You are on page 1of 33

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “J” P1001 AKSEPTOR AKTIF KONTRASEPSI IUD


DENGAN EROSI PORTIO
DI PUSKESMAS RENGEL KABUPATEN TUBAN
TANGGAL 18-31 APRIL 2011

Oleh :
NOVIRA ROSALINA
(08.06.01.319)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA


PRODI DIII KEBIDANAN TUBAN
JL.Diponegoro No.17 Telp.( 0356 ) 321287 TUBAN
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
5
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan kebidanan pada Ny “J” Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan
Erosi Portio di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban sebagai laporan praktek klinik
kebidanan yang telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing ruangan maupun
akademik di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Kepala Ruangan Neonatus


STIKES NU Tuban RSUD Dr. R. Koesma Tuban

UMMU QONITUN, S.SiT Hj. TRI AGUSTINA K, SST


NIK. 45115024 NIP. 196708191992032005

6
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penyusun panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny “J” Akseptor
Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio” tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang
bersangkutan, penyusunan laporan Praktik Klinik Kebidanan ini tidak akan terwujud.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih pada
kepada :
1. Dr. Yusnita Firdausi selaku Kepala Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan praktek klinik
kebidanan.
2. H. Miftahul Munir, SKM.M.Kes. selaku Ketua STIKES NU Tuban yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan praktek di RSUD Dr. R. Koesma
Tuban
3. Hj. Tri Agustina K, SST selaku pembimbing ruangan di Puskesmas Rengel
Kabupaten Tuban yang telah meluangkan waktu untuk membimbing kami selama
praktek.
4. Ummu Qonitun, S.SiT selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
5. Seluruh staf dan karyawan di Pukesmas Rengel Kabupatren Tuban atas bantuan
dan bimbingannya
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna, karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penyusun terima dengan tangan terbuka demi tercapainya kesempurnaan laporan di
masa yang akan datang. Sekian dan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Tuban, April 2011


Penyusun

7
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang 1..........
B. Tujuan 2...........
C. Ruang lingkup 3...........
D. Metode penulisan 3...........
E. Pelaksanaan 3...........
F. Sistematika penulisan… 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................5
A. Konsep Dasar Kontrasepsi IUD 5
B. Konsep Dasar Erosi Portio 5
C. Konsep dasar asuhan kebidanan menurut hellen varney.....11
BAB III TINJAUAN KASUS ..............................................................14
A. Pengkajian 14 ........
B. Interpretasi data 17.........
C. Identifikasi masalah potensial 18.........
D. Identifikasi kebutuhan segera 18.........
E. Intervensi 18.........
F. Implementasi 19.........
G. Evaluasi 20.........
BAB IV PENUTUP.............................................................................. 24
A. Kesimpulan..........................................................................24
B. Saran ...................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

8
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paradigma baru program KB telah diubah visinya dari mewujudkan
NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2010”.
Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
pada Tuhan Yang Maha Esa. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan
alasan utama diperlukannya Keluarga Berencana.
KB adalah suatu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat, kedewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
kesehatan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil bahagia dan sejahtera (Undang – undang No. 16 Tahun 1992).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, pengguna kontrasepsi IUD menduduki peringkat ke empatdari jumlah
746.702 peserta KB dan yang menggunakan IUD sebanyak 2,74% (BKKBN,
2007).
Dalam pemakaian metode kontrasepsi pada akseptor KB terdapat
beberapa efek samping. Karena itu, dalam diperlukan adanya kegiatan pembinaan
yang lebih intensif.
Berdasarkan metode atau alat yang digunakan, angka drop out tertinggi
terjadi pada pemakaian kondom (38%), diikuti seara berturut-turut adalah karena
ingin hamil (34%), masalah kesehatan (15,5%), efek samping (11%). Khususnya
pada IUD, faktor yang mempengaruhi wanita berhenti menggunakan IUD adalah
karena terjadi komplikasi (32%), suami merasa tidak nyaman (11%).
Salah satu efek yang sering muncul karena terjadinya komplikasi pada
akseptor IUD diantaranya adalah Erosi Portio. Erosi portio merupakan pengikisan
yang terjadi pada mulut rahim yang biasa disebabkan oleh karena manipulasiatau
keterpaparan bagian tersebut oleh suatu benda, misalnya saat pemasangan IUD,
hubungan seksual yang mengakibatkan terjadinya peradangan dan menjadi
infeksi.

9
Oleh karena itu berdasarkan data-data yang telah dijelaskan diatas,
sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan kita harus mampu memberikan asuhan
kebidanan secara menyeluruh atau komprehensif sehingga masalah yang terjadi
pada akseptor IUD dengan erosi ortio dapat diatasi dengan baik dan tepat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dengan mempelajari asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat
mengerti dan memahami tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada
akseptor IUD dengan erosi portio melalui pendekatan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pengkajian baik dari
subyektif maupun data obyektif pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif
Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten
Tuban.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi masalah potensial atau
mendiagnosa pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD
dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengantisipasi masalah potensial atau
diagnosa lain pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD
dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada
Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di
Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.
5. Mahasiswa diharapkan mampu merencanakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD
dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.
6. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan rencana secara
menyeluruh pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD
dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.
7. Mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi asuhan yang telah
diberikan pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan
Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.
10
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penyusunan laporan asuhan kebidanan ini dilakukan pada Ny.
“J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di Puskesmas
rengel Kabupaten Tuban.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang dipakai dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini yaitu
dengan menggunakan pendekatan proses kebidanan dengan memberikan
Asuhan pada klien secara langsung mengenai proses Asuhan Kebidanan pada
Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di
Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.
2.2.2 Data Primer
a). Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab kepada klien atau keluarga untuk
mendapatkan data subjektif menggali/mengetahui keluhan pasien.
b). Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada pasien untuk
memperoleh data objektif.
c). Pemeriksaan Fisik
Yaitu melakukan pemeriksaaan fisik melalui inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
2.2.3 Data Sekunder
a). Studi Kepustakaan dan Praktek Lapangan
Yaitu mencari informasi melalui beberapa sumber yang berasal
dari literatur yang menjadi landasan teoritis dalam memberikan
asuhan kebidanan.
b). Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan untuk melengkapi data primer yakni
laboratorium.

1.5 Pelaksanaan
Praktik lapangan ini dilaksanakan di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban
pada tanggal 18-31 April 2011

11
1.6 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Pelaksanaan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep dasar sesuai dengan kasus/ askeb yang diambil
2.2 Konsep dasar Asuhan Kebidanan ( Tinjauan teori Menurut Hellen
Varney)
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa/ Masalah
3.3 Diagnosa/ Masalah potensial dan antisipasi tindakan (bila ada)
3.4 Tindakan Segera (bila ada)
3.5 Intervensi / Perencanaan
3.6 Implementasi / Pelaksanaan
3.7 Evaluasi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

12
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar AKDR


2.1.1 Pengertian
Salah satu alat kontrasepsi modern yang telah di rancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri  sebagai usaha
kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplatasi
dalam uterus
Tindakan yang menbuat individu atau pasangan suami istri
untuk mendapat objek–objek, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur interval dan mengontrol waktu kapan ingin
punya anak serta berapa jumlah yang diinginkan.
Kontrasepsi adalah menolak kontrasepsi atau pertemuan antara
sel telur perempuan yang telah matang dan sperma laki–laki (sel mani).
Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara perhitungan cara
operasi untuk penjarangan dan pembatasan  kehamilan.
2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana
a. Mendapatkan objek–objek tertentu
Misalnya : Konseling jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan
kerugian sesuai dengan alat kontrasepsi yang di
gunakan
b. Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang tidak diinginkan
d. Mengatur interval di antara kehamilan
2.1.3 Macam – Macam AKDR
a.     AKDR CuT-380A
Suatu alat yang terbuat dari plastik yang  fleksibel, berbentuk
huruf T  sehubungan oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga
(Cu).
b.    Mengandung  tembaga, seperti Cu T380A, Cu T200C, Multiload
(Cu ML250 dan 375), Nove T.
13
c.     AKDR-Cu Generasi kedua
1) CuT-380A = ParGard
2) CuT-380Ag
3) CuT-220C
4) Nova-T = Novagard : mengandung Ag
5) Delta-T : Modified CuT-220C
6) MLCu-375
2.1.4 Mekanisme kerja AKDR
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
2) Mempengaruhi  fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3) AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) bekerja terutama mencegah
sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma
sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalan uterus.
2.1.5 Keuntungan Menggunakan AKDR
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (10 Tahun proteksi dari CuT380A dan
tidak perluh diganti.
d. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat.
e. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
f. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT 380 A)
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat  dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah
haid berhenti)
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

14
2.1.6 Kerugian Menggunakan AKDR
a. Efek samping yang umum terjadi
Perubahan siklus haid (umumnya pada bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
1) Haid lebih lama dan banyak
2) Perdarahan (spotting) antarmenstruasi.
b.    Komplikasi lain
1) Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan
2) Perdarahan berat pada waktu haid yang dapat menyebabkan
anemia
3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangannya benar).
4) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
5) Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan.
6) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai AKDR.
7) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik seringkali
perempuan takut selama pemasangan.
8) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR biasanya menghilang 1-2 hari.
9) AKDR tidak dapat dilepaskan oleh klien sendiri.
10) AKDR dapat keluar tanpa diketahui.
11) Tidak mencegah terjadi kehamilan ektopik karena fungsi
AKDR untuk mencegah kehamilan  normal.
12) Perempuan harus memeriksa benang AKDR dan waktu ke
waktu (Arum, Setya, Jogjakarta : 2009 Hal 155-156).
13) Erosi porsio
  Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak
steril dan dapat menyebabkan infeksi.
AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan
lamanya haid (darah merupakan media subur untuk
berkembangbiaknya kuman menyebabkan terjadinya infeksi).
15
Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan canalis
cervicalis   dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat
menyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi
erosi pada portio (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 167).
2.1.7 Persyaratan Pemakaian AKDR
a.     Yang dapat menggunakan
1) Usia reproduktif
2) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangkah panjang
3) Menyusui dan menginginkan menggunakan kontrasepsi
4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
5) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
6) Resiko rendah dan IMS
7) Tidak menghendaki metode hormonal
8) Tidak menyukai memakai kontrasepsi yang mengingat-ingat
misalnya : minum pil tiap hari
9) Tidak menghendaki kehamilan
10) Perokok berat
11) Pascakeguguran
12) Sedang memakai antibiotik atau anti kejang
13) Gemuk ataupun yang kurus
14) Sedang menyusui
15) Penderita tumor jinak payudara
16) Penderita kanker payudara
17) Pusing, sakit kepala
18) Tekanan darah tinggi < 140 / 90 mmHg
19) Varises di tungkai maupun vulva
20) Penderita penyakit jantung
21) Pernah menderita stroke
22) Penderita diabetes tidak lebih dan 20 tahun
23) Penderita penyakit hati dan empedu
24) Malaria
25) Penyakit tiroid

16
b.    Yang tidak di perkenalkan
1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
2) Pendarahan vagina ynag tidak diketahui (sampai dapat  
dievaluasi)
3) Sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis,servicitis)
4) Tiga bulan berakhir sedang mengalami atau sering menderita
PRP atau abortus
5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
6) Penyakit trofoblas yang ganas
7) Diketahui menderita TBC pelvic
8) Kanker alat genital
9) Ukuran rongga rahim kurang dan 5 cm
2.1.8 Waktu Penggunaan AKDR
a. Setiap  waktu dalam siklus haid,yang dapat di pastikan klien tidak
hamil.
b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
c. Segera setelah melahirkan,selama 48 jam pertama atau setelah 6
minggu pasca persalinan,setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode Amenorhoe Laktasi
d. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi.
e. Selama 1-5 hari setelahsenggarna yang tidak dilindungi.
2.1.9 Petunjuk Bagi Klien yang Menggunakan AKDR / IUD
a. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu   
pemasangan AKDR.
b. Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benang
AKDR secara rutin terutama setelah haid.
c. Setelah bulan pertama pemasangan. Hanya perlu memeriksa
keberadaan benang  setelah haid  apabila mengalami :
o   Kram / kejang pada perut bagian bawah
o   Pendarahan (spothing)
o   Nyeri telah senggama atau apabila pasangan  mengalami tidak
nyaman selama melakukan hubungan seksual.
17
d. Copper T-380A perluh dilepas setelah 10 tahunpemasangan, tetapi
dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan
e. Kembali ke klinik apabila :
1.   Tidak dapat teraba benang AKDR
2.   Merasdakan bagian yang keras dan AKDR (batang)
3.   AKDR terlepas
4.   Siklus terganggu / meleset
5.      Terjadi pengeluaran cairan dan vagina yang mencuringakan
6.      Adanya infeksi. (Winkjosostro, Jakarta : 2003 Hal 143).

