You are on page 1of 42

KUALITAS SOAL UN SOSIOLOGI

TAHUN 2011
SEBUAH STUDI DOKUMEN
Penulis: Suhadi

SMA NEGERI 1 PAMOTAN


DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN REMBANG
PROVINSI JAWA TENGAH
MEI, 2011

18
IDENTITAS PENULIS

Suhadi, lahir di Rembang tanggal 03 April 2011.


Pendidikan formal yang pernah di jalani
diantaranya; SD (SDN 1 Sumurtawang lulus tahun
1993), SMP (SMP Negeri 1 Kragan lulus tahun
1998), SMA (SMA Negeri 3 Rembang lulus tahun
2001), S1 (Pendidikan Sosiologi & Antropologi FIS Unnes lulus tahun
2007), dan S2 (Pendidikan IPS PPS Unnes tahun 2010 hingga
sekarang). Saat ini bekerja di SMA Negeri 1 Pamotan sebagai guru
bidang studi Sosiologi sejak tahun 2009 hingga sekarang.

19
KATA PENGANTAR

Penelitian ini merupakan jenis proyek penelitian mandiri. Penelitian ini


ditujukan tiga elemen penting dalam hal yang menyangkut soal UN
Sosiologi. Pertama, untuk siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sumber inspirasi untuk memahami karakter soal UN Sosiologi sehingga
siswa dapat mengerjakan soal UN dengan mudah. Kedua, untuk guru.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan inspirasi untuk
membuat produk soal-soal evaluatif yang kualitas tinggi. Dan ketiga,
untuk BNSP. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi kualitas
soal UN Sosiologi yang berkualitas tinggi.

Rembang, 09 Mei
2011

Penulis
Suhadi

20
KATA SAMBUTAN

Penelitian merupakan elemen penting dalam rangka meningkatkan


kualitas seorang pendidik. Dengan penelitian, seorang pendidik akan
berinteraksi dengan ragam materi yang terbarukan dan menjawab
masalah-masalah dengan sistematika ilmiah yang ketat dan tingkat
validitas akademik yang dapat dipertanggungjawabkan. Berbagai
masalah seputar teori dan strategi pembelajaran, seorang pendidik
hendak akan tercapai dengan aktivitas penelitian. Dengan demikian
kualitas seorang pendidik akan menempati kelas sosial yang
membanggakan.

Penelitian saudara Suhadi dengan judul “Kualitas Soal UN Sosiologi


Tahun 2011: Sebuah Studi Dokumen” merupakan bagian dari kegiatan
dalam rangka meningkatkan kualitas seorang pendidik. Saya sebagai
pimpinan lembaga SMA Negeri 1 Pamotan mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengucapkan terimakasih kepada
penulis, karena telah mau melakukan penelitian dengan semangat
akademik yang tinggi.

Semoga penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik di


SMA Negeri 1 Pamotan pada khususnya, dan pendidik di luar SMA
Negeri 1 Pamotan pada umumnya dalam rangka mengantarkan
peserta didik menjadi generasi yang cerdas dan berguna dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Rembang, 09 Mei 2011


Dra. Pusmi Indiyati
(Kepala SMA Negeri 1
Pamotan)

21
DAFTAR ISI

Cover
Identitas Penulis
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Abstrak
Bab I Pendahuluan
Bab II Kajian Pustaka
A. Mengenal Ujian Nasional
B. Penyusunan Butir Soal Penalaran Tinggi
B.1. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis
B.2. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah
Bab III Metode Penelitian
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Perspektif Teori dalam Soal
B. Isu-Isu Klasik dan Kontemporer
C. Komposisi Persebaran Materi
D. Relevansi Indikator Soal Terhadap Silabus
E. Karakter Soal yang Tidak Memerlukan Penalaran Tinggi
F. Karakter Soal yang Memerlukan Kemampuan Berfikir Kritis
G. Karakter Soal yang Menuntut Keterampilan Pemecahan Masalah
H. Trend Penulisan Soal Masa Mendatang
Bab V. Penutup
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran

22
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perubahan Istilah tentang Evaluasi Belajar dari Waktu ke


Waktu
Tabel 2. Persebaran materi kelas X dalam soal UN Sosiologi tahun 2011
Tabel 3. Persebaran materi kelas XI dalam soal UN Sosiologi tahun
2011
Tabel 4. Persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun
2011
Tabel 5. Relevansi indicator soal ujian nasional sosiologi terhadap
silabus
Tabel 6. Butir Soal Non-Penalaran Tinggi
Tabel 7. Karakter butir soal berkemampuan berfikir kritis
Tabel 8. Karakter butir soal berketerampilan memecahkan masalah

23
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 12


Lampiran 2. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 25
Lampiran 3. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 39
Lampiran 4. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 46
Lampiran 5. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 54

24
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat kualitas butir soal


ujian nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011. Beberapa
pertanyaan penting yang hendak dijawab dalam penelitian ini
diantaranya; perspektif teori dalam soal, Isu-isu klasik dan
kontemporer, komposisi persebaran materi, relevansi indikator soal
terhadap silabus, karakter soal yang tidak memerlukan penalaran
tinggi, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis,
karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah, dan
trend penulisan soal masa mendatang. Penelitian dengan pendekatan
analisis dokumentatif ini mendapatkan dua temuan penting yaitu
terdapat kecenderungan materi dan soal ujian nasional sosiologi tidak
menekankan peserta didik untuk berfikir kritis dan berketerampilan
pemecahan masalah.

Kata kunci: soal un sosiologi, berfikir kritis, keterampilan pemecahan


masalah.

25
BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan penulis akan rasa ingin


tahun tentang seluk beluk soal ujian nasional sosiologi tahun 2011. Hal
ihwal apa saja yang terkandung dalam tiap-tiap butiran soal menjadi
fokus penulis dalam penelitian dokumen ini.
Pasca diterbitkannya soal ujian nasional sosiologi tahun 2011,
yang menjadikan penulis tertarik untuk dilakukan studi diantaranya;
landasan filosofis ujian nasional di Indonesia, ujian nasional dalam
perspektif masyarakat Indonesia, ujian nasional dalam perspektif
pemerintah, ujian nasional dan kualitas pendidikan Indonesia, ujian
nasional dan profesionalitas lembaga pendidikan, hingga tematik studi
tentang ujian nasional dan tantangan Indonesia dalam kancah
akademik global di masa yang akan datang. Ragam rumusan studi di
atas kemudian mengantarkan penulis untuk melakukan studi dengan
masalah terpilih yaitu kualitas butir soal ujian nasional mata pelajaran
sosiologi tingkat SMA atau sederajat.
Untuk mengetahui derajat kualitas butir soal ujian nasional mata
pelaJaran sosiologi tahun 2011, beberapa pertanyaan penting yang
hendak penulis jawab diantaranya; perspektif teori dalam soal, Isu-isu
klasik dan kontemporer, komposisi persebaran materi, relevansi
indikator soal terhadap silabus, karakter soal yang tidak memerlukan
penalaran tinggi, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir
kritis, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah,
hingga trend penulisan soal masa mendatang.
Hasil studi dokumen ini diharapkan mampu memberi informasi
tentang derajat kualitas butir soal sosiologi pada masyarakat
Indonesia. Dengan berbagi informasi tentang hal tersebut, semoga
hasil studi dokumen ini juga menjadi bahan literal yang dapat
mendorong para guru sosiologi dan siswa SMA jurusan IPS untuk lebih
memahami substansi dari sebuah butir soal. Butir soal dalam ujian
nasional bukanlah sebagai teks yang mati, hendaknya butir soal ujian
nasional dipandang sebagai teks hidup yang mampu mengantarkan
bangsa ini menuju gerbang kecerdasan.

26
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. MENGENAL UJIAN NASIONAL

Terhitung sejak tahun 1945 hingga sekarang, terdapat lima


kali perubahan dalam hal memberikan istilah tentang evaluasi
belajar akhir peserta didik. Beberapa istilah yang digunakan
sebagai beikurt; Ujian Negara (1945-1971), Ujian Sekolah (1971-
1983), EBTANAS (1983-2002), Ujian Akhir Nasional (2002-2005),
dan Ujian Nasional (2006-sekarang).
Pada tahun 1945 hingga 1971 dikenal dengan istilah Ujian
Negara. Ujian sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah baik
penyiapan bahan, pelaksanaan, maupun penetapan kelulusan.
Program ini memiliki dampak dimana kelulusan rendah, banyak
kritik masyarakat, tidak ada seleksi ke jenjang pendidikan yg lebih
tinggi, namun mutu lulusan tinggi. Selanjutnya pada tahun 1971
hingga tahun 1983 dengan istilah Ujian Sekolah. Ujian sepenuhnya
dilakukan oleh sekolah baik penyiapan bahan, pelaksanaan,
maupun penetapan kelulusan. Dalam program Ujian Sekolah tidak
ada batas lulus. Dampak dari program ini dikenal dengan kelulusan
hampir 100%, perlu ada seleksi lagi ke jenjang lebih tinggi, dan
namun mutu rendah, sehingga mendapatkan banyak kritik
masyarakat.

Tabel 1. Perubahan Istilah tentang Evaluasi Belajar dari Waktu


ke Waktu
Tingkat
No Singka
Tahun Istilah Penyelengga
. tan
ran
1 1945-1971 Ujian Negara UN Nasional
2 1971-1983 Ujian Sekolah US Provinsi &
Kabupaten
3 1983-2002 Evaluasi Belajar EBTANA Nasional
Tahap Akhir Nasional S
4 2002-2005 Ujian Akhir Nasional UAN Nasional
5 2006- Ujian Nasional UN Nasional
sekarang (BNSP)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2011

Ujian Negara (1945-1971), Ujian Sekolah (1971-1983),


EBTANAS (1983-2002), Ujian Akhir Nasional (2002-2005), dan Ujian
Nasional (2005-sekarang).

Pada tahun 1983-2002 dikenal dengan istilah EBTANAS. Model


ini menggunakan 5 hingga 7 mata pelajaran menjadi kewenangan
pusat . kemudian 7 hinga 9 mata pelajaran kewenangan sekolah.
Penyelenggaraan dan kelulusan Ebtanas mulai ditetapkan oleh

27
pihak sekolah setempat. Model ini juga tidak mengenal batas lulus.
Adapun dampak dari model ini diantaranya; selulusan hampir
100%, domain yang diukur hanya aspek kognitif, NEM hanya
digunakan untuk seleksi ke jenjang lebih tinggi, namun mutu
rendah dan banyak menuai kritik dari masyarakat. Hingga
kemudian pada tahun 2006 sampai sekarang disebut Ujian
Nasional (UN) yang dilaksanakan oleh BNSP dan lembaga
independen yang dilaksanakan secara serentak.
B. PENYUSUNAN BUTIR SOAL PENALARAN TINGGI

Dalam penyusunan butir soal penalaran tinggi di bagi dalam


dua kategori, yaitu; mengukur kemampuan berpikir kritis dan
mengukur keterampilan pemecahan masalah.

B.1. Mengukur Kemampuan Berpikir kritis


Ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar
dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi.
1. Menfokuskan pada pertanyaan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau
eksperimen dan hasilnya, peserta didik dapat menentukan
masalah utama, kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
kualitas, kebenaran argumen atau kesimpulan.
2. Menganalisis argumen
Contoh indikator soal:
Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi,
peserta didik dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara
cepat, (2) memberikan alasan yang mendukung argumen yang
disajikan, (3) memberikan alasan tidak mendukung argumen
yang disajikan.
3. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan
interpretasinya, peserta didik menentukan bagian yang dapat
dipertimbangan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat
dipercaya), serta memberikan alasannya.
4. Mempertimbangkan laporan observasi
Contoh indikator soalnya:
Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan
observer/reporter, peserta didik dapat mempercayai atau tidak
terhadap laporan itu dan memberikan alasannya.
5. Membandingkan kesimpulan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta
didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu
kesimpulan yang benar dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan
yang benar dan logis, peserta didik dapat membandingkan
kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau
kesimpulan yang harus diikuti.
6. Menentukan kesimpulan

28
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta
didik adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta
didik dapat menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau
tidak, dan memberikan alasannya.
7. Mempertimbangkan kemampuan induksi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa
kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan
sebuah kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya.
8. Menilai
Contoh indikatornya:
Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan masalah, dan
kemungkinan penyelesaian masalahnya, peserta didik dapat
menentukan: (1) solusi yang positif dan negatif, (2) solusi mana
yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang disajikan,
dan dapat memberikan alasannya.
9. Mendefinisikan Konsep
Contoh indikator soal:
Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah, peserta
didik dapat mendefinisikan konsep yang dinyatakan.
10. Mendefinisikan asumsi
Contoh indikator soal
Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di
dalam asumsi, peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan
yang tepat sesuai dengan asumsi.
11. Mendeskripsikan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen dari
video klip, peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan
yang dihilangkan.

B.2. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah

Ada 17 keterampilan pemecahan masalah yang dapat


dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran
tinggi.
1. Mengidentifikasi masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah yang nyata atau masalah apa yang
harus dipecahkan.
2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah,
peserta didik dapat merumuskan masalah dalam bentuk
pertanyaan.
3. Memahami kata dalam konteks
Contoh indikator soal:

29
Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok
katanya digarisbawahi, peserta didik dapat menjelaskan makna
yang berhubungan dengan masalah itu dengan kata-katanya
sendiri.
4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai
Contoh indikator masalah:
Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan
terhadap masalah, peserta didik dapat mengidentifikasi semua
informasi yang tidak relevan.
5. Memilih masalah sendiri
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa masalah, peserta didik dapat memberikan
alasan satu masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara
penyelesaiannya.
6. Mendeskripsikan berbagai strategi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat
memecahkan masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian
menunjukkan solusinya ke dalam gambar, diagram, atau grafik.
7. Mengidentifikasi asumsi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat
memberikan solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk
saat ini dan yang akan datang.
8. Mendeskripsikan masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat
menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang
menunjukkan situasi masalah.
9. Memberi alasan masalah yang sulit
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi
pentingnya dihilangkan, peserta didik dapat menjelaskan
mengapa masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi
informasi pentingnya dihilangkan.
10. Memberi alasan solusi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih
kemungkinan solusinya, peserta didik dapat memilih satu solusi
yang paling tepat dan memberikan alasannya.
11. Memberi alasan strategi yang digunakan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih
strategi untuk menyelesikan masalah, peserta didik dapat
memilih satu strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
itu dan memberikan alasannya.
12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah
pernyataan masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah

30
dan menjelaskan prosedur yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah.
13. Membuat strategi lain
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk
menyelesaikan masalahnya, peserta didik dapat menyelesaikan
masalah itu dengan menggunakan strategi lain.
14. Menggunakan analogi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi
penyelesaiannya, peserta didik dapat: (1) mendeskripsikan
masalah lain (analog dengan masalah ini) yang dapat
diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, (2) memberikan
alasannya.
15. Menyelesaikan secara terencana
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, peserta didik
dapat menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari
input, proses, output, dan outcomenya.
16. Mengevaluasi kualitas solusi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi
untuk menyelesaikan masalah, peserta didik dapat: (1)
menjelaskan dengan menerapkan strategi itu, (2)
mengevaluasinya, (3) menentukan strategi mana yang tepat,
(4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat
dibandingkan dengan strategi lainnya.
17. Mengevaluasi strategi sistematika
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi
pemecahan masalah dan prosedur, peserta didik dapat
mengevaluasi strategi pemecahannya berdasarkan prosedur
yang disajikan.

31
BAB IV
METODE PENELITAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dokumen.


Adapun pertanyaan besar dalam penelitian dokumen ini adalah
bagaimana kualitas soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tahun
2011.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, dijawab dengan beberapa
turunan pertanyaan sebagai berikut; (1) Apa saja perspektif teori yang
digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, (2) Apa saja
isu-isu klasik dan kontemporer yang digunakan dalam soal ujian
nasional sosiologi tahun 2011, (3) Bagaimana komposisi persebaran
materi yang digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011,
(4) Bagaimana relevansi indikator soal yang digunakan dalam soal
ujian nasional sosiologi tahun 2011 terhadap kurikulum sosiologi 2006,
(5) Bagaimana karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi,
(6) Bagaimana karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir
kritis, (7) Bagaimana karakter soal yang menuntut keterampilan
pemecahan masalah, dan (8) Bagaimana trend penulisan soal ujian
nasional sosiologi di masa mendatang.
Penelitian yang dilakukan dengan rentang waktu tiga bulan ini
menggunakan sumber data dokumen soal ujian nasional Sosiologi
program studi IPS SMA/ MA dengan kode paket P12, P25, P39, P46, dan
P54. Dokumen ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan
pedoman penulisan butir soal. Selanjutnya adapaun penelitian
dokumen ini dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap
penyusunan proposal penelitian. Tahap kedua yaitu tahap analisis
dokumen. Selanjutnya pada tahap ketiga yaitu tahap pelaporan.

