You are on page 1of 14

MODUL 1

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Modul ini akan membahas tentang apa yang dimaksud dengan
Metodologi Penelitian. Secara lebih terperinci pembahasan dalam modul ini
mencakup: (a) pengertian pengetahuan, (b) cara menemukan kebenaran, (c)
penelitian dan metode ilmiah, (d) penggolongan penelitian, dan (e)
permasalahan penelitian. Pemahaman materi dalam modul ini bermanfaat untuk
melengkapi pengetahuan Anda sehingga bisa mengenal dan memahami apa
yang dimaksud dengan metodologi penelitian.
Tujuan pembahasan modul ini adalah membantu Anda untuk bisa
memahami apa yang dimaksud dengan metodologi penelitian. Setelah
menyelesaikan modul ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan:
(a) Dapat menjelaskan tentang pengertian pengetahuan;
(b) Dapat menjelaskan cara menemukan kebenaran;
(c) Dapat menyebutkan pengelompokan penelitian;
(d) Dapat mengidentifikasi permasalahan penelitian.
Kemampuan tersebut sangat penting bagi mahasiswa, Polri dan calon
peneliti, khususnya bagi Polri yang bertugas di lapangan yang selalu berhadapan
dengan berbagai macam perilaku masyarakat. Anda akan tampil lebih percaya
diri dan mantap, masyarakat di sekitar Anda pun akan merasa kagum dan dapat
menjadikan Anda sebagai contoh.
Untuk membantu Anda menguasai kemampuan di atas, dalam modul ini akan
disajikan pembahasan dan latihan, dalam 2 (dua) kegiatan belajar (KB) sebagai
berikut:
KB 1: Pengetahuan dan Penelitian
KB 2: Penggolongan Penelitian dan Permasalahan Penelitian
Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari modul ini, ikuti petunjuk
belajar berikut:

Metodologi Penelitian 1
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda
memahami betul apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-
kata yang Anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci
dalam daftar kata-kata sulit modul ini atau dalam kamus yang ada.
3. Pahamilah dengan baik pengertian demi pengertian dari isi modul ini
melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa atau
dengan tutor Anda.
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi mengenai pengalaman
simulasi dalam kelompok kecil atau klasikal pada saat tutorial.

Metodologi Penelitian 2
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

A. URAIAN

Pengetahuan
Manusia memiliki sifat yang senantiasa ingin mengetahui sesuatu
yang bermakna bagi kehidupannya (curiousity). Dorongan ingin tahu
tersebut muncul seiring dengan kelahiran seorang manusia sejak lahir,
masa kanak-kanak, dan usia dewasa.
Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan jika dia memperoleh
pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakan, atau yang ingin
diketahui. Pengetahuan yang diinginkannya itu adalah pengetahuan yang
benar. Pengetahuan yang benar dapat dicapai manusia, baik melalui
cara-cara non ilmiah maupun cara ilmiah. Suriasumantri (2001)
mengemukakan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapat
manusia melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan.
Metode inilah yang membedakan ilmu dengan buah pemikiran yang lain.
Pendapat Suriasumantri lebih dicerahkan Suryabrata (1994) dengan
menyatakan bahwa pengetahuan yang akan diperoleh manusia adalah
pengetahuan yang mengandung kebenaran. Kebenaran itu dapat
diperoleh melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan non ilmiah dan
pendekatan ilmiah.
Sejalan dengan pendapat tersebut di atas dapat diutarakan bahwa
ada dua cara (pendekatan) yang digunakan manusia untuk menemukan
pengetahuan yang benar (kebenaran), yaitu cara (pendekatan) non ilmiah
dan cara (pendekatan) ilmiah atau metode keilmuan.
Dengan demikian kebenaran yang dicapai melalui cara non ilmiah
dapat disebut kebenaran non ilmiah. Kaitannya dengan hal tersebut
Suryabrta (1994) mengemukakan bahwa pendekatan non ilmiah yang
banyak digunakan, yaitu (a) akal sehat, (b) prasangka, (c) intuisi, (d)