18
2.2. Konsep Dasar Erosi Porsio
2.2.1 Pengertian Erosi Porsio
Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu
berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. (Winkjosastro,
Jakarta : 2005 Hal 167).
Erosi porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan
oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat
mengakibatkan menjadi radang dan lama – lama menjadi infeksi.
(www.google memahami Reproduksi wanita, 10 mei 2010).
2.2.2 Etiologi Erosi Porsio
a. Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR
Pada saat pemasangan alat kontrasepsi  yang digunakan tidak
steril yang dapat menyababkan infeksi.
AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama
haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya
kuman) penyebab terjadi infeksi.
b. Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel
canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat
memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi
pada porsio (hubungan seksual).
c. Pada masa reproduktif karena adanya infeksi seperti cervicitis
dapat menyebabkan bata antara epitel canalis cervicalis dan epitel
portio berpindah.
d. Rangsangan luar maka epitel gampang berlapis banyak dan porsio
mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis.
(Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal. 167).
2.2.3 Patofisiologi Terjadinya Erosi Porsio
Selain dari personal hygiene yang kurang IUD juga dapat
menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan
media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan
adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio
menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai
dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum
19
tampak kemerahan, sekret juga bercampur dengan nanah, ditemukan
ovulasi nabathi. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-
SP, Jakarta : 2005).
2.2.4 Tanda dan Gejala
a. Sekret bercampur darah setelah bersenggama. (www.goegle
memahami Reproduksi wanita, 10 mei 2010).
b. Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrorarghia.
c. Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah
kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel
Portio.
e. Pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii. (Winkjosastro,
Jakarta : 2005 Hal 175).
2.2.5 Penanganan
Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3
10% atau Al Bothyl yang menyebabkan nekrose Epitel silinderis
dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan Epitel gepeng
berlapis banyak. (www.goegle memahami Reproduksi wanita, 10 mei
2010).

20
2.3. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
2.3.1 Pengertian
Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan
menggunakan langkah – langkah sehingga merupakan alur kerja dan
perorganisasian pikiran dan bertindak sebagai suatu langkah – langkah
yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi bidan.
Proses manajemen ini terdiri dari 7 langkah berurutan dimana
setiap langkah disempurnahkan secara periodik, proses ini dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengasn evaluasi.
Dengan adanya proses manajemen asuhan kebidanan ini maka
mudah kita dapat mengenali dan mengidetifikasi masalah selanjutnya,
merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang aman dan efektif.
2.3.2 Proses Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varneys Midwivery,
1997
a. Idetifikasi dan Analisa Data Dasar
Merupakan langkah awal dalam manajemen kebidanan,
langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam
mengidentifikasi masalah ibu. Pada tahap ini merupakan dasar
langkah selanjutnya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam langkah
identifikasi data dasar meliputi :
1)      Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, mencari data menggalih data atau
informasi, baik dan ibu, keluarga, maupun tim kesehatan
lainnya atau data yang memperoleh dan hasil pemeriksaan
pada pencatatan dokumen medik. Hal – hal yang dilakukan
dalam pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan antara
bidan dengan ibu maupun tim medis lainnya.
b. Observasi dan pemeriksaan fisik
Merupakan metode pengumpulan data yang tidak dapat
disahkan, observasi adalah melihat, dan pemeriksaan
fisik dilakukan inspeksi, dan palpasi
21
2)      Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar, maka
selanjutnya dapat dikumpulkan dalam :
1). Data subjektif
Data yang dikumpulkan dalam data subjektif antara lain
adalah keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat
ginokologi dan KB.
1. Keluhan utama :
Adanya pengeluaran sekret bercampur darah dan
kadang juga bercampur dengan nanah.
2. Riwayat menstruasi :
Perdarahan diluar siklus haid (metrorrhagia)
3. Riwayat ginekologi dan KB :
Gangguan pola haid (metrorrhagia) dan pengunaan
jenis alat kontrasepsi AKDR.

2). Data objektif


Pemeriksaan fisik khususnya pemeriksaan inspekulo
Data objektif :
Pemeriksaan  inspekulo : portio uteri disekitar ostium   
uteri eksternum     tampak daerah kemerahan, dapat pula
dilihat langsung sekret bercampur darah atau dapat pula
sekret bercampur dengan nanah.
b.      Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Menginterpretasikan data secara spesifik ke dalam suatu
rumusan diagnosa kebidanan dan masalah. Diagnosa lebih sering
didefinisikan oleh bidan yang difokuskan pada apa yang dialami
oleh klien sedangkan masdalah lebih sering berhubungan dengan
bagaimana klien menguraikan keadaan yang dirasakan.
Diagnosa / masasarkan keluhan ibu bahwa keluar sekret
bercampur darah setelah bersenggama, perdarahan diluarsiklus
haid (metrorrhagia), dapat pula sekret bercampur dengan nanah.
Dan pemeriksaan fisi khususnya pemeriksaannnn inspekulo :
tampak  portio uteri sekitar ostium uteri eksternum (OUE)
22
Tampak daerah kemerahan yang dikarenakan semakin menipis
epitel portio sehingga pembuluh darah disekitar OUE nampak
jelas yaitu kemerahan dan apabila dapat dilihat langsung sekret
bercampur darah ini disebsbkan karena menipisnya Epitel portio
dan adanya kontak langsung (setelah senggama atau terpapar
dengan benda-benda asing) maka portio mudah berdarah, sekret
yang keluar dapat bercampur dengan nanah yang disebabkan oleh
gonococcus, maka keadaan tersebut di atas dapat ditegakkan
sebagai Erosi Portio.
c.       Identifikasi adanya diagnosa atau masalah  potensial
Pada tahap ini mengantisipasi masalah potensial yang
mungkin terjadi atau yang akan dialami oleh ibu bila tidak
mendapat penanganan yang adekuat, didapat melalui pengamatan
yang cermat, observasi secara akurat dan persiapan untuk segalah
sesuatu yang mungkin terjadi
Diagnosa/masalah potensial:    
Dengan adanya erosi portio pada ibu dapat menyebabkan
terjadinya cervicitis, drop out ibu dan alat konra sepsi yang
digunakan yaitu IUD.
d. Tindakan Segera
Perlunya tindakan segerah (Emergency) dan kolaborasi
pada tahap ini erosi portio bukan masalah yang mengancam
keselamatan ibu sehingga tidak memerlukan tindakan segera
(Emergency) namun hanya memerlukan tindakan kolaborasi
dalam menaangani masalah yang dialami oleh klien.
Tindakan emergency /kolaborasi :
Dilihat dan masalah yang dihadapi ibu maka bidan
melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
antibiotik dan analgetik.
e. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Merencanakan    tindakan secarah komprehensif yang
didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui
kebenaranya, sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan
asumsi yang seharusnya di kerjakan atau tidak oleh bidan.
23
         Rencana tindakan :
1. Jelaskan pada ibu penyebab erosi portio.
2. Beri health education (HE)tentang personal higyene, gizi  
yang cukup, istirahat dan tidur yang cukup.
3. Beri dukungan moril /support pada ibu agar tiodak larut
dengan kondisi yang dialami saat ini.
4. Beri penanganan dengan albotil.
5. Penatalaksanaan pemberian obat antybiotik dan analgetik.
6. Anjurkan ibu selalu datang untuk kontrol atau kapan saja
setiap ada keluhan.
f.       Pelaksanaan tindakan Asuhan kebidanan
Langkah implementasi atau pelaksanaan asuhan didalam
manajemen kebidanan dilaksanakan oleh bidan maupun
bekerjasama dengan tenaga kesehatah lain berdasarkan rencana
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan asuhan kebidanan di
upayakan dalam waktu singkat dan seefektif mungkin, hemat dan
berkualitasserta  sesuai rencana yang komprehensif.
Implementasi memberikan asuhan kebidanan yang sesui dengan
masalah atau penyakit yang diderita ibu.
g.     Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan.
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan
yang      diberikan kepada klien. Pada tahap ini bidan harus
melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang di
hadapi klien, apakah masalah di atasi seluruhnya. Sebagian telah
dapat dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru
Selain terhadap permasalahan klien, bidan juga harus
mengenal apakah rencana yang telah ditetapkan dapat dilakukan
dengan baik,apakah perlu disusun kembali intervensi yang lain
sehingga masalah dapat dipecahkan dengan tepat.
Pada prinsipnya tahapan evaluasi adakah pengkajian
kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaan beberapa
jauh tercapainya rencana yang dilakukan.
a.    S = Subjektif

