You are on page 1of 8

Fungsi dan Peranan Lembaga 

Pendidikan
30 Oktober 2009 — Abied

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan,
lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan
dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan
upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.

Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan
menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak
sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah
individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak
harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. Pendidikan harus dapat memberikan
motivasi dalam mengaktifkan anak.

Ketiga lembaga pendidikan, yaitu lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan sekolah
dan lembaga pendidikan masyarakat mempunyai tanggung jawab dan peranan masing-masing
dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan yaitu pendewasaan diri manusia. Karenanya, di sini
adalah tugas penulis untuk memaparkan masing-masing tugas dan peranan lembaga di atas
dalam proses pendidikan seumur hidup. Bila terdapat penyimpangan dalam penjelasan kami,
sebelum dan sesudahnya kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun.

B. Permasalahan

Dari sekian banyak uraian di atas, maka sudah tentu lembaga-lembaga pendidikan yang ada
memiliki peranan, fungsi dan sumbangsih besar bagi terbentuknya individu yang dewasa, yang
mandiri dan memiliki kecakapan intelektual dan emosional yang mantap.

Mengenai batasan dan rumusan masalah pada makalah ini, kami mengutamakan 3 point, yaitu :

1. Apakah fungsi dan peranan, serta tanggung jawab lembaga pendidikan keluarga ?
2. Apakah fungsi dan peranan, serta tanggung jawab lembaga pendidikan sekolah ?
3. Bagaimana lembaga pendidikan yang terjadi di masyarakat ?

BAB II

FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PPENDIDIKAN

A. LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA


Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam
peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama
karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan
dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam
keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan
kodrati.[1] Lahirnya keluarga sebagai pendidikan sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai
pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi
perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.

1. 1. Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga

a.       Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak

Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya,
khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab
pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.

b.  Menjamin Kehidupan Emosional Anak

3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :

v  Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya,
mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih.

v  Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang
menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua tingkah laku kita.

v  Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan
menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.

c.  Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Seperti pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu berusaha menirukan dan
mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan
yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-
anaknya.

d.  Memberikan Dasar Pendidikan Sosial

Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi
anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan
sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik
bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga
kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.

e.  Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan


Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan.
Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar
kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan
contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.

2. Tanggung Jawab Keluarga

1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan menimbulkan beberapa sifat negatif bagi
perkembangan anak. Begitu pula, tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang
akan membuat anak selalu merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan
selanjutnya.
2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap
keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup membantu orang tua dalam
penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu anak akan menghasilkan pengetahuan
yang asli dan berakar bagi anak. Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk
betul-betul membentuk kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga.
3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat yang sejahtera dibentuk dari
keluarga-keluarga yang sejahtera pula. Keluarga merupakan awal perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat, karena itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk
masyarakat yang sejahtera.
4. Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara orang tua dan anak
akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk betul-betul mendidik anak
menjadi apa yang mereka inginkan.
5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.
[2]

B. LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH

Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka dipercayakanlah tugas
mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan formal, yaitu
guru. Sekolah sebagai wahana pendidikan ini, menjadi produsen penghasil individu yang
berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu dirancang dan dikelola
dengan baik. Karakteristik proses pendidikan di sekolah, antara lain :

1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis jenjang yang memiliki hubungan
hierarkis.
1. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen
2. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus
diselesaikan
3. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
4. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di
masa yang akan datang.
Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari, oleh dan untuk masyarakat.
Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara.

1. Fungsi dan Peranan Sekolah

1.         Fungsi Lembaga Sekolah

a.  Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik

b.  Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran

1. Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah
anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga
bagi orang tua.

d.  Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu
beradaptasi dengan masyarakat.

e.  Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan
dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.

f.  Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri
dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.

2. Peranan Lembaga Sekolah

a.  Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.

b.  Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.

1. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama,
bangsa dan agama.
1. 2. Tanggung Jawab Sekolah
1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan
yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
2. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat
pendidikan.
3. Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola
dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan
ketentuan jabatannya.

3. Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah

1. Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung


jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
2. Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.
3. Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid
bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.

4. Macam-macam Sekolah

a.         Ditinjau dari Segi yang Mengusahakan

1. Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik segi fasilitas,
keuangan maupun tenaga pengajar.
2. Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan swasta. Terdiri atas 4
status yakni : Disamakan, Diakui, Terdaftar dan Tercatat.

b.  Ditinjau dari Tingkatan

1. Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan sebelum Sekolah Dasar.


2. Pendidikan Dasar, yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan SLTP/ MTs.
3. Pendidikan Menengah, yaitu : SLTA & Kejuruan atau Madrasah Aliyah.
4. Pendidikan Tinggi, yaitu : Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau Universitas.
5. Ditinjau dari sifatnya
1. Sekolah Umum, yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam
spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Misalnya : SD, SLTP dan SLTA.
2. Sekolah Kejuruan, yakni lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak
untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya : SMEA, MAK, SMK dan
STM.

5.      Sumbangsih Khas Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan

a.  Sekolah Melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta memperbaiki,
memperluas tingkah laku si anak didik.

b.  Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki kebudayaan bangsa

1. Sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan


kerja.

C.        LEMBAGA PENDIDIKAN Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi


seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta
menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan
menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.[3] