You are on page 1of 11

BAB IV

Permasalahan Ekonomi

A. Perbedaan antara Ekonomi Mikro dan Makro

Ekonomi Mikro

Ekonomi mikro adalah salah satu bidang ilmu ekonimi yang melihat dan menganilisis

kegiatan ekonomi dalam bagian-bagian kecil dari keseluruhan.

Aspek analisis :

 Analisis biaya dan manfaat

 Teori permintaan dan penawaran

 Elastisitas

 Bentuk-bentuk pasar

 Industri

 Teori biaya nilai guna

 Teori produksi

Ekonomi Makro

Ekonomi makro adalah salah satu bidang ilmu ekonomi yang melihat dan

menganilisis kegiatan ekonomi di suatu negara dengan analisis yang bersifat menyeluruh.
Aspek analisis :

 Pendapatan nasional

 Neraca pembayaran dan kurs valuta asing

 Kesempatan kerja

 Inflasi

 Pengangguran

 Investasi

 Pertumbuhan ekonomi

 Suku bunga dan perkembangan pasar saham

B. Permasalahan Ekonomi yang Dihadapi Indonesia

1. Korupsi

Indonesia masuk sepuluh besar negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia. Hal

tersebut merupakan salah satu alasan para investor enggan menanamkan modalnya di

Indonesia

2. Kemiskinan

Kemiskinan menciptakan generasi yang lemah dengan tingkat produktivitas yang rendah.

Tingginya angka kemiskinan akan menghambat pembangunan ekonomi.

3. Keterbelakangan

Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat penguasaan teknologi yang

kalah dibanding negara lain. Selain itu, masyarakatnya memiliki kedisiplinan,

keterampilan serta pendidikan formal yang rendah.


4. Pengangguran

Terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan terjadinya pengangguran. Kedua, Indonesia

memiliki pertumbuhan penduduk yang lebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan

kerja.

5. Pemerataan pendapat

Hasil-hasil pembangunan yang kurang merata dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

Selam ini pembangunan hanya terkonsentrasi kota-kota besar di Jawa saja.

6. Penerimaan negara

Pemerintah terus berusaha untuk lebih mengoptimalkan penerimaan dalam negeri.

Kegiatan perdagangan dan laba yang diperoleh BUMN merupakan penerimaan dalam

negeri yang dapat diandalkan.

7. Standar hidup yang rendah

Standar hidup yang rendah dimanifestasikan secara kuantitatif dalam bentuk jumlah

pendapatan yang rendah, perumahan yang kurang layak, kesehatan buruk, pendidikan

rendah dan kesempatan kerja yang rendah.

8. Produktivitas yang rendah

Produktivtas yang rendah berhubungan langsung dengan kelesuan fisik, serta

ketidaksanggupan para pekerja, baik fisik maupun emosional untuk menahan tekanan

dalam lingkungan sehari-hari.

9. Konflik sosial dan ancaman diintehrasi bangsa

Konflik sosial dan ancaman disintegrasi bangsa pada daasarnya bukan permasalahan

ekonomi. Namun, permasalahan tersebut secara langsung mempengaruhi ekonomi.


BAB V
PENDAPATAN NASIONAL

A. Arti Pendapatan Nasional


a. Pendekatan Produksi
Jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara pada periode
tertentu, biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam satuan mata uang.
b. Pendekatan Pendapatan
Jumlah seluruh pendapatan yang diperoleh para pelaku ekonomi suatu negara pada
periode tertentu, biasanya satu tahun.
c. Pendekatan Pengeluaran
Jumlah seluruh pengeluaran sektor ekonomi , yakni sektor rumah tangga , sektor
perusahaan , sektor pemerintah dan sektor luar negeri suatu negara selama periode
tertentu, biasanya satu tahun.

B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Nilai Produksi,


Pengeluaran dan Pendapatan
1. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Nilai Produksi
Metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan nilai produksi dapat
dihitung dengan rumus :
Y = {(P1 x Q1) +(P2 x Q2) + … + ( Pn x Qn)}
2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran
Metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dihitung
dengan rumus :
Y = C + I + G + ( X –M )
3. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan
Pendapatan nasional menurut pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Y=W+r+i+P

C. Macam – macam Pendapatan nasional


1. Produk Domestik Bruto
Jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh masyarakat suatu negara
selama satu tahun
2. Produk Nasional Bruto
Jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara selama satu
tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat negara tersebut yang
berada dinegara lain.
3. Produk Nasional Neto
Jumlah nilai barang dan jasa yang diperoleh dengan cara mengurangi GNP dengan
penyusutan (depresiasi)
4. Pendapatan Nasional Neto
Jumlah seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai balas jasa faktor
produksi selama satu tahun setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax).
5. Pendapatan Perseorangan
Jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat tidak semua
pendapatan Nasional Neto akan sampai ke tangan setip orang dalam masyarakat.
Akan tetapi, NNI harus dikurang dulu oleh iuran asuransi , iuran jaminan sosial , laba
ditahan, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
6. Pendapatan Bebas
Pendapatan yang sudah menjadi hak mutlak bagi penerimanya

