You are on page 1of 14

Tugas Pendidikan Agama Islam

Hukum Keluarga Berencana (KB) Menurut Islam

Oleh :

1. Rohana Fazrika Thoriq (25010110130217)


2. Dessyi Ariasanti (25010110110218)
3. Septy Indah W (25010110130219)
4. Jauharotin Nafisah (25010110130220)
5. Denni Rachmawan (25010110130221)
6. Agus Iskandar (25010110130222)
7. Pawit Sumiyati (25010110130223)
8. Meuthika Noor Fitriyana (25010110130224)
9. Susanti Handayani (25010110130226)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2010/2011

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tugas Pendidikan Agama Islam Hukum Keluarga Berencana (KB)
Menurut Islam”

Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai


pengetahuan tentang KB (Keluarga Berencana) dalam pandangan islam dan juga
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya
berupa artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan
makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang
mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap,
semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang
membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

1. JUDUL.................................................................................................i
2. KATA PENGANTAR........................................................................ii
3. DAFTAR ISI.......................................................................................iii
4. BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
5. BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian KB...............................................................................2
B. Hukum KB Menurut Islam..........................................................2
C. Alasan-alasan Penentuan Hukum KB Dalam Islam..................5
6. BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................8
B. Saran..............................................................................................8
C. DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................iv

i
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia


adalah jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan
berbagai macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program
KeluargaBerencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua
untuk setiap keluarga.

Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan


diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka
kesertaan ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada
tahun 1991, dan terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.

Program KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita


dengan hasil yang cukup menggembirahan, baik secara normatif maupun
demografis. Berdasarkan hasil – hasil Survey Prevalensi Indonesia ( SPI )
tahun 1987 ternyata tingkat kelahiran kasar telah menurun menjadi sekitar 28
–29 / 1000 dan TFR menjadi sekitar 3,4 –3,6.

Meskipun begitu, jika dipandang dari segi islam KB itu hukumnya


haram. Seperti pembahasan kami berikut ini.

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KB

Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa KB dapat diartikan dalam dua


pengertian. Hal ini sama halnya bahwa KB ada dua macam yaitu:

1. Tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran) adalah suatu program nasional


yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena
diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan
ketersediaan barang dan jasa. KB dalam hal ini didasarkan pada teori
populasi menurut Thomas Robert Malthus.
2. Tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran) adalah aktivitas individual untuk
mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana
(alat). Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya.

B. HUKUM KB MENURUT ISLAM

Dalam syari’at islam KB sudah sangat jelas hukumnya haram. Hal ini bisa
dilihat dalam berbagai hadist dan ayat alquran. Contoh ayat-ayat dan hadist
yang menyatakan secara langsung maupun tidak langsung bahwa KB itu
diharamkan antara lain sebagai berikut:

Dari Ma’qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Seorang
lelaki pernah datang (menemui) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata: Sesungguhnya aku mendapatkan seorang perempuan yang memiliki
kecantikan dan (berasal dari) keturunan yang terhormat, akan tetapi dia tidak
bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh) menikahinya? Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”, kemudian lelaki itu
datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan
bertanya lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

i
sallam bersabda: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak
anak), karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya jumlah
kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari kiamat nanti).” Bagi seorang
perempuan yang masih gadis. kesuburan ini diketahui dengan melihat keadaan
keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya, lihat kitab ‘Aunul
Ma’buud, 6/33-34). (HR Abu Dawud (no. 2050), an-Nasa-i (6/65) dan al-
Hakim (2/176), dishahihkan oleh Ibnu Hibban (no. 4056- al-Ihsan), juga oleh
al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi).

Hadits ini menunjukkan dianjurkannya memperbanyak keturunan, yang ini


termasuk tujuan utama pernikahan, dan dianjurkannya menikahi perempuan
yang subur untuk tujuan tersebut. Lihat kitab Zaadul Ma’aad (4/228),
Aadaabuz Zifaaf (hal. 60) dan Khataru Tahdiidin Nasl (8/16- Muallafaatusy
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu).

