggalkan harus bersabar dan
ridho.
 Mengucapkan kalimat Istirja’.
 Tidak menyebutnya kecuali dengan kebaikan.
 Melunasi hutang-hutangnya.
 Bersegera mempersiapkan pengurusannya
berupa memandikan, mengkafani,
mesholati & menguburkannya.
 Dikuburkan di tempat dia meninggal.
 Memberitahukan kerabatnya untuk
menghadiri shalat & mengurus jenazahnya.
 Yang mendengarkan kematian, dianjurkan
mendoakan & memohonkan ampun.
 Menyegerakan wasiatnya
-MEMANDIKAN JENAZAH-
Memandikan jenazah hukumnya adalah
fardhu kifayah. Dalam artian jika ada
sebagian orang yang telah menjalankannya,
maka kewajiban untuk melaksanakannya
telah gugur bagi yang lain. Hal ini dalam
rangka melaksanakan perintah Allah swt.
Dan memenuhi hak bagi kaum muslimin.

Mayat orang yang beragama Islam wajib


dimandikan, kecuali jika mereka mati dalam
peperangan.
1. SYARAT-SYARAT YANG
MEMANDIKAN

 Islam
 Berakal
 Amanah
 ‘Alim
 Merahasiakan
II .SYARAT TEMPAT MEMANDIKAN

 Suci dan bersih (Tidak di WC atau kamar


mandi)
 Tertutup atap dan dindingnya
 Tidak terdapat patung dan gambar makhluk
bernyawa
IV. TATA CARA
MEMANDIKAN
 Letakkan mayit di atas pemandian. Lepaskan
pakaiannya dengan tetap menjaga & menutup
auratnya. Dudukkan dan tekan perut mayit dengan
tangan kanan sambil diurut-urut 3 atau 5 kali untuk
mengeluarkan sisa kotoran yang ada.
 Gunakan sarung tangan atau kain untuk
membersihkan mayit di bawah kain penutupnya. Pakai
masker, celemek.
 Mulailah dengan mewudhukan mayit seperti wudhunya
sholat.
 Pemandian pertama dengan menggunakan air yang
dicampur daun bidara hingga berbusa.
 Mulai dengan membasuh kepala, wajah, dada & ketiak
mayit 3x
 Mulai dengan sisi kanan mayit. Membasuh tangan
mulai dari pangkal hingga pergelangan tangan,
pundak, pinggang hingga betis kanannya.
Tuangkan air dari atas dan bawah kain penutup
tanpa membuka aurat. Hal yang serupa dilakukan
pada sisi kiri mayit.
 Kemudian mayit dibalikkan dengan posisi
bertumpu pada sisi kiri hingga punggung,
pinggang, paha & betis kanannya bisa
dibersihkan. Mayit tidak boleh ditelungkupkan.
 Tuangkan air ke seluruh tubuh mulai dari kepala
hingga kaki. Mayit dalam keadaan terlentang.
 Lakukan hal tersebut untuk kedua kalinya. Yang
ketiga menggunakan air yang dicampur dengan
kapur barus. Karena kapur barus dapat
mendinginkan, menguatkan, mengeraskan tubuh
mayat, mengusir serangga, dan mencegah
tubuhnya cepat busuk.
 Setelah selesai, keringkan tubuhnya dengan
kain/handuk. Ganti kain penutupnya dengan yang
baru dan kering dengan tetap menjaga auratnya.
 Pindahkan mayit dengan hati-hati ke tempat
pengkafanan.
 memandikan jenazah wanita sebagaimana
jenazah pria, hanya saja setelah dimandikan,
rambutnya digerai dan disisir kemudian dikepang
menjadi tiga bagian kemudian
dikebelakangkan.atau boleh juga disanggul
-MENGAFANI JENAZAH-
Mengafani jenazah dengan sesuatu yang dapat menutup
seluruh badannya meskipun dengan satu baju hukumnya
adalah fardhu kifayah.

