You are on page 1of 33

0

Kebun
Bibit Desa

Penyusun : Edy Hendras Wahyono, Nano Sudarno,


Yopie Basyarah, M.Dedit Aulia, Akbar Ario Digdo,
Agus Wijayanto
Editor : Fransisca Noni
Dokumentasi : Fransiskus Harum dan Yapeka
Desain : Nano Sudarno
Diterbitkan : WCS-Indonesia Program
Dukungan dana : PNPM Support Facility -World Bank

Literatur yang disarankan

Wahyono, E. H. dkk. 2010. Kebun Bibit Desa. WCS-Indonesia Program,


Bogor.
1
Kata Pengantar

Bekerja sama dengan masyarakat, adalah sebuah pembelajaran


yang sangat menarik dalam kegiatan pendampingan langsung,
dan tinggal bersama mereka. Banyak ilmu yang terkadang lepas
dari perhatian, terlewatkan, seolah tak berguna bagi kehidupan
masyarakat kota. Namun rupanya di berbagai daerah, memiliki
sebuah kearifan tradisional yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan dalam bermasyarakat, dan tentu satu daerah
dengan daerah lain, berbeda.

Masyarakat sangat memerlukan sesuatu yang berbeda,


membutuhkan pengetahuan yang dapat menopang kehidupan
atau bahkan memerlukan sebuah perubahan dengan kegiatan
yang dapat meningkatkan perekonomian dari berbagai sektor.
Siapapun yang datang, apapun latar belakangnya, namun bila
membawa sebuah perubahan, akan diterima dengan senang
hati, bahkan didukung agar kegiatan yang akan diterapkan di
dalam masyarakat tersebut benar-benar berhasil, dapat
membawa perubahan.

Dengan pembangunan Demonstrasi Plot (Demplot) Kebun Bibit


Desa di beberapa daerah kegiatan PNPM LMP di Sumatera
tentunya telah membuka pemahaman baru bagi masyarakat di
sekitarnya tentang Kebun Bibit Desa yang merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan kebutuhan pembuatan
tanaman hutan rakyat atau kebun rakyat.

Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat bagi penerapan


pembangunan biogas di masyarakat.

Bogor, Febuari 2011 ghijauan


adalah pembuatan
2
pala Desa

Daftar Isi
Kata Pengantar ………………………………………………… 2
Daftar Isi ……………………………………………….……….. 3
Pendahuluan ……………...……………….……………..….. 4
1. Persiapan 5
a. Rancangan persemaian mini
b. Alat dan bahan
2. Pemilihan Species dan Penanganan Benih 9
a. Pemilihan jenis tanaman
b. Penentuan kebutuhan benih
c. Pengumpulan benih
d. Penyimpanan benih
e. Perlakuan benih
3. Pengelolaan dan Pemeliharaan Persemaian 11
a. Pembuatan bedeng tabur
b. Penaburan benih
c. Pengendalian hama dan penyakit
d. Penyapihan atau pemindahan ke wadah
e. Pembuatan media campuran
f. Jenis wadah yang digunakan
g. Pengisian media dalam wadah
h. Penempatan di persemaian
i. Pemeliharaan persemaian
j. Kapan bibit siap ditanam
4. Pedoman Pembuatan persemaian 14

5. Rancangan Anggaran Biaya (RAB) 26

Contoh Rencana Kerja ....................................... 27


Bagan Kegiatan Persemaian .............................. 27
Penutup ………………………………………..……………….. 28
Daftar Pustaka ………………………………………………… 29
3
Pendahuluan

o Salah satu dari jenis kegiatan penghijauan adalah pembuatan


hutan rakyat atau kebun rakyat. Dibeberapa daerah,
pembangunan hutan rakyat tersebut sudah mendapat
sambutan positif dari masyarakat, karena sangat besar
manfaatnya.

Disamping pemenuhan kebutuhan lokal berupa pasaran kayu,


dapat pula berupa buah, serat, pakan ternak dan sebagainya.
Dilain pihak keinginan petani untuk menanam tanaman
tahunan yang menguntungkan dibatasi oleh ketidakmampuan
untuk memperoleh bibit tanaman bermutu.

Petani cenderung mananam tanaman tahunan dari biji


sembarang, sehingga tanaman tersebut memerlukan waktu
yang lebih panjang untuk dapat berproduksi ditambah kualitas
dan kuantitas produksi yang kurang memuaskan.

Bibit atau benih merupakan salah satu faktor penentu


keberhasilan kebutuhan pembuatan tanaman hutan rakyat
atau kebun rakyat. Untuk memudahkan para petani
memperoleh bibit atau benih dalam jumlah besar dan cukup
berkualitas serta tepat waktu (musim tanam), maka perlu
dibangun Kebun Bibit Desa (KBD).