Dan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Ibuku (Ummu
Sulaim radhiyallahu ‘anha) pernah berkata: (Wahai Rasulullah), berdoalah
kepada Allah untuk (kebaikan) pelayan kecilmu ini (Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu). Anas berkata: Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pun berdoa (meminta kepada Allah) segala kebaikan untukku, dan doa
kebaikan untukku yang terakhir beliau ucapkan: “Ya Allah, perbanyaklah
harta dan keturunannya, serta berkahilah apa yang Engkau berikan
kepadanya.” Anas berkata: Demi Allah, sungguh aku memiliki harta yang
sangat banyak, dan sungguh anak dan cucuku saat ini (berjumlah) lebih dari
seratus orang. (HSR. al-Bukhari (no. 6018) dan Muslim (no. 2481), lafazh ini
yang terdapat dalam Shahih Muslim)

Hadits ini menunjukkan keutamaan memiliki banyak keturunan yang


diberkahi Allah ta’ala, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
mungkin mendoakan keburukan untuk sahabatnya, dan Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu sendiri menyebutkan ini sebagai doa kebaikan. Oleh
karena itulah, imam an-Nawawi mencantumkan hadits ini dalam bab:
keutamaan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. (Lihat Syarah Shahih Muslim,
16/39-40).

i
Demikian pula keumuman hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan
memiliki anak yang saleh, seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam: “Jika seorang manusia mati, maka terputuslah (pahala) amal
(kebaikan)nya kecuali dari tiga perkara: sedekah yang terus mengalir
(pahalanya dengan diwakafkan), atau ilmu yang diambil manfaatnya (terus
diamalkan), atau anak shaleh yang terus mendoakan kebaikan baginya.” (HR
Ibnu Majah (no. 3660), Ahmad (2/509) dan lain-lain, dishahihkan oleh al-
Buushiri dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaaditsish
Shahiihah, no. 1598)

Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh seorang


manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya:
Bagaimana aku bisa mencapai semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini
semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu
diucapkan oleh) anakmu untukmu.” (Kitab al-Maudhuuaat (2/281), al-’Ilal
mutanaahiyah (2/636) keduanya tulisan imam Ibnul Jauzi, dan Silsilatul
Ahaaditsidh Dha’iifah” (no. 3580))

Adapun hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan membatasi keturunan,


seperti hadits “Sebaik-baik kalian setelah dua ratus tahun mendatang adalah
semua orang yang ringan punggungnya (tanggungannya); (yaitu) yang tidak
memiliki istri dan anak”, dan yang semakna dengannya, semua hadits tersebut
adalah hadits yang lemah bahkan beberapa diantaranya batil (palsu).

Demikian pula hadits-hadits yang menunjukkan tercelanya memiliki


keturunan, semuanya hadits palsu. Imam Ibnul Qayyim berkata: “Hadits-
hadits (yang menunjukkan) tercelanya (memiliki) anak semuanya dusta (hadits
palsu) dari awal sampai akhir.” (Kitab al-Manaarul Muniif, no. 206)

Secara panduan manual syariat, KB itu berseberangan dengan ajaran


Islam, pada dua titik rawannya. Pertama, pada prinsip pembatasan anak. Kalau
Islam menganjurkan memperbanyak keturunan, KB justru membatasinya.
Kedua, KB bermisi menciptakan keluarga berencana berdasarkan pendekatan
semakin sedikit anak, semakin baik untuk pembinaan dan pendidikan.

i
Sementara Islam justru berkonsep sebaliknya, semakin banyak anak semakin
banyak aset pahala bagi orang tuanya, semakin banyak generasi Islam, dan
semakin banyak kesempatan menyebarkan ajaran Islam.

