You are on page 1of 37

| DEFINISI REM

Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung


aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus :

 Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin

 Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir

Fungsi Rem :
Rem kaki :  Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan
Rem tangan : jalannya kendaraan

 Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda

 Untuk memacetkan putaran roda ( misal pada saat parkir)

 Berfungsi juga sebagai rem cadangan ( misal dalam


perjalanan rem kaki tidak berfungsi )

Rem merupakan salah satu bagian dari kendaraan yang mempunyai peran yang sangat
penting untuk kenyamanan dan keselamatan pengendara sepeda motor. Rem
berfungsi mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan melalui gesekan
antara sepatu rem dengan tromol dengan mekanisme tertentu. Rem tromol itu sendiri
dibagi menjadi lima jenis yaitu: simplek, duplek, duo duplek, servo, dan duo servo
yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing.

TEKNOLOGI rem memiliki umur yang hampir sama tuanya dengan penemuan
kendaraan itu sendiri. Apa itu rem? Bisa dipastikan semua pemakai kendaraan
bermotor mengenal benar fungsi alat ini. Rem merupakan alat untuk menghentikan
laju kendaraan. Seiring dengan kian canggihnya teknologi otomotif, rem pun
dilengkapi dengan teknologi elektronik agar kinerjanya lebih baik. Salah satu fitur
yang telah menjadi standar adalah ABS atau Antilock Braking System. Sayangnya,
ABS sering disalah artikan sebagai performa pengereman yang lebih pakem.
Padahal, ABS hanya sebuah peranti yang memudahkan pengemudi melakukan
pengereman tanpa ada risiko menguncinya roda.

Peranti ABS diperlukan karena roda yang terkunci akan membuat daya manuver
mobil berkurang atau setengah mengerem. Bila roda depan yang terkunci, laju
kendaraan akan terganggu dan terasa berat. Itu tentu akan berpengaruh kepada
stabilitas pengendalian kendaraan. Pada kecepatan tinggi, jika roda belakang
terkunci, kendaraan akan hilang keseimbangannya malahan bisa berputar.

Sistem ABS merupakan perangkat yang terintegrasi dan terpasang di antara master
silinder dan roda rem. Perangkat ini berfungsi pasif dalam pengereman normal.

Dalam kaitan itu, ABS bekerja lewat sebuah sensor yang mendeteksi gejala roda
mengunci. Ketika kondisi ini berpotensi terjadi, prosesor elektronik akan
memerintahkan pasokan minyak rem dikurangi. Ini membuat jepitan kampas rem
menjadi berkurang meski pedal rem terus diinjak.

Banyak pengemudi yang kaget akan getaran di pedal rem sehingga melepas
injakkannya. Ini adalah tindakan yang salah karena melepas injakan pedal akan
membuat kinerja ABS tidak maksimal. Getaran mengindikasikan sistem rem ABS
sedang bekerja.

Dua jenis rem

Secara umum cara kerja rem adalah memanfaatkan gaya gesekan mekanik untuk
memperlambat laju kendaraan dan akhirnya berhenti. Bila seorang pengemudi
kendaraan roda empat menginjak pedal rem, pada saat yang bersamaan ada
komponen dalam sistem rem yang bergesekan. Gesekan ini akan menahan dan
selanjutnya menghentikan gerak rotasi atau putaran roda.
Rem merupakan piranti keselamatan kendaraan yang sangat penting
keberadaannya. Kinerja sistem pengereman menjadi sangat penting dalam
membantu mengendalikan laju kendaraan khususnya untuk menghentikan laju
pada saat diperlukan.

Berbagai teknologi canggih telah ditemukan untuk sistem pengereman mobil. Tetapi pada
dasarnya adalah tetap menggunakan sistem pompa hidrolik untuk menjalankan
sistem rem mobil. Secara umum ada dua tipe / jenis rem saat ini yang masih
dijadikan patokan standar pembuatan rem kendaraan yaitu rem cakram dan rem
tromol.

Macam – Macam Rem

* Rem Tromol

Nama komponen rem tromol:

Sepatu rem

Pegas pengembali

Sepatu rem

Pegas pengembali

Kanvas reM

Pegas penekan

Tromol

Silinder roda

Pada sepeda motor supra x tahun 2003, rem depan menggunakan rem cakram jenis
kaliper luncur sedangkan untuk rem belakang menggunakan rem tromol jenis simplek.
Untuk memperbaiki kinerja rem belakang motor supra x tersebut, penulis mencoba
meredesain rem tromol jenis simplek tersebut menjadi rem tromol jenis duo duplek.

Rem teromol digunakan pada kendaraan tipe terdahulu, tetapi biasanya juga digunakan
untuk rem bagian belakang kendaraan. Rem tromol terdiri dari komponen rumah rem /
drum dan kampas rem, cara kerja rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan
antara sepatu rem dengan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan. Agar
gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik, sepatu rem dibuat dari bahan yang
mempunyai koefisien gesek yang tinggi.

Kelebihan rem tromol


Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam
pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dsb. Rem. Jadi rem
tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja
secara maksimal.

Kekurangan rem tromol


Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini
membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan
membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu /
kotoran.
Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan
sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus
mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam
rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan
kembali.

Pantas rem cakram lebih disukai oleh pabrikan mobil dan pemilik mobil sehari-hari.
Perawatan lebih mudah, penggunaan lebih praktis dan fungsi pengereman juga lebih baik
dibanding rem tromol (lebih pakem).

REM TOMOL PADA MOBIL

Penyetel rem

* Rem Cakram
Nama komponen rem cakram:

Nipel pembuang udara

Kaliper

Pegas penekan

Torak kaliper

Piringan cakram

Sil torak kaliper

Balok rem

Rem Cakram

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti ini
dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya
menjadi maksimal dan terarah.

Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan
sangat ideal untuk diterapkan pada tiap mobil, terutama yang telah memakai mesin
berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang
biasanya dipasangkan pada roda kendaraan, melalui caliper yang digerakkan oleh piston
untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.

Berbagai kelebihan Rem Cakram


Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan
menerapkan sistem rem cakram sebagai andalannya. Selain itu rem cakram tahan
terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram
dapat menerjang banjir.
Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin di luar (terbuka) sehingga
pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga
dilengkapi oleh ventilasi (ventilated disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga
pendinginan rem lebih maksimal digunakan.

Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya
dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di
belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat
ini telah banyak mobil yang telah menggunakan rem cakram pada keempat rodanya,
terutama jenis mobil sedan.

KekuranganRem.Cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama
kelamaan lumpur / kotoran tersebut dapat menghambat kinerja pengereman sampai
merusak komponen pada bagian caliper seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu
perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin. Tapi gak sulit kok, lagipula bila anda
biasa beredar di wilayah perkotaan, kendala seperti ini tidak perlu dikhawatirkan.

