You are on page 1of 16

MAKALAH

PUASA
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah matakuliah Fiqih

Di Susun oleh: Suprianti

Jurusan : Terjemah Bahasa inngris/VI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN 2011-2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan salah satu dari rukun islam kita sebagai umat muslim wajib menjalankan
puasa Ramadhan saya menuliskan tema puasa ini agar kita lebih mengerti apa puasa itu dan
semoga kita menjadi penguasa diri kita sendiri dengan berpuasa. Ramadhan merupakan bulan
dimana kita harus dapat mengendalikan diri kita,hal yang utama yang harus kita lakukan dalam
pelaksanaan puasa ramadhan adalah kita harus menjadi penguasa dan raja bagi diri kita sendiri
kita harus benar-benar mengendalikan menurut aturan Ilahi yang berlaku. Kalau berbicara harus
kita kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita kendalikan dengan baik.
Mungkin kadang ada bertanya kenapa kita tetap sengsara, atau mengapa hidup kita gelisah dan
tidak tenang ? jawaban yang tepat adalah karena kita tidak dapat mengendalikan diri kita
sendiri. Pada bulan Ramadhan ini kita harus seperti kepongpong masuk seperti ulat berbulu
yang ditakuti dan menjijikan dan keluar sebagai kupu-kupu yang indah yang begitu disenangi
banyak orang, yang dapat kita artikan sebusuk dan sekotor apapun diri kita ,setelah
menjalankan ibadah puasa ini kita harus menjadi orang yang memiliki kepribadian yang indah
dan bermanfaat bagi dirikita sendiri dan orang lain. Di bulan suci Ramadhan inilah kesempatan
yang baik untuk megembleng diri agar menjadi terindah dan terbaik. Rasulullah
mensinyalir,umat islam akan banyak melaksanakan puasa ,hanya mendapatkan lapar dan
dahaga saja. Bagai mana menurut ada apakah ini benar? Kalau Rasulullah sudah mensinyalir
demikian memang demikian keadaannya karena semua yang dikatakan dan dilakukan
Rasulullah semua itu benar adanya dan tidak ada yang salah. Perkembangan pada saat ini
apakah sesuai dengan sinyalemen Rasulullah tadi? Ibadah puasa umat islam pada saat ini
Alhamdulillah sudah agak meningkat ternyata mereka mulai sadar ,mereka sadar bahwa ibadah
puasa ini tidaklah sebuah tradisi saja melainkan sebuah jalan untuk meningkatkan keimanan.

B. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang puasa. Sehingga kita bisa
lebih tau dan memngaerti apa maksud dan tujuan puasa itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Puasa

Puasa dalam bahasa arab yaitu ‫صوم‬, secara bahasa diertikan sebagai menahan diri. Maksudnya
menahan diri dari makan atau minum untuk suatu jangkamasa tertentu atau menahan
makan,minum serta segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar
sehinggalah terbenam matahari. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri daripada menipu,
mengeluarkan kata-kata buruk atau sia-sia, serta bertengkar atau bergaduh. Ini kerana puasa
merupakan medan latihan memupuk kesabaran, kejujuran serta bertolak ansur sesama sendiri.
Secara tidak langsung amalan puasa akan menyuburkan sikap murni di dalam diri pelakunya.
Puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan bersenggama mulai dari terbit fajar yang
kedua sampai terbenamnya matahari. Firman Allah Ta ‘ala:

ِّ ‫س!! َو ِد ِم ِمنَ ا ْلفَ ْج!! ِر ثُ َّم أَتِ ُّموا‬


‫الص!!يَا َم إِلَى اللَّ ْي!! ِل‬ ْ َ ‫!!ط اأْل‬ ُ َ‫اش!! َربُوا َحتَّى يَتَبَيَّنَ لَ ُك ُم ا ْل َخ ْي!!طُ اأْل َ ْبي‬
ِ ‫ض ِمنَ ا ْل َخ ْي‬ ْ ‫…… ” َو ُكلُ!!وا َو‬.dan
makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam … “(Al-Baqarah: 187),

 Syarat sahnya puasa. Syarat-syarat sahnya puasa ada enam :

1. Islam : tidak sah puasa orang kafir sebelum masuk Islam.

2. Akal : tidak sah puasa orang gila sampai kembali berakal.

3. Tamyiz : tidak sah puasa anak kecil sebelum dapat membedakan (yang baik dengan yang
buruk).

4. Tidak haid : tidak sah puasa wanita haid, sebelum berhenti haidnya.

5. Tidak nifas : tidak sah puasa wanita nifas, sebelum suci dari nifas.

6. Niat : dari malam hari untuk setiap hari dalam puasa wajib. Hal ini didasarkan pada sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : “Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari
sebelum fajar, maka tidak sah puasanya. “(HR.Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, An-
Nasa’i dan At-Tirmidzi. Ia adalah hadits mauquf menurut At-Tirmidzi.

Dan hadits ini menunjukkan tidak sahnya puasa kecuali diiringi dengan niat sejak malam hari,
yaitu dengan meniatkan puasa di salah satu bagian malam.

 Syarat wajib puasa

Orang-orang Islam yang memenuhi syarat-syarat di bawah ini diwajibkan berpuasa pada bulan
Ramadhan:

1. Berakal/waras
2. Baligh (cukup umur)
3. Mampu/tidak uzur.

 Rukun Puasa

Rukun puasa ada dua, iaitu:

1. Berniat pada malam harinya


2. Menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar
hingga terbenam matahari.
 Sunat puasa

Perkara-perkara berikut disunatkan ketika berpuasa:

1. Makan sahur serta melambatkannya


2. Menyegerakan berbuka dan sunat berbuka dengan buah kurma atau benda-benda yang manis
atau air
3. Menjamu orang-orang berbuka puasa
4. Memperbanyakkan ibadah dan berbuat kebaikan.

 Perkara yang membatalkan puasa

Manakala perkara-perkara berikut akan membatalkan puasa jika terjadi:

1. Makan dan minum dengan sengaja walaupun pada nilaian dan kadaran yang sedikit
pun,seperti memakan saki baki makanan kecil yang terlekat pada celah gigi dan lain-lain
lagi.
2. Muntah dengan sengaja
3. Bersetubuh atau keluar air mani dengan sengaja
4. Keluar darah haid atau nifas
5. Gila (hilang akal)
6. Pitam(termasuk pengsan) atau mabuk sepanjang hari.
7. Merokok disiang hari.(Termasuk menghisap ganja atau dadah)
8. Murtad (keluar dari Islam)
9. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga terbuka seperti menyembur pewangi atau menyegar
mulut dan sebagainya.Larangan ini tidak termasuk memasukkan air atau udara kedalam
rongga terbuka kerana ingin berwuduk atau melegakan kesakitan dan ketidakselesaan pada
rongga(dengan syarat air tersebut tidak diminum atau ditelan dengan sengaja).

 Mereka yang diizinkan berbuka

Terdapat kelonggaran (harus) kepada golongan yang berikut untuk berbuka:

1. Orang yang sakit .


2. Orang yang berkerja buruh.
3. Orang yang dalam musafir (perjalanan).
4. Orang tua yang sudah lemah.
5. Orang yang hamil dan ibu yang menyusukan anak.
6. Doa buka puasa

 Tingkatan Puasa

Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membahagikan puasa
itu kepada 3 tingkatan:
1. Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-perkara yang
membatalkan puasa seperti makan dan minum.
2. Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): turut berpuasa dari panca indera dan seluruh
badan dari segala bentuk dosa.
3. Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum al-khawasi al-khawas): turut berpuasa 'hati
nurani', iaitu tidak memikirkan sangat soal keduniaan

Pembahagian di atas memberikan umat Islam ruang untuk berfikir dan menelaah tingkat
manakah mereka berada.

2. Macam-macam Puasa

A. PUASA FARDHU

Puasa fardhu adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan syariat Islam. Yang
termasuk ke dalam puasa fardhu antara lain:

1. Puasa bulan Ramadhan

Puasa dalam bulan Ramadhan dilakukan berdasarkan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an
sebagai berikut : َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu terhindar dari keburukan rohani dan
jasmani (QS. Al Baqarah: 183).

ْ‫ص ْمهُ َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أَو‬


ُ َ‫ت ِمنَ ْالهُدَى َو ْالفُرْ قَا ِن فَ َم ْن َش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال َّش ْه َر فَ ْلي‬ ِ َّ‫ضانَ الَّ ِذي أُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آنُ هُدًى لِلن‬
ٍ ‫اس َوبَيِّنَا‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
ُ ْ ُ َّ ُ َ ‫هَّللا‬ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ‫هَّللا‬ ُ َ ٌ
َ‫َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدة ِم ْن أي ٍَّام أ َخ َر ي ُِري ُد ُ بِك ُم اليُ ْس َر َوال ي ُِري ُد بِك ُم ال ُع ْس َر َولِتك ِملوا ال ِع َّدةَ َولِت َكبِّرُوا َ َعلى َما هَدَاك ْم َول َعلك ْم تَشكرُون‬
َ

Artinya :

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di
antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa
sakit atau dalam perjalanan, maka sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS.Al Baqoroh: 185)

 Niat puasa Ramadhan

Tidak wajib dan tidak juga sunat berniat dalam bahasa Arab, memadai dalam bahasa Melayu
atau apa-apa bahasa yang kita fahami. Tetapi baik dan berpahala jika diamalkan dalam bahasa
Arab dengan niat kita cinta kepada bahasa Arab sebagai bahasa Nabi Muhammad s.a.w. dan
bahasa Al-Quran.

 Lafaz niat

Lafaz setiap malam. Niat ringkas:

‫ضانَ هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫نَ َويْت‬


َ ‫ص ْو َم َر َم‬

Niatnya: Sahaja aku puasa Ramadhan kerana Allah Taala.

Lafaz lengkap:

‫سنَ ِة هَّلِل ِ تَ َعالَى‬


َّ ‫ضانَ َه ِذ ِه ال‬ ِ ‫ص ْو َم َغ ٍد عَنْ أَدَا ِء فَ ْر‬
َ ‫ض َر َم‬ َ ُ‫نَ َويْت‬

Niatnya: Sahaja aku puasa esok hari pada bulan Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala.

 Sebenarnya bangun untuk bersahur itu sudah dikira berniat untuk berpuasa.

Lafaz niat puasa Ramadhan sepenuhnya untuk sebulan:

Lafaznya:

‫ضانَ ِكلِّ ِه هَّلِل ِ تَ َعالَى‬


َ ‫ش ْه ِر َر َم‬ َ ُ‫نَ َويْت‬
َ ‫ص ْو َم‬

Niatnya: Sahaja aku berpuasa sebulan Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala.

 Digalakkan berniat puasa untuk sebulan dengan sekali niat pada malam pertama Ramadhan
bagi mengelakkan daripada tidak sah puasa kerana terlupa berniat pada malamnya, kita
mengikut Imam Malik yang membolehkan berniat untuk sebulan sekali gus.
 Namun begitu, jika puasa Ramadhan kita terputus oleh sesuatu sebab, seperti haidh, sakit atau
lain-lain, maka niat puasa sebulan itu tidak lagi memadai untuk hari-hari puasa yang seterusnya,
tetapi, hendaklah diperbaharui niat apabila tidak ada lagi perkara yang menghalang daripada
puasa berturut-turut tersebut. Maksudnya, dengan memperbaharui niat sekali lagi bagi semua
hari-hari puasa Ramadhan yang berbaki, iaitu niatnya:

“Sahaja aku berpuasa esok dan sehingga akhir Ramadhan ini kerana Allah Ta’ala”.

 Doa buka puasa

‫اللهم لك صمت وبك امنت وعلى رزقك أفطرت‬

Ya Allah, Aku telah berpuasa untuk Kau dan pada Kaulah aku mempercayai dan aku membuka
puasa dengan apa yang Kau berikan.
 Kerugian meninggalkan puasa Ramadhan

Pahala puasa Ramadhan amat besar. Orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja, bukan
saja telah melakukan satu dosa besar, bahkan dia mengalami satu kerugian yang amat besar,
satu hari puasa yang ditinggalkan tersebut tidak boleh ditebus dengan apa jua cara, tidak boleh
ditukar ganti, sekalipun orang yang meninggalkannya berpuasa seumur hidupnya. Ini jelas
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam: Maksudnya: “Sesiapa
berbuka satu hari pada bulan Ramadhan tanpa ada rukhshah (uzur syarak) dan tidak juga kerana
sakit, dia tidak akan dapat menggantikan puasa yang ditinggalkannya itu, sekalipun dia
berpuasa seumur hidup.” (Hadis riwayat Tirmidzi, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu
Khuzaimah).