24
Merupakan ringkasan dan langkah I dalam proses
manajemen asuhana kebidanan yang di peroleh dan apa yang
dikatakan, disampaikan dan dikeluarkan oleh ibu melalui
anamnese dengan ibu dan kelurganya.
b.    O = Objektif
Merupakan ringkasan dan langakah I dalam proses
manajemen asuhan kebidanan yang diperoleh melalui
inspeksi, palpasi, auskultasi, auskultasi dan hasil
pemeriksaan laboratorium dan USG.
c.    A = Assesment
Merupakan ringkasan dan dan langkah II, III dan IV
dalam proses manajemen asuhan kebidanan dimana dibuat
kesimpulan berdasarkan dan data subjektif dan objektif
sebagai hasil pengambilan keputusan klinik terhadap ibu
tersebut.
d.   P = Planning
Merupakan ringkasan dan langkah V. VI dan VII
dalam proses manajemen asuhan kebidanan dimana planning
ini dilakukan berdasarkan dan hasil kesimpulan dan evaluasi
terhadap keputisan ibu yang diambil dalam rangka mengatasi
masalah ibu atau memenuhi kebutuhan ibu.

25
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
1. Data Subyektif
Anamnese pada tanggal : 18 April 2011 Jam : 11.00 WIB
1. Biodata / Identitas

Nama Pasien : Ny. “J” Nama Suami : Tn “D”

Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun


Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Karangtinoto 5/3 Alamat : Karangtinoto 5/3
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin kontrol kontrasepsi IUD karena merasakan nyeri
sekitar panggul dan keputihan
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus :  28 hari
Lama :  6 hari
Dismenore : tidak ada
Fluor albus : tidak ada
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
No Suami u.k Penol. Penyulit BB/PB Sex H/M Meneteki KB Ket
1. 1 9bln bidan - 3100kg L 6 th 6 bulan IUD
49cm

26
5. Riwayat Penyakit yang pernah / Sedang Diderita Akseptor dan Riwayat
Penyakit Keluarga
- Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita pasien.
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah menderita penyakit menurun
(Diabetes Melitus), menahun (jantung, ginjal) dan menular (hepatitis).
- Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menurun (diabetes miletus), menahun (jantung dan ginjal)
dan menular (hepatitis)
6. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah merokok, minum-minuman keras
ataupun jamu-jamuan selain obat yang diberikan dari dokter / bidan.
7. Pola Kehidupan Sehari-hari
 Eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1 kali setiap hari dan BAK
4-5 kali setiap hari.
 Nutrisi : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, porsi sedang,
nasi, lauk pauk, sayur, buah dan minum air putih
6-7 gelas perhari.
 Pola Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang  1 jam per hari dan
tidur malam  7 jam hari.
 Personal Hygiene : Ibu selalu mandi dan gosok gigi 2 kali / hari dan
ganti baju 1 kali / hari serta membersihkan daerah
kemaluannya setiap selesai BAB / BAK.
 Rekreasi : Ibu lebih suka nonton TV di ruang dan jalan-jalan.
 Sexualitas : Ibu mengatakan melakukan hubungan seks 1 kali
dalam seminggu
8. Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada larangan dalam
mengikuti keluarga berencana (KB)

2. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tensi : 120/70 mmHg
27
Nadi : 80 x/mnt
Nafas : 20 x/mnt
Suhu : 365 oC
BB : 52 kg

