You are on page 1of 18

Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan

ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture


digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton.

JENIS-JENIS ADMIXTURE

Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah yang berupa mineral
(additive) dan bahan tambah kimiawi (chimical admixture). Bahan tambah admixture
ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran. Sedangkan bahan tambah
additive ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan tambah admixture biasanya dimaksudkan
untuk mengubah perilaku beton pada saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja
beton pada saat pelaksanaan. Untuk bahan tambah additive lebih banyak bersifat penyemenan
sehingga digunakan dengan tujuan perbaikan kinerja kekuatannya.

Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :

1) Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)

Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk


untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan menggunakan
jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :

o Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkan WRA ke


dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan
didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang
lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan
dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability
meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar
dibandingkan beton tanpa WRA.

o Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas


(jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada
beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari
beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi
workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.
o Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi
jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability
sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan
beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih ekonomis karena dengan
kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.

2) Tipe B : Retarding Admixture

Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan


beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang
waktu untuk pemadatan, pengangkutan dan pengecoran.

3) Tipe C : Accelerating Admixtures

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk memperpendek
waktu pengikatan semen sehingga mempecepat pencapaian kekuatan beton.
Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan
silikat. Pda daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan
menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat
ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.

4) Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan
pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka
jumlah semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi.
Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air pengaduk
beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada
beton.

5) Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan
pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan
dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang
rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton
yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat
(beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi).

6) Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton,
diinginkan untuk mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup
tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah
air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih
tinggi. Bahan tambah jenis ini berupa superplasticizer. Yang termasuk jenis
superplasticizer adalah : kondensi sulfonat melamine formaldehyde dengan
kandungan klorida sebesar 0,005 %, sulfonat nafthalin formaldehyde, modifikasi
lignosulphonat tanpa kandungan klorida. Jenis bahan ini dapat mengurangi
jumlah air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 208
mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % - 2 % dari berat semen.

7) Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan
beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat
waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan
sumberdaya dan ruang kerja.

Jenis-jenis bahan tambah mineral (Additive)


Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat
penyemenan. Beton yang kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak
kohesif dan mudah bleeding. Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan
bahan tambah additive yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan
additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan
agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada
jarak yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash, slag dan
silica fume.

Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan
ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture
digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton.

JENIS-JENIS ADMIXTURE

Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah yang berupa mineral
(additive) dan bahan tambah kimiawi (chimical admixture). Bahan tambah admixture
ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran. Sedangkan bahan tambah
additive ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan tambah admixture biasanya dimaksudkan
untuk mengubah perilaku beton pada saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja
beton pada saat pelaksanaan. Untuk bahan tambah additive lebih banyak bersifat penyemenan
sehingga digunakan dengan tujuan perbaikan kinerja kekuatannya.

MenurutASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :

1) -->Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)

Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk


untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan menggunakan
jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :

o -->Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkan WRA


ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan
didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang
lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan
dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability
meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar
dibandingkan beton tanpa WRA.

o -->Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas


(jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada
beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari
beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi
workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.

o -->Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan


mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang
memiliki workability sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya
juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih ekonomis
karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih
sedikit.

2)Tipe B : Retarding Admixture

Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan


beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang
waktu untuk pemadatan, pengangkutan dan pengecoran.

3)Tipe C : Accelerating Admixtures

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk memperpendek
waktu pengikatan semen sehingga mempecepat pencapaian kekuatan beton.
Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan
silikat. Pda daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan
menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat
ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.

4)Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan
pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka
jumlah semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi.
Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air pengaduk
beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada
beton.

5)Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan
pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan
dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang
rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton
yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat
(beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi).

6)Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton,
diinginkan untuk mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup
tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah
air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih
tinggi. Bahan tambah jenis ini berupasuperplasticizer. Yang termasuk jenis
superplasticizer adalah : kondensi sulfonat melamine formaldehyde dengan
kandungan klorida sebesar 0,005 %, sulfonat nafthalin formaldehyde, modifikasi
lignosulphonat tanpa kandungan klorida.Jenis bahan ini dapat mengurangi
jumlah air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 208
mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % - 2 % dari berat semen.