32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian pembahasan ini memuat tentang delapan


permasalahan penting dalam penelitian dokumen soal ujian nasional
mata pelajaran sosiologi tahun 2011. Delapan dari permasalahan
penting tersebut diantaranya; (1) perspektif teori dalam soal, (2) isu-
isu klasik dan kontemporer, (3) komposisi persebaran materi, (4)
relevansi indikator soal terhadap silabus, (5) karakter soal yang tidak
memerlukan penalaran tinggi, (6) karakter soal yang memerlukan
kemampuan berfikir kritis, (7) karakter soal yang menuntut
keterampilan pemecahan masalah, dan (8) trend penulisan soal masa
mendatang.

A. PERSPEKTIF TEORI DALAM SOAL

Bagaimana perspektif teori yang terkandung dalam soal UN


Sosiologi tahun 2011? Dari perspektif teori yang digunakan, apa
kemungkinan dari tujuan memunculkan toori dalam soal UN
tersebut? Lantas apa hubungan perspektif teori dalam soal UN
tersebut terhadap fenomena sosial dan gejala sosial pada
masyarakat Indonesia saat ini?
Berdasarkan studi identifikasi perspektif teori terhadap 50
butir soal pada soal paket 25 ditemukan perspektif teori sebagai
berikut. Perspektif teori yang digunakan dalam butir soal
diantaranya; teori mobilitas sosial, teori kontrol sosial, teori
stratifikasi sosial, teori interaksi sosial, teori sosialisasi, teori norma
sosial, teori norma sosial, teori konflik sosial, teori multikultural,
teori integrasi, teori etnis, teori kelompok sosial, teori diferensiasi
sosial, teori perubahan sosial, teori lembaga sosial, dan perspektif
penelitian sosial.
Teori sosial yang sering dimunculkan dalam soal UN sosiologi
tahun 2011 diantaranya teori sosialisasi, teori multikultural, teori
norma dan nilai sosial, teori diferensiasi sosial, dan perpektif
penelitian sosial. Mengapa perspektif teori ini sering dimunculkan
dalam butir soal UN sosiologi tahuh 2011? Untuk itu perlu
dideskripsikan maksud dari teori yang sering muncul itu terhadap
impian dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan
harmoni, berikut ulasannya.
Pertama, teori sosialisasi menekan bahwa dalam menciptakan
masyarakat yang sejahtera dan harmoni yaitu dengan cara
mengenalkan/menginjeksikan nilai-nilai sosial dan norma-norma
sosial yang baik, bukan yang buruk. Suatu masyarakat yang
dikenalkan dengan nilai dan norma yang baik diyakini akan
terbentuklah masyarakat yang teratur.
Kedua, teori norma dan nilai sosial. Teori menyakini bahwa
dalam menciptakan masyarakat yang teratur perlu dibangun suatu
tatanan ideal substansial atau yang dimaksud dengan nilai sosial.
Nilai-nilai sosial yang di-idealkan dapat dilihat misalnya mimpi

33
semua orang atau masyarakat tentang keadilan, kejujuran,
kesejahteraan, persatuan, saling menghormati, saling menyayangi,
kecerdasan, dan lain-lain. Teori ini berpandangan akan terciptanya
masyarakat yang teratur jika nilai-nilai ideal substansial ini
implementasikan dalam kehidupan sebahari-hari. Begitu halnya
dengan teori norma sosial. Teori ini meyakini bahwa akan
terbentunya masyarakat yang teratur jika semua anggota
masyarakat dan lembaga-lembaga sosial yang ada mengindahkan
tata aturan untuk mencapai suatu tatanan ideal substansial di atas.
Hanya saja substansi dari norma sosial bersifat dinamis. Hal ini
dikarenakan norma sosial bergerak pada tataran praktis untuk
mencapai tatanan ideal substansial yang di- impikan oleh
masyarakat. Diversitas (keragaman) akan norma sosial terjadi pada
masyarakat yang multikultural. Pada bagian ini akan diperjelas
dalam teori multikultural.
Ketiga, teori diferensiasi sosial. Secara substansial teori
diferensiasi sosial merupakan turunan dari teori fungsinal yang
didalamnya terdapat struktur dan peran. Adapun teori diferensiasi
sosial merupakan manifestasi dari teori struktur sosial dan peran
sosial. Dimana letak keterkaintannya? Hal ini dapat dilihat pada
pembedaan peran (diferensiasi sosial) baik dalam hal diferensiasi
fisik maupun diferensiasi sosial budaya. Dengan demikian teori
diferensiasi sosial ini berpandangan bahwa terbentuknya
masyarakat yang teratur ketika terdapat perbedaan yang
ditampilkan pada perbedaan fisik dan berbedaan sosial budaya.
Keempat, teori multikultural. Teori ini menekankan pada suatu
khasanah pemikiran bahwa dunia sosial/ masyarakat pada saat ini
tidak ada yang monokultur. Masyarakat dalam era globalisasi ini
dalam keadaan multikultur. Berbagai pandangan tentang apa itu
masyarakat multikultural, cirri-ciri masyarakat multikultural,
berbagai kecenderungan masalah-masalah sosial dalam
masyarakat multikultural, hingga bagaimana pendekatan dalam
mengambil solusi dari ragam permasalahan dalam masyarakat
multikultural, disuguhkan dalam teori multikultural. Dalam konteks
ke-Indonesia-an, materi ini menjadi materi kunci, karena Indonesia
adalah masyarakat multikultural, bukan monokultural. Dengan
demikian sangat relevan jika dalam butir soal ujian nasional tahun
2011 didominasi soal dengan perspektif teori multikultural. Tentu
dengan harapan peserta didik mampu menjawab berbagai masalah-
masalah multikultural dengan cara pandang multikultural.
Kelima, perpektif penelitian sosial. Perspektif penelitian sosial
dimunculkan dalam soal ujian nasional merupakan bukti penting
bahwa dalam mata pelajaran sosiologi ini menekankan pada
bagaimana ilmu ini mampu membangun suatu metode berfikir
dalam menjawab masalah-masalah sosial. Perspektif penelitian
sosial menyuguhkan kepada peserta didik untuk selalu berfikir
ilmiah, sistematis, dan koheren. strategi menjawab masalah-
masalah sosial telah dikenalkan dengan cara membangun suatu
latar belakang, merumuskan masalah, menentukan tujuan
penelitian, menentukan manfaat penelitian, mengenal berbagai

34
pandangan/ pendapat dan temuan tentang permasalahan sosial
yang dipilih, menyusun metode dalam mendapatkan data lapangan
yang kemudian dibahas dengan memverifikasi data dengan
pendapat dan temuan ahli, kemudian mampu peserta didik baru
dipersilahkan untuk menjawab suatu masalah-masalah sosial.
Sosiologi telah hadir dalam dunia peserta didik di bangku SMA
dengan menekankan suatu perspektif penelitian dalam menjawab
masalah-masalah sosial. Sungguh suatu suguhan yang
mencengangkan jika di bandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain
yang diberikan secara bersamaan di bangku SMA.

B. ISU-ISU KLASIK DAN KONTEMPORER

Berdasarkan studi dokumentatif pada soal UN Sosiologi tahun


2011, terdapat dua isu yang terkandung dalam butir soal. Dua isu
dalam butir soal itu adalah butir soal dengan isu klasik (terdahulu)
dan butir soal dengan isu kontemporer (kekinian).
Beberapa isu klasik yang terkandung dalam butir soal enam
belas isu. Dari 16 isu tersebut adalah sebagai berikut; kompetisi
iptek, penegakan hokum, kekerasan terhadap anak, sistem
monarkhi, pola hidup sehat, R3 (reduce, reuse, recycle),
keteraturan, kemandirian, pembangkangan, pribadi santun, tradisi
disiplin, isu SARA, senioritas dan yunioritas, geneologis,
amalgamasi, konflik dalam ritual keagamaan, segmntasi dan
fragmentasi, logika ilmiah, kependudukan, imitasi, rokok, pegawai
honorer, perceraian, narkoba, gaya hidup barat, dan sekolah
menengah atas.
Selanjutnya isu kontemporer dalam soal UN sosiologi tahun
2011 terdapat delapan belas isu terkini. Adapun isu terkini
diantaranya adalah; transnasional, radikalisisasi pemeluk agama,
ledakan teknologi informasi, toleransi antar umat beragama,
demoralisasi/ dekadensi moralitas, mahkamah konstitusi,
anarkhisme suporter sepak bola, UMKM, hedonis, perilaku KKN,
CSR, hukum adat, densus 88, pulau-pulau kecil, selebriti dan dunia
artis, karakter bangsa, dan observasi partisipasi.
Berdasarkan uraian di atas ternyata butir soal sosiologi
dibangun oleh isu-isu sosial yang kontemporer. Karakter butir soal
dalam UN sosiologi tahun 2011 terbukti bersifat dinamis. Adapun
isu-isu klasik dan sosial di hadirkan agar peserta didik memiliki
perhatian dan tingkat kepekaan yang tinggi dalam adanya
fenomena sosial dan gejala-gejala sosial yang ada yang perlu
mendapatkan ketrampilan dalam menjawab masalah.
Densus 88 misalnya. Pada saat ini Indonesia sedang
dirundung masalah sosial yaitu tentang terorisme/ tindakan
anarkhis yang mengancam harta dan nyawa warga Negara dan
pemerintah Indonesia. Tentu dengan dihadirkan isu densus 88
sebagai symbol tegaknya pemerintah dalam mengatasi perilaku

35
terror dan anarkhis. Termasuk isu tentang KKN, pulau-pulau yang
ada diperbatasan, semangat transnalisonal, dan masih banyak lagi
yang lain.
Isu-isu dalam butir soal UN Sosiologi tahun 2011 akan silih
berganti. Pada tahun ini, isu-isu sosialnya belum tentu sama
dengan tahun sebelumnya dan tahun berikutnya. Untuk itu perlu
adanya perhatian oleh peserta didik dan para guru dalam mengikuti
isu-isu sosial yang diyakini berhubungan erat dengan kajian-kajian
masyarakat.