* Rem Tangan
Ada dua cara untuk melaksanakan pengereman :

Pengereman Pada Roda

1. Tongkat

2. Batang tarik

3. Penyetel

4. Pengimbang

5. Kabel

Tongkat rem tangan ditarik dan gaya Roda blokir macet ( sepatu rem  kawat rem 
penyeimbang tarik diteruskan ke tuas penghubung terjadi pengereman )

Pengereman Pada Poros Propeller

Transmisi

Poros propeller

Unit rem tangan dipasang antara transmisi dan poros propeller

 Unit rem tangan

Dipasang di antara transmisi dengan poros propeller


1. Tongkat rem tangan

2. Kanvas rem

3. Anchor

4. Tromol

5. Mur Penyetel

Tongkat rem tangan ditarik dan gaya  Putaran roda tertahan propeller  propller blokir
 tromol terjepit  kanvas rem  tuas rem tarik diteruskan ke terjadi pengereman.

karena Rem merupakan bagian yang sangat penting dalam system kendaraan, maka harus
diperhatikan syarat dan fungsi pengereman,sehingga kendaraan akan aman untuk
digunakan. Ada beberapa macam jenis rem yang perlu kita pahami dalam otomotif antara
lain jenis tromol dan jenis cakram, dimana keduanya mempunyai tipikal yang berbeda .
Ada dua cara melaksanakan pengereman pada rem tangan / rem parkir, yaitu pengereman
pada roda dan pengereman pada propeller

Kerusakan Rem

KERUSAKAN PADA SISTEM REM


MENCARI TAU GEJALA KERUSAKAN REM

Pada saat anda mengendarai kendaraan dari waktu ke waktu, anda pasti pernah
merasakan perbedaan yang anda alami, kadang pedal rem terasa aneh, kadang terdengar
suara berdecit, atau mungkin kejadian lain yang membuat kaget anda…wahh..kenapa
nich.. Nah sekarang kita akan bahas apa yang bisa anda deteksi dari gejala rem tadi..

Pertama-tama kita harus mengetahui dulu bagaimana cara kerja rem, rem bekerja dengan
merubah gaya gesek untuk menghentikan laju kendaraan. Pada saat anda menekan pedal
rem, minyak rem akan mengalir ke pipa rem dan menekan piston dan diteruskan ke
kampas rem, kemudian bergesekan dengan teromol atau cakram dan menghentikan laju
putarannya. Semakin kencang tekanan yang diberikan pada pedal rem semakin kuat juga
tekanan yang diberikan ke teromol atau cakram dan semakin cepat juga kendaraan
berhenti. Nah sekarang anda sudah mengetahui bagaimana rem bekerja.

Setelah anda mengetahui cara kerja rem sekarang kita bahas masalah pertama, apa yang
terjadi bila system rem mengalami kebocoran. Bila sistem rem mengalami kebocoran
maka udara akan masuk kedalam sistem rem, dan pedal rem akan terasa “membal”.
Seperti yang dikatakan ama “Bernouli” bahwa cairan dapat meneruskan tekanan tanpa
kehilangan force (daya) sedikitpun. Nah jika sistem rem anda mengalami kebocoran
maka tekanan pedal rem tidak aka sesuai dengan yang anda berikan karena ada udara
didalamnya. Begitu juga bila kampas rem anda mulai tipis maka respon untuk berhenti
akan semakin lama, karena jarak (gap) antara kampas dengan teromol atau cakram.

Sekarang kita akan bahas suara-suara yang terdengar pada saat anda mengendarai
kendaraan :
1. Suara gesekan yang sangat keras (grinding/scratching)

Ini berarti anda dalam masalah besar.. biasanya suara ini terjadi karena kampas rem
sudah habis, dan suara yang terdengar adalah suara gesekan antara besi kampas rem
dengan teromol atau dengan cakram.

Kerusakan akibat gesekan ini sudah tidak dapat diperbaiki dan anda perlu merogoh kocek
yang dalam untuk menebus seperangkat kampas rem dan teromol atau dengan cakram.

Untuk menghindarinya, lakukan pengecekan rem secara berkala, ganti kampas rem bila
ketebalannya minimal 1mm untuk kampas rem belakang teromol, dan 3mm untuk
kampas rem depan cakram.

2. Rem terasa menarik ke kiri atau ke kanan (brake pulls)

Ini berarti ada kebocoran pada salah satu kaliper rem, untuk mengetahui bagian mana
begini caranya, bila rem terasa menarik ke arah kanan berarti kebocoran terjadi pada
lawannya yaitu di sebelah kiri, karena kaliper sebelah kiri tidak mampu memberikan
tekanan yang sama dengan yang kanan (ini dapat diartikan terjadi kebocoran di sebelah
kiri) begitu juga sebaliknya.

Anda sudah mengetahui gejala yang sering dialami pada sistem rem, pastikan anda
konsultasi dengan mekanik professional sebelum anda mencoba melakukannya sendiri,
karena kesalahan pada sistem rem dapat berakibat kecelakaan yang sangat fatal bahkan
kematian.

Prinsip sistim pengereman adalah perubahan ergi


kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan panas.
This is the html version of the file
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01a1/7b6afe0a.dir/doc.pdf.
Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.
Page 1
i
PROYEK AKHIR
CARA KERJA DAN PERBAIKAN REM
DISC BRAKE
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III
Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya
Oleh :
Nama
: Arif Sugiharto
Nim
: 5250302509
Prodi
: Diploma III
Jurusan
: Teknik Mesin
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

Page 2
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proyek akhir dengan judul “ Cara Kerja Dan Perbaikan Rem Disc Brake”
telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Proyek Akhir Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Mei 2007
Pembimbing
Drs. Soedartono, MPd
NIP : 130354839
Penguji II
Penguji I
Drs. Agus Suharmanto, M.Pd.
Drs. Soedartono, MPd
NIP. 131405827
NIP : 130354839
Ketua Jurusan
Ka. Prodi D III Teknik Mesin
Drs. Pramono
Drs. Wirawan Sumbodo, M.T.
NIP. 131474226
NIP. 131876223
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Prof. Dr. Susanto
NIP. 130875753

Page 3
iii
ABSTRAK
Arif Sugiharto, 2007.
Cara Kerja Dan Perbaikan Rem Disc Brake Laporan Proyek
Akhir. Teknik Mesin D III. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Memasuki era global yang serba praktis, perkembangan ilmu sangat pesat
terutama di bidang IPTEK. Perkembangan ini berdampak juga pada perkembangan
teknologi tranportasi. Inovasi di bidang otomotif saat ini semakin memanjakan
pemakai, dan terobosan teknologi terbaru harus memenuhi tuntunan konsumen yang
lebih mudah, aman dan nyaman. Kepuasan konsumen akan tercapai dari segi artistik
kendaraan baik eksteterior maupun interor yang bagus dan beberapa peralatan
tambahan yang memudahkan pemakai. Selain itu juga mesin memiliki performance
yang tinggi, serta perangkat keamananan dan kenyamanan lengkap yang berfungsi
optimal.
Suatu kendaraan dapat dikatakan baik apabila bisa memberikan rasa aman
dan nyaman bagi pengendara. Semua jenis kendaraan baik roda dua maupun roda
empat dilengkapi dengan berbagai sistem, salah satu dari sistem itu adalah sistem
pengereman.
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan laju
kendaraan. Sistem ini sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat
keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Kendaraan tidak dapat
berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan pengereman mesin, kelemahan
ini harus di kurangi agar dapat menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga
berhenti. Kerja rem di sebabkan adanya gaya gesek pad rem melawan sistem gerak
putar piringan (disc).