7)Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures


Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan
beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat
waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan
sumberdaya dan ruang kerja.

Jenis-jenis bahan tambah mineral (Additive)

Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton


dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat
penyemenan. Beton yang kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak
kohesif dan mudah bleeding. Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan
bahan tambah additive yangberbentuk butiran padat yang halus.Penambahan
additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan
agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada
jarak yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash, slag dan
silica fume.

Ringkasan

Admixtures are materials other than cement, aggregate and water that are added to concrete
either before or during its mixing to alter its properties, such as workability, curing
temperature range, set time or color. Admixtures adalah bahan selain semen, agregat dan air
yang ditambahkan dalam campuran beton baik sebelum atau selama pencampuran untuk
mengubah sifat, seperti workability, menyembuhkan temperatur, waktu yang ditetapkan atau
warna. Some admixtures have been in use for a very long time, such as calcium chloride to
provide a cold-weather setting concrete. Beberapa admixtures telah digunakan untuk waktu
yang sangat lama, seperti klorida kalsium untuk memberikan beton pengaturan cuaca dingin.
Others are more recent and represent an area of expanding possibilities for increased
performance. Lain yang lebih baru dan mewakili daerah memperluas kemungkinan untuk
peningkatan kinerja. Not all admixtures are economical to employ on a particular project.
Tidak semua admixtures yang ekonomis untuk mempekerjakan pada suatu proyek tertentu.
Also, some characteristics of concrete, such as low absorption, can be achieved simply by
consistently adhering to high quality concreting practices. Juga, beberapa karakteristik beton,
seperti penyerapan rendah, dapat dicapai hanya dengan konsisten menerapkan pola kualitas
tinggi perkerasan.

The chemistry of concrete admixtures is a complex topic requiring in-depth knowledge and
experience. Sifat kimia pencampuran beton adalah topik yang kompleks yang membutuhkan
pengetahuan mendalam dan pengalaman. A general understanding of the options available for
concrete admixtures is necessary for acquiring the right product for the job, based on climatic
conditions and job requirements. Pemahaman umum dari pilihan yang tersedia untuk
admixtures beton diperlukan untuk memperoleh produk yang tepat untuk pekerjaan itu,
berdasarkan kondisi iklim dan persyaratan kerja. Based on their functions, admixtures can be
classified into the following five major categories: Berdasarkan fungsinya, admixtures dapat
diklasifikasikan ke dalam lima kategori berikut utama:

 Retarding admixtures Retarding admixtures


 Accelerating admixtures Mempercepat admixtures
 Super plasticizers Super peliat
 Water reducing admixtures Air mengurangi admixtures
 Air-entraining admixtures Air-entraining admixtures

Among other important admixtures that do not fit into these categories are admixtures whose
functions include bonding, shrinkage reduction, damp proofing and coloring. Di antara
admixtures penting lainnya yang tidak sesuai dengan kategori-kategori ini admixtures yang
fungsinya termasuk ikatan, pengurangan penyusutan, pemeriksaan lembab dan mewarnai.
The following paragraphs provides details on the above-mentioned categories of concrete
admixtures. Paragraf berikut memberikan rincian-kategori di atas disebutkan admixtures
beton.

Retarding admixtures Retarding admixtures

Retarding admixtures slow down the hydration of cement, lengthening set time. admixtures
Retarding memperlambat hidrasi semen, memperpanjang waktu yang ditetapkan. Retarders
are beneficially used in hot weather conditions in order to overcome accelerating effects of
higher temperatures and large masses of concrete on concrete setting time. Retarder yang
menguntungkan digunakan dalam kondisi cuaca panas dalam rangka mempercepat mengatasi
dampak suhu yang lebih tinggi dan massa yang besar dari beton pada setting waktu beton.
Because most retarders also act as water reducers, they are frequently called water-reducing
retarders. Karena kebanyakan retarder juga bertindak sebagai pengurang air, mereka sering
disebut air-mengurangi retarder. As per chemical admixture classification by ASTM-ASTM
C 494, type B is simply a retarding admixture, while type D is both retarding and water
reducing, resulting in concrete with greater compressive strength because of the lower water-
cement ratio. Sesuai klasifikasi campuran kimia dengan ASTM-ASTM C 494, tipe B
hanyalah sebuah campuran perlambatan, sedangkan tipe D adalah baik penghambat dan air
mengurangi, menghasilkan beton dengan kuat tekan lebih besar karena rasio air-semen yang
lebih rendah.

