You are on page 1of 12

Cara Ternak Cacing Sutra

by yulidc on Mar 9, 2011 • 3:34 pm No Comments

Cacing sutera (Tubifex), sering juga disebut cacing rambut atau cacing darah merupakan cacing
kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh
berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di
perairan jernih yang kaya bahan organik. 
Cacing ini hidup berkoloni di perairan yang kaya akan bahan organik. Di dalam tubuh cacing
sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan
yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.
Habitat
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm.
Nah seperti hewan air laen maka air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing
ini. Nah langsung aja parameter optimal cacning sutra :
•pH:5,5 -8,0
•Suhu: 25 – 28 C
• DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
• Amoniak : <3,6
Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal.
Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran
ayam, dedak (bekatul) dan lumpur. Berikut teknik budidaya cacing sutra:

1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri
patogen.
2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang
dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan
kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi
lubang dengan diameter 1 cm.
3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan
pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.

Cara bikin pupuknya :


• Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
• Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko
peternakan atau balai peternakan.
• Aktifin dulu bakterinya. caranya ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300ml air trus
diemin kurang lebih 2 jam.
• Campur cairan itu ke 10kg tokai yang dah di jemur tadi, aduk hingga rata.
• Trus masukin ke wadah yang ketutup rapet selama 5 hari
Kenapa harus fermentasi? Karena dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik
bakal naek sampai 2 kali lipat
4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu
alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak
dilirik orang.

Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini.
Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra.
• Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm. Dasar
kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.
• Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam
dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti
keong mas atau kijing.
• Pipa air keluar atau pipa pengeluaran dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik.
Pipa pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang
sekitar 15 cm.
• Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan
benda-benda keras lainnya.

Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
• Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap
banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
• Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan
tidak terdapat lumpur yang keras.
• Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur
tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua
bagian.
• Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian
sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
• Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai
panjang pipa pembuangan.
• Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
• Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang
dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
• Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam
baskom agar gumpalannya buyar.
• Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh
permukaan kolam secara merata.
• Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

7. Panen
Cacing Bisa dipanen setelah 8-10 hari.

Investasi Budidaya Ikan Sidat ( Anguilla sp.)


Negara Asal: Indonesia

Cara Pembayaran: Tunai

Kemas &
Styrofoam Box
Pengiriman:

Keterangan: TEROBOSAN BARU


BUDIDAYA PERIKANAN DALAM KOTA/ PERUMAHAN
MARI IKUT BERGABUNG BERSAMA KAMI
A.Pengantar
Pertambahan penduduk dunia meningkatan kebutuhan akan sumber
protein makanan daging dan ikan . Penangkapan ikan yang hampir tidak
terkendali dan dampak pencemaran laut oleh limbah rumah tangga,
industri atau tumpahan minyak yang semakin meluas, mengurangi dan
memutus siklus kehidupan ikan diperairan diseluruh dunia sehingga
menjadikan perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan semakin
besar dan tajam.
Pada sisi lain manfaat ikan semakin disadari sebagai pemacu
pertumbuhan tubuh manusia, peningkatan kemampuan otak manusia,
mencegah penyakit kolestrol / penyakit jantung, serta manfaat lain bagi
kesehatan manusia, sehingga kebutuhan ikan semakin bertambah
tambah. Salah satu jenis ikan yang dianggap sangat bermanfaat bagi
manusia ( Jepang dan Korea) adalah ikan belut atau sidat atau eel
( anguilla bicolor) karena dengan mengkonsumsi ikan secara teratur
bangsa Jepang dan Korea disamping memacu pertumbuhan tinggi badan
juga menstimulasi intelektual bangsa dan menjadi mereka sebagai
negara industri dan modern. Jepang mengimport ikan sidat dari China
dan Vietnam hampir 500.000 ton pertahun dan permintaan tetap
bertambah, namun sukar dipenuhi karena pencemaran lingkungan di
kedua negara ini pun telah semakin parah akibat pertumbuhan industri.
Negara negara Eropah juga merupakan pasaraan yang berpotensi tinggi
karena mereka juga banyak mengkonsumsi ikan.
Makan ikan sidat atau dikenal dengan Unagi, bukanlah makanan biasa,
tetapi termasuk termahal di resetoran Jepang sehingga bila kita dijamu
dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan kita sebagai tamu
terhormat. Unagi merupakan suguhan makanan bagi pertemuan
pembisnis besar dan terkenal atau tokoh tokoh penting . Karenanya yang
terlibat dalam bisnis sidat disana adalah perusahaan besar multi nasional
seperti Mitsui, Marubeni, Ssasakawa dan lainnya dan perusahaan ini baru
mau bekerjasama bila kita mampu memasok kontrak diatas 5.000 ton
pertahun .
Indonesia hingga saat ini belum mampu berbuat, walau ada 3 wilayah
khusus di perairan kita sebagai tempat pengembangan telur ikan sidat
yaitu Teluk Toli Toli, Sorong Barat dan Pelabuhan Ratu. Ciri khas ikan
sidat adalah bertelur dilaut dalam, menetas di muara muara sungai dan
membesar di air tawar. Penangkapan yang ada saat ini sangat terbatas
dalam jumlah kecil, sehingga harus dikembangkan melalui
pengembangan budi daya bilamana hendak dijadikan komoditi ekspor
yang potensil.
Karena tingginya permintaan ekspor ikan sidat serta meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi ikan, khususnya
ikan sidat, kami mengundang para pensiunan maupun yang di pensiun
dini atau yang di PHK, para artis serta investor lainnya ikut dalam
program kami “ Membudidayakan ikan ditengah perkotaan/ pemukiman
guna memenuhi kebutuhan komoditi ekspor serta mencerdaskan bangsa
dengan keuntungan pasti” .
B.Methode Pengembangan.
Keberhasilan pengembangan budidaya ikan sangat ditentukan oleh 3
( tiga) faktor yaitu : Benih ikan , Air serta Pakan atau Makanan ikan.
1. Benih ikan sidat ukuran 8-15 cm ( fingerling) akan dipasok oleh
perusahaan pembibitan/ hatchery ( lokasi di Pelabuhan Ratu, Jabar) .
Pada skala ukuran bibit seperti ini, tingkat kematian/ mortalitas di
pembesaran maksimal 2% , sedang di pembibitan mencapai 30% .
2. Air sebagai media pembesaran sidat ditempatkan dalam fibreglaas
bulat, lebar 300 cm tinggi 75 cm per unit dengan sistem MSWPS ( Multi