C. ALASAN-ALASAN PENENTUAN HUKUM KB DALAM ISLAM

KB (Keluarga Berencana, yaitu membatasi jumlah anak, hanya dua saja,


atau tiga atau lainnya), suatu kata-kata manis, indah, nan menggiurkan, akan
tetapi sebenarnya merupakan makar dan perangkap yang dipropagandakan
oleh musuh-musuh Alloh, dan kemudian diikuti oleh banyak kaum muslimin
yang kurang menyadari akan maksud dan kandungannya.

“ Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.


Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu. ”
(QS. Al Isra: 31)

Kita sebagai umat yang beriman kepada Allah ta’ala, Dzat Yang Maha
Memberi rezeki, hendaknya juga percaya bahwa ketika Alloh menciptakan
manusia, Allah Ta’ala juga telah mempersiapkan untuknya segala yang akan
ia dapatkan selama hidup di dunia, sehingga tidaklah ada sesuap makanan
yang masuk ke dalam mulutnya, melainkan sebagian dari rezeki yang telah
Allah tuliskan untuknya. Allah ta’ala tidak pernah menciptakan satu manusia
pun tanpa jatah rezeki, bahkan semenjak kita masih di dalam perut ibu kita
masing-masing, Allah telah mengutus seorang malaikat untuk menuliskan
jatah rezeki kita:

“ Sesungguhnya penciptaan setiap orang dari kamu di dalam perut ibunya


selama 40 hari dalam bentuk air mani, kemudian berubah menjadi segumpal
darah semasa itu juga (selama 40 hari), kemudian menjadi segumpal daging
semasa itu juga (selama 40 hari), kemudian Alloh mengutus seorang
malaikat, dan ia diperintahkan dengan empat hal, dan dikatakan kepadanya:
tuliskanlah amalannya, rezekinya, ajalnya, dan bahagia atau sengsara. “
(Muttafaqun Alaih)

i
Sehingga alasan program KB bertentangan atau bertujuan mengikis habis dan
tuntas keimanan kepada Alloh, dan takdir bahwa rezeki telah diatur dan
ditentukan oleh Allah ta’ala.

Jumlah kaum muslimin yang besar merupakan salah satu sumber kekuatan
dalam menghadapi musuh-musuh agama Islam, oleh karena itu kita
berkewajiban menumbuhkan generasi penerus dan pejuang yang
memperjuangkan agama, baik melalui pendidikan aqidah, atau melalui
memperbanyak jumlah generasi penerus umat islam.

Adapun teori yang mengatakan bahwa perkembangan manusia lebih cepat


dibanding perkembangan ekonomi, sampai-sampai perbandingannya 1
berbanding 2 atau lebih, ini merupakan kedustaan belaka. Sebab bila kita
amati, kenyataan masyarakat di sekitar kita, niscaya kita dapatkan bahwa teori
ini dusta dan tidak sesuai dengan kenyataan. Sebab betapa banyak jumlah
orang kaya yang hartanya melimpah ruah, sedangkan orang-orang miskin
jumlahnya lebih sedikit dibanding mereka. Akan tetapi karena orang-orang
kaya tidak mau menjalankan kewajiban menyantuni orang miskin, baik
melalui zakat yang wajib atau shadaqoh sunnah, maka terjadilah kesenjangan
sosial yang tidak berbanding. Seandainya kewajiban zakat ditunaikan dengan
baik, niscaya berbagai kemiskinan dan permasalahan terkait akan
terkendalikan.

“ Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-
Ku untuk orang-orang yang bertakwa dan menunaikan zakat dan orang-
orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami. “ (QS. Al A’raf: 156)

Ayat di atas menegaskan bahwa salah satu syarat diturunkannya rahmat


dan kemurahan Alloh ta’ala ialah menunaikan zakat. Sehingga bila seluruh
kaum muslimin yang memiliki kekayaan sudi menunaikan zakat mereka, pasti
rahmat Alloh ta’ala akan senantiasa menyertai kehidupan kita. Dan bila
rahmat Alloh telah menyertai kehidupan kita, niscaya kemiskinan dan
berbagai problematika akan dapat dituntaskan.

i
Hakikat KB adalah seperti yang telah diuraikan dengan ringkas di atas,
yaitu membatasi jumlah anak. Dan telah dijelaskan bahwa ini tidak boleh dan
bertentangan dengan syariat Islam. Akan tetapi walau demikian, para ulama
membedakan antara membatasi dengan mengatur jarak kelahiran, dengan
tujuan agar lebih ringan dalam mengatur dan merawat mereka, atau karena
alasan medis, misalnya karena ada gangguan dalam rahim atau yang serupa,
(ingat sekali lagi: bukan untuk membatasi jumlah anak). Bila yang dilakukan
adalah semacam ini, yaitu mengatur jarak kelahiran anak, dan dengan tujuan
seperti disebutkan, maka para ulama membolehkannya, dan tidak haram.
Karena tidak bertujuan untuk memutus keturunan, atau membatasi jumlahnya.

i
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

♥ Macam KB :

1. Tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran) adalah suatu


program nasional yang dijalankan pemerintah untuk
mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan
ketersediaan barang dan jasa. KB dalam hal ini didasarkan
pada teori populasi menurut Thomas Robert Malthus.
2. Tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran) adalah aktivitas
individual untuk mencegah kehamilan (man’u al-hamli)
dengan berbagai cara dan sarana (alat). Misalnya dengan
kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya.

♥ Hukum KB : Haram

♥ Beberapa contoh Qur’an dan Hadist yang menerangkan bahwa


KB itu haram:

1. “ Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena


takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki
kepada mereka dan juga kepada kamu. ” (QS. Al Isra: 31)
2. “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur
(banyak anak), karena sesungguhnya aku akan
membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan
umat-umat lain (pada hari kiamat nanti).”

3.2 SARAN

Sebagai umat islam seharusnya kita tidak melaksanakan


KB, karena menurut islam jelas-jelas hukumnya haram.

i
DAFTAR PUSTAKA

http://andreasviklund.com/

http://assunnah-qatar.com

http://indonesia-indonesia.com

http://indonesia.faithfreedom.org/forum/dalam-islam-kb-keluarga-
berencana-dilarang-t28895/

http://muslim.or.id/

http://www3.clustrmaps.com/counter/maps.php?
url=http://jacksite.wordpress.com

http://www.web-stat.com/

i
LAMPIRAN

1. Jelaskan pengertian KB !
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-macam KB !
3. Jelaskan alasan islam mengharamkan KB !
4. Bagaimana pendapat anda jika KB itu haram. Jelaskan !

Jawaban

1. Keluarga Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni


dua untuk setiap keluarga.
2. KB ada dua macam yaitu:
a. Tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran) adalah suatu program nasional
yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk,
karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang
dengan ketersediaan barang dan jasa. KB dalam hal ini didasarkan
pada teori populasi menurut Thomas Robert Malthus.
b. Tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran) adalah aktivitas individual
untuk mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan
sarana (alat). Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya
3. Secara panduan manual syariat, KB itu berseberangan dengan ajaran
Islam, pada dua titik rawannya. Pertama, pada prinsip pembatasan anak.
Kalau Islam menganjurkan memperbanyak keturunan, KB justru
membatasinya. Kedua, KB bermisi menciptakan keluarga berencana
berdasarkan pendekatan semakin sedikit anak, semakin baik untuk
pembinaan dan pendidikan. Sementara Islam justru berkonsep sebaliknya,
semakin banyak anak semakin banyak aset pahala bagi orang tuanya,
semakin banyak generasi Islam, dan semakin banyak
kesempatanmenyebarkan ajaran Islam.
4. ( Tergantung jawaban masing-masing individu )

i
i

You might also like