2. Puasa Kafarat

Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap suatu
hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan seorang
mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk pelanggaran dengan kafaratnya
antara lain :

• Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian
kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang roqobah, maka ia harus melaksanakan
puasa selama tiga hari.

• Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup
membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus berpuasa dua bulan
berturut-turut (An Nisa: 94).

• Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa ada halangan
yang telah ditetapkan, ia harus membayar kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari.

• Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama dengan umrah, lalu tidak
mendapatkan binatang kurban, maka ia harus melakukan puasa tiga hari di Mekkah dan tujuh
hari sesudah ia sampai kembali ke rumah. Demikian pula, apabila dikarenakan suatu mudharat
(alasan kesehatan dan sebagainya) maka berpangkas rambut, (tahallul) ia harus berpuasa selama
3 hari.

Menurut Imam Syafi’I, Maliki dan Hanafi:

Orang yang berpuasa berturut-turut karena Kafarat, yang disebabkan berbuka puasa pada bulan
Ramadhan, ia tidak boleh berbuka walau hanya satu hari ditengah-tengah 2 (dua) bulan
tersebut, karena kalau berbuka berarti ia telah memutuskan kelangsungan yang berturut-turut
itu. Apabila ia berbuka, baik karena uzur atau tidak, ia wajib memulai puasa dari awal lagi
selama dua bulan berturut-turut.
3. Puasa Nazar

Puasa nadzar adalah puasa yang tidak diwajibkan oleh Tuhan, begitu juga tidak disunnahkan
oleh Rasulullah saw., melainkan manusia sendiri yang telah menetapkannya bagi dirinya sendiri
untuk membersihkan (Tazkiyatun Nafs) atau mengadakan janji pada dirinya sendiri bahwa
apabila Tuhan telah menganugerahkan keberhasilan dalam suatu pekerjaan, maka ia akan
berpuasa sekian hari. Mengerjakan puasa nazar ini sifatnya wajib. Hari-hari nazar yang
ditetapkan apabila tiba, maka berpuasa pada hari-hari tersebut jadi wajib atasnya dan apabila
dia pada hari-hari itu sakit atau mengadakan perjalanan maka ia harus mengqadha pada hari-
hari lain dan apabila tengah berpuasa nazar batal puasanya maka ia bertanggung jawab
mengqadhanya.

B. Puasa Sunnat (Nafal)

Puasa sunnat (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnat itu antara lain :

1. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal

Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw. bersabda: “ Barang
siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam
hari pada bulan syawal , maka seakan – akan dia berpuasa selama setahun”.

2. Puasa Tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah

Pada suatu hari ada seorng Arabdusun datang pada Rasulullah saw. dengan membawa kelinci
yang telah dipanggang. Ketika daging kelinci itu dihidangkan pada beliau maka beliau saw.
hanya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar beliau saw. untuk menyantapnya, sedangkan
beliau sendiri tidak ikut makan, demikian pula ketika si arab dusun tidak ikut makan, maka
beliau saw. bertanya padanya, mengapa engkau tidak ikut makan? Jawabnya “aku sedang
puasa tiga hari setiap bulan, maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih setiap bulan”.
“kalau engkau bisa melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka sebaiknya lakukanlah
puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke tiga belas, empat belas dan ke lima belas.

3. Puasa hari Senin dan hari Kamis.

Dari Aisyah ra. Nabi saw. memilih puasa hari senin dan hari kamis. (H.R. Turmudzi)[4]

4. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)

Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: “Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun,
satu tahun yang tekah lalu dan satu tahun yang akan datang” (H. R. Muslim)

5. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam.


Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw. bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu
jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu.

6. Puasa nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka)

Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi Daud as.
sembahyang yang paling d sukai oleh Allah ialah sembahyang Nabi Daud as. Dia tidur sampai
tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia gunakan
untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.

Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari Jum’at
atau dengan kata lain masuk puasa pada hari Jum’at, hal ini dibolehkan. Karena yang
dimakruhkan adalah berpuasa pada satu hari Jum’at yang telah direncanakan hanya pada hari
itu saja.

7. Puasa bulan Rajab, Sya’ban dan pada bulan-bulan suci

Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak
berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya tidaklah
melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan saya tidak
melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Sya’ban.

