Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
1
PEMBAHASAN
Medan adalah suatu wilayah yang memiliki fenomena fisik dan fenomena
fisik tersebut secara matematika direpresentasikan oleh sebuah fungsi yang
memiliki nilai di tiap titiknya. Kecepatan angin dan gaya gravitasi adalah
beberapa contoh medan yang sering dirasakan sehari-hari.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan
gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum
gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang
cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Jadi, Medan Gravitasi adalah adalah medan yang menyebabkan suatu
benda bermassa mengalami gaya gravitasi. Medan ini dibangkitkan oleh suatu
benda bermassa. Didefinisikan secara rumus matematis sebagai besar gaya tarik
dibagi massa benda.
Medan tersebut memainkan suatu peranan perantara di dalam pemikiran
kita mengenai gaya-gaya di antara partikel massa. Menurut pandangan ini kita
mempunyai dua bagian yang terpisah terhadap soal kita. Pertama, kita harus
menentukan medan yang ditimbulkan oleh suatu distribusi partikel massa yang
diberikan. Dan kedua, kita harus menghitung gaya yang dikerahkan oleh medan
ini pada partikel massa yang lain yang ditempatkan di dalam medan tersebut.
Misal, tinjaulah bumi sebagai sebuah massa terisolasi. Jika sebuah benda
dibawa sekarang ke dekat bumi tersebut, maka sebuah gaya dukerahkan pada
benda. Gaya ini mempunyai arah dan besar tertentu di setiap titik di dalam ruang.
Arahnya dalah di dalam arah radial menuju pusat bumi dan besarnya adalah mg.
Maka, kita dapat mengasosiasikan dengan setiap titik di permukaan bumi sebuah
vektor g yang sama dengan percepatan yang akan dialami oleh benda tersebut
seandainya benda tersebut dilepaskan di titik ini. Karena
g= Fm
maka kita dapat mendifinisikan kekuatan medan gravitasi di setiap titik sebagai
gaya gravitasi persatuan massa di titik tersebut. Kita menghitung gaya dari medan
2
dengan mengalihkan saja g dengan massa m dari pertikel yang ditempatka di
suatu titik.
Medan gravitasi adalah sebuah contoh medan vektor, dan setiap titik di
dalam medan ini mempunyai sebuah vektor yang diasosiasikan dengan titik
tersebut. Medan gravitasi yang berasal dari sebuah distribusi materi yan tetap
adalah sebuah contoh medan stasioner, karena nilai medan yang di sebuah titik
yang diberikan tidak berubah dengan waktu.
Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil
dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di
permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi
ini sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan
3
dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600
(60 x 60 = 602 = 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60
hasilnya sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang
diperoleh melalui perhitungan.
Selain faktor jarak, Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga
bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton bahwa jika ada gaya aksi
maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya gravitasi
kepada benda lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar
tetapi berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan reaksi
sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua benda
yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, eyang Newton menyatakan
hubungan antara massa dan gaya gravitasi. Secara matematis ditulis sbb :
MB adalah massa bumi, Mb adalah massa benda lain dan r adalah jarak antara
pusat bumi dan pusat benda lain.
4
Newton mencetuskan Hukum Gravitasi Universal dan mengumumkannya
pada tahun 1687. Hukum gravitasi Universal itu berbunyi demikian :
“Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya
sebanding dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut”.
Secara matematis, besar gaya gravitasi antara partikel dapat ditulis sbb :
dimana :
5
Jadi jika sebuah benda terletak di setiap titik di dekat bumi, maka pada
benda tersebut bekerja sebuah vektor g yang sama dengan percepatan yang akan
dialami apabila benda itu dilepaskan. Vektor g tersebut dinamakan kekuatan
medan gravitasi. Secara matematis, besar g dinyatakan sebagai berikut :
Untuk persoalan gravitasi yang bekerja antara bumi dan benda-benda yang
terletak di permukaan bumi, m1 pada persamaan di atas adalah massa bumi (mB),
m2 adalah massa benda (m), dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi, yang
merupakan jari-jari bumi (rB). Gaya gravitasi yang bekerja pada bumi merupakan
berat benda, mg. Dengan demikian, persamaan di atas kita ubah menjadi :
6
G dan g merupkan dua hal yang berbeda. g adalah percepatan gravitasi,
sedangkan G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Setelah G ditemukan, manusia baru bisa mengetahui massa bumi lewat
perhitungan menggunakan persamaan ini. Hal ini bisa dilakukan karena telah
diketahui konstanta universal, percepatan gravitasi dan jari-jari bumi.