Page 4
iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


Motto :
▪ Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal sholeh.
▪ Carilah kejujuran walaupun mengira akan celaka tetapi sebenarnya
selamat. Dan hindarilah kebohongan itu walaupun kamu mengira
selamat, namun sebenarnya celaka.
▪ Kesabaran dan kesadaran adalah milik orang yang tidak pernah berbuat,
memperbaiki kesalahan adalah milik orang yang banyak berbuat.
Persembahan :
▪ Bapak ibu tercinta
▪ Kakakku tersayang
▪ Yang terkasih
▪ Teman-temanku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
▪ Almamaterku

Page 5
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan proyek akhir berjudul
“Cara Kerja Dan Perbaikan Rem Disc Brake”
Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki
tentunya proyek akhir ini tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada yang terhormat
:
1. Dr. Sujono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor UNNES
2. Prof. Dr. Soesanto selaku Dekan Fakultas Teknik UNNES.
3. Drs. Pramono, Ketua Jurusan Teknik Mesin UNNES.
4. Drs. Widi Widayat, selaku pembimbing lapangan.
5. Drs. Soedartono, MPd selaku Dosen Penguji Tugas Akhir.
6. Bapak ibu serta kakak-kakakku yang telah memberikan dorongan dan
semangat.
Akhirnya penulis berharap semoga proyek akhir ini bermanfaat Amin.
Semarang, Mei 2007
Penulis

Page 6
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Pemecahan Masalah ........................................................................ 3
D. Tujuan ............................................................................................. 4
E. Manfaat ........................................................................................... 4
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 5
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 5
BAB II. CARA KERJA DAN PERBAIKAN REM DISC BRAKE
A. Landasan Teori ................................................................................ 6
B. Disc Brake ....................................................................................... 9
C. Komponen Disc Brake .................................................................... 10
D. Prinsip Kerja Disc Brake ................................................................ 14
E. Perawatan Disk Brake ..................................................................... 16
F. Gangguan Pada Disc Brake ............................................................ 19
G. Trouble Shooting ............................................................................ 27

Page 7
vii
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 30
B. Saran ................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 31
Lampiran-Lampiran ............................................................................................. 32

Page 8
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Komponen Boster Rem .................................................................. 7
Gambar 2. Komponen Master Silinder ............................................................ 8
Gambar 3. Konstruksi rem piringan ................................................................. 9
Gambar 4. Pad rem Disc Brake ....................................................................... 11
Gambar 5. Disc ( piringan ) ............................................................................. 11
Gambar 6. Kaliper jenis Fixed Caliper ............................................................ 12
Gambar 7. Kaliper Jenis floating caliper ......................................................... 13
Gambar 8. Komponen Kaliper ......................................................................... 13
Gambar 9. Cara Kerja Disc Brake Saat piston ditekan .................................... 15
Gambar 10. Cara kerja Disc Brake Saat tekanan dibebaskan............................. 15
Gambar 11. Mengukur tebal lining pad ............................................................. 16
Gambar 12. Mengukur Tebal Disc ..................................................................... 16
Gambar 13. Mengukur Run Out Disc ................................................................ 17
Gambar 14. Pembuangan Udara dari Saluran Rem ........................................... 18

Page 9
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Trouble Shooting ....................................................................................... 27

Page 10
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar-gambar Chasis Stand.
Lampiran 2. Surat Tugas Dosen Pembimbing
Lampiran 3. Surat Tugas Panitia Ujian

Page 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul
Memasuki era global yang serba praktis, perkembangan ilmu sangat pesat
terutama di bidang IPTEK. Perkembangan ini berdampak juga pada
perkembangan teknologi tranportasi. Inovasi di bidang otomotif saat ini semakin
memanjakan pemakai, dan terobosan teknologi terbaru harus memenuhi tuntunan
konsumen yang lebih mudah, aman dan nyaman. Kepuasan konsumen akan
tercapai dari segi artistik kendaraan baik eksteterior maupun interor yang bagus
dan beberapa peralatan tambahan yang memudahkan pemakai. Selain itu juga
mesin memiliki performance yang tinggi, serta perangkat keamananan dan
kenyamanan lengkap yang berfungsi optimal.
Suatu kendaraan dapat dikatakan baik apabila bisa memberikan rasa aman
dan nyaman bagi pengendara. Semua jenis kendaraan baik roda dua maupun roda
empat dilengkapi dengan berbagai sistem, salah satu dari sistem itu adalah sistem
pengereman.
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan laju
kendaraan. Sistem ini sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat
keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Kendaraan tidak dapat
berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan pengereman mesin,
kelemahan ini harus di kurangi agar dapat menurunkan kecepatan gerak
kendaraan hingga berhenti. Kerja rem di sebabkan adanya gaya gesek pad rem
melawan sistem gerak putar piringan ( disc ).

Page 12
2
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk memilih judul “ Cara kerja dan
perbaikan rem Disc Brake ” dengan harapan penulis dapat mempelajari dan
memahami topik tersebut. Adapun yang melatar belakangi penulis membahas
judul tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengereman merupakan salah satu sistem yang mempunyai
fungsi fital, tanpa adanya sistem pengereman kendaraan tidak dapat
memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengendara.
2. Untuk mengetahui lebih banyak tentang komponen dan cara kerja dari
sistem pengereman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas terdapat permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara kerja rem Disc Brake ?
2. Apa saja komponen yang terdapat pada rem Disc Brake ?
3. Apa saja indikasi kerusakan rem , dan
4. Bagaimana cara memperbaikinya ?
C. Pemecahan Masalah
1. Cara kerja rem Disc Brake adalah tekanan hidrolik dari master silinder,
kemudian mendorong piston dan selanjutnya menekan pada rotor Disc. Pada
saat yang sama tekanan hidrolik menekan sisi pad sehingga menjepit Disc
dan terjadilah usaha pengereman.