Retarding admixtures consists of both organic and inorganic agents. Perlambatan admixtures
terdiri dari kedua agen organik dan anorganik. Organic retardants include unrefined calcium,
sodium, NH4, salts of lignosulfonic acids, hydrocarboxylic acids, and carbohydrates.
retardants organik termasuk kalsium dimurnikan, natrium, NH4, garam asam lignosulfonic,
asam hydrocarboxylic, dan karbohidrat. Inorganic retardants include oxides of lead and zinc,
phosphates, magnesium salts, fluorates and borates. retardants anorganik termasuk oksida
timbal dan seng, fosfat, garam magnesium, fluorates dan Borat. As an example of a
retardant's effects on concrete properties, lignosulfate acids and hydroxylated carboxylic
acids slow the initial setting time by at least an hour and no more than three hours when used
at 65 to 100 degrees Fahrenheit. Sebagai contoh efek yang tahan terhadap sifat beton, asam
lignosulfate dan asam karboksilat dihidroksilasi memperlambat waktu setting awal oleh
setidaknya satu jam dan tidak lebih dari tiga jam bila digunakan pada 65 sampai 100 derajat
Fahrenheit. The concrete contractor, however, need not memorize these chemical-specific
results. Kontraktor beton, bagaimanapun, tidak perlu menghafal hasil kimia khusus. Given
the specific job requirements and goals, the concrete supplier should offer appropriate
admixtures and concrete mixes from which to choose. Mengingat persyaratan pekerjaan
tertentu dan tujuan, pemasok beton harus menawarkan admixtures sesuai dan campuran beton
dari yang untuk memilih.

Accelerating admixtures Mempercepat admixtures

Accelerators shorten the set time of concrete, allowing a cold-weather pour, early removal of
forms, early surface finishing, and in some cases, early load application. Accelerators
mempersingkat waktu yang ditetapkan beton, memungkinkan cuaca dingin tuangkan,
penghapusan bentuk-bentuk awal, awal finishing permukaan, dan dalam beberapa kasus, load
aplikasi awal. Proper care must be taken while choosing the type and proportion of
accelerators, as under most conditions, commonly used accelerators cause an increase in the
drying shrinkage of concrete. perawatan yang tepat harus diambil saat memilih jenis dan
proporsi akselerator, seperti di bawah sebagian besar kondisi, sering digunakan akselerator
menyebabkan peningkatan susut pengeringan beton.

Calcium chloride is a common accelerator, used to accelerate the time of set and the rate of
strength gain. Kalsium klorida adalah akselerator umum, digunakan untuk mempercepat
waktu yang ditetapkan dan tingkat keuntungan kekuatan. It should meet the requirements of
ASTM D 98. Hal ini harus memenuhi persyaratan ASTM D 98. Excessive amounts of
calcium chloride in concrete mix may result in rapid stiffening, increase in drying shrinkage
and corrosion of reinforcement. jumlah berlebihan kalsium klorida pada campuran beton
dapat mengakibatkan kaku yang cepat, peningkatan susut pengeringan dan korosi tulangan.
In colder climates, calcium chloride should not be used as an anti-freeze. Dalam iklim dingin,
kalsium klorida tidak boleh digunakan sebagai anti-freeze. Large amount of calcium chloride
is required to lower the freezing point of the concrete, which may ruin the concrete. Sejumlah
besar kalsium klorida diperlukan untuk menurunkan titik beku beton, yang dapat merusak
beton.