Stage Water Purification Sysstem) berdasarkan konsep ” menciptakan
lingkungan yang sehat untuk ikan” sehingga ikan bebas dari predator
pemangsa, virus, bakteri dan cemaran ( polutan) , temperatur dan pH
yang stabil, sekaligus secara otomatis menyaring kotoran ikan dan sisa
makanan dan mengalirkan kembali air kedalam kontainer.
3.Pakan dengan formula khusus akan dipasok perusahaan dan
konsentratnya disesuaikan dengan umur dan tingkat pertumbuhan sidat
atau jenis ikan lainnya yang dibudi dayakan.( tidak ada dipasar)
Jangka waktu pembesaran ikan sidat antara 10 – 12 bulan dengan
populasi bibit 4.000 ekor per kontainer atau rata rata 1.000 kg setiap di
panen.
C.Pemasaran.
Seluruh hasil pembesaran para investor akan dibeli dan ditampung oleh
Perusahaan untuk diproses sebagai bahan makanan jadi bersertifikat
sesuai standar dan keinginan pembeli di luar negeri maupun kebutuhan
lokal
D.Paket Investasi Proyek Pembesaran Sidat
1. Investasi Peralatan dan Perlengkapan. ( dalam 000 rupiah)
a. 10 bak type 1.000 fibreglaas ( 3mx75cm) a. Rp.5.000. = Rp. 50.000.
b. 2 unit M. S Waste Water Recycling System a. Rp.7.000. = Rp. 14.000.
c. 3 unit Tangkiair Plastik size 1.500L
a. Rp. 1.000. = Rp. 3.000.
d. 1 unit Tangki air stainless steel size 1.200 l a. Rp. 2.500. = Rp. 2.500.
e. 1 unit instalasi air dan listrik a. Rp. 5.000. = Rp. 5.000.
f. 160 m2 rangka besi dan atap seng a. Rp. 350. = Rp. 56.000.
g. Biaya penyambungan baru PLN 6.600 watt - = Rp. 5.000.
---------------------------------
T o t a l = Rp.135.500.
2. Biaya Operasional ( 10 bulan)
a. Pasta/ Pakan 10.000 kg a. Rp. 0.75 = Rp. 75.000.
b. 2 unit Perawatan MSWWRS a. Rp. 9.000. = Rp. 18.000.
c. Biaya listrik PLN a. Rp. 1.750. = Rp. 17.500.
----------------------------------
T o t a l = Rp.110.500.
----------------------------------
Grand Total = Rp.250.000.
( Dua ratus lima puluh juta rupiah)
E. Hasil Panen ( 10 bulan/ 10 bak) .
4 ( empat) ekor per kg atau 40.000 ekor/ 10 bak tahun, panen pertama
menghasilkan 10.000kg sidat a Rp. 25.000. = Rp. 250.000.
Panen pertama hasilnya telah dapat mengembalikan investasi ( 0)
sedang untuk panen kedua dan berikutnya dengan jangka waktu
penghapusan instalasi 15 tahun ( Rp. 135.000.000. – Rp, 5.000.000
( penyambungan PLN) =
Rp. 130.000.000.) menghasilkan Rp.130.000.000./ panen. atau
117.64% .
F. Penutup.
Indonesia memiliki pantai 81.000 km, luas perairan lebih 6.000.000 km2
dan potensi ikan cukup besar namun terkendala dengan masalah
pencurian ikan, kurangnya peralatan kapal, tiadanya industri pengolahan,
ancaman pencemaran dilaut Jawa dan permasalahan lainnya.
Budidaya ikan dalam kontainer, terkendali dan terprogram dan dapat
dilakukan di rumah/ pekarangan maupun lahan lainnya dengan modal
yang relatif kecil .Kami memberikan bimbingan dan pengawasan
sepenuhnya sehingga risiko ditekan seminimal mungkin, bahkan kami
bersedia memberi ganti rugi bila investasi anda gagal. Harga akan
semakin baik dari waktu kewaktu sehingga tingkat keuntungan akan
bertambah , disamping meningkatnya mutu intelegensia anak anak
dengan membiasakan mengkonsumsi ikan ( sidat) yang dihasilkan
sendiri. Pembudidayaan ikan dengan sistim ini dapat dilakukan secara
bersama di komplek perumahan dengan memiliki 1 ( satu) unit produksi (
10 kontainer) secara patungan . Investasi ini sangat menenangkan
karena perkembangan setiap hari, minggu dan bulan dapat dimonitor
sekaligus menghilangkan stress dan ancaman sakit jantung yang
semakin meluas diderita masyarakat.
MARI BERINVESTASI DENGAN KAMI, ANDA DAN KELUARGA AKAN
MENIKMATI KEUNTUNGAN PASTI DAN TETAP.