Kebun Bibit Desa adalah usaha persemaian bibit tanaman


penghijauan yang dilaksanakan oleh kelompok tani.
penghasilan harian, bulanaan (manajemen).
4
Persiapan
1
Pohon adalah penyangga langit,
Dan sebagai tiang kehidupan,
Apabila pohon rusak,
Maka langit akan runtuh,
Dan akan menghancurkan kehidupan

Kata-kata di atas adalah cuplikan pepatah Indian di pedalaman


Amerika Latin. Mereka percaya bahwa pohon adalah tiang
langit, tiang bagi kehidupan. Ketika pohon hilang atau rusak,
maka langit pun akan runtuh.

Kini sudah menjadi kenyataan. Ketika pohon semakin hilang,


hutan semakin rusak dan lahan kritis semakin meluas, maka
bencana pun datang silih berganti. Langit di kutub ’runtuh’ atau
berlubang sehingga sinar ultra violet dari matahari mengancam
kehidupan. Bumi semakin panas dan es di kutub mencair.
Maka, lengkap sudah bencana lingkungan yang menerpa umat
manusia.

Lingkungan hidup di sekitar kita semakin rusak dan menurun


kualitasnya, bencana silih berganti. Di daerah hulu pedesaan, di
mana daerah tangkapan hujan semakin sempit, air yang turun
dari langit terus mengalir ke sungai tanpa ada kesempatan
untuk meresap ke dalam tanah. Akhirnya, manusia yang tinggal
di hilir menuai bencana banjir di musim hujan, atau kekurangan
air di saat kemarau.
5
Hutan kita sebagai penyaring gas karbon dan penghasil oksigen,
juga semakin habis sehingga tercipta efek rumah kaca, dan
bumi pun semakin gerah. Namun kita masih bisa berbuat,
masih bisa bertindak untuk menyelamatkan lingkungan di
sekitar kita, untuk mengulur waktu kehancuran, untuk
mengurangi bencana yang terus menerpa. Lantas perbaikan-
perbaikan apa yang dapat kita lakukan pada lingkungan di
sekitar kita ?

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional


2004–2009, perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup diarahkan untuk
memperbaiki sistem pengelolaan sumber daya alam agar
mampu memberi manfaat ekonomi, termasuk jasa
lingkungannya, dalam jangka panjang dengan tetap menjamin
kelestariannya. Kondisi hutan dan lahan yang memprihatinkan
memerlukan upaya perbaikan.

Tahapan kegiatan yang bisa dilakukan untuk perbaikan tersebut


adalah:

ü Pengadaan Bibit.
Pengadaan bibit ini dapat dilakukan melalui biji maupun
persemaian alami, atau anakan yang tumbuh di sekitar
pohon induk.

ü Pembuatan Bedeng Perawatan dan Penyiapan Lahan.


Pembuatan bedeng perawatan dilakukan dengan bahan
sederhana, seperti bambu dan naungan ijuk atau daun
kelapa. Penyiapan lahan dilakukan dengan pembersihan
lahan dan pembuatan ajir.

ü Pemeliharaan.
Setelah bedeng dan lahan disiapkan, tanaman bibit tetap
perlu diperhatikan pemeliharaannya. Pemeliharaan tanaman
meliputi:
· Penyulaman: mengganti tanaman yang rusak atau mati
setelah dilakukan 15-20 hari, penggantian dengan 6
tanaman sejenis,
· Pemupukan: untuk mempercepat pertumbuhan
(sebaiknya menggunakan pupuk kandang atau kompos).
· Penyiangan: membersihkan belukar atau tumbuhan
pengganggu, diulangi beberapa kali hingga tumbuhan
tumbuh dengan baik.
· Pengendalian hama dan penyakit: mengendalikan semua
hama yang mengganggu pertumbuhan
· Pendangiran: menggemburkan tanah di sekitarnya agar
tumbuh dengan baik.

ü Penyiapan lahan
Proses selanjutnya adalah menyiapkan lokasi di mana bibit
tumbuhan itu akan ditanam, baik untuk penanaman skala
luas maupun kecil. Persiapan yang perlu dilakukan adalah
dengan membersihkan lahan, membuat lubang, pembuatan
anjir, atau pelindung selama anakan masih belum bisa
tumbuh secara sempurna.

ü Penanaman.
Setelah bibit siap (setinggi kira-kira 20-40 cm dan perakaran
kira-kira 20cm), bibit dapat diangkut dengan menggunakan
gerobak atau dipikul menuju lokasi yang akan ditanami.
Sebelum tanaman baru siap ditanam, buatlah lajur
penanaman dan lubang.

ü Pemeliharaan.
Pemeliharan setelah penanaman sangat penting dilakukan
karena di sinilah kunci kesuksesan. Pemeliharaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: penyiraman saat
musin kemarau, pembuatan sekat-sekat bakar bila terjadi
kebakaran lahan, pemupukan, dan penyiangan.