C. POTENSIAL GRAVITASI
Ini adalah persamaan percepatan gravitasi efektif. Jika ditanyakan
percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu di dekat permukaan bumi, maka kita
dapat menggunakan persamaan ini. Jika kita menghitung berat benda yang terletak
di permukaan bumi, kita menggunakan mg.
Tanda minus pada gaya di atas karena arah gayanya adalah ke pusat
koordinat. Jelas dari hasil di atas bahwa gaya gravitasi adalah gaya konservatif.
Karena itu kita dapat mendifinisikan konsep energi potensial gravitasi melalui :
7
Gerak benda-benda di dalam tata surya dapat dideduksi dari hukum-
hukum gerak dan hukum gravitasi universal. Seperti yang ditunjukkan oleh
Kepler, semua planet bergerak di lintasan eliptis dengan matahari berada di satu
titik pusat. Kita dapat mempelajari banyak mengenai gerak planet dengan
meninjau kasus khusus mengenai lintasan lingkaran. Gaya antar planet diabaikan
dengan hanya memperhatikan interaksi anatara matahari dan sebuah planet yang
diberikan. Pertimbangan ini juga berlaku pada satelit.
Tinjau dua benda sferis yang massanya M dan m masing-masing bergerak
di dalam lintasan-lintasan lingkaran di bawah pengaruh dari tarikan gravitasi
lainnya. Titik pusat massa dari sistem dua benda ini terletak sepanjang garis yang
menghubungkan benda-benda di suatu titik C sehingga mr= MR. Jika tidak ada
gaya luar yang beraksi pada sistem ini, maka titik pusat massa tidak mempunyai
percepatan. Dalam kasus ini kita memilih C sebagai titik asal dari kerangka
referensi kita. Benda besar yang massanya M bergerak di dalm sebuah lintasan
yang jari-jarinya R adalah konstan dan benda kecil yang massanya m bergerak di
dalam sebuah lintasan yang jari-jarinya R adalah konstan dan benda kecil yang
massanya m bergerak ke sebuah lintasan yang jari-jarinya r adalah konstan, dan
yang kedua-duanya mempunyai kecepatan sudut ω yang sama. Supaya hal ini
terjadi maka gaya gravitasi yang bereaksi pada setiap benda haruslah
menyediakan percepatan sentripetal yang diperlukan. Karena gaya-gaya gravitasi
ini adalah sepasang aksi-reaksi, maka gaya-gaya sentripetal tersebut haruslah
sama besarnya tapi,berlawanan arahnya. Yakni, mω2r (besarnya gaya sentripetal
yang dikerahkan oleh M pada m) haruslah menyamai Mω2R (besarnya gaya
sentripetal yang dikerahkan oleh m pada M). Bahwa hal ini memang adalah
demikian di dapatkan dengan segera, karena mr=MR sehingga mω2r =Mω2R.
Maka, persyaratan spesifik adalah bahwa gaya gravitasi pada salah satu benda
haruslah menyamai gaya sentripetal yang diperlukan untuk mempertahankan
gerak benda tersebut di dalam lintasan lingkarannya, yakni :
GMmR+r2= mω2r
Jika sebuah benda mempunyai massa yang jauh lebih besar daripada benda
yang lain, seperti pada kasus mengenai matahari dan sebuah planet, maka
jaraknya dari titik pusat massa adalah jauh lebih kecil daripada jarak benda yang
8
lainnya dari titik pusat massa. Maka R dapat diabaikan terhadap r. Sehingga
persamaannya menjadi :
GM8 = ω2r3
Dimana Ms adalah massa matahari. Jika kita menyatakan kecepatan sudut dengan
menggunakan perioda perputaran, ω = 2π/T, maka kita mendapatkan
GMs = 4π2r3T2
Inilah persamaan dasar dari gerak planet. Persamaan tersebut berlaku juga untuk
lintasan-lintasan elips jika kita mendefenisikan r sebagai sumbu semi-mayor dari
elips tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdsarkan uraian dari bab-bab sebelumya maka kita dapat mengambil
kesimpulan yaitu :
dimana :
10
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit
Erlangga
Kanginan, Marthen, 2002, Fisika untuk SMA kelas X, Semester 1, Jakarta :
Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),
Jakarta : Penerbit Erlangga
11
12