Metodologi Penelitian 3
penemuan kebetulan dan coba-coba, dan (e) pendapat otoritas ilmiah dan
pikiran praktis. Sementara kebenaran ilmiah dapat diperoleh dengan
metode keilmuan (metode ilmiah).
Dadan Hawari (2001) sependapat dengan Suriasumantri dan
Suryabrata penemuan kebenaran melalui metode ilmiah dilakukan dengan
dua cara berpikir, yaitu berpikir deduktif (rasional atau analitik) dan
berpikir induktif (empirik atau sintetik). Berpikir deduktif adalah cara
berpikir untuk mencapai pengetahuan yang benar dengan mendasarkan
pengambilan kesimpulan dari pengetahuan yang bersifat umum berupa
teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip (umum ke
khusus). Sedangkan berpikir induktif adalah cara berpikir untuk mencapai
pengetahuan yang benar dengan mendasarkan pengambilan kesimpulan
dari pengetahuan yang bersifat khusus atau fakta-fakta empirik (khusus
ke umum).
Sehubungan dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa
kegiatan dalam metode ilmiah inilah sering juga disebut dengan penelitian
ilmiah.

2. Penelitian
Penelitian dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang sistematik,
dengan cara-cara tertentu dan terencana, dalam mengkaji suatu
permasalahan untuk memperoleh pengetahuan teoretik yang dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan atau digunakan untuk
pemecahan permasalahan yang sedang dihadapi. Pengetahuan teoretik
hasil penelitian memiliki kebenaran ilmiah karena didukung oleh justifikasi
teoretik yang logis dan empirik yang sahih. Oleh karena itu penelitian
dapat juga dikatakan sebagai cara mencari atau menemukan kebenaran
melalui metode ilmiah, yaitu melalui rangkaian kegiatan teoretik dan
empirik yang meliputi:
(1) Perumusan permasalahan;

Metodologi Penelitian 4
(2) Melakukan studi literatur yaitu studi mengenai teori dan atau hasil
penelitian di masa lampau yang relevan dengan permasalahan yang
dikaji;
(3) Jika diperlukan merumuskan praduga atau hipotesis;
(4) Menyusun instrumen penelitian, mengumpulkan data, mengolah data,
menganalisis data; dan
(5) Mengambil kesimpulan.
Penelitian perlu senantiasa dilakukan karena beberapa alasan di
antaranya: (1) penelitian akan memecahkan suatu permasalahan yang
sedang dihadapi atau mengganggu sehingga permasalahan itu dapat
terselesaikan dan tidak berlarut-larut; (2) penelitian lanjutan yang
dilakukan untuk meluruskan atau penelitian pembantahan hasil penelitian
yang dianggap keliru; dengan demikian ilmu akan berkembang secara
benar, sehingga dapat ditemukan hal-hal baru; dan (3) melalui penelitian
memungkinkan peningkatan aplikasi hasil penelitian yang ditemukan,
sehingga kita akan bertambah maju.

B. LATIHAN
Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?
Bagaiman pengetahuan yang benar diperoleh manusia?
3. Mengapa pengetahuan teoretik hasil penelitian memiliki kebenaran
ilmiah?
4. Sebutkan rangkaian kegiatan teoretik dan empirik untuk menemukan
kebenaran?
C. TES FORMATIF
Jelaskan apa yang dimaksud dengan penelitian!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode ilmiah dan metode non
ilmiah!
D. KUNCI
1. Manusia memperoleh pengetahuan melalui cara non-ilmiah dan ilmiah.
Kebenaran ilmiah diperoleh melalui cara berpikir deduktif dan induktif.

Metodologi Penelitian 5
2. Penelitian dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang sistematik
dilakukan dengan cara-cara tertentu dan tererencana dalam mengkaji,
mempelajarai, atau menyelidiki suatu permasalahan untuk memperoleh
pengetahuan teoretik yang dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan atau digunakan untuk pemecahan permasalahan yang
sedang dihadapi.
3. Rangkaian kegiatan teoretik dan empirik yang meliputi: (a) perumusan
permasalahan;
(b) melakukan studi literatur yaitu studi mengenai teori dan atau hasil
penelitian di masa lampau yang relevan dengan permasalahan yang
dikaji; (c) jika diperlukan merumuskan praduga atau hipotesis; (d)
menyusun instrumen penelitian, mengumpulkan data, mengolah data,
menganalisis data; dan (e) mengambil kesimpulan.