Pada kegiatan kebun bibit desa ini, ada beberapa hal yang perlu
disiapkan sebelum melakukan kegiatan pembibitan. Persiapan
tersebut diantaranya adalah : membuat rancangan persemaian
mini serta menyiapkan alat dan bahan.
7
Penjabarannya adalah sebagai berikut :
a. Rancangan Persemaian mini meliputi komponen berikut:
· Areal yang teduh, terlindung dari binatang pemakan semai
(Naungan buatan atau pohon)
· Bedeng tabur
· Bedeng sapih
· Pengolahan media
· Tempat pengisian
media dan
penyapihan
· Sumber air
· Gudang
· Pagar
· Pondok tempat
berdiskusi
· Toilet
· Papan nama

b. Alat dan Bahan


· Sekop dan garpu
· Ayakan kasar (1,5 cm)
· Sendok pengisi media
· Gembor
· Selang karet
· Gerobak dorong
· Gunting pangkas
· Poly bag
· Media
· Naungan buatan (daun aren, alang-alang dll)
· Benih

8
Pemilihan Jenis dan Penanganan
2
Benih Tanaman
a. Pemilihan Jenis tanaman
Jenis apa yang anda ingin tanam tergantung pada dimana dan
untuk apa anda tanam
· Penghasil balok, papan?
· Penghasil buah-buahan?
· Penghasil pakan ternak?
· Rehabilitasi lahan kritis?
· Rehabilitasi DAS, resapan air, sumber mata air, dll.

b. Penentuan Kebutuhan Benih


Kebutuhan Benih ditentukan oleh:
· Kebutuhan bibit
· Jumlah benih per kilogram
· Viabilitas benih/persentase perkecambahan
· Persentase kematian kecambah pada saat penyapihan
· Persentase kematian di persemaian
Kebutuhan bibit di lapangan ditentukan oleh beberapa faktor:
1. Luas lahan
2. Jarak tanam dan sistem pertanaman
3. Persentase kematian bibit pada waktu pengangkutan ke
lapangan
4. Persentase kematian bibit di lapangan

Contoh perhitungan
1. Kebutuhan bibit per hektar:
Jika jarak tanam 5 m x 5 m, maka kebutuhan bibit per ha
adalah 10000/(5x5) = 400
2. Kebutuhan bibit untuk luas lahan tertentu:
9
Jika jarak tanam 5 m x 2 m dan luas lahan 5 ha,
maka kebutuhan bibit adalah 5 x 10000/(5x2) = 5000
c. Pengumpulan Benih
• Benih sebaiknya dikumpulkan dari tegakan pohon terdekat,
pohon yang sehat, kuat, bertajuk lebat
• Lebih baik dipanjat atau digoyang
• Kalau dikumpulkan dari tanah, pastikan tidak terinfeksi
penyakit
• Tidak boleh mengambil benih dari pohon tunggal. Minimal
dari kelompok pohon sebanyak 25 pohon
• Benih dikumpulkan pada saat sudah masak. Dapat diamati
dari warna buah, bentuk buah atau diperiksa bijinya.

d. Penyimpanan Benih
• Benih yang dapat disimpan lama adalah Benih Ortodoks,
contoh benih-benih legume.
• Benih semi recalsitran hanya dapat disimpan dalam jangka
waktu tertentu
• Benih recalsitran tidak dapat disimpan lama
• Benih harus disimpan dalam kondisi kering dengan kadar air
maksimal 12% pada wadah yang kering dan bebas hama
penyakit di dalam ruang yang dingin dan kering
• Tempat penyimpanan yang baik adalah: botol, kaleng, kotak
kayu, karung. Plastik tidak direkomendasikan

e. Perlakuan Benih
• Biji berdaging buah: keluarkan daging buah dan bersihkan
untuk menghindari serangan jamur, dan siap ditabur
• Biji legum (polong-polongan) dapat terlepas sendiri dari
polongnya apabila sudah masak atau dijemur di matahari.
Percepatan perkecambahan dapat dilakukan dengan cara
perendaman pada air dingin atau hangat selama 1 x 24 jam
• Biji dengan kulit biji yang keras. Percepatan perkecambahan
dapat dilakukan dengan cara perendaman – penjemuran –
perendaman; pemanasan (api atau panas matahari)

10
Pengelolaan dan Pemeliharaan
3
Persemaian
1. Pembuatan Bedeng Tabur
• Benih ditabur pada bedeng tabur
• Bedeng tabur dapat dibuat dari wadah baskom rusak, belahan
bambu, kotak kayu, tenda terbuat dari bambu, atau langsung
di atas tanah
• Media steril terdiri dari tanah kompos dan pasir kali (1 : 1)
Ketebalan media 6 – 10 cm
• Bagian
bawah
wadah
harus
ada
lubang
untuk
buangan
air
(drainase
dan
aerasinya
baik)