C. KOMPOSISI PERSEBARAN MATERI

Berikut ini ulasan tentang persebaran materi pada soal UN


Sosiologi tahun 2011. Paket soal yang dianalisis yaitu paket 25.
Pada bagian ini mengulan tiga hal penting dalam hal persebaran
materi meliputi; Persebaran materi kelas X, persebaran materi kelas
XI, dan persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun
2011.

C.1. Persebaran Materi Kelas X

Tabel 2. Persebaran materi kelas X dalam soal UN Sosiologi tahun


2011

No Materi Jumlah
. soal
1 Norma sosial 2
2 Nilai sosial 2
3 Interaksi sosial 2
4 Sosialisasi 6
5 Perilaku 1
menyimpang
6 Kontrol sosial 2
Jumlah 15
Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011

Dari temuan dokumen di atas dapat dinyatakan bahwa materi


sosiologi kelas X terdapat 15 soal. Lima belas soal yang
dimunculkan dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 sebagai berikut;
materi norma sosial sebanyak 2 soal, materi nilai sosial sebanyak 2
soal, materi interaksi sosial sebanyak 2 soal, materi sosialisasi
sebanyak 6 soal, materi penyimpangan sosial sebanyak 1 soal, dan
materi kontrol sosial sebanyak 2 soal. Materi sosiologi kelas X yang
sering keluar dalam soal UN sosiologi tahun 2011 adalah materi
tentang perilaku menyimpang. Materi perilaku menyimpang sering
dimunculkan dalam soal UN dimungkinkan adanya penekanan atas
realitas sosial dimana terdapat ragam perilaku menyimpang pada

36
anak-anak seusia SMA. Perilaku menyimpang itu dapat dilihat
diantaranya; tawuran pelajar, nerabas, ingin serba instan,
berbohong kepada orang tua, dan perilaku konflik yang berujung
anarkhis. Tujuan dimunculkan materi perilaku menyimpang
dimungkinkan keinginan untuk membangun keteraturan interaksi
sosial pada kelompok sosial anak-anak berdasarkan norma sosial
dan nilai sosial yang berlaku.

C.2. Persebaran Materi Kelas XI

Tabel 3. Persebaran materi kelas XI dalam soal UN Sosiologi tahun


2011

No Jumlah
Materi
. soal
1 Kelompok sosial 1
2 Stratifikasi sosial 2
3 Diferensiasi sosial 2
4 Mobilitas sosial 3
5 Konflik sosial 3
6 Masyarakat 7
multikultural
Jumlah 19
Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011
Lantas bagaimana dengan materi sosiologi yang ada pada
kelas XI? Berdasarkan studi dokumen di atas dapat dilihat bahwa
materi sosiologi di kelas XI muncul dalam soal Sosiologi tahun 2011
sebanyak 19 soal. Materi sosiologi yang mendominasi pada soal UN
Sosiologi tahun 2011 yaitu materi tentang masyarakat multikultural
sejumlah 7 butir soal. Kemudian di susul dengan materi diferensiasi
sosial dan konflik sosial masing-masing tiga butir soal. Dua butir
soal UN sosiologi tahun 2011 kemudian pada materi stratifikasi
sosial dan diferensiasi sosial. Dan satu butir soal pada materi
kelompk sosial.
Materi tentang masyarakat multikultural sejumlah 7 butir soal,
hal ini dapat dinyatakan bahwa materi ini dipandang penting
sehubungan dengan realitas sosial NKRI saat ini yang terbentuk dari
keragaman yang multikultural. Dalam silabus sosiologi kelas xi
dituliskan bahwa materi masyarakat multikultural bertujuan agar
siswa mampu menganalisis keanekaragaman kelompok sosial
dalam masyarakat multikultural.

C.3. Persebaran Materi Kelas XII

Tabel 4. Persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun


2011

No Materi Jumlah
. soal

37
1 Lembaga sosial 2
2 Perubahan sosial 5
3 Perspektif penelitian 9
sosial
Jumlah 16
Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011

Jika dalam materi sosiologi kelas X dengan jumlah 15 butir


soal, kelas XI terdapat 19 butir soal, pada materi kelas XII terdapat
16 butir soal. Pada butir soal pada materi kelas XII ini didominasi
oleh materi perspektif penelitian sosial, kemudian di susul materi
perubahan sosial, dan lembaga sosial.
Berdasarkan analisis persebaran materi sosiologi di kelas X,
XI, dan XII, ditemukan bahwa persebaran materi sosiologi
tersebarkan secara merata. Materi sosiologi yang mendapatkan
perhatian khusus dengan indikator sering dimunculkan dalam soal
yaitu materi tentang sosialisasi, masyarakat multikultural, dan
perspektif penelitian sosial.
Materi sosialisasi mendapatkan perhatian khusus dalam soal
sosiologi karena sosiologi sendiri merupakan ilmu sosial yang
menfokuskan diri pada kajian keluarga. Terlebih pada saat ini peran
dan fungsi keluarga terjadi perubahan yang cukup
menghawatirkan.
Materi tentang masyarakat multikultural menempati urutan
yang signifikan dalam soal ujian nasional sosiologi karena materi ini
cukup penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Pentingnya menjaga
NKRI karena dalam materi ini memuat informasi dan analisa
tentang keberagaman masyarakat di indonesia yang harus saling
bersatu, toleran, dan saling menghargai.
Materi perspektif penelitian sosial juga mendapatkan porsi
yang cukup strategis dalam soal ujian nasional pada mata pelajaran
sosiologi. Hal ini dikarenakan akhir dari pencapaian pembelajaran
sosiologi adalah siswa mampu berfikir berdasarkan perspektif
penelitian sosial. Perspektif penelitian sosial bertujuan mambangun
siswa untuk berfikir logis, kritis, dan memihak kepentingan
masyarakat. Namun sayangnya materi ini tidak banyak dikuasai
guru mapel, terlebih materi ini disampaikan pada semester akhir
pada penghujung kelas di SMA.

38
D. RELEVANSI INDIKATOR SOAL TERHADAP SILABUS

Berikut ini merupakan analisis dokumen tentang relevansi indicator soal UN sosiologi tahun 2011 terhadap
materi yang terdapat dalam silabus (SK dan KD). Analisis tersebut di atas dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 5. Relevansi indicator soal ujian nasional sosiologi terhadap silabus

Kls No
Standar
Standar Kompetensi / soal
Kompetensi Materi Indikator Soal Bentuk
Kompetensi Dasar SM tes
Lulusan
T

1. Memahami 1.1Mendeskripsika Nilai sosial  Menjelaskan hubungan PG 7


Mendeskripsika Perilaku n nilai dan dan keteraturan sosial
n interaksi Keteraturan Hidup norma yang X/1 norma dengan norma sosial
berlaku dalam  Mengidentifikasi fungsi PG 13
sosial sesuai Sesuai Dengan sosial
masyarakat nilai sosial
dengan nilai Nilai Dan Norma PG 14
 Menjelaskan hubungan
dan norma Yang Berlaku
perilaku dan nilai sosial
yang berla-ku Dalam Masyarakat PG 17
 Mengidentifikasi jenis
dalam norma sosial
masyarakat.
X/1 PG 5
1.2Mendeskripsika  Mengidentifikasi bentuk
Interaksi interaksi sosial
n proses PG 15
sosial dan  Mengidentifikasi faktor-
interaksi sosial
sebagai dasar dinamika faktor yang
pengembangan sosial mempengaruhi interaksi
pola sosial
keteraturan