2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi

Rambut : ikal, hitam, bersih dan tidak berketombe


Muka : tidak pucat, tidak ada flek-flek hitam
Mata
 conjungtiva : merah muda
 sklera : putih (tidak ikterus)
Hidung : tidak ada polip, simetris
Mulut
 Stomatitis : tidak ada
 bibir pucat : tidak ada
 gigi : tidak ada caries.
Leher
 Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada
 Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
 Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada : simetris
Payudara
 Bentuk : simetris
 Puting susu : menonjol
Perut
 Luka parut : tidak ada
 Pembesaran : tidak ada
Genetalia
 Varices : tidak ada
 Oedema : tidak ada
 Kebersihan : bersih

28
 Bau : tidak berbau
 Keputihan : ada
Kaki / ekstremitas
 Varices : tidak ada
 Odema : tidak ada
Anus : tidak ada hemoroid
Pungung : simetris, tidak ada kifosis
2. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid, vena
jugularis.
Payudara : tidak ada benjolan abnormal
Perut : tidak ada benjolan
Auskultasi
Dada : Weezing paru : normal (tidak ada)
3. Reflek patella
Ka/ki : ki (+) / ka (+)
3. Pemeriksaan Inspekulo
 Nampak portio berwarna kemerahan
 Nampak benang IUD pada portio
 Nampak adanya cairan disekitar portio
 Tidak ada benjolan pada portio.

3.2 Interpretasi Data


Tanggal : 01 April 2008 Pukul : 11.15 WIB
Diagnosa : P1001 Akseptor Aktif Kontraspesi IUD dengan Erosi Portio
Ds : - Ibu mengatakan ingin kontrol kontrasepsi IUD karena merasakan
nyeri sekitar panggul dan keputihan
Do : - TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,5 oC
Nadi : 80 x/mnt
BB : 52 kg
- Pada pemeriksaan inspekulo
 Nampak portio berwarna kemerahan

29
 Nampak benang IUD pada portio
 Nampak adanya cairan disekitar portio
 Tidak ada benjolan pada portio.
3.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
- servicitis

3.4 Kebutuhan Segera / Kolaborasi


Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

3.5 Intervensi
Tanggal : 18 April 2011 Pukul : 11.25 WIB
Diagnosa : P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio
Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 15 menit, masalah
yang dirasakan ibu dapat teratasi.
Kriteria hasil : - Ibu dapat mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Rencana Tindakan :
1. Lakukan komunikasi terapiutik dengan ibu
Rasional : agar disaat dilakukan pemeriksaan, ibu dapat kooperatif
2. Lakukan pemeriksaan inspekulo
Rasional : untuk melihat kondisi cerviks ibu
3. Jelaskan kepada ibu tentang penyebab erosi portio
Rasional : dengan penjelasan tentang erosi portio ibu akan bersikap
kooperatif dan mau menerima anjuran petugas dan dokter

30
4. Jelaskan pada ibu tentang :
 Personal hygiene yaitu utamanya pada daerah kewanitaan.
Rasional : memberi rasa nyaman dan mencegah terjadi infeksi lebih
lanjut
 Gizi yang cukup
Rasional : dengan memakan makanan yang cukup gizi membantuh
memulihkan stamina dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak
 Istirahat dan tidur yang cukup
Rasional : istirahat dan tidur yang cukup membuat memulihkan stamina
5. Beri dukungan moral
Rasional : agar ibu merasa tenang serta kecemasan itu merasa berkurang
6. Beri albothyl pada daerah porsio pada portio
Rasional : dengan pemberian albothyl akan mempercepat penyembuhan
erosi portio
7. Penatalaksanaan pemberian obat
Rasional : dengan pemberuian obat pada klien agar masalah dapat teratasi
dan menjadi sembuh.
8. Anjurkan ibu datang kembali untuk kontrol AKDR kapan saja atau setiap ada
keluhan
Rasional : agar ibu dapat teratasi masalahnya serta merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan.