2. Penaburan Benih
• Media bedeng tabur disiram secukupnya
• Penaburan dilakukan pada pagi hari atau sore hari
• Benih ditabur secara merata, tidak ada yang tumpang tindih
• Tutuplah dengan pasir halus dan kompos halus setebal 1 cm
• Sirami bedeng tabur secara perlahan setiap pagi atau sore
11
• Tempatkan bedeng tabur pada tempat yang teduh
• Benih besar dapat disemaikan langsung dalam wadah
polybag. Contoh semai pada Pohon Mahoni, Kemiri

3. Pengendalian Hama dan Penyakit pada Bedeng Tabur


• Hama: tikus, burung, serangga
• Penyakit: diserang jamur (media tidak steril) dan penggerek
akar
• Tindakan pencegahan:
i. Ditempatkan pada tempat yang aman;
ii. Media, air dan benih harus steril, penyemprotan dengan
insektisida;
iii. Buang semai yang terserang

4. Penyapihan atau Pemindahan ke Wadah


• Penyapihan dilakukan pada saat pasangan daun pertama atau
kedua sudah terbuka penuh
• Apabila penyapihan ditunda maka sistem akarnya akan
terganggu
• Gunakan kayu kecil untuk mencongkel semai dan simpanlah
semai dalam wadah yang basah

5. Pembuatan media campuran


• Fungsi media adalah untuk membantu pertumbuhan semai.
Media harus menopang sistem akar yang sehat dengan
oksigen, unsur
hara dan air
yang cukup
• Jenis media
campuran yang
cocok adalah:
tanah hutan
(humus), top
soil di kebun,
sekam kacang,
serbuk sabuk
kelapa, sekam
padi atau pembuatan media kompos
• Komposisi tanah hutan (humus) – serbuk sabuk kelapa atau
sekam padi adalah 2:1
12
6. Jenis Wadah yang digunakan
• Polybag (10 x 15/17 cm)
• Polytube
• Aqua gelas bekas

7. Pengisian Media dalam Wadah


• Semprot media campuran dengan air agar basah, jangan
sampai tergenang
• Isi wadah dengan media campuran, gunakan tangan atau
sendok kayu
• Pastikan wadah terisi penuh tetapi jangan terlalu padat

8. Penempatan di Persemaian

9. Pemeliharaan Persemaian
• Penyiraman
• Penyiangan
• Pemupukan (apabila dibutuhkan)
• Pemberantasan hama dan penyakit
• Pengendalian cahaya
• Penyortiran bibit
• Pengangkutan bibit
• Aklimatisasi
• Penanaman

10. Kapan bibit siap ditanam


• Tinggi bibit 30 – 60 cm
• Pangkal batang sudah berkayu
• Kondisi bibit sehat

13
Pedoman Pembuatan
Persemaian untuk Sejumlah
4
Jenis Pohon
Pedoman Pembuatan Persemaian
Jati (Tectona grandis)
1. Rendam benih Jati selama satu hari, kemudian masukkan
dalam karung dan tempatkan ditempat yang lembab dan
gelap selama 5 hari. Pastikan bahwa benih dalam karung
tetap basah. Bila kurang basah siram kembali,
2. Siapkan bak tabur atau bedengan tabur,
3. Siramlah media bak tabur atau bedengan tabur sampai
media tabur menjadi basah,
4. Semaikan benih di dalam bak tabur dengan cara
menanamkan benih pada media tabur kemudian ditutup
kembali dengan pasir. Perlu diperhatikan bahwa benih
yang ditabur tidak terlalu rapat,
5. Perhatikan kondisi kelembaban media tabur setiap hari.
Perlu diingat bahwa Jati menghendaki periode kering dan
basah secara bergantian. Oleh sebab itu perlu mengatur
media agar sesekali dibiarkan kering untuk mempercepat
perkecambahan,
6. Tunggu sampai benih berkecambah sambil
mempersiapkan media semai dalam polybag.
7. Gunakan polybag berukuran 10x 20 atau polybag yang
lebih besar bila semai akan dipindah dalam waktu yang
relatif lebih lama.
8. Perhatikan benih yang dikecambahkan di bak tabur atau
bedengan tabur. Bila sudah siap disapih (daun sudah
muncul), siram bak tabur atau bedengan tabur sampai
14
jenuh. Basahi pula media dalam polybag dan buat lubang
untuk tempat semai yang akan dipindahkan dari bak atau
bedengan tabur.
Catatan:
Seringkali Benih Jati berkecambah secara bertahap, oleh
sebab itu tunggulah sampai semai cukup banyak untuk
dipindahkan. Benih yang belum berkecambah sampai 3
bulan belum tentu benih tersebut tidak baik lagi. Bila
masih cukup banyak, biarkan benih tersebut tetap di bak
tabur sambil terus diperlakukan seperti sebelumnya.
Benih Jati bisa tetap tidur (dorman) sampai 1 tahun.
9. Pindahkan semai dari bak tabur ke dalam polybag pada
lubang tanam yang telah disiapkan.