39
dan dinamika
kehidupan
sosial

2. Menjelaskan Menerapkan Nilai 2.1Menjelaskan X/2 Sosialisasi  Mengidentifikasi bentuk PG 6


proses dan Norma Dalam sosialisasi dan sosialisasi
sosialisasi Proses sebagai proses kepribadia  Mengidentifikasi fungsi PG 8
dalam sosialisasi
dalam Pengembangan n
pembentukan  Memberikan contoh PG 9
pembentukan Kepribadian kepribadian. sosialisasi tidak
kepribadian. PG 10
sempurna
 Mengidentivikasi
agen/media sosialisasi PG 11
PG 40
 Menafsirkan tujuan
sosialsiasi
 Mengidentifikasi (gejala
sosial) fungsi sosialisasi
3. Mengiden- 3.1. X/2 Perilaku  Mengidentifikasi PG 2
tifikasi Mendeskripsika menyimpa pengendalian preventif
berbagai n terjadinya ng  Mengidentifikasi PG 12
perilaku perilaku penyimpangan primer
menyimpang menyimpang
dan dan sikap-sikap
pengendalian anti sosial
sosial dalam
masyarakat

4. Menjelaskan Memahami 4.1. XI/1 Struktur  Mendeskripsikan PG 4


bentuk struktur struktur sosial Mendiskripsikan sosial (gambar) dasar

40
sosial dan serta berbagai bentuk – bentuk pembentukan pelapisan
konsekuensiny faktor penyebab struktur sosial sosial PG 16
a terhadap konflik dan dalam fenomena  Mendeskripsikan
(gambar) fungsi PG 24
konflik dan mobilitas sosial kehidupan
stratifikasi sosial
mobilitas masyarakat .
 Mendeskripsikan
sosial.
(gambar) stratifikasi
sosial masy. kolonial
XI/1 Diferensia  Menjelaskan sebab- PG 29
si sosial sebab terjadinya
diferensiasi sosial
4.2. Menganalisis XI/1 Konflik  Mengidentifikasi faktor PG 18
faktor penyebab sosial penyebab konflik sosial
konflik sosial  Mengidentifikasi bentuk PG 19
dalam masyarakat akomodasi (konsensus)
 Mengidentifikasi jenis PG 20
konflik vertikal
4.3. Menganalisis XI/1 Mobilitas  Mengidentifikasi saluran PG 1
hubungan antara sosial mobilitas sosial
struktur sosial  Mendeskripsikan PG 22
dengan mobilitas (gambar) bentuk
mobilitas sosial PG 23
sosial
 Mengidentifikasi
mobilitas sosial vertikal
5. Menganalisis 5.1. XI/2 Kelompok  Mengidentifikasi PG 27
kelompok Mendeskripsikan sosial kelompok sosial
sosial dalam berbagai kelompok patembayan PG 33
masyarakat sosial dalam  Mengidentifikasi ciri-ciri
masyarakat yang mempengaruhi

41
multikultural. multikultural segmentasi kelompok

5.2. Menganalisis
kelompok sosial
dalam masyarakat
multikultural .

5.3. Menganalisis Multikultur  Mendeskripsikan PG 21


keanekaragaman alisme & (gambar) struktur sosial
kelompok sosial Primordiali pada masy.
multikultural PG 25
dalam masyarakat sme
multikultural  Menyimpulkan strategi
integrasi sosial PG 26
 Mengidentifikasi ciri-ciri
kemajmukan sosial PG 28
 Menjelaskan faktor yang
menentukan keragaman
keyakinan PG 30
 Menjelaskan fungsi
PG 31
sentimen promordial
 Mengidentifikasi
PG 32
konfigurasi masy.
majmuk
 Mengidentifikasi contoh
perilaku politik aliran
6. menjelaskan 6.1.menjelaskan XII/ Perubaha  Mengidentifikasi contoh PG 34
proses proses perubahan 1 n sosial perubahan sosial yang
perubahan sosial di tidak dikehendaki
 Mengidentifikasi faktor PG 35
sosial pada masyarakat

42
masyarakat yang mempengaruhi
dan perubahan sosial PG 37
dampaknya  Mengidentifikasi contoh
terhadap fenomena penghambat
perubahan sosial PG 38
kehidupan
 Mengidentifikasi
masyarakat
dampak positif
perubahan teknologi & PG 40
informasi
 Mengidentifikasi gaya
hidup hedonisme
7. Menjelaskan Memahami 7.1. Menjelaskan XII/ Lembaga  Mengidentifikasi peran PG 3
peranan dan lembaga sosial . hakekat lembaga 2 sosial lembaga hukum
fungsi lembaga sosial  Mengidentifikasi ciri-ciri PG 36
sosial. lembaga hukum
7.2. Menjelaskan  Menafsirkan fungsi PG 41
hakekat lembaga lemaga sosial
sosial 7.3. (pendidikan dan agama)
Mendeskripsikan
peran dan fungsi
lembaga sosial .

8. Menyusun Mempraktikkan 8.1. Merancang XII/ Penelitian  Menjelaskan beberapa PG 42


rancangan dan metode penelitian metode penelitian 2 sosial syarat dalam
melakukan sosial . sosial secara menentukan topik
penelitian PG 46
penelitian sederhana
sosial  Mengidentifikasi model-
model penelitian sosial

43
sederhana 8.2. Melakukan XII/ Penelitian  Mengidentifikasi teknik PG 43
penelitian sosial 2 sosial pengumpulan data
secara sederhana.  Mengidentifikasi jenis PG 44
data penelitian
8.3.  Mengidentifikasi jenis PG 45
Mengkomonikasi olah data dalam analisis
kan hasil hasil penelitian
 Menafsirkan/menginterp PG 47
penelitian sosial
retasi data penelitian
secara sederhana . PG 48
sosial
 Mengidentifikasi fungsi
PG 49
laporan penelitian sosial
 Mengidentifikasi
kelebihan teknik
PG 50
pengumpulan data
(angket) penelitian
 Mengidentifikasi teknik
pengambilan sampel
Sumber: Hasil penelitian dokumen soal UN Sosiologi tahun 2011 dengan soal Paket 25

44
E. KARAKTER SOAL YANG TIDAK MEMERLUKAN PENALARAN
TINGGI

Karakter soal ujian nasional yang tidak menekankan


penalaran tinggi adalah dengan pendekatan ingatan pada materi.
Setelah dilakukan identifikasi soal, ternyata masih terdapat
karakter soal ujian yang tidak memerlukan penalaran tinggi. Jumlah
soal yang tidak menekankan penalaran tinggi yaitu lima butir soa.
Sebagai catatan, soal model P25 sama halnya dengan soal model
P12 dan soal model P39. Adapun lima buah butir soal dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 6. Butir Soal Non-Penalaran Tinggi

No Paket Nomor Materi butir soal


. Soal Soal
1 P25 12 Ciri-ciri perilaku menyimpang
2 P25 13 Fungsi nilai sosial
3 P25 27 Ciri-ciri kelompok sosial
petembayan
4 P25 36 Ciri-ciri lembaga hukum
5 P25 37 Penghambat perubahan
sosial
6 P25 49 Kelebihan teknik
pengumpulan data dengan
angket
Sumber: Olah data penelitian, 2011
Lantas bagaimana dengan soal model P46 dan soal model
P54?
− soal model P46 nomor 12 tentang ciri-ciri penyimpangan
primer
− soal model P46 nomor 38 tentang beberapa penghambat
perubahan sosial
− soal model P46 nomor 40 tentang ciri-ciri lembaga sosial
− soal model P46 nomor 48 tentang keunggulan teknik
pengumpulan data dengan wawancara

F. KARAKTER SOAL YANG MEMERLUKAN KEMAMPUAN


BERFIKIR KRITIS

Karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis


biasanya ditandai dengan beberapa penekahan materi soal sebagai
berikut; memfokuskan pada pertanyaan, menganalisis argument,
mempertimbangkan yang dapat dipercaya, mempertimbangkan
laporan evaluasi, membandingkan kesimpulan, menentukan
kesimpulan, mempertimbangkan kemampuan induksi, menilai,
mendefinisikan konsep, mendefinisikan asumsi, dan
mendeskripsikan.

