You are on page 1of 9

PENCEMARAN UDARA

Secara umum terdapat 2 sumber pencemaran udara yaitu pencemaran akibat sumber
alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia
(aniropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain.

Sumber alamiah
1. Akibat Letusan Gunung Berapi

Gambar1. pencemaran udara akibat letusan gunung berapi

Indonesia merupakan negara di dunia yang paling banyak memiliki gunung berapi (sekitar
137 buah dan 30% masih dinyatakan aktif). Oleh sebab itu Indonesia mudah mengalami
pencemaran secara alami. Selain itu adanya kebakaran hutan akibat musim kemarau panjang
ataupun pembakaran hutan yang disengaja terjadi di Kalimantan dan di Sumatera dalam tahun
1997 dan tahun 1998 menyebabkan terjadinya pencemaran yang cukup menghawatirkan, karena
asap tebal hasil kebakaran tersebut menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia.
Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi,
transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal tersebut menyebabkan
terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi tabrakan.
Selain itu asap itu merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang
tenggorokan, radang paru-paru dan sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah
berupa asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap
dari industri.

Contoh dari komposisi gas vulkanik, dalam volume persen konsentrasi


(from Symonds et. al., 1994)(dari Symonds et. al., 1994)

Gas vulkanik mempunyai potensi bahaya terbesar bagi orang-orang, hewan, pertanian, dan
properti belerang dioksida, karbon dioksida, dan hidrogen fluoride.Secara lokal, gas sulfur
dioksida dapat mengakibatkan hujan asam dan polusi udara melawan arah angin dari gunung
berapi. Secara global, letusan besar yang mengeluarkan volume belerang aerosol ke stratosfer
dapat mengakibatkan penurunan temperatur permukaan dan penipisan lapisan ozon. Karena gas
karbon dioksida lebih berat daripada udara, maka dapat mengalir ke daerah dataran rendah dan
mengumpul di dalam tanah. Konsentrasi gas karbon dioksida di area ini dapat mematikan orang-
orang, hewan, dan vegetasi. Beberapa letusan juga mengeluarkan senyawa fluor yang cukup
untuk terdeformasi atau membunuh binatang yang merumput di vegetasi dilapisi dengan abu
gunung berapi. Senyawa fluor cenderung menjadi konsentrasi pada abu halus partikel, yang
dapat dicerna oleh hewan.
2. Akibat Kebakaran Hutan

Gambar pencemaran udara akibat kebakaran hutan

Kebakaran hutan merupakan proses yang paling dominan dalam kemampuannya


menimbulkan polutan, di samping juga proses atrisi dan penguapan. Karena dari pembakaran
itulah akan meningkatkan bahan berupa substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara
normal yang mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi dan memberikan efek terhadap
manusia, hewan, vegetasi dan material.
Atas dasar hal tersebut, jadi jelas-jelas bahwa akibat adanya kebakaran hutan akan
menghasilkan polusi udara. Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang dapat mencemari
udara, diantaranya adalah bahan polutan primer, seperti: hidrokarbon dan karbon oksida, karbon
dioksida, senyawa sulphur oksida, senyawa nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. Adapun
polutan berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus bercampur
dengan debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.

Sumber buatan manusia atau sumber anthropogenic


Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-macam antara
lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :

1. Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri,
kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap,
debu, grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).
2. Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen, keramik, aspal.
Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
3. Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral and logam. Bahan pencemar yang
dihasilkan terutama adalah debu.
4. Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan, daging, ikan,
dan penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu, dan bau.
5. Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Pencemarannya
terutama adalah dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya
yang teruatam adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
6. Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses
pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan
antara lain adalah debu, uap dan gas-gas
7. Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang
semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.
8. Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah gas-gas dan
debu radioaktif
Zat Pencemar
Di dunia dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia
yaitu :
1. Karbon monoksida (CO),
2. Oksida. Sulfur (Sox),
3. Nitrogen Oksida(NOx),
4. Partikulat, Hidrokarbon (HQ,
5. Oksida foto kimia
6. Ozon.
Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi
kendaraan bermotor kendaraan bermotor mengeluarkan. zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak. negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan,
seperti timbale/timah hitam (Pb) Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal.
Masyarakat miskin di Jakarta sangat dirugikan oleh pencemaran udara mereka dipastikan
banyak menderita berbagai macam penyakit. Namun sebaliknya masyarakat kalangan atas
terhindar dari serangan pencemaran udara ini karena dapat tinggal di rumah yang tertutup,
terlindung dari pencemaran udara (dengan air condition terpasang dalam gedung mereka. atau
mengendarai mobil tertutup dengan AC yang sejuk). Para pengemudi bis umum sendiri terserang
oleh pencemaran udara karena mereka bersama-saina dengan masyarakat miskin lainnya berada
di udara terbuka penuh dengan udara. beracun. Menurut penelitian seorang ahli lingkungan
Indonesia 98.80% bis umum di Jakarta mengeluarkan gas buang yang melanggar ambang batas
emisi udara. Kesadaran pengusaha angkutan bis dan pengemudi bis Jakarta menyangkut
pencemaran udara sangat rendah.
Selain itu pencemaran udara dapat menimbulkan hujan asam, pengikisan lapisan ozon,
kerusakan pada tanaman, pelapukan bangunan atau patung-patung yang terbuat dari batu serta
dapat mempercepat empat kali lebih cepat proses pengaratan pada benda-benda yang terbuat dari
besi. Yang lebih mengerikan lagi adalah bahwa pencemaran udara ini dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan lebih jauh yaitu menimbulkan efek rumah kaca.
Gambar. Ilustrasi terjadinya global warming

Pengaruh masing-masing zat pencemar udara tersebut terhadap makhluk hidup dijelaskan sbb:

1. Sulfur Oksida (SOx)


Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang
tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut
sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem
pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2
sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar
1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua
dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

2. Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara
normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi
bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah
yaitu haemoglobin.

3. Nitrogen Dioksida (NO2)


NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh
gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan
mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau
kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap
manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.

4. Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen
fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna
untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian
30km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah
molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom
oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di
daerah panjang gelombang 240-320 nm.

5. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru
yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan
padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.

6. Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas
khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin
sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.Selain bau yang
menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas
khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat
membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan.
Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses
yang terjadi di bawah ini.

7. Partikulat Debu (TSP)


Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat
langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa
ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih
besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.

8. Timah Hitam (Pb)


Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang
menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan
akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau
diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit
kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.

Parameter Dihasilkan dari Jenis


No. Pengaruh
pencemar Bahan Bakar
1. Karbon - Bensin/Premi - Menurunkan kapasitas darah untuk
Monoksida x membawa oksigen
(CO) - BBm 2 Tak - Melemahkan kemampuan berpikir
- Gas - Memperberat penyakit jantung dan
pernapasan
- Menyebabkan sakit kepala
(pusing)
2. Karbon - Bensin/Premi - Mempengaruhi iklim dunia
Dioksida x - Melalui green house
(CO2) - BBM 2 Tak effect
- Gas
3. Nitrogen - Bensin/Premi - Memperberat penyakit jantung dan
Dioksida x pernapasan
(NO2) - Solar - Iritasi paru-paru
- BBM 2 Tak - Menyebabkan hujan asam
- Menghambat pertumbuhan
- Menurunkan visualitas atmospir
4. Hidrokarbon - Bensin/Premi - Melalui sistem pernapasan ,
(HC) x beberapa senyawa hidrokarbon
- Solar dapat menyebabkan kanker
- BBM 2 Tak
5. Partikel debu, - BBM 2 Tak - Menyebabkan kanker
jelaga, asap - Solar - Mmperberat penyakit jantung dan
pernapasan
- Mengganggu fotosintesa tanaman
- Menurunkan visualitas atmospir

You might also like