Aren (Arenga pinnata Merr)


1. Mengumpulkan dan Memilih Biji
Tanaman ini dapat diperbanyak secara generatif, yaitu
melalui biji. Pengembangbiakan lewat biji akan
menghasilkan bibit tanaman Aren dalam jumlah banyak,
sehingga memungkinkan pengembangan (budidaya)
Tanaman Aren secara besar-besaran. Pengumpulan buah
dan pemilihan biji dilakukan sebagai berikut :
a. Kumpulkan Buah Aren yang memenuhi persyaratan, yaitu:
· Berasal dari Pohon Aren yang pertumbuhannya sehat,
berdaun lebat,
· Buah Aren telah masak benar (warna kuning
kecoklatan dan daging buah lunak),
· Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm),
· Kulit buah halus (tidak diserang penyakit).
b. Pilihlah Biji Aren yang memenuhi syarat, yaitu:
· Ukuran biji relatif besar,
· Berwarna hitam kecoklatan,
· Permukaan halus (tidak keriput),
· Biji dalam keadaan sehat atau tidak berpenyakit.

15
c. Mengeluarkan Biji Aren dari buah yang telah dikumpulkan
dengan membelahnya.
2. Pembibitan
Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bibit
dari permudaan alam dan bibit dari hasil persemaian biji.
a. Pengadaan bibit dari permudaan alam.
Secara alami, pembibitan Aren dibantu oleh binatang,
yaitu Musang. Musang memakan buah aren dan bijinya
dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama
kotoran. Oleh karenanya, bibit di alam tumbuh tersebar
secara tidak teratur dan berkelompok.
Untuk mendapatkan bibit dari alam, terlebih dahulu biji
dicabut bersama tanahnya kemudian dipindahkan di
polybag selama selama 2-4 minggu.
b. Persemaian
Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar
dengan kualitas yang baik, dilakukan melalui pengadaan
bibit dengan persemaian yang biasanya berlangsung agak
lama.
Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40
cm), diperlukan waktu persemaian 12 – 15 bulan.

Kelor (Moringa oleifera Lamk)


Kelor dapat dikembangbiakkan dengan mudah, baik dari biji
maupun dari setek. Dan bila sudah tumbuh maka lahan di
sekitarnya akan dapat ditumbuhi oleh tanaman lain yang lebih
kecil, sehingga pada akhirnya pertumbuhan tanaman lain akan
cepat terjadi.

Kebanyakan di pedesaan, penanaman Kelor yang umum


dilakukan dengan cara setekan batang tua atau cukup tua, yang
langsung ditancapkan ke dalam tanah yang dapat difungsikan
sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat.

Sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan Pohon


Kelor yang sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya
16
penggunaan pupuk dan jarang diserang hama (oleh serangga)
ataupun penyakit (oleh mikroba). Sehingga biaya untuk
pemupukan dan pengontrolan hama dan penyakit relatif sangat
murah.

Dari pengalaman para petani yang sudah lama menanam Kelor,


diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah berasal dari
pupuk organik, khususnya berasal dari kacang-kacangan (misal
Kacang hijau, Kacang kedelai ataupun Kacang panjang) yang
ditanamkan sekitar Pohon Kelor.

Rambutan (Nephelium sp)


1. Pembibitan
a. Persyaratan Benih:
- Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang
disukai oleh masyarakat konsumen antara lain jenis:
rambutan Rapiah, rambutan Aceh, rambutan Lebak Bulus,
rambutan Cimacan, atau rambutan Sinyonya.
b. Penyiapan Benih:
- Persiapan benih biji yang dipergunakan sebagai pohon
pangkal setelah buah dikupas dan di ambil bijinya dengan
jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah
itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) dan
biji siap disemaikan.

2. Teknik Penyemaian Benih


a. Pilih lahan yang gembur, mudah mendapat pengairan,
mudah dikeringkan serta mudah diawasi. Cangkul tanah
sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-
rumput, batu-batu dan sisa pepohonan atau benda keras
lainnya.
b. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur
dan dibuatkan bedang-bedeng yang berukuran lebar 1-1,5
m dan tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan
luas pekarangan atau persawahan. Tetapi idealnya
bedengan membujur dari Utara ke Selatan, supaya
mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah
17
diberi atap pelindung, dengan jarak antar bedeng 30 cm.
Untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau,
kompos atau pupuk kandang yang sudah matang dan
benih siap disemaikan.
c. Tutupi dengan atap yang dipasang miring, atap di bagian
timur lebih ditinggikan agar dapat lebih banyak kena sinar
matahari pagi.
d. Pengecambahan: biji ditanam pada bedeng dengan jarak
10 X 10 cm setelah berkecambah dan berumur 1-1,5
bulan dan sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit
dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng
pembibitan dengan jarak 1-14 m.
e. Untuk bibit yang berasal dari cangkok maupun okulasi
dapat dengan mencungkil atau membuka sekitar 5 cm
plastik yang melekat pada media penanaman dengan
hati-hati agar jangan sampai akar menjadi rusak. Agar
tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman
kembali akar tunggangnya dapat dipotong sedikit untuk
menjaga penguapan, lebar daun dipotong separuh serta
keping yang menempel di biarkan sebab berfungsi sebagai
cadangan makanan sebelum dapat menerima makanan
dari tanah yang baru. Ditanam dengan jarak sekitar 30-40
cm.