Metodologi Penelitian 6
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGGOLONGAN PENELITIAN DAN
PERMASALAHAN PENELITIAN

A. URAIAN
1. Penggolongan Penelitian
Menurut Ruseffendi (1994) terdapat berbagai pandangan bagaimana
penelitian itu dapat dikelompokkan atau digolongkan, di antaranya
penggolongan penelitian berdasarkan fungsi dan tujuannnya, penggolongan
berdasarkan metode, disain dan teknik pengumpulan data, serta
penggolongan berdasarkan aspek lainnya. Namun demikian penggolongan
penelitian tidak dapat dipandang dan diartikan secara kaku, tetapi harus
lebih fleksibel dalam arti antara berbagai cara pandang dalam penggolongan
penelitian dapat saja terjadi tumpang tindih pengertian.
Berdasarkan fungsinya, penelitian dapat digolongkan menjadi:
penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar (basic research)
adalah penelitian yang sepenuhnya bertujuan untuk mengembangkan atau
memperbaiki suatu teori tanpa memperhatikan penerapan teori dan
kegunaan bidang tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian terapan
(applied research) adalah penelitian yang bertujuan untuk menerapkan teori
atau mengkaji teori dalam kaitannya dengan pemanfaatan bidang tertentu
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan sifat atau tujuannya, penelitian dikelompokkan menjadi:
penelitian ekploratif, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatif.
Penelitian ekploratif adalah penelitian yang berusaha menggali dan
mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,
masyarakat, dan/atau organisasi secara menyeluruh, rinci, dan mendalam.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk
menggambarkan mengenai obyek penelitian secara lengkap, agar jelas
keadaan atau kondisi obyek tersebut. Penelitian ekplanatif adalah penelitian
yang berusaha untuk menjelaskan keadaan obyek penelitian (variable) dan
hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis penelitian.

Metodologi Penelitian 7
Berdasarkan paradigma (pendekatan), penelitian dapat digolongkan
menjadi: penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Faisal dalam Bungin
(2003) melihat bahwa dalam panggung ilmu sosial dikenal dua mazhab atau
tradisi pemikiran yang melatarbelakangi kemunculan berbagai aliran teori
beserta metodologi penelitian, yaitu pendekatan penelitian kuantitatif
(positivisme) dan pendekatan penelitian kualitatif (idealisme). Penelitian
kuantitatif menekankan pengumpulan dan pengolahan data dalam bentuk
angka (numeric). Misalnya, pada waktu ujian mahasiswa rata-rata ke kamar
mandi 2½ kali. Penelitian kuantitatif dapat meliputi penelitian survei,
penelitian eksperimen, penelitian eks post fakto, dan lain-lain. Dalam ketiga
jenis penelitian itu dapat dilakukan kajian korelasional dan komparasi.
Penelitian kualitatif menekankan pengumpulan dan pengolahan data dalam
bentuk uraian atau narasi. Misalnya, para mahasiswa PTIK bertepuk tangan
riuh ketika mendengar pengumuman long week end. Penelitian kualitatif
meliputi antara lain penelitian studi kasus, penelitian sejarah, penelitian
etnografi, dan penelitian fenomenologi. Pengelompokan tersebut tidak
bersifat mutlak. Suatu penelitian survei bisa saja didukung dengan data
kualitatif, dan sebaliknya penelitian studi kasus bisa juga memanfaatkan data
kuantitatif. Dengan demikian berbicara tentang pendekatan penelitian berarti
berbicara tentang data yang akan mendominasi objek penelitian.
Berdasarkan metodenya, penelitian dapat digolongkan menjadi:
penelitian survei, penelitian sejarah, penelitian eksperimen, penelitian
lapangan (field research), etnografi, dan studi kasus. Penelitian survei
adalah penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
data. Kuesioner dalam hal ini diberi pengertian lebih luas meliputi daftar
pertanyaan, tes, skala sikap, skala penilaian, ceklist observasi dan lain-lain.
Penelitian sejarah adalah kajian untuk mengetahui dan menjelaskan
kejadian-kejadian pada masa lalu sehingga bisa disimpulkan mengenai
penyebab, pengaruh dan kecenderungan kejadian-kejadian masa lalu yang
mungkin dapat dipergunakan untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi
sekarang atau mengantisipasi peristiwa yang akan datang. Penelitian