Page 13
3
2. Komponen yang terdapat pada rem Disc Brake diantaranya adalah : Boster,
Master Silinder, Kaliper, dan piringan ( Disc Brake )
3. Indikasi kerusakan dan cara mengatasi kerusakan pada rem Disc Brake
diantaranya adalah :
Indikasi Kerusakan
▪ Batang pendorong boster salah penyetelan
▪ Piston berkarat atau macet
▪ Pad rem aus
▪ Sil pada master silinder retak
▪ Pipa rem bocor
▪ Piston master silinder luka
Cara Mengatasinya
▪ Setel batang pendorong booster
▪ Bersihkan dan lumasi piston
▪ Ganti pad rem
▪ Ganti sil master silinder
▪ Ganti pipa rem
▪ Ganti piston master silinder

Page 14
4
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan proyek akhir tentang cara kerja
dan perbaikan rem Disc Brake, adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengkaji tentang rangkaian rem depan Disc Brake.
2. Untuk mengetahui komponen rem Disc Brake.
3. Untuk mengetahui troouble shooting rem Disc Brake.
4. Bagaimana cara memperbaikinya ?
E. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembahasan cara kerja dan perbaikan rem
Disc Brake adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengetahuan tentang rem depan Disc Brake
2. Dapat memahami komponen-komponen rem Disc Brake
3. Bermanfaat bagi masyarakat pengguna rem Disc Brake adalah
mengetahui kerusakan dan cara memperbaikinya.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Yaitu pengumpulan data pada objek dengan jalan pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian.
2. Metode Interview
Yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
para ahli untuk mendapatkan materi secara langsung.

Page 15
5
3. Studi Pustaka
Yaitu dengan cara mencari data melalui buku-buku literatur yang
berhubungan dengan sistem pengereman.
4. Tempat observasi dan merangkai TA di bengkel Bangkit.
G. Sistematika Penulisan
Dari data di atas maka penulis akan menulis laporan proyek akhir ini
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada pendahuluan berisi tentang :
a). Latar belakang pemilihan judul, b). Rumusan masalah, c). Tujuan, d).
Manfaat, e). Metode pengumpulan data serta, f). Sistematika laporan.
BAB II : ISI
Bab ini berisi :
a). Dasar teori sistem rem depan Disc Brake, b). Komponen-komponen
rem Disc Brake, c). Gangguan rem Disc Brake serta, d). Cara mengatasinya.
BAB III : PENUTUP
Pada bab ini di bahas :
a). Simpulan, b). Penutup, dan yang terakhir daftar pustaka serta lampiran-
lampiran.

Page 16
6
BAB II
CARA KERJA DAN PERBAIKAN REM
DISC BRAKE
A. Landasan Teori
1. Pengertian Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Peralatan ini sangat penting, karena memiliki fungsi sebagai alat keselamatan dan
menjamin keamanan bagi pengendara. Syarat rem yang baik adalah :
a) Dapat bekerja dengan baik dan cepat
b) Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama
atau gaya pengereman harus sebanding dengan beban yang diterima oleh
masing-masing roda.
c) Mempunyai daya tahan yang cukup.
d) Mudah disetel dan diperbaiki.
Kendaraan tidak dapat berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan
pengereman mesin, kendaraan cenderung bergerak sehingga kendaraan sulit untuk
dihentikan, untuk kendaraan dapat berhenti di butuhkan rem. Rem bekerja
disebabkan oleh adanya gaya gesek pad rem melawan sistem gerak putar piringan
(disc).
6

Page 17
7
2. Mekanisme Penggerak Hidrolik
Prinsip kerja rem hidrolik adalah menggunakan hukum pascal yaitu gaya
penampang dari fluida akan menghasilkan tekanan yang akan diteruskan ke segala
arah dengan sama besar. Untuk melipat gandakan daya penekanan pedal digunakan
boster rem sehingga daya pengereman yang dihasilkan lebih besar.
Boster rem mempunyai membran yang kerjanya disebabkan karena adanya
perbedaan antara tekanan dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake
manifold mesin. Prinsip kerja boster rem menggunakan hukum bernoulli yaitu fluida
dalam keadaan mengalir kontinu mempunyai energi tekanan, energi kinetik
(kecepatan), dan energi potensial (kecepatan awal).
Gambar 1. Komponen Boster Rem

Page 18
8
Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan membran untuk
memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal minimum.
Gaya penekan pedal rem akan dibuat menjadi tekanan fluida oleh piston dari
master silinder. Cara kerja master silinder adalah apabila pedal ditekan , maka piston
akan bergerak maju, akibatnya minyak rem akan mengalir ke tangki melalui saluran
di depan master silinder. Dorongan piston akan menyebabkan tekanan minyak naik,
sehingga mendorong katub inlet sampai menutup saluran ke tangki. Tekanan minyak
rem yang ada dalam master silinder akan semakin besar dan akhirnya minyak
menuju ke silinder roda melewati katup pengecek. Piston akan kembali ke posisi
semula apabila pedal rem dibebaskan dengan bantuan pegas pengembali.
Gambar 2. Komponen Master Silinder
Tekanan ini dipindahkan melalui pipa rem dan bekerja pada sepatu atau pad
rem untuk menghasilkan pengereman.
Untuk memperbesar suatu gaya pengereman, maka diperlukan diameter
silinder yang besar. Pada umumnya kendaraan menggunakan rem yang mempunyai
daya pengereman yang berbeda antara rem belakang dan rem depan, dengan daya

Page 19
9
pengereman untuk roda depan harus lebih besar dari gaya pengereman roda
belakang, maka untuk memperkuat daya pengereman roda depan silinder roda dibuat
lebih besar. Besarnya gaya pengereman dapat diatur sesuai dengan perbandingan
antara diameter master silinder dan silinder roda.
Rem hidrolik lebih terespon lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan
konstruksinya lebih sederhana. Dengan kelebihan tersebut rem hidrolik lebih banyak
digunakan pada kendaraan penumpang dan truck ringan.
B. Disc Brake
Disc brake digunakan sebagai pengganti rem tromol, dimana pada dasarnya
piringan cakram, terdiri dari cakram yang berputar dengan rotor dan bahan gesek
yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya
gesekan antara pad dan cakram.
1. Pads
2. Ring
3. Piston
4. Cylinder
5. Mounting
Gambar 3. Konstruksi Rem Piringan