BUDIDAYA SIDAT
PADA JARING APUNG

1. PENDAHULUAN
Ikan Sidat (anguilla bicolor), termasuk famili Anguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling
sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A.
Bicolor Pacifica, dan A. celebensis.

Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat
dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang,
dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia
elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.

Ruaya anadromus larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva Ikan Sidat
dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan
sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.

Ikan Sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum Ikan Sidat memakan berbagai jenis hewan,
khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva
chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan Ikan Sidat umumnya pada malam hari
(nokturnal).

Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda
serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia
dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari
hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di
luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun
maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).

Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak
beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat
yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.

2. LINGKUNGAN PERAIRAN YANG DIKEHENDAKI UNTUK BUDIDAYA IKAN SIDAT


a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan
adalah 29°C.

b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan
pertumbuhan yang baik adalah 6 - 7 ppt.

c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 - 2,5 ppm.

d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 - 8.

e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)


Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie
dan pada konsentrasi 30 - 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.

3. KEBUTUHAN NUTRIEN

Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral.
Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil
(fingerling).

4. BUDIDAYA IKAN SIDAT PADA JARING APUNG

a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m
dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi
penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.

b. Benih Ikan Sidat.


Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 - 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan
Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.

d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
■ Protein 47,93%
■ Lemak 10,03%
■ Seratkasar 8,00%
■ BETN 8,32%
■ Abu 25,71%

Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96.
Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan
rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.

e. Masa Pemeliharaan dan Panen.


Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 - 8 bulan, dan masa. panen secara
bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan.

Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat - mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 - 200 gram per ekor.
Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam
rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam
penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.

sumber :"dinas Perikanan Provinsi Jabar, 2008

CARA PINTAR BUDIDAYA CAGING SUTRA

Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh
berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan
jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini meiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.

Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak


lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah
menjadi dua sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah
campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur. Berikut teknik budidaya cacing sutra:

1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Note: Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan
membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi
saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x
20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1
cm.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk
kandang sebanyak 300 gr/ M2.

4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik

6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra


Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif
pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang.

Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini. Berikut
tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra.

• Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm. Dasar kolam uji
coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.

• Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan
dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau
kijing.

. Pipa air keluar atau pipa pengeluaran dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. Pipa
pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm.

. Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-
benda keras lainnya.

Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.

. Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak
mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.

. Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak
terdapat lumpur yang keras.

. Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut.
Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.

. Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar
secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.

. Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang
pipa pembuangan.

. Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.


. Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari
kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.

. Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom
agar gumpalannya buyar.

. Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh permukaan
kolam secara merata.

. Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

7. Panen
Cacing Bisa dipanen setelah 8-10 hari.

Cilacap – Ikan sidat ternyata banyak diminati oleh masyarakat luar, khususnya Jepang.
Indonesia sangat berpotensial sekali menjadi salah satu pemasok terbesar ikan sidat, Pemkab
Cilacap berupaya menjadikan desa Panikel, Cilacap menjadi salah satu lokasi percontohan
pemeliharaan benih ikan sidat  

Potensi ini menjadi satu pemikiran yang perlu dikaji lebih dalam, saat ini ikan sidat menjadi
pasar terbesar di negara lain, hingga mencapai ratusan ribu ton pertahun pengiriman ikan di luar.
Potensi besar itu karena ikan sidat (Anguilla) membutuhkan lokasi laut dalam untuk bertelur, di
sisi lain juga membutuhkan air payau dan tawar ketika tumbuh dewasa sehingga sangat cocok
dengan kondisi alam maritim Indonesia.

“Potensial tapi belum dikenal masyarakat,” kata peneliti kelautan dari BPPT Iwan Eka Setiawan
pada sosialisasi Kegiatan Program Difusi Teknologi Pemeliharaan Benih Ikan Sidat Teradaptasi
di Cilacap, seperti dikutip dari antarajateng.com.

”Khususnya di sepanjang pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatra, pesisir Sulawesi dan
perairan Ambon, tempat penyebaran 12 dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia,” katanya.

Salah satu lokasi yang dinilai cocok dijadikan kawasan budidaya ikan sidat, menurut dia, adalah
kawasan laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap dengan jenis unggulan Anguilla bicolor
yang mirip dengan spesies Anguilla japonica yang sangat disukai di Jepang. Jepang merupakan
konsumen ikan sidat terbesar dunia, setiap tahunnya membutuhkan 150 ribu ton dari 250 ribu ton
kebutuhan dunia, padahal produksi negara sakura itu hanya 21 ribu ton per tahun.