Metodologi Penelitian 8
eksperimen adalah penelitian yang merancang dan memberikan perlakuan
kemudian menguji efektivitas pengaruh perlakuan tersebut melalui suatu
rancangan percobaan. Efektivitas pengaruh perlakuan harus dikaitkan
dengan suatu tolok ukur tertentu yang merupakan varibel kriterion atau
variabel dependen dari eksperimen yang dilakukan. Rancagan percobaan
dibuat sedemikian rupa sehingga informasi yang diperoleh dapat digunakan
untuk menguji hubungan sebab akibat antara dua varibel, yaitu variabel
perlakuan (sebab) dan varibel kriterion (akibat).
Penelitian tindakan atau kajian tindak (action research) adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan, ketrampilan atau pendekatan baru dalam memecahkan
persoalan-persoalan yang ada melalui penggunaan metode ilmiah.
Penelitian lapangan adalah cara penelitian kualitatif yang prosedurnya
dirancang sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menghasilkan hipotesis
bahkan menemukan teori. Sukidin (2002) mendefinisikan bahwa etnografi
adalah pelukisan yang sistematis dan analitis suatu kebudayaan kelompok,
masyarakat atau suku bangsa yang dikumpulkan dari lapangan dalam kurun
waktu yang sama. Menurut Azis (2003) studi kasus adalah suatu penelitian
kualitatif yang bersifat komprehensif, intens, rinci, dan mendalam serta lebih
diarahkan sebagai upaya menelaah permasalahan-permasalahan atau
fenomena yang bersifat kontemporer dan kekinian.
Di samping metode-metode yang diuraikan di atas, sejumlah pakar
metodologi penelitian juga menggolongkan penelitian evaluasi dan penelitian
pengembangan sebagai metode penelitian. Penelitian evaluasi (evaluation
research) atau juga disebut evaluasi program (program evaluation) adalah
suatu penelitian terapan yang dimaksudkan untuk secara ilmiah memberi
informasi yang sah (valid) sebagai penuntun kebijakan publik. Karena itu,
penelitian ini lebih merujuk pada maksud dan tujuan penelitian dari pada
suatu metode penelitian yang khusus. Tujuan khususnya adalah menilai
dampak dari suatu program yang telah atau sedang dilaksanakan sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan

Metodologi Penelitian 9
mengenai program tersebut dilihat dari segi efektifitas, kelayakan, biaya, dan
lain-lain. Penelitian pengembangan (development research) adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan hal-hal baru dalam suatu
bidang tertentu, tanpa dimaksudkan untuk menguji teori tersebut.
Berdasarkan disain dan teknik analisis yang digunakan, penelitian
dikelompokkan menjadi: penelitian korelasional dan komparatif. Penelitian
korelasional adalah suatu penelitian kuantitatif yang berusaha untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian
komparatif adalah suatu penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari
hubungan sebab akibat (pengaruh) dua variabel atau lebih. Pengujian
adanya pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya dilakukan dengan
menggunakan analisis atau uji perbedaan dengan syarat harus melakukan
kontrol terhadap variabel-variabel pengganggu yang tidak diteliti
pengaruhnya.
Mengingat penggolongan penelitian bisa didasarkan berbagai
pertimbangan, maka dengan maksud untuk membantu mahasiswa
memahami penelitian dengan mudah maka penggolongan penelitian dalam
modul ini lebih didasarkan pada paradigma penelitian (pendekatan).
Berdasarkan pendekatan, sebagaimana diutarakan di atas penelitian
diklasifikasikan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Sehubungan dengan penggolongan di atas, dalam modul ini
penelitian kuantitatif dikelompokkan menjadi penelitian survai, penelitian
eksperimen, dan penelitian ex post facto. Penelitian kualitatif dikelompokkan
menjadi studi kasus, penelitian lapangan (field research), dan penelitian
tindakan (action research). Setiap jenis penelitian tersebut akan dijelaskan
dalam modul ini secara rinci yang dilengkapi dengan contoh.

2. Permasalahan Penelitian
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan
permasalahan. Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik
beratkan pada sesuatu yang dipermasalahkan sehingga harus dibedakan

Metodologi Penelitian 10
dengan permasalahan (subjec). Pada waktu berbicara tentang “Kinerja Polisi”
berarti berbicara tentang suatu permasalahan, tetapi berbicara tentang
“mengapa terjadi kemerosotan Kinerja Polisi” adalah sesuatu permasalahan
yang memerlukan pemecahan. Satu hal yang harus disadari ialah bahwa
pada hakikatnya suatu permasalahan tidak pernah berdiri sendiri dan
terpisah dari faktor-faktor lain. Permasalahan dapat merupakan variabel yang
menjadi tema pokok penelitian, dapat pula berupa kasus yang menjadi fokus
suatu penelitian. Suatu variabel atau suatu kasus akan diangkat menjadi
permasalahan penelitian jika terjadi kesenjangan antara kenyataan dan
seharusnya dari variabel atau kasus tersebut.
Banyak peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan
permasalahan penelitian sehingga menghambat perkembangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan. Pada umumnya keadaan berikut ini bisa
menjadi penuntun mewujudkan permasalahan:
(1) Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam
pengetahuan kita.
(2) Bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan.
(3) Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui
penelitian.
Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan
permasalahan yang baik. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik
permasalahan yang baik (tepat) dijadikan permasalahan penelitian sebagai
berikut:
a. Topik atau judul yang dipilih adalah sangat menarik.
b. Pemecahan permasalahan harus bermanfaat bagi orang yang
berkepentingan dalam bidang tertentu.
c. Permasalahan yang dipilih merupakan sesuatu yang baru.
d. Mengundang rancangan yang lebih kompleks.
e. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.
f. Tidak bertentangan dengan moral.

