You are on page 1of 4

Stress

Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan
oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).

Salah satu contoh stress adalah menghadapi ujian masuk kerja. Ujian masuk kerja bisa
diasumsikan oleh individu sebagai hal yang positif, jika dirasakan oleh individu sebagai
sesuatu yang harus dilakukan dan individu tersebut siap. Sedangkan dianggap negatif, jika
dirasakan oleh individu sebagai suatu ancaman dan individu tersebut tidak siap.

Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya
stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah
(stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap
masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau menjadi
adaptif (lihat gambar 1).
Gambar 1. Proses stress, koping dan adaptasi
Pada individu, sumber stressor dapat berupa:

1. Lingkungan
a. Sikap lingkungan: berupa tuntutan, pandangan positif dan negatif terhadap
keberhasilan diterima bekerja.
b. Tuntutan dan sikap keluarga, misalnya keharusan mendapatkan pekerjaan, keinginan
akan pilihan orang tua untuk bekerja.
c. Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), makin cepatnya memperoleh
informasi dan trend masa depan jika berhasil terhadap sesuatu yang diinginkan

2. Diri sendiri
a. Kebutuhan psikologis yaitu keinginan yang harus dicapai terhadap yang diinginkannya.
b. Proses internalisasi diri, yaitu penyerapan terhadap yang diinginkan secara terus
menerus sesuai dengan perkembangannya

3. Pikiran
a. Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan pengaruhnya pada diri
serta persepsi terhadap lingkungan
b. Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian yang biasa dilakukan
oleh individu yang bersangkutan.

Pikiran individu yang negarif baik penilaian saat ini maupun masa yang akan datang
memberi pengaruh yang lebih berat. Misalnya:
- Kecemasan menghadapi ujian masuk kerja
- Ketakutan tidak lulus ujian masuk kerja
- Ragu-ragu mengikuti masuk kerja

Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor (Kozier & Erb, 1983 dikutip Keliat
B.A., 1999) yaitu:
1. Sifat stressor
Pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut

2. Jumlah stressor
Banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan. Jika individu tidak
siap akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah pada hal-hal yang
kecil.

3. Lama stressor
Seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Makin sering individu mengalami
hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.

4. Pengalaman masa lalu


Pengalaman individu yang lalu mempengaruhi individu menghadapi masalah

5. Tingkat perkembangan
Tiap individu tingkat perkembangannya berbeda.

Koping (Cara penyelesaian masalah)

Koping adalah cara yang dilakukan individu, dalam menyelesaikan masalah,


menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai, dan respons terhadap situasi yang
menjadi ancaman bagi diri individu.

Cara yang dapat dilakukan adalah:

1. Individu
a. Kenal diri sendiri
Merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Karena individu yang sudah kenal akan
dirinya, akan siap untuk menghadapi stressor yang ada. Cara yang dapat dilakukan
adalah:
- Identifikasi siapa diri anda
- Tanyakan pada orang lain siapa anda
- Mintalah umpan balik jika anda sudah kena diri anda
b. Turunkan kecemasan
- Identifikasi penyebab cemas anda
- Cari tindakan yang menurut anda dapat menurunkan kecemasan
- Lakukan teknik relaksasi
c. Tingkatkan harga diri
- Identifikasi aspek positif yang anda miliki
- Mulai gali kemampuan positif yang anda miliki
- Pertahankan aspek positif yang anda miliki
d. Persiapan diri
- Tingkatkan kemampuan kognitif atau pengetahuan anda (belajar)
- Berdoa
- Mencari informasi
- Diskusi dengan orang yang sudah punya pengalaman bekerja
- Identifikasi kebutuhan yang perlu dipersiapkan
e. Pertahankan dan tingkatkan cara yang sudah baik

2. Dukungan sosial (keluarga, teman dan masyarakat)


a. Pemberian dukungan terhadap peningkatan kemampuan kognitif
b. Ciptakan lingkungan keluarga yang sehat, misalnya waktu berdikusi
c. dengan anggota keluarganya
d. Berikan bimbingan mental dan spiritual untuk individu tersebut dari keluarga
e. Berikan bimbingan khusus untuk individu, misalnya konseling

Adaptasi

Adaptasi merupakan hasil akhir dari upaya koping. Karakteristik respon beradaptasi
adalah:
- Dapat mempertahankan keseimbangan
- Adaptasi memerlukan waktu
- Kemampuan adaptasi berbeda untuk tiap individu
- Adaptasi melelahkan dan untuk itu perlu bantuan dari orang lain

A. STRESS DAN STRESSOR


1. PENGERTIAN STRESS DAN STRESSOR
STRESS adalah segala situasi dimana tuntutan non specific mengharuskan seorang
individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976).
Lazarus dan Folkman (1994) mendefinsikan stress psikologis sebagai hubungan khusus
antara seseorang dengan lingkungannya yang dihargai oleh orang lain tersebut sebagai
pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemapanannya.
Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaaan
individu terhadap penyakit (Rahe, 1975).
STRESSOR adalah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor
menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa
kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan , perkembangan dan kebutuhan
cultural.

2. MACAM-MACAM STRESSOR
Stressor internal : berasal dari dalam diri seseorang (mis : demam, kondisi seperti
kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah).
Stressor eksternal : berasal dari luar diri seseorang (mis : perubahan bermakna dalam
suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, tekanan dari pasangan).
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri
(Kaplan, 2010).
Maslim berpendapat bahwa depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif
salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps
neuron di SSP (terutama pada sistem limbik) (Maslim, 2002).
Menurut Kaplan, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai
oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan
berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang,
dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu (Kaplan, 2010)

You might also like