C. Puasa Makruh

Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :

1. Puasa pada hari Jumat secara tersendiri

Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri.
Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.
Dari Abu Hurairah ra. berkata: “Saya mendengar Nabi saw. bersabda: “Janganlah kamu
berpuasa pada hari Jum’at, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.”

2. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan

Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: “Janganlah salah seorang dari kamu
mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa
berpuasa, maka berpuasalah hari itu.”

3. Puasa pada hari syak (meragukan)


Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari yang diragukan Ramadhan-
nya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagian kaum menjauh. Maka ‘Ammar berkata:
Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai Abal Qasim saw.

D. Puasa Haram

Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang diharamkan. Puasa-
puasa tersebut antara lain:

1. Puasa pada Hari Syak pada hari 30 Syaaban


2. Puasa pada Hari Raya Aidil Fitri pada 1 Syawal
3. Puasa pada Hari Raya Aidil Adha pada 10 Zulhijjah
4. Puasa pada Hari Tashriq pada 11, 12, 13 Zulhijjah
5. Puasa perempuan haid & Nifas
6. Puasa pada Hari Arafah yakni pada 9 Zulhijjah, larangan berpuasa menurut Mazhab Syiah,
tetapi berpuasa pada hari tersebut adalah sunat bagi Muslim yang mengikuti Mazhab Ahli
Sunah Waljamaah, namun menurut pandangan Ahli Sunah Waljamaah juga, haram berpuasa
pada hari tersebut bagi orang yang menunaikan Haji di Arafah.
7. Puasa sunat seorang perempuan tanpa izin suaminya
8. Puasa bagi orang yang bimbang berlakunya mudharat ke atas dirinya kerana berpuasa
9. Puasa untuk orang lain dan yang ghaib serta tidak diniatkan kepada Allah SWT.

3. Hal-Hal yang dapat Membatalkan Puasa

• Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.
• Jima’ (bersenggama).

• Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang
mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
• Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab
lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena
keluarnya tanpa sengaja.

• Keluarnya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas
batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
• Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut.
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
”Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa yang
muntah dengan sengaja maka wajib qadha.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-
Tirmidzi). Dalam lafazh lain disebutkan :

“Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya).”


DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu’
dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.
• Murtad dari Islam (semoga Allah melindungi kita darinya). Perbuatan ini menghapuskan
segala amal kebaikan. Firman Allah Ta’ala: Seandainya mereka mempersekutukan Allah,
niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. “(Al-An’aam:88). Tidak
batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa
atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa
disengaja. Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya
ia mandi, shalat dan berpuasa.

4. Manfaat Puasa

Puasa memiliki beberapa manfaat, ditinjau dari segi kejiwaan, sosial dan kesehatan, di
antaranya:

• Beberapa manfaat, puasa secara kejiwaan adalah puasa membiasakan kesabaran,


menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri, serta
mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri, yang ini merupakan hikmah
puasa yang paling utama.

Firman Allah Ta ‘ala :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. ” (Al-Baqarah: 183

• Manfaat puasa dilihat darisegi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki


kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi
kegemukan dan kelebihan lemak di perut.

• Termasuk manfaat puasa adalah mematahkan nafsu. Karena berlebihan, balk dalam makan
maupun minum serta menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan
mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.

• Orang kaya menjadi tahu seberapa nikmat Allah atas dirinya. Allah mengaruniainya nikmat
tak terhingga, pada saat yang sama banyak orang-orang miskin yang tak mendapatkan sisa-
sisa makanan, minuman dan tidak pula menikah. Dengan terhalangnya dia dari menikmati hal-
hal tersebut pada saat-saat tertentu, serta rasa berat yang ia hadapi karenanya. Keadaan itu
akan mengingatkannya kepada orang-orang yang sama sekali tak dapat menikmatinya. Ini
akan mengharuskannya mensyukuri nikmat Allah atas dirinya berupa serba kecukupan, juga
akan menjadikannya berbelas kasih kepada saudaranya yang memerlukan, dan mendorongnya
untuk membantu mereka.

5. Keutamaan Puasa
Puasa merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala yang mana
Allah menjanjikan keutamaan dan manfaat yang besar bagi yang mengamalkannya,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallambersabda,
‫ص ْو ِم أَ َح ِد ُك ْم فَال يَ ْ!رفُ ْث‬
َ ‫ فَإ ِ َذا َكانَ يَ ْو ُم‬.ٌ‫صيَا ُم ُجنَّة‬ ِّ ‫ َوال‬.‫ فَإِنَّهُ لِي َوأَنَا أَ ْج ِزي بِ ِه‬.‫صيَا َم‬
ِ ‫ ُك ُّل َع َم ِل ا ْب ِن آ َد َم لَهُ إال ال‬:‫قَا َل هللاُ َع َّز َو َج ّل‬
َّ ‫!وفُ فَ ِم‬
‫الص!ائِ ِم‬ ْ ُ‫ لَ َخل‬.‫س ُم َح َّم ٍد ِبيَ! ِد ِه‬ُ ‫ص!ائِ ٌم – َم! َّرتَ ْي ِن – َوالَّ ِذي نَ ْف‬َ ‫ إِنِّي‬:‫ فَ ْليَقُ ْل‬،ُ‫ فَإِنْ شَاتَ َمهُ أَ َح ٌد أَ ْو قَاتَلَه‬.‫ص َخ ْب َوال يَ ْج َه ْل‬ ْ َ‫َوال ي‬
‫ص ْو ِم ِه‬ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ
َ ِ‫ َوإِذا لقِ َي َربَّهُ ف ِر َح ب‬.‫ إِذا أفط َر ف ِر َح بِفِط ِر ِه‬:‫صائِ ِم ف ْر َحتَا ِن يَف َر ُح ُه َما‬ َ َّ ‫ َولِل‬.‫سك‬ ْ ‫ح ال ِم‬ ْ
ِ ‫ب ِعن َد هللاِ يَ ْو َم القِيَا َم ِة ِمنْ ِر ْي‬ ُ َ‫أَ ْطي‬

“Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali
puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah
perisai, maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata-kata keji,
dan janganlah berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang
jahil, apabila seseorang mencelanya atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan:
Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-
Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari
wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan
keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa
dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” (HR Bukhari, Muslim dan yang lainnya).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

َ ‫ َو ْج َههُ َع ِن النَا ِر‬،‫ بِ َذلِكَ اليَ ْو ِم‬،ُ‫ إال َبا َع َد هللا‬.‫سبِ ْي ِل هللا‬
ً ‫س ْب ِعيْنَ َخ ِر ْيفا‬ َ ‫ص ْو ُم َع ْب ٌد َي ْو ًما ِفي‬
ُ ‫ال َي‬.

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan
wajahnya dari api neraka (dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak perjalanan.” (HR. Bukhari
Muslim dan yang lainnya)

Sebagaimana jenis ibadah lainnya maka puasa haruslah didasari niat yang benar yakni
beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata-mata serta dilaksanakan sesuai dengan
tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Secara Syar’i makna puasa adalah “menahan diri dari makan, minum dan jima’ serta segala
sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat
beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala” ,

Maka jika seseorang menahan diri dari makan dan minum tidak sebagaimana pengertian di atas
atau menyelisihi dari apa yang menjadi tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka
tentu saja ini merupakan hal yang menyimpang dari syariat, termasuk perbuatan yang sia-sia
dan bahkan bisa jadi mendatangkan kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala,

ُ‫ض!!!!!! َي هَّللا ُ َع ْن!!!!!!ه‬ ِ ‫ج عَنْ أَبِي ُه َر ْي!!!!!! َرةَ َر‬ ِ ‫الزنَ!!!!!!ا ِد عَنْ اأْل َعْ!!!!!! َر‬
ِّ ‫س!!!!!!لَ َمةَ عَنْ َمالِ!!!!!! ٍك عَنْ أَبِي‬ ْ ‫َح!!!!!! َّدثَنَا َع ْب!!!!!! ُد هَّللا ِ بْنُ َم‬
‫ص!ائِ ٌم َم! َّرتَ ْي ِن‬ ِّ ُ ْ َ
َ ‫ش!اتَ َمهُ فليَق! ْل إِني‬ َ َ َ ‫اَل‬ ْ ُ ‫اَل‬َ ٌ
َ ‫صيَا ُم ُجنة ف يَ ْرفث َو يَ ْج َه! ْل َوإِنْ ا ْم! ُر ٌؤ قاتَل!هُ أ ْو‬ َّ َ
ِّ ‫سل َم قا َل ال‬ َّ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫أَنَّ َر‬
‫الصيَا ُم لِي‬ َ
ِّ ‫ش ْه َوتَهُ ِمنْ أ ْجلِي‬ َ ‫ش َرابَهُ َو‬ َ ‫س ِك يَ ْت ُر ُك طَ َعا َمهُ َو‬
ْ ‫يح ا ْل ِم‬
ِ ‫ب ِع ْن َد هَّللا ِ تَ َعالَى ِمنْ ِر‬ َ
ُ َ‫صائِ ِم أ ْطي‬ َّ ‫سي ِبيَ ِد ِه لَ ُخلُوفُ فَ ِم ال‬ ِ ‫َوالَّ ِذي نَ ْف‬
َ َ
‫ش ِر أ ْمثالِ َها‬ ُ َ
ْ ‫سنة بِ َع‬ ْ َ
َ ‫َوأنا أ ْج ِزي بِ ِه َوال َح‬َ َ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Az Zanad dari
Al A’raj dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :”Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor
(rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau
menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum (ia mengulang ucapannya dua kali).

Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang
shaum lebih harum di sisi Allah Ta’ala dari pada harumnya minyak misik, karena dia
meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku.

Puasa perisai api neraka

‫ج عَنْ أَبِي‬ َ ‫الزنَ!ا ِد عَنْ اأْل َع‬


ِ ‫ْ!ر‬ ِّ ‫يرةُ َوهُ! َو ا ْل ِح! زَ ا ِم ُّي عَنْ أَبِي‬ َ ُ‫ب َوقُتَ ْيبَةُ بْن‬
َ !‫س! ِعي ٍد قَ!ااَل َح! َّدثَنَا ا ْل ُم ِغ‬ ٍ َ‫سلَ َمةَ ْب ِن قَ ْعن‬
ْ ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َم‬
‫ض!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! َي هَّللا ُ َع ْن!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!هُ قَ!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!ا َل‬ ِ ‫ه َُر ْي!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! َرةَ َر‬
ٌ‫صيَا ُم ُجنَّة‬ َّ
ِّ ‫سل َم ال‬ َ ‫هَّللا‬
َ ‫صلى ُ َعل ْي ِه َو‬ َّ ‫هَّللا‬
َ ِ ‫سو ُل‬ ُ ‫قا َل َر‬ َ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab dan Qutaibah bin Sa’id
keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami Al Mughirah Al Hizami dari Abu Zinad
dari Al A’raj dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Puasa adalah perisai (yang akan melindungi seseorang dari api
neraka).”Hadis riwayat Imam Muslim dalam sahihnya no hadis 1943
Ar rayyan untuk orang yang berpuasa

ُ‫ض!!!!!! َي هَّللا ُ َع ْن!!!!!!ه‬


ِ ‫س!!!!!! ْه ٍل َر‬ َ ْ‫س!!!!!!لَ ْي َمانُ بْنُ بِاَل ٍل قَ!!!!!!ا َل َح!!!!!! َّدثَنِي أَبُو َح!!!!!! ا ِز ٍم عَن‬ُ ‫َح!!!!!! َّدثَنَا َخالِ!!!!!! ُد بْنُ َم ْخلَ!!!!!! ٍد َح!!!!!! َّدثَنَا‬
‫!و َم ا ْلقِيَا َم! ِة اَل يَ!د ُْخ ُل ِم ْن!هُ أَ َح! ٌد‬ َّ ُ‫سلَّ َم قَ!!ا َل إِنَّ فِي ا ْل َجنَّ ِة َبابًا يُقَ!!ا ُل لَ!هُ ال َّريَّانُ َي!د ُْخ ُل ِم ْن!ه‬
ْ !َ‫الص!ائِ ُمونَ ي‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫عَنْ النَّبِ ِّي‬
َ ْ َ
‫ق فل ْم يَ!!!!د ُْخ ْل ِمن!!!!هُ أ َح!!!! ٌد‬َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ
َ !!!!ِ‫الص!!!!ائِ ُمونَ فيَقُو ُم!!!!ونَ اَل يَ!!!!د ُْخ ُل ِمن!!!!هُ أ َح!!!! ٌد غ ْي!!!! ُر ُه ْم ف!!!!إِذا د ََخل!!!!وا أغل‬ َّ َ
َ‫َغ ْي!!!! ُر ُه ْم يُقَ!!!!ا ُل أيْن‬
Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Mukhallad telah menceritakan kepada kami
Sulaiman bin Bilal berkata, telah menceritakan kepada saya Abu Hazim dari Sahal radliallahu
‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Dalam surga ada satu pintu yang disebut
dengan Ar-Rayyan, yang pada hari qiyamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga
melewati pintu itu kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa).
Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan
kepada mereka; Mana para shaimun, maka para shaimun berdiri menghadap. Tidak akan ada
seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk
semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu
tersebut”. Hadis riwayat Imam Muslim