45
Tabel 7. Karakter butir soal berkemampuan berfikir kritis

No. Alat ukur Jumlah


1 mempertimbangkan yang dapat 2 butir soal
dipercaya
2 menentukan kesimpulan 8 butir soal
3 berfikir mempertimbangkan 5 butir soal
kemampuan induksi
4 berfikir mendefinisikan konsep 7 butir soal
5 perfikir dalam mendefinisikan 1 butir soal
asumsi
Jumlah 23 butir soal
Sumber: Olah data penelitian, 2011
Berdasarkan studi dokumen dari soal ujian nasional sosiologi
tahun 2011, ditemukan karakter soal yang memerlukan
kemampuan berfikir kritis sebagai berikut. Satu, soal yang
mempertimbangkan yang dapat dipercaya ditemukan pada soal
soal model P25 nomor 20 dan nomor 23. Dua, soal yang
menekankan perserta didik untuk menentukan kesimpulan di
temukan sebanyak delapan soal. Persebaran dari delapan soal
tersebut dapat dilihat pada soal paket P25 dengan nomor 3, 10, 17,
21, 22, 25, soal pada nomor 26. Ketiga, soal yang menekankan
perserta didik untuk berfikir mempertimbangkan kemampuan
induksi ditemukan sebanyak lima butir soal, meliputi soal nomor 4,
7, 14, 16, dan soal nomor 18. Keempat, soal yang menekankan
peserta didik untuk berfikir mendefinisikan konsep ditemukan
sebanyak tujuh butir soal. Tujuh butir soal yang menekankan pada
pendefinisian konsep dapat ditemukan pada nomor 1, 2, 5, 6,11,19,
dan soal pada nomor 24. Selanjutnya kelima, soal yang
menekankan peserta didik untuk perfikir dalam mendefinisikan
asumsi sejumlah satu butir soal yang dapat dilihat pada soal nomor
sembilan.

G. KARAKTER SOAL YANG MENUNTUT KETERAMPILAN


PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini analisis dokumen tiap-tiap butir soal UN sosiologi


tahun 2011 dengan menggunakan ukuran apakah butir soal itu
menekankan pemecahan masalah dengan penalaran tingkat tinggi
atau sebaliknya. Pasca dari analisis butir soal ini kemudian
dilakukan interpretasi penggunakan keterampilan pemecahan
masalah dalam soal UN Sosiologi tahun 2011.
Terdapat tujuh belas keterampilan masalah yang dapat
dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran
tinggi. Tujuh belas dari keterampilan pemecahan masalah yang
menuntut penalaran tinggi yaitu sebagai berikut;
1. mengidentifikasi masalah,
2. merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan,
3. memahami kata dalam konteks,

46
4. mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai,
5. memilih masalah sendiri,
6. mendeskripsikan sebagai strategi,
7. mengidentifikasi asumsi,
8. mendeskripsikan masalah,
9. memberi alasan masalah yang sulit,
10.memberi alasan solusi,
11.memberi alasan strategi yang digunakan,
12.memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah,
13.membuat strategi lain,
14.menggunakan analogi,
15.menyelesaikan secara terencana,
16.mengevaluasi kualitas solusi, dan
17.mengevaluasi strategi sistematika Depdiknas, 2010;38-39.

Lantas seberapa besar karakter soal UN Sosiologi tahun 2011


yang menuntut keterampilan pemecahan masalah. Berdasarkan
studi dokumen soal UN Sosiologi tahun 2011 dengan paket 25
dengan pendekatan analisis pada tujuh belas point di atas,
ditemukan sebagai berikut. Berikut analisisnya dengan pointer-
pointer tiap-tiap butir soal secara detail.

- Soal nomor 01 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari


contoh tersebut, yang menjadi saluran utama dalam mobilitas
sosial adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 02 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang
merupakan pengendalian sosial bersifat preventif adalah …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 03 dengan perintah soal sebagai berikut.
Peran pengadilan dalam pengendalian sosial tersebut sesuai
dengan kedudukannya sebagai … Berdasarkan perintah soal
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 04 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang
dijadikan dasar pelapisan sosial di atas gambar adalah …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 05 dengan perintah soal sebagai berikut.
Contoh kasus tersebut merupakan interaksi sosial dalam bentuk
… Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 06 dengan perintah soal sebagai berikut.

47
Kegiatan yang dilakukan risky pada ilustrasi tersebut termasuk
bentuk sosialisasi … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 07 dengan perintah soal sebagai berikut.
Hubungan antara keteraturan sosial dengan norma sosial pada
contoh tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut,
soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 08 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang
termasuk fungsi sosialisasi pada opsi di atas adalah …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 09 dengan perintah soal sebagai berikut.
Contoh penyimpangan akibat sosialisasi tidak sempurna pada
opsi di atas adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal
ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 10 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
contoh tersebut yang merupakan agen/media sosialisasi
adalah… Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 11 dengan perintah soal sebagai berikut.
Menjadi pribadi yang dimaksud pada uraian tersebut merupakan
… Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 12 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang
termasuk cirri-ciri penyimpangan primer adalah … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 13 dengan perintah soal sebagai berikut.
Fungsi nilai sosial bagi kehidupan manusia ditunjukkan oleh …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 14 dengan perintah soal sebagai berikut. Dia
berperilaku demikian karena mengedepankan nilai …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memberi alasan solusi.
- Soal nomor 15 dengan perintah soal sebagai berikut.
Contoh kasus tersebut dipengaruhi oleh faktor … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur

48
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan
solusi.
- Soal nomor 16 dengan perintah soal sebagai berikut.
berdasarkan gambar di atas Hal ini menunjukkan fungsi
stratifikasi untuk menentukan … Berdasarkan perintah soal
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 17 dengan perintah soal sebagai berikut.
Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa jenis
norma yang berlaku adalah … Berdasarkan perintah soal
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 18 dengan perintah soal sebagai berikut.
Terjadinya konflik tersebut disebabkan oleh faktor …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memberi alasan solusi.
- Soal nomor 19 dengan perintah soal sebagai berikut.
Bentuk akomodasi pada kasus tersebut adalah … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 20 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
contoh tersebut yang termasuk konflik vertikal adalah …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 21 dengan perintah soal sebagai berikut.
Gambar di atas menunjukkan adanya struktur sosial …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 22 dengan perintah soal sebagai berikut.
Bagan di atas menunjukkan bentuk mobilitas sosial dalam
keluarga, yaitu … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 23 dengan perintah soal sebagai berikut. Di
antara contoh di atas yang tergolong mobilitas vertikal adalah
… Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 24 dengan perintah soal sebagai berikut.
Gambar di atas menunjukkan stratifikasi sosial masyarakat
Indonesia pada masa kolonial yang bersifat … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan

49
masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 25 dengan perintah soal sebagai berikut.
Berkaitan dengan upaya integrasi masyarakat, maka dapat
disimpulkan bahwa … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal
ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara cara memberi alasan solusi.
- Soal nomor 26 dengan perintah soal sebagai berikut.
Keragaman karakter dan perilaku di antara mereka
menggambarkan ciri kemajmukan dalam aspek … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 27 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
gejala tersebut yang merupakan cirri kelompok sosial
patembayan adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal
ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 28 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal
itu disebabkan adanya keyakinan tentang kesamaan …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memberi alasan solusi.
- Soal nomor 29 dengan perintah soal sebagai berikut.
Realitas sosial tersebut terjadi melalui proses … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan
solusi.
- Soal nomor 30 dengan perintah soal sebagai berikut.
Fungsi sentiment primordial tersebut adalah … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 31 dengan perintah soal sebagai berikut.
Komposisi tersebut menunjukkan konfigurasi masyarakat
mejemuk yaitu … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 32 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
contoh tersebut di atas yang merupakan perilaku politik aliran
adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 33 dengan perintah soal sebagai berikut. Ciri-
ciri tersebut dapat berpengaruh terhadap munculnya …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memberi alasan solusi .

50
- Soal nomor 34 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
contoh di atas yang termasuk perubahan tidak diketahui adalah
… Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 35 dengan perintah soal sebagai berikut.
Contoh tersebut menunjukkan perubahan sosial yang
disebabkan oleh faktor … Berdasarkan perintah soal tersebut,
soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memberi alasan solusi .
- Soal nomor 36 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
daftar tersebut, yang termasuk ciri lembaga hukum adalah …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 37 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
contoh di atas yang dapat menghambat perubahan sosial
adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 38 dengan perintah soal sebagai berikut.
Ditinjau dari perkembangan teknologi informasi, maka ilustrasi
tersebut menggambarkan dampak positif dari … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 39 dengan perintah soal sebagai berikut. Pola
hidup yang demikian merupakan wujud dari … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 40 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
contoh tersebut di atas yang termasuk fungsi sosialisasi dalam
keluarga adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 41 dengan perintah soal sebagai berikut.
Fungsi lembaga tersebut bagi kelangsungan hidup masyarakat
adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 42 dengan perintah soal sebagai berikut.
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa topik
penelitian harus memenuhi syarat … Berdasarkan perintah soal
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
berdasarkan data dan masalah.