D. Tujuan dan Manfaat Menghitung Pendapatan Nasional


Tujuan menghitung pendapatan nasional adalah :
1. Untuk mengetahui kemajuan perekonomian suatu negara
2. Untuk menganalisis faktor – faktor yang memengaruhi kemajuan ekonomi suatu
negara
3. Untuk memperoleh taksiran nilai barang dan jasa secara akurat
4. Untuk membantu membuat rencana pembangunan
Sedangkan manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah :
1. Dapat mengetahui struktur ekonomi suatu negara, apakah tergolong sebagai negara
agraris, industri atau jasa. Hal itu bias diketahui oleh lapangan usaha yang
memberikan sumbangan terbesar terhadap pendapatan nasional
2. Sebagai dasar membuat kebijakan ekonomi pemerintah
3. Dapat membandingkan keadaan dari waktu ke waktu
4. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antardaerah disuatu negara
5. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antarnegara

E. Komponen Pendapatan Nasional dan Faktor – Faktor yang Memengaruhi


Pendapatan Nasional
1. Komponen Pendapatan Nasional Berdasarkan Pendekatan Nilai Produksi
Berdasarkan pendapatan nilai produksi, pendapatan nasional diperoleh dari
penjumlahan seluruh hasil produksi berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan (lapanagn usaha di suatu negara selama satu tahun.
2. Komponen Pendapatan Nasional Berdasarkan Pendekatan Pendapatan
Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional duiperoleh dari
penjumlahan seluruh pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi.
3. Komponen Pendapatan Nasional Berdasarkan Pendekatan Pengeluaran
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional diperolah dari
penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku ekonomi
(rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan mesyarakat luar negeri)

F. Faktor –Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional


Faktor yang bisa memengaruhi besar kecilnya pendapatn nasional yang diperolah suatu
negara
1. Kualitas sumbar daya manusia
2. Potensi sumber daya alam
3. Jumlah modal yang digunkan
4. Stabilitas keamanan
5. Kebijakan pemerintah
6. Keadaan geografi dan geologis
7. Konsumsi, tabungan dan investasi

G. Pendapatan Per Kapita


Pendapatan per Kapita adalah pendapatan rata – ratapenduduk suatu negara pada
periode tertentu (umumnya satu tahun)
Manfaat menghitung Pendapatan Per Kapita
a. Dapat mengetahui tingkat perekonomian suatu negara
b. Dapat mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara
c. Dapat melihat perebangan perekonomian dan kemakmuran suatu negara
d. Dapat membandingkan tingakat kemakmuran (standar hidup) antarnegara
e. Dapat digunakan sebagai pedoman pengambilan kebijakan ekonomi bagi
pemerintah
f. Dapat memberikan data – data mengenai kependudukan, seperti jumkah penduduk,
pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun.
BAB VI
KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI

A. Pengertian Fungsi Matematis dalam Ekonomi

Fungsi merupakan suatu hubungan matematis yamg menyatakan


ketergantungan antara satu variabel dan variabel lain. Unsur-unsur pembentuk suatu
fungsi yaitu variabel, koefisien, dan konstanta.

Contohnya :

Pengaruh pendapatan seseorang terhadap tingkat konsumsinya. Dalam contoh


ini, pendapatan adalah variabel bebas dan konsumsi adalah variabel terikat. Hal ini
tampak bahwa konsumsi seseorang akan ditentukan oleh pendapatannya. Jika
pendapatan diberi notasi X dan konsumsi Y maka fungsi konsumsi secara matematis
sebagai berikut.

Y =f ( X)

Keterangan :

Y = konsumsi

X = pendapatan

f = fungsi

Bentuk Y = f(X) menunjukkan bahwa Y fungsi dari X yang berarti besar kecilnya
nilai Y akan tergantung pada nilai X.

Kemudian, tanda (+) atau (-) di depan koefisien menunjukkan slop kemiringan.
Jika tanda (+), arah garis positif (garis naik dari kiri bawah ke kanan atas). Jika
tandanya (-), garis negatif (kemiringan garis negatif).
B. Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Konsumsi adalah bagian pendapatan masyarakat yang digunakan untuk


membeli barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Dalam konsumsi, dikenal dengan adanya istilah marginal propensity to consume


(MPC), yaitu kecenderungan masyarakat untuk berkonsumsi.