Page 20
10
Keuntungan Disc Brake
a. Tidak terdapat self energizing effect dan akibatnya tidak diperlukan
penambahan tenaga rem. Oleh karena itu perbedaan efek pengereman antara
roda kiri dan kanan dapat dieliminir dan kemungkinan kecil terjadi roda
menarik ke kiri atau ke kanan pada saat dilakukan pengereman.
b. Karena konstruksi yang sederhana maka pada kanvas rem (brake pad) mudah
diganti.
c. Bila piringan terkena air, maka efek pengereman akan konstan karena air
yang menempel pada piringan akan terlempar keluar akibat gaya sentrifugal.
d. Tidak menimbulkan bunyi karena piringannya terbuka atau hampir
seluruhnya berhubungan dengan udara maka piringan dapat mentransfer
panas dengan baik dan juga jarang terjadi gejala fiding, karena itu efek
pengereman yang dihasilkan stabil walaupun melakukan pengereman secara
berulang-ulang pada kecepatan tinggi.
e. Berbeda dengan rem tromol maka ekspansi panas tidak dapat menyebabkan
adanya perubahan dalam renggangnya seperti terdapat pada rem tromol,
dimana kecenderungan kerenggangan akan bertambah.
C. Komponen Disc Brake
Pada umumnya komponen-komponen disc brake adalah sebagai berikut:
a. Pad Rem
Pad tersebut dari campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi. Pada pad
diberi garis celah untuk menunjukkan tebal pad. Dengan demikian dapat
mempermudah dalam pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad, penggunaan
Page 21
11
metalic plate dipasangkan pada sisi piston dari pad yang fungsinya untuk
mencegah bunyi saat pengereman.
Anti-squel shim No. 2 Anti-squel shim No. 1
Gambar 4. Pad Rem
b. Disc (Piringan)
Pada umumnya cakram atau piringan terbuat dari besi tuang dan beri lubang-
lubang yang fungsinya untuk ventilasi serta pendingin, dengan adanya ventilasi
umur pad lebih panjang dan tahan lama.
Gambar 5. Disc (Piringan)
B rake pad
Slit

Page 22
12
c. Kaliper
Kaliper juga disebut dengan cylinder body, memegang piston-piston dan
dilengkapi saluran saat minyak rem yang disalurkan ke silinder. Pada disc brake
terdapat beberapa jenis kaliper yang diantaranya adalah :
1. Tipe Fixed Caliper (Duoble Piston), pada tipe ini piston ditempatkan pada
dua sisi kaliper. Radiasi panas Fixed Caliper terbatas karena silinder rem
berada pada cakram dan velg, menyebabkan sulit tercapainya pendinginan.
Untuk itu membutuhkan penambahan komponen yang banyakguna mengatasi
hal tersebut. Jenis Fixed Caliper ini sudah jarang digunakan.
Gambar 6. Kaliper jenis Fixed Caliper
2. Floating Caliper (Single Piston) pada tipe ini piston ditempatkan pada satu
sisi kaliper, sistem kerjanya adalah tekanan hidrolis dari master silinder,
kemudian mendorong piston dan selanjutnya menekan pada rotor disc
(cakram). Pada saat yang sama tekanan hidrolis menekan sisi pad sehingga
menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman. Dalam tipe ini
kemampuan pengeremannya dibangkitkan oleh kedua pad sehingga daya

Page 23
13
pengereman lebih baik. Tipe ini sering digunakan pada kendaraan
penumpang saat ini.
Gambar 7. Kaliper Jenis floating caliper
Gambar 8. Komponen Kaliper
Komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian kaliper sebagai berikut :
a. Piston
b. Ring piston
Brake disc
Hydraulic
pressure
Floating
l
Steering knuckle
Pad
Piston
Piston
Karet
pelindung
Torque
plate
Ring piston

Page 24
14
c. Karet pelindung
d. Torque plate
D. Prinsip Kerja Disc Brake
Sistem rem piringan bekerja dengan adanya suatu gerak gaya gesek antara
pad rem yang diam dengan piringan yang berputar. Pada kendaraan berjalan mesin
berfungsi mengubah energi panas menjadi energi kinetik maka sebaliknya dari
prinsip kerja rem yaitu mengubah energi kinetik menjadi energi panas dimana pada
saat pengereman akan terjadi gesekan antar pad rem dengan piringan yang akan
menghasilkan panas yang selanjutnya panas dilepas ke udara bebas.
Penggunaan rem selanjutnya berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan, maka
akan timbul panas karena adanya gesekan antara pad rem dan cakram. Selama proses
pengereman berlangsung, temperatur pad dan cakram akan naik sehingga akan
menyebabkan cakram memuai. Cakram yang panas akan mengurangi daya
pengereman.
Rem cakram mempunyai batas pembuatan pada bentuk dan ukurannya.
Karena berkaitan dengan aksi self enegizing limited. Sehingga perlu tambahan
tekanan hidrolik yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efesien.
Komponen tersebut dinamakan boster rem. Boster rem mampu melipat gandakan
daya penekanan pedal, waktu penekanan pedal lemah mampu diteruskan menjadi
daya pengereman yang besar.

Page 25
15
Piston seal (rubber) deforms as
Piston moves
Gambar 9. Cara Kerja Disc Brake Saat piston ditekan
Piston seal returns piston by
amount of its deformation
Gambar 10. Cara Kerja Disc Brake Saat tekanan dibebaskan
Piston
Piston seal (rubber)
Disc rotor
Caliper
Of deformetion
Amount
Pad
Clearance
Disc rotor
Piston seal
Pad
Piston
Amount
Of return
Saat tekanan dibebaskan

Page 26
16
E. Perawatan Disk Brake
Perawatan disc brake meliputi:
1. Pemeriksaan komponen disc brake
a. Ukur tebal lining pad
Gunakan penggaris, ukur lining pad
Tebal
: 20 mm
Tebal minimum : 10 mm
Ganti pad bila tebal adalah minimum atau kurang, atau bila pad rem sudah
mengeras atau ausnya tidak rata.
Gambar 11. Mengukur Tebal Lining Pad
b. Ukur tebal disc
mikrometer
Gambar 12. Mengukur Tebal Disc
Bagian yang di
ukur
Bagian yang di ukur

Page 27
17
Gunakan mikrometer, ukur lining disc
Tebal
: 22 mm
Tebal minimum : 20,4 mm
Ganti disc bila tebal minimum atau kurang, bila piringan tidak rata atau aus,
dan harus diratakan dengan mesin bubut atau ganti
c. Ukur run out disc
Gunakan dial indikator, ukur run out disc pada posisi 10 mm dari ujung luar.
Run out disc maksimal 0,06 mm
Bila run out lebih besar dari maksimum, ganti disc atau bubut disc. Perlu
diperhatikan sebelum mengukur run out, konfirmasikan bahwa gerak bebas bearing
depan dalam spesifikasi.
Gambar 13. Mengukur Run Out Disk
2. Penggantian minyak rem
Pada perawatan berkala pada kilo meter tertentu minyak rem dapat diganti,
minyak rem memiliki masa pakai tertentu yang harus diganti dengan yang baru,
penggantian minyak rem kurang lebih untuk pemakaian 20.000 KM dan apabila
Center Gauge
Disc Brake