51
- Soal nomor 43 dengan perintah soal sebagai berikut. Cara
pengumpulan data seperti yang dilakukan oleh peneliti tersebut
adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
masalah.
- Soal nomor 44 dengan perintah soal sebagai berikut.
Berdasarkan cara memperoleh data tersebut merupakan jenis
data … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 45 dengan perintah soal sebagai berikut. Oleh
sebab itu, peneliti harus mengolah data tersebut hingga
sistematis dan ringkas dengan cara … Berdasarkan perintah soal
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 46 dengan perintah soal sebagai berikut.
Model penelitian tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 47 dengan perintah soal sebagai berikut.
Data pada table tersebut dapat diinterpretasi bahwa …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 48 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal
itu sesuai fungsi akademik dari laporan hasil penelitian yaitu …
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 49 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari
daftar di atas yang termasuk kelebihan teknik pengumpulan
data dengan angket adalah … Berdasarkan perintah soal
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
berdasarkan data dan masalah.
- Soal nomor 50 dengan perintah soal sebagai berikut.
Teknik pengambilan sampel tersebut adalah … Berdasarkan
perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
masalah berdasarkan data dan masalah.

Berdasarkan studi dokumen soal UN sosiologi tahun 2011


sehubungan dengan teknik bagaimana keterampilan peserta didik
dalam memecahkan masalah, ditemukan 2 saja dari 17 pola
mengukur keterampilan pemecahan masalah. Dua dari tujuhbelas
pola yang menuntut keterampilan pemecahan masalah pada
peserta didik yaitu; (1) memecahkan masalah berdasarkan data

52
dan masalah dengan jumlah 43 butir soal, dan (2) memecahkan
masalah dengan cara memberi alasan solusi dengan jumlah 7 butir
soal.

Tabel 8. Karakter butir soal berketerampilan memecahkan masalah

No. Alat ukur Jumlah


1 memecahkan masalah 43 butir soal
berdasarkan data dan masalah
2 memecahkan masalah dengan 7 butir soal
cara memberi alasan solusi
Jumlah 50 butir soal
Sumber: Olah data penelitian, 2011

Tujuh butir soal dengan menggunakan pemecahan masalah


dengan cara memberi alasan solusi, redaksi perintah soalnya dapat
dilihat sebagai berikut;
- Soal nomor 14 dengan perintah soal sebagai berikut. Dia
berperilaku demikian karena mengedepankan nilai …
- Soal nomor 15 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh
kasus tersebut dipengaruhi oleh faktor …
- Soal nomor 18 dengan perintah soal sebagai berikut. Terjadinya
konflik tersebut disebabkan oleh faktor …
- Soal nomor 25 dengan perintah soal sebagai berikut. Berkaitan
dengan upaya integrasi masyarakat, maka dapat disimpulkan
bahwa …
- Soal nomor 28 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal itu
disebabkan adanya keyakinan tentang kesamaan …
- Soal nomor 29 dengan perintah soal sebagai berikut. Realitas
sosial tersebut terjadi melalui proses …
- Soal nomor 33 dengan perintah soal sebagai berikut. Ciri-ciri
tersebut dapat berpengaruh terhadap munculnya …
- Soal nomor 35 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh
tersebut menunjukkan perubahan sosial yang disebabkan oleh
faktor …

Adapun perintah soal yang dengan menggunakan pemecahan


masalah dengan menekankan pemecahan masalah berdasarkan
data dan masalah dengan jumlah 43 butir soal dapat dilihat pada
uraian sebelumnya.
Berdasarkan analisis ukuran keterampilan pemecahan
masalah pada soal UN sosiologi tahun 2011, dapat disimpulkan
bahwa soal UN Sosiologi 2011 hanya didominasi dua cara ukuran
keterampilan pemecahan masalah dari 17 model ukuran dalam
meningkatkan keragaman keterampilan pemecahan masalah.
Dengan demikian maka soal UN sosiologi 2011 belum tergolong
sebagai butir soal yang menuntut pelaran tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari 43 soal UN Sosiologi 2011 hanya menekankan sajian
suatu pernyataan, suatu data, suatu realitas sosial. Kemudian
peserta didik diperintahkan untuk dapat menghubungkannya

53
dengan suatu konsep/ teori (materi sesuai silabus) yang pernah
diajarkan sebelumnya. Butir soal dengan menekankan keterampilan
seperti di atas tidak ubahnya seperti hanya soal yang menekankan
agar peserta didik menghafal materi saja. Selebihnya itu tidak
menekankan kreativitas pemecahan masalah yang lain.
Berdasarkan temuan tentang pengukuran butir soal dalam
pemecahan masalahn di atas, soal UN Sosiologi tahun 2011 tidak
bisa dijadikan dasar bahwa soal UN Sosiologi tahun 2011 sebagai
tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam memiliki pemikiran
kritis. Namun bukan berarti peserta didiknya benar-benar tidak
mampu berfikir kritis. Hal ini disebabkan instrument butir soal yang
diberikan kepada peserta didik hanya memuat dua model cara
berdikir kritis dari tujuhbelas model cara berfikir kritis.
Jika diperlukan jawaban tentang apakah peserta didik dalam
menguasai materi sosiologi di SMA, apakah memiliki kemampuan
berfikir kritis atau tidak dalam keterampilan menjawab masalah,
maka perlu diujicobakan sepertangkat soal UN Sosiologi yang
didalamnya memuat 17 keterampilan berfikir kritis. Terlepas dari
itu, butir soal UN Sosiologi tahun 2011 dibuat rendah dalam hal
keterampilan menjawab masalah yang memenuhi standar berfikir
kritis, agar peserta didik memenuhi standar minimal nilai kelulusan.
Hanya saja berdasarkan perspektif ideal substansial, model butir
soal yang hanya menekankan standar agar siswanya lulus dan disisi
lain menomorduakan kerangka berfikir kritis pada peserta didik,
bukanlah hal yang baik untuk menciptakan peserta didik yang
berkualitas. Terlebih diversitas (keragaman) masalah-masalah
sosial yang muncul dipermukaan (masyarakat) silih berganti
dengan gejala dan fenomena sosial yang menuntut keterampilan
menjawab masalah dengan daya kritis yang tinggi.

H. TREND PENULISAN SOAL MASA MENDATANG

Tradisi sosiologi dalam membangun cara pandang (paradigm)


suatu masyarakat dari zaman ke zaman mengalami perubahan.
Pada awalnya, tradisi sosiologi dalam membangun cara pandang
masyarakat dengan pendekatan kuantitatif. Tradisi berfikir ini
secara dominan ditandai bahwa setiap cara pandang selalu
berangkat pada suatu seperangkat teori yang mapan. Teori-teori
yang mapan itu kemudian digunakan untuk menganalisis suatu
gejala dan atau fenomena sosial. Tradisi berfikir pada babak awal
ini juga sangat dekat dengan data-data berbasis angka sebagai
dasar untuk menolak dan menguatkan suatu teori mapan yang
dipilih dan yang digunakan. Jika dalam tradisi berfikir dalam
mennggapi masalah itu senada dengan teori yang digunakan, maka
suatu teori itu masih relevan dalam menjawab masalah-masalah
sosial. Namun sebaliknya jika suatu perangkat teori itu tidak
relevan dalam menjawab masalah-masalah sosial yang ada, maka
teori itu dianggap gugur dan tergantikan dengan teori baru.
Lantas apa hubungannya dengan tradisi berfikir pada babak
awal ini? Cara pandangan kuantitatif pada babak awal tradisi