3.6 Implementasi
Tanggal : 18 April 2011 Jam : 11.00 WIB
1.  Melakukan komunikasi terapiutik dalam menjelaskan prosedur pemeriksaan
kepada ibu dengan ramah dan sopan
2. Melakukan pemeriksaan inspekulo dengan :
 Menyuruh ibu untuk berbaring di tempat yang telah disediakan

31
 Melakukan vulva hygiene
 Memasang inspekulo dan melihat keadaan cerviks
3. Menjelaskan kepada ibu adanya infeksi pada portio
4.    Memberi penyuluhan tentang
a. Personal hygiene yaitu utamanya pakaian dalam menggantinya setiap kali
kotor atau basah
b.   Gizi yang cukup yaitu yang memenuhi kebutuhan dengan cukup
karbohidrat, protein dan vitamin
c.    Istirahat dan tidur yang cukup
5.  Memberi dukungan moral dengan memberi support dengan menyerahkan diri
pada Allah SWT.
6.  Memberikan albotyl dengan cara mengoleskan albotil menggunakan klem di
sekitar portio yang terjadi radang.
7.  Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
pemberian obat :
-  Antalgin 3x1
- Metronidazole 3x2
8.  Menganjurkan ibu datang kembali untuk kontrol AKDR atau kapan saja setiap
ada keluhan.

32
3.7 Evaluasi

Tanggal : 18 April 2011 Pukul : 11.25 WIB


S : Klien mengatakan telah paham dan mengerti tentang penjelasan yang
diberikan petugas kesehatan.
O : Klien dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan serta dapat
menjawab pertanyaan dari petugas kesehatan.
Keadaan umum dan tanda-tanda vital

a.    TTV : TD         : 110/80 mmHg

           N          : 80x/menit

           P          : 20x/menit

           S          : 36,40C

b.   BB sekarang : 53 kg

c.   Pemeriksaan inspekulo

1.     Nampak adanya cairan putih disekitar serviks

2.     Nampak portio kemerah-merahan

3.     Nampak benang AKDR

A : P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio

P : Berikan penyuluhan tentang :

1.  Personal hygiene yaitu utamanya pakaian dalam menggantinya setiap

kali kotor atau basah.

2. Istirahat dan tidur yang cukup

Berikan terai obat :

- Lyncopar 3x1

- Ferofort 1 x 1 mg

33
- Mefinal 3 x 1 mg

Anjurkan ibu untuk datang kembali untuk kontrol AKDR atau kapan saja

setiap ada keluhan 

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah mempelajari teori, Konsep dasar prinsip-prinsip keluarga

berencana Akseptor IUD dengan masalah erosi portio maka dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Dari pemeriksaan inspekulo dapat diketahui kondisi cerviks yang terkena

erosi portio

34
2. Meskipun erosi portio tidak mengancam keselamatan ibu tapi memerlukan

tindakan kolaborasi dengan dokter untuk mencegah masalah lebih lanjut

yaitu Cervicitis, disebsbkan karena erosi portio adalah keadaan ostium

uteri eksternum terjadi pengikisan yang mudah berdarah dan temukan

juga sekret yang yang bercampur dengan nanah sehingga terjadi portal of

entry masuknya kuman yang dapat menyebabkan Cervicitis.

3. Komplikasi lain dari erosi portio dapat terjadi Droup Out dari alat

kontrasepsi yang digunakan yaitu AKDR (CuT 380A) yang dikarenakan

oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang pengetahuan erosi portio dan

kecemasan yang dialami ibu dapat menyebabkan droup out ibu dari alat

kontrasepsi yang digunakan.

4.2 Saran
 Bagi Mahasiswa

Sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan skill


dalam melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB khususnya pada
kontrasepsi IUD serta mengunakan lahan praktek sebaik-baiknya untuk
menerapkan dan melakukan teori yang telah diperoleh dari instansi pendidikan
dengan kasus yang ditemukan dilapangan

 Lahan Praktik

Dapat menyesuaikan antara teori dan praktik terutama dalam melakukan


asuhan kebidanan pada akseptor KB khususnya pada kontrasepsi IUD dan
dapat meningkatkan jumlah fasilitas sarana dan prasarana dalam pemberian
asuhan kebidanan.

 Institusi Pendidikan

Agar memperbanyak buku atau prothap yang berkaitan dengan asuhan


kebidanan pada akseptor KB khususnya pada kontrasepsi IUD sehingga dapat

35
dijadikan masukan dalam pembuatan laporan praktek kebidanan yang akan
datang

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.

Manuaba. 1998. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan


Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Saifudin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

36
Saifudin, Abdul Bari. 1976. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

http://www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=144&catid=7

Sarwono, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka : 2006, Jakarta

37

You might also like