Super plasticizers Super peliat

Super plasticizers, also known as plasticizers, include water-reducing admixtures. plasticizers


Super, juga dikenal sebagai plasticizers, termasuk air-mengurangi admixtures. Compared to
what is commonly referred to as a "water reducer" or "mid-range water reducer", super
plasticizers are "high-range water reducers". Dibandingkan dengan apa yang sering disebut
sebagai "peredam air" atau "mid-range peredam air", plasticizers super "pengecil air yang
tinggi-range". High range water reducers are admixtures that allow large water reduction or
greater flowability (as defined by the manufacturers, concrete suppliers and industry
standards) without substantially slowing set time or increasing air entrainment. kisaran
pengurang air yang tinggi adalah admixtures yang memungkinkan pengurangan air besar atau
segi lebih besar (seperti yang didefinisikan oleh produsen, pemasok beton dan standar
industri) tanpa substansial memperlambat waktu yang ditetapkan atau meningkatkan
entrainment udara.

Each type of super plasticizer has defined ranges for the required quantities of concrete mix
ingredients, along with the corresponding effects. Setiap jenis plasticizer super telah
menentukan rentang untuk takaran diperlukan bahan campuran beton, bersama dengan efek
yang sesuai. They can maintain a specific consistency and workability at a greatly reduced
amount of water. Mereka bisa menjaga konsistensi tertentu dan workability dengan jumlah
air sangat berkurang. Dosages needed vary by the particular concrete mix and type of super
plasticizer used. Dosis yang dibutuhkan bervariasi oleh campuran beton tertentu dan jenis
plasticizer super digunakan. They can also produce a high strength concrete. Mereka juga
dapat menghasilkan beton mutu tinggi. As with most types of admixtures, super plasticizers
can affect other concrete properties as well. Seperti sebagian besar jenis admixtures,
plasticizer super dapat mempengaruhi sifat beton lainnya juga. The specific effects, however,
should be found from the manufacturer or concrete supplier. Efek spesifik, bagaimanapun,
harus ditemukan dari produsen atau pemasok beton.

Water reducing admixtures Air mengurangi admixtures

Water reducing admixtures require less water to make a concrete of equal slump, or increase
the slump of concrete at the same water content. admixtures Air mengurangi membutuhkan
air lebih sedikit untuk membuat beton kemerosotan yang sama, atau meningkatkan
kemerosotan beton pada kadar air yang sama. They can have the side effect of changing
initial set time. Mereka dapat memiliki efek samping dari perubahan waktu yang ditetapkan
awal. Water reducers are mostly used for hot weather concrete placing and to aid pumping.
pengurang Air sebagian besar digunakan untuk menempatkan beton cuaca panas dan untuk
membantu pemompaan. A water-reducer plasticizer, however, is a hygroscopic powder,
which can entrain air into the concrete mix via its effect on water's surface tension, thereby
also, obtaining some of the benefits of air-entrainment (see below). Sebuah plasticizer air
peredam, bagaimanapun, adalah serbuk higroskopis, yang dapat naik kereta api udara ke
dalam campuran beton melalui pengaruhnya terhadap tegangan permukaan air, demikian
juga, memperoleh beberapa manfaat udara-entrainment (lihat di bawah).

Air-entraining admixtures Air-entraining admixtures

Air-entraining agents entrain small air bubbles in the concrete. Air-entraining agen entrain
gelembung udara kecil di beton. The major benefit of this is enhanced durability in freeze-
thaw cycles, especially relevant in cold climates. Manfaat utama dari hal ini adalah
meningkatkan daya tahan dalam siklus freeze-thaw, terutama yang relevan di daerah beriklim
dingin. While some strength loss typically accompanies increased air in concrete, it generally
can be overcome by reducing the water-cement ratio via improved workability (due to the air-
entraining agent itself) or through the use of other appropriate admixtures. Sementara
beberapa kehilangan kekuatan yang biasanya menyertai udara meningkat di beton, umumnya
bisa diatasi dengan mengurangi rasio air-semen melalui pengerjaan ditingkatkan (karena agen
udara-entraining sendiri) atau melalui penggunaan admixtures lain yang sesuai. As always,
admixtures should only be combined in a concrete mix by a competent professional because
some of them can interact in undesirable ways. Seperti biasa, hanya admixtures harus
dikombinasikan dalam campuran beton oleh seorang profesional yang kompeten karena
beberapa dari mereka dapat berinteraksi dengan cara yang tidak diinginkan.