Page 28
18
masih cukup bagus tetapi dalam reservoir (pada master silinder) menunjukkan batas
minimal atau kurang dari tanda F maka perlu untuk ditambah. Minyak rem yang
digunakan tipe DOT 3. Minyak rem ada dua macam netral dan biasa. Untuk mobil-
mobil saat ini biasanya menggunakan jenis netral karena dapat menghasilkan daya
pengereman yang bagus.
3. Pemeriksaan pipa dan saluran minyak rem
Pemeriksa sistem rem dari kebocoran dan masuknya udara. Jika sistem rem
diperbaiki atau ada udara di sistem rem, buanglah udara tersebut. Jika saluran rem
kemasukan udara, keluarkan udara dengan jalan tekan pedal rem berulangkali
kemudian kendorkan nepel buang udara dengan cara pedal rem masih ditekan.
Ulangi sampai tidak ada lagi gelembung udara.
Gambar 14. Pembuangan Udara dari Saluran Rem

Page 29
19
4. Pembersihan pada rem
Setiap kelipatan 10. 000 km pada kendaraan perlu ada pembersihan dan
penyetelan rem (clean and adjusting) perlakuan pada disc brake adalah dengan
membersihkan pad rem dan disc dengan jalan mengendorkan baut kaliper kemudian
melepas pad rem dan diamplas, pada disc juga dilakukan pengamplasan apabila perlu
dibersihkan dengan menggunakan tekanan udara kompresor. Pada pemasangan pad
rem supaya diberi gemuk (fat) di bagian yang bergesekan dengan dudukan pad rem
pada kaliper agar gerakan pad rem lancar. Kencangkan baut kaliper sesuai torsinya.
F. Gangguan pada Disc brake
Pada sistem rem cakram meskipun memiliki keuntungan-keuntungan yang
cukup banyak dibandingkan dengan rem tromol, rem cakram masih sering
mengalami gangguan-gangguan yang bersifat sementara atau bahkan mengalami
kerusakan.
1. Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada Disc brake
a. Rem macet pada saat terjadi pengereman ( rem tidak bekerja ).
b. Pengereman tidak stabil disebabkan disc brake yang digunakan sudah cukup
lama dan kondisi yang sudah tidak rata.
c. Rem berbunyi pada saat melakukan pengereman ataupun pada saat kendaraan
berjalan ( terdapat gesekan )

Page 30
20
2. Gejala yang sering timbul
Beberapa gangguan yang terjadi dapat diketahui gejala-gejala yang
ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a. Gejala yang timbul akibat terjadi kemacetan pada rem cakram adalah
pengereman menjadi kurang maksimal atau bahkan rem menjadi tidak
bekerja. Selain itu apabila kemacetan hanya pada salah satu roda depan pada
waktu melakukan pengereman, kemudi akan berbelok pada sisi roda yang
macet.
b. Gejala lain yang sering timbul akibat piringan atau cakram rem mengalami
keausan atau tidak rata, saat mobil kecepatan tinggi dan melakukan
pengereman maka kemudi akan terasa bergetar.
c. Bunyi rem saat kendaraan berjalan ataupun saat melakukan pengereman.
Gejala suara yang lama-kelamaan akan mengakibatkan panas pada piringan
karena gesekan.
3. Analisis gangguan
Setelah mengetahui gejala yang timbul akibat gangguan pada Disc brake
selanjutnya dilakukan analisis atas gangguan-gangguan tersebut. Analisis dilakukan
untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang mengkibatkan gangguan pada
disc brake. Hasil analisis pada permasalahan pada rem cakram diatas adalah sebagai
berikut:

Page 31
21
A. Rem macet
Kemacetan rem diakibatkan beberapa hal.:
1) Piston di dalam silinder tidak dapat meluncur ketika pedal rem ditekan, hal
ini kemungkinan disebabkan karena Piston mengalami korosi sehingga piston
rem menjadi lengket dengan silindernya. Korosi juga disebabkan karena
rusakanya karet pelindung sehingga memungkinkan air masuk kedalam
silinder.
2) Kemacetan rem juga disebabkan macetnya piston pada master silinder karena
karat
B. Rem terasa bergetar saat terjadi pengereman atau saat pedal rem diinjak.
Hal di atas disebabkan beberapa hal, yaitu :
1) Kondisi permukaan piringan yang sudah aus dan tidak rata dikerenakan
pemakaian yang sudah terlalu lama dan perawatan yang kurang baik.
2) Rem bergetar juga dapat disebabkan karena pad rem yang sudah mulai
mengeras dan kualitas pad rem yang tidak bagus.
C. Keluarnya bunyi pada saat kendaraan berjalan atau pada saat melakukan
pengereman.
Hal tersebut diakibatkan oleh :
Pad rem telah habis sehingga terjadi gesekan antara pad dengan piringan.
D. Pad rem mengeras.
Hal ini disebabkan kualitas pad yang tidak sesuai.
E. Piringan rem telah aus.
Hal ini disebabkan karena piringan telah cacat dan berkarat ( telah berumur )
Page 32
22
F. Melemahnya shim anti bunyi yang terdapat pada pad.
G. Bantalan nap roda yang tidak tepat.
Disebabkan penyetelan awal yang kurang tepat.
4. Penanganan gangguan
A. Rem macet
Dari analisis gangguan yang dilakukan menunjukkan adanya kemungkinan
bahwa penyebab kemacetan rem adalah tidak berfungsinya kaliper dengan baik.
Kerusakan pada komponen-komponen kaliper yang terdapat pada silinder yang kotor
atau piston silinder sudah mulai berkarat sehingga perlu dibersihkan. Pekerjaan atau
langkah-langkah untuk memperbaiki rem yang macet perlu dilakukan antara lain:
1) Membongkar kaliper
a) Menguras minyak rem hingga habis dan siapkan bak air serta air bersih,
dalam pengurasan minyak rem jangan sampai mengenai cat body karena akan
melunturkan cat, namun apabila mengenai cat body segera disiram dengan air
agar menjadi netral.
b) Melepas roda pada bagian rem yang macet atau kedua roda.
c) Melepas baut nepel agar minyak rem dalam silinder keluar.
d) Melepas selang dari master silinder dan lepaskan kaliper dari dudukannya
dengan sebelumnya melepas pad rem.
e) Pembongkaran piston rem dilakukan sebaiknya dalam bak air yang dicuci
detergen.
f) Melepas karet penutup dan klip ring (ring pengunci karet tersebut)

Page 33
23
g) Membongkar piston rem dengan menggunakan tekanan udara kompresor
apabila sulit gunakan minyak rem untuk mempermudah proses pelepasan
atau menggunakan minyak anti karat sebagai pelicin.
2) Memeriksa kaliper dan Piston
Setelah piston rem terlepas bersihkan dengan menggunakan amplas halus
hingga bersih dan juga bersihkan silinder, pada saat pengamplasan dilakukan dengan
menggunakan amplas halus (no : 1) dan dengan air agar tidak terjadi kecacatan atau
goresan pada piston maupun silinder, setelah bersih keringkan dengan kompresor.
Proses selanjutnya setelah kaliper dan piston kering adalah melakukan pemeriksaan
seluruh komponen-komponen kaliper, hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui
komponen-komponen mana yang masih baik sehingga bisa digunakan kembali. Hal-
hal penting yang perlu dilakukan pada waktu melakukan pemeriksaan adalah sebagai
berikut:
a) Memeriksa komponen-komponen silinder apabila piston telah mengalami
korosi maka harus diganti.
b) Memeriksa keadaan karet seal apabila telah mengeras atau rusak maka perlu
diganti.
c) Memeriksa keadaan karet penutup, apabila sobek atau rusak maka harus
diganti agar kotoran dan air dari luar tidak masuk ke dalam silinder sehingga
tidak menyebabkan korosi dan rem macet.
3) Memasang Piston dan Kaliper
a) Memasang piston pada kaliper setelah diketahui bahwa komponen-
komponennya dalam keadaan kondisi baik.