Konsumsi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagai


berikut:

1. Pendapatan atau tingkat kekayaannya;


2. Tingkat social ekonomi;
3. Tingkat harga yang berlaku dan harga barang lain atau barang substitusi;
4. Selera konsumen;
5. Tingkat suku bunga yang berlaku.

Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan


untuk berkonsumsi. Tabungan dalam kaitannya dengan pendapatan nasional dapat
dinotasikan Y = C + S.

Perubahan tabungan dalam masyarakat dapat terjadi karena dua hal, yaitu

1. Berubahnya pendapatan masyarakat;


2. Berubahnya pola hidup masyarakat
Fungsi konsumsi adalah yang menunjukkan hubungan antara konsumsi dan
pendapatan. Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara
tabungan dengan pendapatan. Dalam teori konsumsi, Keynes mengemukakan bahwa
setiap pertambahahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan
pertambahan tabungan (saving).

Jika fungsi konsumsi dan fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk
umumnya sebagai berikut.

C=f (Y ) atau S=f (Y )

Keterangan :

C = konsumsi

S = tabungan

Y = pendapatan

f = fungsi

Dalam bentuk persamaan linier, notasi fungsi konsumsi tabungan menjadi:

C = a + bY atau S = -a + (1 – b)Y
a = konsumsi otonom ialah besar konsumsi pada saat pendapatan nol

a dapat dicari dengan rumus berikut.

a = (APCn – MPC) Yn

b = hasrat mengonsumsi marginal (marginal propensity to consume) atau MPC

(1 – b) = hasrat menabung marginal (marginal propensity to save) atau MPS

MPS + MPC = 1

C. Investasi
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi
finansial.
Investasi riil adalah investasi terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-
barang modal) yang akan digunakan untuk proses produksi. Jenis investasi ini
dibedakan menjadi tiga komponen:
1. Investasi tetap perusahaan;
2. Investasi untuk perusahaan;
3. Investasi perubahan bersih persediaan perusahaan.

Contoh investasi riil, yaitu pembelian peralatan atau mesin-mesin oleh suatu
perusahaan untuk melakukan proses produksi.

Investasi finansial merupakan jenis investasi surat-surat berharga, misalnya


pembelian saham, obligasi, atau sertifikat BI.

Investasi riil dan finansial yang meningkat akan meningkatkan pendapatan nasional.
Dalam investasi, ada yang disebut dengan ekspektasi masa depan, artinya tingkat
harapan dan kepercayaan dalam dunia usaha. Jika kalangan pengusaha beranggapan
bahwa kondisi ekonomi akan membaik pada masa depan, investasi cenderung
meningkat.

Faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah tingkat suku bunga. Namun,
ada beberapa faktor lain yang memengaruhi tingkat investasi, antara lain sebagai
berikut:

1. Inovasi dan teknologi;


2. Tingkat perekonomian
3. Ramalan atau harapan perekonomian di masa dating;
4. Tingkat keuntungan perusahaan;
5. Situasi politik negara.
Hubungan antara investasi (I) dan pendapatan nasional (Y) dinyatakan sebagai
fungsi investasi.

I = f(Y)
Hubungan itu akan tampak seperti berikut.

(I)miliar rupiah

3000

2500

2000

1500 investasi yang otonom


Column1
1000

500

0
1000 2000 3000 4000 5000 6000

(Y)miliar rupiah

Investasi yang didorong naik dari kiri bawah ke kanan atas menunjukkan adanya
hubungan positif antara pendapatan dan investasi. Artinya, makin tinggi pendapatan,
makin tinggi pula investasinya. Investasi otonom dalam gambar ditampakkan sebagai
garis sejajar sumbu mendatar. Tingginya investasi tidak berubah pada tingkat
pendapatan yang berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis investasi ini
tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional.

Kemudian, hubungan antara bunga dan investasi adalah berlawanan. Hubungan itu
digambarkan pada kurva berikut.

Tingkat bunga

A
Rb MEI

Ra
B
Investasi
O I0 I1

Keterangan:

 Apabila tingkat bunga setinggi Rb, jumlah investasi yang diinginkan sebesar OI 0.
 Apabila tingkat bunga setinggi Ra, jumlah investasi yang diinginkan sebesar OI 1.
 MEI (Marginal Efficiensy of Investment) adalah keuntungan yang diharapkan dari setiap
unit bertambahnya biaya barang modal yang dipergunakan.

D. Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, Tabungan, dan Investasi

Dalam perhitungan pendapatan nasional antara konsumsi, tabungan, dan investasi


memiliki kaitan yang erat. Apabila digambarkan dalam bentuk kurva tampak seperti berikut.

C, S, I

Y=C+I

Y =CS=O

You might also like