3. Pemeliharaan Pembibitan atau Penyemaian


a. Sejak bibit berkecambah dan hingga berumur 1-1,5 bulan
disiram pagi sore,
b. Setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan,
penyiraman cukup sekali tiap pagi hari sampai menjelang
matahari terbit, dengan menggunakan "gembor" atau
penyiram tanaman supaya merata dan tidak merusak
bedengan, usahakan air dapat menembus sedalam 3-4 cm
dari permukaan,
c. Lakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur
setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh
disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan
hama dan penyakit,
d. Sampai umur kurang lebih 1 tahun persemaian dilakukan
18
terhadap pohon baru setelah itu dapat dilakukan okulasi
dimana sebelumnya dirontokkan daun-daun pohon induk
yang telah dipilih mata kulitnya. Kemudian siapkan
tempat untuk penempelan mata kulit tersebut sampai
tumbuh tunas. Setelah itu pangkas tunas asli pada pohon
induk yang telah ditempel, rawat dengan penyiraman 2
kali sehari, mendangir serta membersihkan rumput-
rumput yang ada.

Durian (Durio zibethinus)


1. Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
a. Asli dari induknya.
b. Segar dan sudah tua.
c. Tidak kisut atau berkerut.
d. Tidak terserang hama dan penyakit.

2. Penyiapan Benih dan Bibit


Perbanyakan.
Pohon Durian dapat diperbanyak melalui cara generatif
(dengan biji) maupun secara vegetatif (okulasi, penyusuan
atau cangkokan).

a. Pengadaan benih dengan cara generatif.


· Pilihlah biji-biji yang murni dengan terlebih dulu
mencuci biji-biji tersebut agar daging buah yang masih
menempel terlepas.
· Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak
terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan
diusahakan agar tidak berkecambah atau rusak dan
merosot daya tumbuhnya.
· Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik, dengan
cara diistirahatkan beberapa saat, dalam kurun waktu
2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya.
· Setelah itu biji ditanam.

19
b. Pengadaan Bibit dengan Cara Okulasi.
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji
yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan
subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang
ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.
Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
· Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya
(sekitar 1 cm). Pilihlah mata tunas yang berjarak 20
cm dari permukaan tanah.
· Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah
sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah. Lalu, kulit mirip
lidah tersebut dipotong menjadi 2/3-nya.
· Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk
batang atas (disayat dibentuk perisai) di antara kulit.
· Dua minggu setelah okulasi, periksalah apakah perisai
mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna
hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti
okulasi gagal.

c. Penyusuan
· Model tusuk atau susuk
1) Bagian atas tanaman calon batang dibelah
setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang
belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk.
Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki
diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon
batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian
disayat sampai runcing. Bagian yang runcing
disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah
dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak
mudah lepas, sambungannya harus diikat kuatkuat
dengan tali rafia.
2) Selama masa penyusuan batang yang disatukan
tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang
bawah harus disangga atau diikat pada tanaman
induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak
goyah setelah dilakukan penyambungan.
20
3) Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup.
Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa
dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari
usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman
muda yang kayunya belum keras sudah bisa
dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model
tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau
diterapkan pada batang tanaman yang masih muda
atau belum berkayu keras.
· Model sayatan
1) Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang
atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan
besarnya sama.
2) Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai
bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang
tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya
sama.
3) Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian
kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya
dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh
bersama-sama.
4) Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat
hasilnya kalau batang atas dan batang bawah
ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti
penyusuan tersebut berhasil.
5) Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah
dipotong atau dibuang, pucuk batang atas
dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan
pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal
batang atas juga dipotong.
6) Maka akan terjadi bibit durian yang batang
bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang
atas dari ranting atau cabang pohon durian
dewasa.

d. Cangkokan Batang.
Durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang
21
tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah
berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun,
besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari
(diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan.
Waktu mencangkok adalah awal musim hujan
sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim
kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari),
pagi dan sore hari.
Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
· Pilih cabang Pohon Durian yang memiliki ukuran
sebesar ibu jari dan memiliki warnanya masih hijau
kecoklatan.
· Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang
sehingga kulitnya terlepas.
· Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian
biarkan kering dengan angin sampai dua hari.
· Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media
cangkok (tanah, serabut gambut, mos).
· Jika menggunakan tanah, tambahkan pupuk
kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1.
Media cangkok dibungkus dengan plastik atau
sabut kelapa atau bahan lain, kedua ujungnya diikat
agar media tidak jatuh.
· Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar
menembus pembungkus cangkokan. Jika akar
sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan
ditanam di keranjang persemaian berisi media
tanah yang subur.