Page 34
24
b) Memasang seal pada piston, kemudian lumasi piston dan silinder dengan
minyak rem.
c) Memasang piston pada silinder dengan hati-hati dan pastikan pemasangannya
rata sehingga piston dapat masuk dengan mudah, apabila dapat terpasang
dengan lancar dapat dipastikan rem tidak macet.
d) Memasang karet penutup dan klip ring, kemudian pasang kaliper dan
kelengkapannya seperti semula.
4) Memeriksa dan membersihkan master silinder
Membongkar master silinder dilakukan jika kaliper telah diperbaiki tetapi
rem masih mengalami kemacetan, dengan terlebih dahulu minyak remnya, lepaskan
saluran minyak, kemudian lakukan pembongkaran piston master silinder dan
bersihkan dengan air bersih. Jika tidak ada cacat maka master silinder dapat dipasang
kembali dan jika ada yang cacat atau rusak maka master silinder harus diganti.
B. Rem yang bergetar
Rem yang bergetar pada disc brake dimungkinkan terjadi karena permukaan
disc atau piringan yang tidak rata. Penanganan yang harus dilakukan sama dengan
penanganan kondisi rem yang terlalu mengkilap yaitu dengan cara pembubutan,
sedangkan untuk kondisi pad rem yang mengeras atau telah habis bentuk
penanganannya harus mengganti. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Melepaskan piringan (disc) dari poros roda depan.
a) Melepas roda bagian depan
b) Mengendorkan baut pengunci disc dengan cara menginjak rem sehingga pada
saat baut dikendorkan, disc tidak ikut berputar.

Page 35
25
c) Melepas baut pengunci, selang rem, dan kemudian angkat kaliper untuk
kemudian dibersihkan.
d) Lepaskan disc dengan terlebih dahulu melepas baut penguncinya.
2. Meratakan permukaan piringan (disc).
Kondisi permukaan piringan akan sangat mempengaruhi proses pengereman.
Proses pembongkaran dilakukan untuk mengetahui bahwa kondisi permukaan
piringan sudah tidak rata. Untuk itu maka permukaan piringan harus diratakan.
Proses perataan piringan biasanya dilakukan di bengkel bubut. Kondisi permukaan
yang tidak rata disebabkan oleh kondisi pad yang sudah habis sehingga piringan
akan bergesekan terus dengan besi pad. Gesekan tersebut akan mengakibatkan panas
pada piringan dan besi pad sehingga menurunkan kualitas dari piringan. Selain
menjadikan permukaan piringan tidak rata, gesekan pada piringan akan menjadikan
piringan menjadi tipis.
3. Memasang piringan atau disc
a) Memasang disc pada poros roda kemudian mengencangkan baut
penguncinya.
b) Memasang kembali kaliper dan pad rem kemudian mengencangkan baut-
baut penguncinya.
c) Pastikan seluruh baut sudah terkunci dengan kuat dan tidak ada komponen
yang tidak terpasang.
d) Memasang kembali rodanya dan kencangkan keempat baut penguncinya.

Page 36
26
C. Rem berbunyi
Munculnya suara atau bunyi dari rem dimungkinkan terjadi karena banyak
hal. Proses penanganan yang sesuai dengan analisa yang dilakukan akan mampu
untuk menghilangkan suara atau bunyi pada rem. Penanganan rem berbunyi dapat
dilakukan sebagai berikut:
a) Munculnya suara atau bunyi pada rem diakibatkan oleh pad yang sudah aus
atau mengeras, langkah yang harus dilakukan adalah dengan cara
mengganti pad tersebut.
b) Munculnya suara yang diakibatkan penyetelan kedudukan bantalan nap
roda yang tidak atau terlalu longgar, langkah penanganannya adalah harus
melakukan pembongkaran dan kemudian melakukan penyetelan yang
sesuai.
c) Munculnya suara yang diakibatkan oleh rusak atau ausnya shim anti bunyi,
langkah penanganan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan
pembongkaran kaliper kemudian mengganti shim anti bunyi dengan yang
baru.

Page 37
27
G. Trouble Shooting
Gangguan
Penyebab
Analisis
Cara mengatasi
Pedal rem
rendah atau
ringan
1. Pad rem tipis
2. Kebocoran
pipa rem
3. Silinder
master rusak
4. Ada udara
dalam pipa rem
1. Bongkar kaliper
dan lihat pad rem
2. Lihat sambungan
pipa rem
3. Bongkar silinder
master dan lihat
piston apakah ada
luka
4. Lakukan pem-
buangan udara
1. Ganti pad rem
2. Perbaiki
kebocoran
3. Bubut atau ganti
master silinder
4. Tekan pedal
berulangkali
kemudian
kendorkan nepel
dengan pedal
rem masih di
tekan,lakukan
sampai tidak
ada gelembung
udara
Timbul
suara
gesekan
pada saat
direm
1. pad rem aus
2. Terjadi gesek-
an antara
kaliper dengan
rotor atau roda
3. Terjadi
pergesekan
antara penutup
debu dengan
rotor
4. Terjadi
pergesekan ban
terhadap
rangka atau
bodi
1. buka ban dan pe-
riksa limit pad rem
2. Cek baut pengunci
roda
3. Periksa penutup
debu
4. Periksa ban apakah
bersinggungan
dengan bodi
1. Ganti pad rem
2. Kencangkan
baut pengunci
roda
3. Ganti penutup
debu jika rusak
4. Ganti yang
diperlukan
Rem macet
1. Batang
pendorong
booster salah
penyetelan
2. Saluran rem
tersumbat
1. Periksa batang
pendorong booster
2. Periksa pipa rem
1. Setel batang
pendorong
booster
2. Perbaiki
seperlunya