Metodologi Penelitian 11
Peneliti perlu berlatih agar terampil mengidentifikasi permasalahan.
Kegiatan berikut ini membantu peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan.
(1) Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan
bidang permasalahan yang akan diteliti dan bersikap kritis terhadap apa
yang dibacanya;
(2) Menghadiri kuliah atau ceramah-ceramah profesional;
(3) Melakukan pengamatan pengamatan terhadap situasi atau kejadian-
kejadian di lingkungan profesinya;
(4) Memikirkan kemungkinan ditemukannya permasalahan-permasalahan
dari materi kuliah;
(5) Melakukan penelitian-penelitian kecil dan mencatat hasil atau temuan
yang diperoleh;
(6) Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian;
(7) Mengungjungi berbagai perpustakaan untuk mencari topik yang dapat
diteliti;
(8) Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang
permasalahan yang akan diteliti; dan
(9) Mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan bidang permasalahan
yang akan diteliti.
Setelah permasalahan penelitian ditentukan, tahap berikutnya peneliti
melakukan perumusan permasalahan. Perumusan permasalahan merupakan
upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja
yang ingin kita cari jawabannya. Perumusan permasalahan dijabarkan dari
identifikasi permasalahan dan pembatasan permasalahan.
Permasalahan yang dirumuskan dengan baik merupakan jaminan bagi
keberhasilan menemukan jawaban atau permasalahan yang akan diteliti.
Perumusan yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun
sekaligus mengarahkan cara berpikir peneliti.

Metodologi Penelitian 12
A. LATIHAN
3. Penelitian dapat digolongkan berdasarkan paradigma (pendekatan),
sebutkan!
4. Sebutkan jenis kegiatan yang melatih keterampilan mengidentifasi
permasalahan!

B. TES FORMATIF
5. Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif?
6. Jelaskan keadaan yang dapat memunculkan permasalahan yang
dapat dijadikan permasalahan penelitian!

C. KUNCI
7. Dikenal dua paradigma (pendekatan) penelitian, yaitu pendekatan
penelitian kuantitatif (positivisme) dan pendekatan penelitian kualitatif
(idealisme).
8. Penelitian dasar (basic research) adalah penelitian yang sepenuhnya
bertujuan untuk mengembangkan atau memperbaiki suatu teori tanpa
memperhatikan penerapan teori dan kegunaan bidang tertentu dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Penelitian survei adalah penelitian yang menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data. Kuesioner dalam hal ini diberi
pengertian lebih luas meliputi daftar pertanyaan, tes, skala sikap,
skala penilaian, ceklist observasi dan lain-lain.
10. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang merancang dan
memberikan perlakuan kemudian menguji efektivitas pengaruh
perlakuan tersebut melalui suatu rancangan percobaan. Efektivitas
pengaruh perlakuan harus dikaitkan dengan suatu tolok ukur tertentu
yang merupakan variabel kriterion atau variabel dependen dari
eksperimen yang dilakukan. Rancagan percobaan dibuat sedemikian
rupa sehingga informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk

Metodologi Penelitian 13
menguji hubungan sebab akibat antara dua varibel, yaitu variabel
perlakuan (sebab) dan variabel kriterion (akibat).
11. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan menggali
informasi dari subyek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok
individu atau masyarakat terutama melalui pengamatan terlibat dan
wawancara mendalam.
12. Studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang bersifat
komprehensif, intens, rinci, dan mendalam serta lebih diarahkan
sebagai upaya menelaah permasalahan-permasalahan atau
fenomena yang bersifat kontemporer dan kekinian.
13. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian kuantitatif yang
berusaha untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel atau
lebih.
14. Keadaan berikut ini bisa menjadi penuntun menentukan dan
merumuskan permasalahan: (a) bila ada informasi yang
mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita; (b)
bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan; dan (c)
bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui
penelitian.

Metodologi Penelitian 14

You might also like