Sementara itu peneliti biologi BPPT Dr. Odilia Rovara menambahkan, budidaya ikan sidat perlu
digencarkan, mulai dari pendederan hingga pembesaran, untuk mengembangkan potensi daerah
dan menambah pendapatan nelayan.

Rekan2 yang baik,


Pelatihan Budidaya dan Bisnis Ikan Sidat (teori) yang berlangsung kemarin di
Griya Patria, Jaksel berlangsung luar biasa sukses. Pembawa materi yang terdiri
dari Rudy S. Pontoh (Owner Agromania) dan Syaiful Hanif (milyader muda dari
bisnis ikan sidat) mendapat sambutan luar biasa dari para peserta.
Berbeda dengan pelatihan2 sebelumnya, pelatihan angkatan ke-5 ini banyak
dihadiri para peserta yang datang dari luar kota. Antara lain dari Cilacap,
Makassar, Manado, Bandung, dll. Jumlah peserta benar2 membludak di luar dugaan.
Acara pelatihan akan dilanjutkan dengan anjangkarya (tanggal 29 Januari 2011).
Bagi rekan2 yang ingin ikut anjangkarya silahkan mendaftarkan diri dengan
menghubungi Agromania: 021-7199660 atau daftar langsung di
http://sidatmania.blogspot.com
Untuk rekan2 yang ingin mendapatkan materi pelatihan ( 2 DVD + 1 CD + 3 Materi
Cetak) silahkan hubungi 021- 7199660. Terima kasih.

Salam,
Panitia Penyelenggara

ALAMAT SEKRETARIAT:
Agromania Business cLub (ABC)
Jl. Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510
Email: infokita2@...
Tel/Fax: (021) 719 9660
SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9

Memang main bibit profit margin nya agak lebih tinggi dari pada
pembesaran. Kalau dari ulasan tabloid peluang usaha memang pembibitan
menjanjikan, contoh yg sudah berhasil Pak Nurkholiq di Bogor, ini contact nya
08176494442, 0811111570.
> > > Alamat: Kompleks Perumahan Laladon Baru RT 05 RW 01.

Pelatihan Budidaya Ikan Sidat Secara Intensif

Populasi sidat di Jepang menurun drastis. Padahal hewan ini sangat dibutuhkan sebagai menu makanan.
Negeri Sakura itu sangat membutuhkan. Mereka bingung. Kini para pengusaha rajin datang ke Indonesia,
dengan tujuan untuk membuka peluang kerja sama usaha. Karena itu, kita harus siap dengan
teknologinya. Ingin tahu cara budidayanya, ikuti pelatihannya di UF-two. Materinya sangat lengkap, tapi
hanya teori. Usai Pelatihan bisa meninjau Farm Lele Greenhouse (GH) milik UF-two. Berikut seluruh
materinya :

1. Prospek usaha 17. Pemberokan


2. Memilih tahapan usaha 18. Menyeleksi benih
3. Mengenal kebiasaan makan 19. Menghitung benih
4. Siklus hidup dan pembiakan 20. Pembesaran di kolam tembok
5. Beda jantan dan betina 21. Pembesaran di kolam tanah
6. Sidat konsumsi yang baik 22. Pembesaran di fibre glass
7. Memilih lahan budidaya 23. Membuat probiotik
8. Menyiapkan kolam pemijahan 24. Mengenal probiotik
9. Menyiapkan kolam pendederan 25. Kultur Dapnia dan Moina
10. Membeli glass eel atau elver 26. Mengangkut benih
11. Glass eel atau elver yang baik 27. Mengangkut induk
12. Memproduksi benih ukuran 2 – 3 cm 28. Mencegah penyakit
13. Memproduksi benih ukuran 4 - 6 cm 29. Mengobati penyakit
14. Memproduksi benih ukuran 7 - 8 cm 30. Mendapatkan benih betina
15. Memproduksi benih ukuran 9-10 cm 31. Analisa usaha pembenihan
16. Penanganan Benih 32. Analisa usaha pembesaran

You might also like