Page 38
28
3. Silinder roda
atau piston
kaliper macet
4. Master silinder
rusak
5. pad rem retak
3. Bongkar kaliper
dan bersihkan
4. Periksa master
silinder apakah
piston master
silinder tergores
5. Periksa pad rem
3. Perbaiki
seperlunya
4. Perbaiki atau
ganti seperlunya
5. Ganti pad rem
Timbul
suara
menggerit
1. Plate penahan
pad lepas atau
kendor
2. Baut pemasang
kendor
3. Bushing
peluncur aus
1. Periksa plate
penahan pad
2. Periksa baut
pemasang
3. Periksa bushing
peluncur
1. Kencngkan
plate penahan
2. Kencangkan
3. Ganti bushing
peluncur
Pedal berat
tetapi
pengereman
kurang
1. Pad rem aus
2. Piston macet di
dalam silinder
3. Booster rem
rusak
4. Terjadi
kebocoran
vakum
5. Saluran
tersumbat
1. Periksa pad rem
2. Periksa piston
3. Periksa booster
rem
4. Periksa saluran
vakum
5. Periksa pipa rem
1. Ganti pad rem
2. Perbaiki silinder
3. Perbaiki booster
rem
4. Perbaiki
seperlunya
5. Perbaiki
seperlunya
Timbul
suara
menderit
pada rem
1. Pelapis atau
pad rem
kotor,tercemar
atau berkaca
2. Kesalahan
penggunaan
pelapis atau
pad rem
3. Pedal rem atau
batang
pendorong
booster salah
penyatelan
1. Lepas dan periksa
pad rem
2. Periksa pelapis
atau pad rem
3. Periksa pedal atau
batang pendorong
1. Bersihkan atau
perbaiki
2. Ganti
3. Setel
Timbul
suara
menderit
walau tidak
direm
1. Pedal rem atau
batang
pendorong
booster rem
salah
penyetelan
1. Periksa pedal atau
batang pendorong
1. Setel

Page 39
29
2. Daya kembali
booster rem
atau silinder
master atau
silinder roda
lemah
3. Piston berkarat
atau macet
4. Rotor
bergesekan
dengan rumah
rem
5. Pad rem aus
2. Periksa booster
rem
3. Bongkar kaliper
dan periksa
4. Periksa rotor jika
terjadi gesekan
5. Periksa limit pad
rem
2. Perbaiki atau
ganti
3. Bersihkan dan
lumasi
seperlunya
4. Perbaiki
5. Ganti
Pengereman
harus
berulang-
ulang
1. Part kit silinder
pada master
silinder rusak
2. Pipa rem bocor
3. Setelan
tekanan angin
master silinder
kurang pas
4. Karet pada
booster rem
rusak
5. Pegas pada
booster rem
lemah
1. Bongkar silinder
master dan periksa
part kitnya
2. Periksa pipa rem
3. Periksa tekanan
angin master
silinder
4. Periksa karet
booster rem
5. Bongkar dan
periksa pegas
booster rem
1. Ganti part kit
2. Ganti pipa rem
3. Setel ulang
(menyesuaikan
tekanan)
4. Ganti karet
booster rem
5. Ganti pegas
booster
Minyak rem
berkurang
sendiri
1. Sil pada master
silinder retak
2. Klem pada
pipa rem
rusak
3. Piston master
silinder luka
1. Periksa sil master
silinder
2. Periksa klem pipa
rem
3. Bongkar master
silinder dan
periksa piston
master silinder
1. Ganti sil master
silinder
2. Ganti klem
3. Ganti piston

Page 40
30
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penulisan laporan proyek akhir diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pada rangkaian rem depan Disc Brake terdapat 4 komponen utama, diantaranya
adalah : Boster, Master Silinder, Kaliper, dan piringan ( Disc Brake )
2. Kerusakan yang sering terjadi pada sistem rem Disc Brake dengan penggerak
hidrolik tidak akan terjadi jika dilakukan perawatan secara teratur dan berkala,
perawatan dan pemeriksaan secara rutin akan mampu mendeteksi gangguan
pada disc brake.
3. Konsruksi sederhana karena menggunakan rem piringan (disc brake) tipe
mengambang. Pada jenis rem ini menggunakan satu buah piston sebagai
penggerak pada rem.
B. SARAN
Dari laporan di atas maka saran yang dapat diambil dan perlu diperhatikan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Rem hendaknya dilakukan pemeriksaan secara berkala mengingat fungsi rem
yang sangat penting.
2. Perlunya mengetahui cara pemakaian rem yang baik dan benar.
30

Page 41
31
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 2002.Teori dan Perbaikan Rem Mobil. Bandung : Yrama Widya
Daryanto, 2002. Teknik Merawat Mobil Lengkap. Bandung :Yrama Widya
Moch, Kasim, Husni. 1997. Teori Chasis dan Body. Jakarta : Depdikbud
Toyota, 1995. “New Step 1 Training Manual” Jakarta : PT. Toyota Astra Motor
Toyota, 1995. “New Step 2 Training Manual” Jakarta : PT. Toyota Astra Motor

Page 42
Chasis Stand tampak Depan
Chasis Stand tampak Samping

Page 43
Chasis Stand tampak Belakang
Chasis Stand tampak Atas
Page 44
Master Silinder
Boster Rem

Page 45
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
Gedung E-1 Kampus Sekaran Gunungpati Telp/Fax (024) 8508101-8058009
Email : ft_unnes@yahoo.com Semarang - 50229
KEPUTUSAN
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Nomor : 338 /FT-UNNES/2006
TENTANG
PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR MAHASISWA
Menimbang
: Bahwa untuk memperlancar para mahasiswa Fakultas Teknik membuat TA maka
perlu menunjuk dan memberi tugas kepada Dosen Fakultas Teknik untuk menjadi
pembimbing.
Mengingat
: 1. SK. Rektor Universitas Negeri Semarang, Semarang nomor 45/0/2001 tanggal
14 Juni 2001 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan di UNNES Semarang.
2. SK. Rektor nomor 73/1995 tanggal 17 Juli 1995 tentang Pedoman,
Penyusunan Skripsi / TA mahasiswa Strata Satu IKIP Semarang.
3. SK Rektor UNNES nomor 124/P/2003 tanggal 17 Oktober 2003 Tentang
Pengangkatan Dekan Fakultas Teknik UNNES.
Memperhatikan
: Usul Ketua Jurusan Teknik Mesin
Tentang penetapan Dosen Pembimbing Tugas Akhir mahasiswa
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama
: Menunjuk dan memberi tugas kepada :
Nama
: Drs. Sudartono, M.Pd
NIP
: 130354839
Pangkat / Golru
: Pembina Utama Madia/IV d
Jabatan
: Lektor Kepala
Untuk membimbing TA mahasiswa :
Nama
: Arif Sugiarto
NIM
: 5250302509
Program Studi
: D3 Teknik Mesin
Kedua
: Pelaksanaan tugas mulai 12 Juni 2006 s/d 13 Juni 2007
Ketiga
: Membuat laporan kepada Dekan, apabila telah selesai.
Keempat
: Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
Tembusan : Yth.
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Page 46
Tembusan :
1. Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
2. Pembantu Dekan II Fakultas Teknik
3. Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

You might also like