6. Hikmah Puasa Ramadhan

“Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu puasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu,supaya kamu menjadi orang-orang yang
bertaqwa.” (S.al-Baqarah:183)

PUASA menurut syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa
(seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah,karena mengharapkan redho-
Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan Taqwa kepada-Nya.

RAMAHDAH bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya.Alangkah gembiranya hati


mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan sahaja telah diarahkan
menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda,malah
dibulan Ramadhan Allah telah menurunkan kitab suci al-Quranulkarim,yang menjadi petunjuk
bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah. Puasa Ramadhan
akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang,
pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terthindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri
sendiri, dsb. Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita mengawal diri kita untuk tidak
makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari,karena mematuhi perintah
Allah.Walaupun isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya diketika masa berpuasa demi
mematuhi perintah Allah s.w.t.

Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah:

”Wahai orang-orang yang beriman” dan disudahi dengan:” Mudah-mudahan kamu menjadi
orang yang bertaqwa.”Jadi jelaslah bagi kita puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan
ketaqwaan.Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah kita diberi
kesempatan selama sebulan Ramadhan,melatih diri kita,menahan hawa nafsu kita dari makan
dan minum,mencampuri isteri,menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia,seperti
berkata bohong, membuat fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah
persatuan ummat, dan berbagai perbuatan jahat lainnya.Rasullah s.a.w.bersabda:

“Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah
menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor.”

(H.R.Ibnu Khuzaimah)

Beruntunglah mereka yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu bukan
sahaja dapat membersihkan Rohani manusia juga akan membersihkan Jasmani manusia itu
sendiri, puasa sebagai alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa
digunakan, boleh dikatakan alat-alat itu tidak berehat selama 24 jam. Alhamdulillah dengan
berpuasa kita dapat merehatkan alat pencernaan kita lebih kurang selama 12 jam setiap harinya.
Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita dapat bekerja dengan lebih teratur dan
berkesan.

Perlu diingat ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan rohani dan
jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya
tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia saja.

Allah berfirman yang maksudnya:

“Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (s.al-A’raf:31)
Nabi s.a.w.juga bersabda:

“Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang.”Tubuh kita
memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika kita makan berlebih-
lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat kepada kesehatan kita. Boleh menyebabkan
badan menjadi gemuk, dengan mengakibatkan kepada sakit jantung, darah tinggi, penyakit
kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh itu makanlah secara sederhana, terutama
sekali ketika berbuka, mudah-mudahan Puasa dibulan Ramadhan akan membawa kesehatan
bagi rohani dan jasmani kita. Insy Allah kita akan bertemu kembali.

Allah berfirman yang maksudnya: “Pada bulan Ramadhan diturunkan al-Quran pimpinan untuk
manusia dan penjelasan keterangan dari pimpinan kebenaran itu, dan yang memisahkan antara
kebenaran dan kebathilan. Barangsiapa menyaksikan (bulan) Ramadhan, hendaklah ia
mengerjakan puasa.(s.al-Baqarah:185).

Daftar Pustaka

Mughniyah Jawad Muhammad, “Fiqih Lima Mazhab”, Lentera, Jakarta, 2004

Rasyid Sulaiman, H. “Fiqh Islam”, At-Tahirijah, Jakarta

Sabiq Sayyid, “Fiqh Sunnah 12”, Penerbit Pustaka, Bandung, 1988

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/public-speaking/2035254-contoh-makalah-
ramadhan-puasa-marhabah/

You might also like