54
berfikir dalam ilmu sosiologi ini masih kental digunakan oleh para
guru sosiologi yang ada di SMA. Kentalnya pola pandang tersebut
dapat dilihat dengan banyaknya soal-soal dalam evaluasi paruh
semester dan akhir semester, baik dalam soal pilihan ganda
maupun uraian, cenderung mengedepankan teori untuk menjawab
masalah. Pola demikian dapat dilihat misalnya; masalah kenakalan
remaja dijawab dengan teori perilaku menyimpang, masalah
berbedaan sosial dijawab dengan teori diferensiasi sosial, masalah
dekadensi moralitas dijawab dengan teori nilai sosial dan teori
norma sosial.
Tentu dalam menggunakan pendekatan kuantitatif terdapat
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan menggunakan pendekatan ini
yaitu masalah-masalah sosial akan cepat terjawab, dan jawaban
dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks teoritis namun belum
tentu dapat dipertaggungjawabkan dalam konteks analitik
(interpretasi). Selanjutnya kelemahan dalam menggunakan
pendekatan kuantitatif yaitu masalah yang telah terjawab belum
tentu menciptakan perubahan yang diinginkan. Jika terdapat
masalah baru yang tidak tersedia teori yang mapan, masalah tidak
akan terjawab
Bagaimana dengan masa depan tradisi pola pandang
kuantitatif pada masa depan soal-soal evaluasi mata pelajaran
sosiologi di paruh semester dan akhir semester? Trend penulisan
soal dengan pendekatan kuantitatif tetap eksis di masa kini dan
masa mendatang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa metode berfikir
kuantitatif identik dengan sistematika suatu ilmu pengetahuan.
Sistematika ilmu pengetahuan yaitu mengacu teori-teori yang telah
mapan. Datangnya perspektif yang baru, juga berangkat dari
seperangkat teori-teori lama. Terlebih pada metode ini cenderung
akan dipilih oleh para guru mata pelajaran sosiologi karena
cenderung instan dan cepat menjawab suatu masalah. Namun
bukan berarti para guru tidak senang berfikir untuk menjawab
masalah-masalah sosial dengan perspektif baru.
Pada babak selanjutnya, tradisi cara pandangan pada ilmu
sosiologi adalah dengan metode kualitatif. Cara berfikir ini
merupakan merupakan suatu respon dari kelemahan metode
kuantitatif. Metode berfikir kuantitatif yang selalu dimanja dalam
menjawab masalah, kemudian tidak mampu menjawab masalah-
masalah sosial yang sedang terjadi. Kualitatif kemudian hadir untuk
menyempurnakan suatu tradisi berfikir pada babak awal itu.
Perspektif kualitatif menekankan pada cara pandang induktif.
Cara pandang induktif selalu menawarkan perspektif dimana suatu
masalah-masalah sosial dijawab berdasarkan perspektif subjektif.
Tradisi berfikir mendalam dan holistic menjadi cirri yang dominan
dalam tradisi kualitatif. Terlebih pada tradisi kualitatif menekankan
pada interpretasi (penafsiran) suatu gejala-gejala sosial dalam
menjawab suatu masalah-masalah sosial. Hingga kemudian metode
kualitatif ini akan menghasilkan suatu teori-teori baru yang
selanjutnya akan dimanfaatkan oleh penganut tradisi kuantitatif.

55
Namun dalam menggunakan cara pandang kualitatif ini dalam
menjawab masalah-masalah sosial tidak secepat metode
kuantitatif. Metode ini tidak cukup dengan tindakan verifikatif.
Metode ini mengharuskan tindakan induktif yang menekankan pada
kajian lapangan mendalam. Dengan demikian dalam menjawab
suatu masalah sosial diperlukan waktu yang relative cukup lama.
Hanya saja jawaban yang digunakan untuk menjawab masalah-
masalah sosial terkadang tidak dapat digeneralisir dalam menjawab
masalah-masalah sosial pada waktu dan lokasi masalah sosial yang
berbeda.
Bukan berarti metode ini akan tidak disukai oleh para guru
sosiologi di SMA. Dibalik kerumitan dalam menjawab masalah-
masalah sosial yang harus dilakukan dengan terjun ke lapangan
langsung, metode ini memiliki ragam kelebihan. Interpretasi atau
penafsiran merupakan suatu yang identik dengan metode ini.
Dengan demikian jika para guru menggunakan metode ini, para
guru sosiologi akan terpola dengan tradisi berfikir induktif. Para
guru sosiologi SMA akan terbiasa menjawab dengan masalah-
masalah sosial terkini yang belum tentu terjawabkan oleh
pendekatan kuantitaif (deduktif). Tradisi kualitatif juga mendorong
para guru Sosiologi untuk menghargai pemikiran-pemikiran tingkat
local, bukan hanya menomorsatukan teori-teori dari luar seperti
yang dilakukan oleh parapengikut metode kuantitatif. Para pengikut
kualitatif akan membangun perspektif dari dalam dirinya sendiri
untuk menciptakan logika yang memihak kepentingan-kepentingan
local. Bukankan keberadaan suatu ilmu yang terpenting adalah
memihak masyarakat yang sedang dirundung oleh masalah-
masalah sosial yang tidak kunjung padam?
Pada saat ini tidak mudah menemukan beberapa soal
sosiologi untuk evaluasi siswa pada paruh semester dan soal akhir
semester. Lagi-lagi keadaan demikian didorong masih sedikitnya
para guru sosiologi yang mau berfikir induktif. Mereka (guru
sosiologi SMA) tidak mau bersusah payah dalam menggunakan
pikirannya untuk berlama-lama melakukan refleksi keilmuan dalam
menjawab masalah-masalah sosial dengan terjun langsung di
lapangan. Tradisi tekstualis dan atau literalis telah mendominasi
alam piker para guru sosiologi di SMA. Apalagi didukung dengan
system manajemen sekolah yang tidak terbiasa bertradisi berfikir
kualitatif. Keadaan ini juga didorong oleh budaya instan yang ingin
cepat, ingin benar, dan ingin selesai, walau terkadang terkesan
dipaksakan.
Sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis,
tentunya tradisi kualitatif tidak akan dilepaskan begitu saja. Tradisi
berfikir kualitatif tetap saja menghiasi model-model soal evaluasi
sosiologi di SMA. Hal ini dikarenakan selalu bermunculan masalah-
masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan oleh
pendekatan kuantitatif.

56
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dokumen tentang kualitas soal ujian


nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011 dapat disimpulkan
sebagai berikut;
- Pertama, perspektif teori yang digunakan dalam butir soal
sebanyak 16 perspektif teori sosial. Adapun Teori sosial yang
sering dimunculkan dalam soal diantaranya teori sosialisasi,
teori multikultural, teori norma dan nilai sosial, teori diferensiasi
sosial, dan perpektif penelitian sosial.
- Sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis, tentunya
tradisi kualitatif tidak akan dilepaskan begitu saja. Tradisi
berfikir kualitatif tetap saja menghiasi model-model soal evaluasi
sosiologi di SMA. Hal ini dikarenakan selalu bermunculan
masalah-masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan
oleh pendekatan kuantitatif.
- Kedua, beberapa isu klasik yang terkandung dalam butir soal
sebanyak enam belas isu klasik. Selanjutnya isu kontemporer
yang terkandung dalam dalam soal sebanyak delapan.
- Ketiga, komposisi persebaran materi sosiologi secara merata
telah ditemukan dalam tiap-tiap butir soal. Ke-empat, terdapat
relevansi indikator soal terhadap silabus. Kelima, karakter soal
yang tidak memerlukan penalaran tinggi dalam butir soal
ditemukan lima buah butir soal.
- Ke-enam, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir
kritis dalam butir soal ditemukan sebanyak lima indicator.
- Ketujuh, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan
masalah menggunakan 2 pola dari 17 pola yang ada, yaitu
memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah, serta
memecahkan masalah dengan cara memberi alasan solusi.
- Kedelapan, trend penulisan soal ujian nasional mata pelajaran
sosiologi masa mendatang yaitu dengan pendekatan soal
kualitatif. Hal ini dikarenakan sosiologi dengan basis studi
masyarakat yang dinamis akan menuntut bermunculan masalah-
masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan oleh
pendekatan kuantitatif.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan temuan penelitian dokumen di atas, saran yang


dapat penulis berikan kepada BNSP dan guru sosiologi adalah
sebagai berikut;
- Hendaknya dalam mengajarkan materi sosiologi menekankan
pada materi yang memiliki karakter berfikir kritis dan
berketerampilan pemecahan masalah.

57
- Hendaknya dalam membuat soal sosiologi menekankan pada
soal yang memiliki karakter berfikir kritis dan berketerampilan
pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

BNSP. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi


Program Studi IPS SMA/ MA Paket P12. Jakarta. Puspendik
Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi
Program Studi IPS SMA/ MA Paket P25. Jakarta. Puspendik
Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi
Program Studi IPS SMA/ MA Paket P39. Jakarta. Puspendik
Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi
Program Studi IPS SMA/ MA Paket P46. Jakarta. Puspendik
Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi
Program Studi IPS SMA/ MA Paket P54. Jakarta. Puspendik
Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
-------. 2006. Panduan Penulisan Butir Soal. Jakarta. Puspendik Balitbang
Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Yuyun Yunengsih, I Made Agus Ana Widiatmika, dan Astrid Candrasari.
2008. Ujian Nasional: Dapatkah Menjadi Tolak Ukur Standar
Nasional Pendidikan? (Hasil Kajian Ujian Nasional Matematika
Pada Sekolah Menengah Pertama). Jakarta. Research Department.
Putera Sampoerna Foundation.
Zakaria, Teuku Ramli. Peran UN Dalam Rangka Peningkatan Mutu
Pendidikan. Jakarta. Pusat Penilaian Pendidikan. Balitbang
Depdiknas.

58
LAMPIRAN

http://www.scribd.com/doc/53727233/Pembahasan-Sosiologi-un-2011-
P46-P54

http://www.scribd.com/doc/53724716/Pembahasan-Sosiologi-un-2011-
p25-p12-p39

59

You might also like