3. Teknik penyemaian dan Pemeliharaan


a. Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan,
tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji
durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-
anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji
dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau
langsung ditanam di polybag. Caranya biji dideder di plastik
atau anyaman bambu atau kotak, dengan media tanah dan
22
pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan
lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian
media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah),
suhu media diupayakan cukup lembab (20°C-23°C).
b. Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon
akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih
kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus
kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm
membujur dan 4-5 cm melintang.
c. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan
larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup
plastik supaya kelembabannya stabil.
d. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan
tudung akar langsung masuk ke dalam media yang
panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa
dibuka.
e. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di
persemaian pembesar atau polybag.

Jati Putih (Gmelina arborea)


1. Rendam benih Jati Putih selama satu hari.
2. Siapkan bak tabur
3. Siramlah media bak tabur sampai media tabur menjadi
basah.
4. Semaikan benih di dalam bak tabur dengan mengatur
agar benih yang ditabur tidak terlalu rapat.
5. Perhatikan kondisi kelembaban media tabur setiap hari.
Bila kurang lembab bisa kembali disiram.
6. Tunggu sampai benih berkecambah sambil
mempersiapkan media semai dalam polybag
7. Gunakan polybag berukuran 10x 20 atau polybag yang
lebih besar bila semai akan dipindah dalam waktu yang
relatif lebih lama.
8. Perhatikan benih yang dikecambahkan di bak tabur atau
bedengan tabur. Bila sudah siap disapih (daun sudah
muncul dan semai 2-3 cm tingginya), siram bak tabur atau
bedengan tabur sampai jenuh. Basahi pula media dalam
23
polybag dan buat lubang untuk tempat semai yang akan
dipindahkan dari bak atau bedengan tabur.
9. Pindahkan atau sapih semai dari bak tabur ke dalam
polybag pada lubang tanam yang telah disiapkan.

Sengon (Paraserianthes falcataria)


1. Siapkan polybag yang telah diisi media tanam
2. Rendam benih sengon (secukupnya) dalam air dingin
3. Sisihkan benih yang terapung bila ada
4. Biarkan selama satu hari 24 jam
5. Buat lubang pada tanam di polybag (jangan teralu dalam,
1-2 cm dalamnya)
6. Semaikan biji secara ke dalam polybag. Cukup satu benih
per polybag.
7. Tunggu sampai 3-4 hari bila ada yang tidak tumbuh sisip.
8. Rawatlah semai sampai siap dipindahkan ke lapangan

Akasia (Acacia mangium)


1. Rendam benih Akasia secukupnya dengan air panas.
Biarkan selama satu malam
2. Siapkan bak tabur yang telah diisi media tabur (pasir).
Jangan lupa membuat lubang di dasar bak tabur.
3. Tebarkan benih Akasia secara merata pada media tabur.
Tutupi dengan pasir sehingga benih tertutup dengan baik
4. Langkah selanjutnya sama dengan pada Eucalyptus

Bakau (Rhizopora spp)


1. Buah disemaikan langsung ke kantong-kantong plastik
atau ke dalam botol air mineral bekas yang sudah berisi
media tanah.
2. Sebelum diisi tanah, bagian bawah kantong plastik atau
botol air mineral bekas diberi lubang agar air yang
berlebihan dapat keluar.
3. Khusus untuk Buah Bakau (Rhizopora spp.) dan Tancang
(Bruguiera spp.), sebelum disemaikan sebaiknya disimpan
24
dulu di tempat yang teduh dan ditutupi dengan karung
basah selama 5-7 hari. Hal ini bermanfaat untuk
menghindari batang bibit dimakan oleh serangga atau
ketam pada saat ditanam nanti.
4. Daun akan muncul setelah 20 hari,
5. Bibit dapat ditanam di lokasi setelah berumur antara 2-3
bulan

Catatan
1. Bak tabur bisa berupa bak plastik atau papan yang diisi
dengan pasir. Bila menggunakan bak plastik, pastikan
bahwa bak plastik yang disiapkan cukup untuk tempat
menabur semua benih yang akan ditabur sehingga tidak
terlalu rapat. Bak papan bisa dibuat sesuai kebutuhan.
Buatlah lubang di dasar bak plastik untuk mengalirkan
kelebihan air. Tempatkan bak tabur ditempat yang
ternaungi. Bedengan tabur dibuat langsung di tanah berupa
bedengan pasir berukuran 40 cm x 100 cm (atau sesuai
kebutuhan). Yang perlu diperhatikan bedengan tabur cukup
untuk benih yang akan ditabur sehingga benih yang akan
ditabur tidak terlalu rapat. Keuntungan bak tabur adalah
mudah dipindahkan ketika menyapih atau memindahkan
semai ke polybag.

2. Pemindahan Semai
· Lakukan pemindahan atau penyapihan semai pada
tempat yang terlindung
· Pindahkan semai dari bak tabur ke dalam polybag pada
lubang tanam yang telah disiapkan. Tutup kembali
lubang tanam sehingga semai tegak.
· Lakukan sehingga seluruh semai dipindahkan ke polibag.
· Siram media dalam polybag sehingga tanah menyatu dan
akar semai melekat dengan baik pada media semai
dalam polybag
· Rawatlah semai dan tunggu sampai tingginya 20-30 cm
dan siap untuk dipindahkan ke lapangan, Tergantung
jenisnya, biasanya 2-3 bulan dipersemaian cukup kuat
25
untuk dipindah ke lapangan. Pada daerah yang kering
semai yang akan dipindahkan sebaiknya berukuran lebih
besar sehingga cukup kuat di lapangan
· Sesekali pindahkan semai untuk memutuskan akar yang
menembus polybag ke dalam tanah dan menguatkan
semai sehingga cukup kuat ketika dipindahkan ke
lapangan.

26
Rancangan Anggaran Biaya
Pembuatan Kebun Bibit Desa
5
NO PEKERJAAN SAT VOL HARGA HARGA TOTAL
I Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lahan m² 100
Pembuatan Bedengan m² 5X1
ll Pengadaan Bibit (benih) (10 item) bks 2
lll Peralatan
Sekop Bh 2
Garfu Bh 2
Ayakan Kasar (1,5cm) Bh 2
Sendok Pengisi Media Bh 4
Gembor Bh 2
Selang Karet m 50
Gerobak Dorong Bh 2
Gunting Pangkas Bh 4
Poly Bag (15 X 15) Kg 5
Barnet/Paranet m 100
Bambu (Ø 10 cm X 200 cm) btg 20
Drum air (50 liter) bh 2
Gayung mandi bh 2

IV TENAGA KERJA
Tukang Org 4
Laden Org 2
Sepatu bot bh 6

Jumlah Total
Terbilang : 27
Contoh Rencana Kerja

28
Penutup

Bila engkau hanya medengar,


suatu saat engkau akan lupa
Bila engkau hanya melihat,
suatu saat engkau pasti akan ingat
Namun bila engkau ikut melakukan,
maka engkau akan paham

Belajar dari pengalaman, merupakan suatu pembelajaran alam


Belajar dari pengalaman, merupakan suatu pembelajaran
dalam menangani berbagai pemasalahan yang timbul dan
tenggelam dalam kehidupan masyarakat. Pelaksanaan Kebun
Bibit Desa, tentunya dapat diharapkan berdampak kepada
ketahanan pangan masyarakat desa.

Mudah-mudahan dengan keberadaan Kebun Bibit Desa, petani


di desa - desa dapat menekan biaya pengeluaran-nya yang
selama ini banyak terserap pada pembelian bibit, sehingga
tentunya dapat dimanfaatkan bagi keperluan rumahtangga
lainnya.

Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya


dan menjadi inspirasi untuk menyelamatkan daerah-daerah
penangkap air yang bermanfaat bagi kebutuhan sehari-hari
masyarakat.

Sehingga selain ekonomi masyarakat terbangun, lingkungan


sekitar juga dapat terjaga dengan baik..

29
Glossary

Ajir : Sepotong kayu dan sebagainya yang


ditancapkan di tanah untuk merambatkan
tanaman atau sebagai penguat batang
tanaman
Aklimatisasi : Penyesuaian tumbuhan pada iklim yang
berlainan dari iklim tempat asal sebagai
akibat pemindahan
Anjir : Saluran air yang dibangun dikebun
Bedeng : Tanah gembur yang ditinggikan yang
digunakan untuk persemaian tanaman
sayuran
Benih ortodoks : Biji atau buah asli (bukan campuran atau
penambahan genetika) yang disediakan untuk
ditanam atau disemaikan
Disiangi : Mencabuti, menyingkirkan, menghilangkan
gulma
Legume : Tumbuhan perdu yang berkeping ganda,
berbuah polong, menghasilkan mineral,
akarnya mengandung campuran nitrogen dan
bakteri, termasuk makanan penting untuk
ternak (spt pohon kacang tanah, semanggi
Pendangiran : Penimbunan tanah pada batang tanaman
Recal sitran : (recalcitrance) atau keadaan yang bersifat
melawan
Sisip : Menanam tanaman baru sebagai pengganti
yang mati atau kurang baik di sela-sela jajaran
tanaman
Susuan : Tanaman semaian yang masih dalam polybag
kecil
Top soil : Lapisan atas tanah

30
Daftar Pustaka

1. Fransiskus Harum. Pedoman pembuatan persemaian pohon


untuk petani. University of Copenhagen.
2. Wahyono, E. H. dkk. 2009. Panduan Kegiatan Lapangan
PNPM LMP. WCS-Indonesia Program, Bogor.

31
32

You might also like