I HAL-HAL YANG DIANJURKAN KETIKA MENGAFANI


JENAZAH
 Dalam mengafani jenazah, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya :
 Kain yang dipergunakan untuk mengafani mayat adalah kain yang
bagus,suci dan bisa menutupi semua badan mayat.
 Kain kafan hendaknya berwarna putih.
 Diolesi dengan minyak/wewangian.
 kain kafan yang dipergunakan untuk laki-laki sebanyak 3 (tiga)
lapis, dan untuk perempuan sebanyak 5 (lima) lapis .
II TATA CARA MENGAFANI
Cara Mengukur Kain Kafan:
 Panjang : ukur panjang mayit dengan meteran dari
mulai ujung kepala hingga ujung kaki dengan
melebihkannya kira-kira 60cm. penambahan kain
disesuaikan agar dapat mengikat ujung kepala
hingga ujung kaki.
 Lebar : ukur lebar mayit mulai dari ujung bahu
kanan mayit hingga ujung kiri, kemudian hasil
pengukuran dikalikan tiga.
 Letakkan lipatan kain pertama pada bagian kepala
dilebihkan kira-kira 40cm dan bagian kaki 20cm.
 Letakkan lipatan kedua dan ketiga di atas lipatan
yang pertama dengan cara serupa. Lalu
tambahkan kapas di atasnya.
 kain kafan yang telah siap kemudian ditaburi
wewangian dan kapur barus. Kemudian letakkan mayit
di atasnya dengan hati-hati dan tetap menjaga
auratnya.
 oleskan minyak wangi pada tubuh mayit & yang
dianjurkan pada tujuh anggota sujud (kening, lutut,
telapak kaki, telapak tangan, hidung) dan di sela-sela
persendian.
 lalu ambil ujung kain yang pertama (paling
bawah/dalam) arah kanan kemudian lipat ke sebelah
kiri secara bersamaan mulai dari kaki hingga kepala.
Setelah itu pegang ujungnya dengan kuat dan lipat
atau putar. Lalu pegang lipatan ujung kain dengan
tangan kiri, lalu ambil kain yang kedua dan lakukan
seperti yang pertama, begitu juga dengan yang ketiga.
 ikat dengan kuat dan jadikan ikatannya di sebelah sisi
kiri mayit. Selimuti mayit yang telah dikafani agar
benar-benar tertutup dan terjaga sebelum dikuburkan.
-MENYALATI JENAZAH-
Hukum menyalati jenazah adalah fardhu kifayah.
Keutamaan shalat jenazah menurut Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah bersabda, “Siapa yang mengantar jenazah dan
menyalatinya, maka baginya satu qirath. Siapa mengantar
jenazah sampai selesai (proses pemakamannya, maka baginya
dua qirath. Yang paling kecil adalah seperti gunung Uhud atau
salah satu dari keduanya adalah seperti gunung Uhud.”

I Syarat Shalat Jenazah


Syarat jenazah memiliki beberapa syarat sebagaimana syarat
dalam melaksanakan shalat fardhu, yaitu :
 Badannya suci.

 Suci dari hadats kecil maupun besar.

 Menghadap kiblat.

 Menutup aurat.
Yang membedakan antara shalat jenazah dan
shalat fardhu adalah bahwa shalat jenazah tidak
terikat waktu.

II Rukun Shalat Jenazah


 Niat

 Berdiri bagi yang mampu

 Takbir sebanyak empat kali (mengangkat dua


tangan saat takbir)
 Membaca Al-Fatihah dengan suara lirih

 Membaca shalawat kepada Rasulullah saw

 Doa kepada mayat

 Membaca doa setelah takbir ke empat

 Salam
II Cara Menyalati Jenazah
 Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam berdiri
di hadapan kepala mayit jika mayit itu laki-laki.
Jika mayitnya perempuan, maka imam berdiri di
tengah-tengah mayit. Kemudian makmum berdiri
di belakang imam.
 Imam bertakbiratul ihram diikuti makmum.
 berta’awudz, membaca basmallah, tidak
membaca do’a iftitah, membaca al-fatihah.
Semuanya di baca lirih.
 takbir ke dua seraya mengangkat tangan
kemudian membaca shalawat.
 kemudian takbir ketiga sambil mengangkat tangan
dan bedoa untuk mayit.
 takbir terakhir lalu salam.
-MEMAKAMKAN JENAZAH-
Hukum menguburkan mayit adalah fardhu
kifayah. Pemakaman boleh dilakukan malam hari
jika sudah dishalati.

I Tata Cara Membawa Jenazah


 1. Letakkan mayit di atas keranda dengan

terlentang.
 2. Tutup dengan selimut/kain. Keranda mayit wanita

sebaiknya ditutup dengan kubah/kayu.


 3. Disunnahkan yang membawa keranda sebanyak

empat orang.
 4. Disunnahkan untuk bersegera dalam berjalan.
II Liang Lahat
 Disunnahkan memperdalam dan memperluas liang lahat.
Tujuannya agar baunya tidak tercium dan jasadnya tidak dimakan
binatang buas ataupun burung.

III Tata Cara Menguburkan

 Memasukkan mayit ke dalam kubur boleh kepala ataupun kaki


terlebih dahulu.
 Yang memasukkan mayit ke dalam kubur adalah laki-laki. Yang
diberi wasiat untuk itu. Bila mayit tidak berwasiat, maka kerabat
dekatnya.
 bila memasukkan mayit wanita, maka kuburnya ditutup.
 letakkan mayit perlahan dengan berbaring di sisi lambung
kanannya, karena dia menyerupai orang tidur yang menghadap
ke kiblat.
 buka ikatan kain kafannya dengan tanpa membuka wajahnya.
 dekatkan dan masukkan mayit ke liang lahat, kemudian tahan
dengan batu atau tanah di depannya dan di pertengahan
punggungnya agar mayit tidak terbalik. T utup lahat dengan kayu.
Tutup bagian yang kosong antara kayu dengan tanah liat agar mayit
tidak kejatuhan tanah saat dikubur
 masukkan tanah ke dalam kubur dan tinggikan dari atas
permukaan tanah sejengkal lalu dibentuk seperti punuk.
 perciki kubur dengan air kemudian taburi kerikil agar
kubur tidak terbawa angin dan aliran air. Tandai dengan
kayu atau batu pada bagian kepala.
 setelah itu berdoa untuk mayit.

 Tidak diperbolehkan duduk, bersandar dan melangkahi


makam. Tempat yang lebih utama untuk memakamkan
jenazah ialah di tempat pemakaman kaum muslimin. Karena
dengan begitu, orang yang masih hidup tidak terganggu
dengannya dan juga seakan-akan jenazah tersebut berada di
tempat yang semestinya, ia lebih banyak mendapatkan doa.

You might also like