Bonding admixtures, including addition of compounds and materials such as polyvinyl


chlorides and acetates, acrylics and butadiene-styrene co-polymers, can be used to assist in
bonding new / fresh concrete with old / set concrete. admixtures Bonding, termasuk
penambahan senyawa dan bahan-bahan seperti polivinil klorida dan asetat, akrilik dan co-
butadiena-stirena polimer, dapat digunakan untuk membantu dalam ikatan baru / beton segar
dengan tua / beton ditetapkan.
Coloring agents have become more commonly used, especially for patios and walkways.
agen Mewarnai telah menjadi lebih umum digunakan, terutama untuk teras dan lantai. Most
are surface applied and often have the additional effect of surface hardening. Sebagian besar
permukaan diterapkan dan sering memiliki efek tambahan pengerasan permukaan. Such
surface applied coloring admixtures generally should not be used on air-entrained concrete.
permukaan tersebut diterapkan pewarna admixtures umumnya tidak boleh digunakan pada
beton udara-entrained. Integrally colored concrete is also available. Integral berwarna beton
juga tersedia.

Waterproofing and damp proofing admixtures, including soaps, butyl stearate, mineral oil and
asphalt emulsions, are used to decrease the amount of water penetration into the larger pores
of concrete. Waterproofing dan admixtures pemeriksaan lembab, termasuk sabun, butil
stearat, minyak mineral dan aspal emulsi, digunakan untuk mengurangi jumlah penetrasi air
ke dalam pori-pori yang lebih besar dari beton. "Antifreeze" admixtures typically are
accelerators used in very high doses, with a corresponding high price, to achieve a very fast
set-time, though they do not have properties to protect against freezing on their own.
"Antifreeze" admixtures biasanya adalah akselerator digunakan dalam dosis yang sangat
tinggi, dengan harga tinggi yang sesuai, untuk mencapai satu set sangat cepat-waktu,
meskipun mereka tidak memiliki sifat untuk melindungi terhadap pembekuan sendiri.
However, in general, these are not used for residential work. Namun, secara umum, ini tidak
digunakan untuk pekerjaan perumahan.

Cement substitutes also change concrete properties, but typically are not classified as
admixtures. Semen pengganti juga berubah sifat beton, tetapi biasanya tidak diklasifikasikan
sebagai admixtures. See the Technology Inventory article, "Cement Substitutes." Lihat artikel
Teknologi Inventory, "Semen Substitusi."

Most organic chemical-type admixtures are affected by cement type and brand, water-cement
ratio, aggregate grading, and temperature. Kebanyakan organik kimia-jenis admixtures
dipengaruhi oleh jenis semen dan merek, rasio air-semen, gradasi agregat, dan suhu. Damp
proofing and waterproofing admixtures still have uncertain value and hazards. Lembab
pemeriksaan dan waterproofing admixtures masih memiliki nilai pasti dan bahaya. These are
just two cases that point to the learning curve required of anyone working with admixtures.
Ini hanya dua kasus yang mengarah ke kurva belajar yang diperlukan siapa saja yang bekerja
dengan admixtures. In some cases, if exacting directions are not followed, including addition
of supplemental materials to balance the negative or undesirable side effects of an admixture,
the resulting concrete mix may be compromised. Dalam beberapa kasus, jika menuntut arah
tidak diikuti, termasuk penambahan bahan-bahan tambahan untuk menyeimbangkan efek
samping negatif atau tidak diinginkan dari suatu campuran, campuran beton yang dihasilkan
dapat dikompromikan. For example, retarding admixtures generally have a possibility of
rapid concrete stiffening, resulting in difficulty in concrete placement and finishing.
Misalnya, perlambatan admixtures umumnya memiliki kemungkinan kaku beton cepat,
mengakibatkan kesulitan dalam penempatan beton dan finishing. Therefore, an in-depth
knowledge of the potentially complex interrelated effects, besides specifications, is required
to successfully use a number of admixtures. Oleh karena itu, pengetahuan yang mendalam
tentang dampak saling terkait yang berpotensi kompleks, selain spesifikasi, diperlukan untuk
sukses menggunakan sejumlah admixtures. This is even more critical when a number of
parties are involved in the manufacture of the concrete, for example the producer, the placing
contractor and the builder, where the finished concrete is a combined result of a number of
individual decisions. Hal ini bahkan lebih penting ketika sejumlah pihak yang terlibat dalam
pembuatan beton, misalnya produser, menempatkan kontraktor dan pembangun, dimana
beton selesai adalah hasil gabungan dari sejumlah keputusan individual. Choosing an
appropriate admixture for a specific job should be the responsibility of an experienced expert.
Memilih bahan tambahan yang sesuai untuk pekerjaan tertentu harus menjadi tanggung jawab
ahli berpengalaman. Alternatives to the use of admixtures should always be considered.
Alternatif penggunaan admixtures harus selalu dipertimbangkan.

The environmental impact of certain admixtures is questionable. Dampak lingkungan dari


admixtures tertentu dipertanyakan. Some super plasticizers may impact the environment
through pollution of ground and surface waters. Beberapa peliat super mungkin dampak
lingkungan melalui pencemaran air tanah dan permukaan. More research remains to be
carried out in this area. penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan di daerah ini.

Finally, admixtures cannot compensate for bad practice and low quality materials. Akhirnya,
admixtures tidak dapat mengimbangi praktek-praktek buruk dan bahan berkualitas rendah.

Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan ke
dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture digunakan untuk
memodifikasi sifat dan karakteristik beton. Tujuan penggunaan admixture pada beton segar
adalah :

o Memperbaiki workability beton

o Mengatur factor air semen pada beton segar.

o Mengurangi penggunaan semen

o Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding

o Mengatur waktu pengikatan aduk beton

o Meningkatkan kekuatan beton keras.

o Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.

o Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras termasuk tahan terhadap zat-zat kimia,
tahan terhadap gesekan, dll.

5.1. JENIS-JENIS ADMIXTURE


Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah yang berupa mineral
(additive) dan bahan tambah kimiawi (chimical admixture). Bahan tambah admixture
ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran. Sedangkan bahan tambah
additive ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan tambah admixture biasanya dimaksudkan
untuk mengubah perilaku beton pada saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja
beton pada saat pelaksanaan. Untuk bahan tambah additive lebih banyak bersifat penyemenan
sehingga digunakan dengan tujuan perbaikan kinerja kekuatannya.

Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :

1) Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)

Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan menggunakan jenis bahan
tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :

o Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkan WRA ke dalam


beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan didapatkan beton
dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton
segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air
tidak dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton
keras yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.

o Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air


dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton segar akan
diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian
ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka kuat tekan beton
meningkat.

o Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah


semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan
beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA.
Dengan demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama
dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.

2) Tipe B : Retarding Admixture


Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan beton.
Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang waktu untuk
pemadatan, pengangkutan dan pengecoran.

3) Tipe C : Accelerating Admixtures

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk memperpendek waktu
pengikatan semen sehingga mempecepat pencapaian kekuatan beton. Yang termasuk jenis
accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pda daerah-daerah
yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis kalsium
klorida. Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari
berat semen.

4) Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk
yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi tertentu
sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Dengan
menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah semen dapat dikurangi sebanding
dengan jumlah air yang dikurangi. Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam perencanaan
jumlah air pengaduk beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat
air total pada beton.

5) Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk
yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi tertentu
sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Beton yang
ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan dihasilkan beton dengan waktu pengikatan
yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan
bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan
yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi).

6) Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau
lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan untuk mengurangi
jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga diharapkan kekuatan
beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit, tetapi tingkat kemudahan
pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi. Bahan tambah jenis ini berupa
superplasticizer. Yang termasuk jenis superplasticizer adalah : kondensi sulfonat
melamine formaldehyde dengan kandungan klorida sebesar 0,005 %, sulfonat nafthalin
formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa kandungan klorida. Jenis bahan ini dapat
mengurangi jumlah air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 208
mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % - 2 % dari berat semen.

7) Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures

Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau
lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini merupakan
gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila
pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.

Jenis-jenis bahan tambah mineral (Additive)

Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Beton yang
kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding. Untuk
mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang berbentuk butiran
padat yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana
betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu
dipompa pada jarak yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash, slag
dan silica fume.

Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :

o Memperbaiki workability beton

o Mengurangi panas hidrasi


o Mengurangi biaya pekerjaan beton

o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat

o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika

o Menambah keawetan (durabilitas) beton

o Meningkatkan kuat tekan beton

o Meningkatkan usia pakai beton

o Mengurangi penyusutan

o Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton rendah)

Jenis bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk gelembung
udara (Air Entraining Agent/AEA). Ada dua jenis AEA, yaitu jenis detergent dan bukan
deterjent.

a) Jenis deterjent

AEA pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif terhadap permukaan. Zat
ini biasanya berupa zat organik sebagai bahan baku sabun, sehingga bila diaduk dengan
air akan menjadi busa dan busa ini akan tersebar di dalam adukan beton. Gelembung-
gelembung ini berada diantara butiran semen dan agregat yang berfungsi sebagai bola
pelincir sehingga adukan beton menjadi lebih mudah diaduk. Penambahan AEA
membuat beton mempunyai sifat penyusutan yang kecil dan membuat beton lebih kedap
air. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar vinsol yang
merupakan senyawa asam abiet (abietic acid) atau biasa disebut dengan soda api.

b) Jenis bukan deterjent

Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila bercampur dengan
air pada beton akan bereaksi membentuk gelembung udara gas hidrogen. Biasanya
digunakan juga bahan stabilisator (Natrium Stearat) agar gelembungnya dapat tersebar
merata dan stabil.
5.2. PEMAKAIAN ADMIXTURE DALAM BETON

Admixture atau bahan tambah untuk beton digunakan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau menambah sifat beton tersebut menjadi lebih baik. Jadi sifatnya hanya
sebagai bahan penolong saja. Jadi admixture sendiri bukan zat yang dapat membuat beton
yang buruk menjadi baik.

Ada beberapa pertimbangan di dalam pemakaian admixture pada beton, yaitu (Samekto
W, et.al, 2001):

o Jangan menggunakan admixture bila tidak tahu tujuannya.

o Admixture tidak akan membuat beton buruk menjadi beton baik

o Suatu admixture dapat merubah lebih dari satu sifat adukan beton

o Pengawasan terhadap bahan ini sangat penting, termasuk pengawasan atas pengaruhnya
pada beton.
RANGKUMAN

 Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan ke
dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan yang digunakan untuk
memodifikasi sifat dan karakteristik beton.

 Jenis-jenis admixture menurut ASTM adalah : Tipe A Water Reducing Admixture (WRA),
Tipe B Retarding Admixture, Tipe C Accelerating Admixtures, Tipe D Water Reducing
and Retarding Admixture, Tipe E Water Reducing and Accelerating Admixture, Tipe F
Water Reducing, High Range Admixture, Tipe G Water Reducing, High Range Retarding
admixtures.

 additive yang ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat
tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Yang termasuk jenis additive adalah :
puzzollan, fly ash, slag dan silica fume.

SOAL-SOAL LATIHAN :

1. Sebutkan jenis-jenis admixture menurut ASTM !

2. Jelaskan alasannya mengapa admixture digunakan pada pembuatan adukan beton !

3. Dengan menambahkan Water Reducing Agent pada beton segar, akan diperoleh 3
keuntungan . Jelaskan masing-masing keuntungan tersebut !

4. Bagaimana cara mengatasi bleeding dan segregasi pada beton segar, hubungkan dengan
pemakaian bahan tambah ?

5. Jelaskan fungsi AEA pada beton segar

thierry-handry.blogspot.com/.../teknologi-bahan-admixture.html
rachmiecaroline.multiply.com/journal/item/12

You might also like