Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4 :
BAB I
PENDAHULUAN
1. Asuransi
• Asuransi Konvensional
• Asuransi Syariah
2. Pegadaian
• Pegadaian Konvensional
• Pegadaian Syariah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asuransi
a) Adanya kepentingan
c) Adanya kerugian
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi,
yaitu : Industri asuransi, baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa,
memiliki prinsip-prinsip yang menjadi pedoman bagi seluruh
penyelenggaraan kegiatan perasuransian dimanapun berada
2. Indemnity (Indemnitas)
Contoh:
• Perbaikan, atau
• Penggantian, atau
• Pemulihan kembali.
3. Subrogation (Subrogasi)
4. Contribution (Kontribusi)
Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yanga sama pada
beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas
obyek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip
kontribusi. Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila kami telah
membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak Anda, maka kami
berhak menuntut perusahaan-perusahaan lain yang terlibat suatu
pertanggungan (secara bersama-sama menutup asuransi harta benda
milik Anda) untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang
besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya.
Contoh:
PT Asuransi A = Rp 100.000.000,00
PT Asuransi B = Rp 50.000.000,00
PT Asuransi C = RP 50.000.000,00
Total = Rp 200.000.000,00
Rp. 50.000.000,00
Rp. 25.000.000,00
Total = Rp 100.000.000,00
Berarti jumlah ganti rugi yang Anda terima dari ke-3 perusahaan
asuransi tersebut bukanlah Rp. 200.000.000,00 melainkan Rp.
100.000.000,00 sesuai dengan harga rumah sebenarnya.
a. Asuransi Kerugian
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan),
kepentingan keuangan (pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan
asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan).
b. Asuransi Jiwa
c. Asuransi Sosial
1. Asuransi Konvensional
2. Asuransi Syariah
Sistem asuransi atau ad-diyah ala al’aqilah sudah ada sejak zaman
Nabi SAW. Kemudian, turun-temurun tetap ada dalam implementasi
syariah Islam sampai kepada sistem kekhalifahan yang paling terakhir
yaitu kekhalifahan Utsmaniyah di Turki yang diruntuhkan oleh Kemal
Attaturk pada 1920-an. Setelah itu sistem aqilah hilang ditelan bumi.
Kemudian, pada Muktamar Ekonomi Islam tahun 1976 di Makkah dan
Majma’ al-Fiqh al Islami al-’Alamiy (Kesatuan Ulama Figh Dunia) tahun
1985 memutuskan, bahwa asuransi konvensional yang kita kenal selama
ini bertentangan dengan syariah alias hukumnya haram, dan
merekomendasikan untuk mendirikan asuransi ta’awuni atau takaful
(Asuransi Syariah). Merespons fatwa ulama tersebut, maka pada 1979
pertama kalinya dikenalkan asuransi syariah dalam versi modern yaitu
dengan berdirinya Islamic Insurance di Sudan. Dan di Indonesia,
asuransi syariah pertama adalah Asuransi Takaful yang berdiri tahun
1994, sekitar dua tahun setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia
(BMI). Saat ini Indonesia sudah memiliki sekitar 39 perusahaan asuransi
yang beroperasi secara syariah dari 50 perusahaan yang sudah mendapat
rekomendasi dari DSN MUI.
1. Gharar
2. Maisir
3. Riba
Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih
mendasarkan legalitasnya pada Undang-undang No. 2 tahun 1992
tentang perasuransian.Dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang
Pasal 246, yaitu: ”Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tak tentu.”
2.2 Pegadaian
a) Tugas Pokok
b) Tujuan Pokok.
c) Fungsi Pokok
Adalah produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerjasama
dengan Western Union.
Bisnis Lain
Properti
l) Barang-barang illegal.
1. Emas
2. Permata
• Bunga Gadai
Biaya sewa modal (bunga) yang harus dibayar oleh nasabah
kepada pegadaian adalah bervariasi. Adapun mengenai rincian besarnya
bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah adalah sebagai berikut :
a. Al-Qur’an
Teknik Transaksi
1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak
yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian
menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.
2. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau
jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan
bagi Pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang
bergerak milik nasabah yang telah melakukad akad rukun dari akad
transaksi tersebut meliputi :
1. Persamaan
2. Perbedaan
2. Kelemahan (W)
1. Peluang (O)
a. Nasabah pegadaian syariah bukan hanya dari umat Islam, umat non
Islam pun memanfaatkan keberadaan pegadaian syariah ini karena
mereka lebih pada faktor pelayanan bukan pada faktor ‘idialisme
atau agama.
2. Tantangan (T)
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu,
adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi
hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat
derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,
ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh tokoh masyarakat
setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salam:
keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian dan kesejahteraan.
2.3.3 Visi, Misi, Tujuan dan Usaha Baitul Mal wat Tanwil
a. Visi
b. Misi
c. Tujuan
d. Usaha BMT
Untuk mencapai visi pelaksanaan misi dan tujuan BMT, maka BMT
melakukan usaha - usaha :
1. Prinsip Syariah
2. Prinsip Penumbuhan
PENUTUP
Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah semua badan yang melakukan
kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana
terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat
terutama guna membiayai investasi perusahaan. Dalam hal ini, pendirian LKBB bertujuan
mendorong perkembangan pasar modal dan membantu permodalan perusahaan-perusahaan
ekonomi lemah. Adapun jenis – jenis LKBB di Indonesia yaitu: asuransi, pegadaian, dan
baitul maal wat tamwil (BMT).
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya
mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat
terjadi. Asuransi pada dasarnya diklasifikasikan jenisnya menjadi dua, yaitu: asuransi
konvensional dan asuransi syariah. Dalam hal ini perbedaan utama antara asuransi
konvensional dengan syariah terletak pada sistem laba investasinya dimana asuransi
konvensional selalu menetapkan bunga yang berarti melibatkan diri dalam riba, sedangkan
asuransi syariah bentuk laba investasinya dibagi antara nasabah (pemilik investasi) dan
perusahaan asuransi tersebut dengan pembagian seadil – adilnya sesuai syariat islam.
Pegadaian adalah sebuah BUMN di Indonesia yang usaha intinya adalah bidang jasa
penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Pegadaian pada dasarnya
diklasifikasikan jenisnya menjadi dua, yaitu: pegadaian konvensional dan pegadaian
syariah. Dalam hal ini perbedaan utama antara pegadaian konvensional dengan syariah
terletak pada pembiayaannya dimana asuransi konvensional selalu menarik bunga (sewa
modal) berarti melibatkan diri dalam riba, sedangkan asuransi syariah tidak ada sistem
bunga (sewa modal) melainkan penarikan biaya pemeliharaan dan penyimpanan.
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, adalah lembaga
keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan
bisnis usaha mikro dalam rangka mencapai keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian,
dan kesejahteraan.
DAFTAR PUSTAKA
Zona Ekis. “Persamaan, Perbedaan Rahn dan Gadai”. zonaekis.com. 7 Mei 2011
Al- Fakir, Suara. “Hukum Asuransi Dalam Islam” facebook.com. 8 Mei 2011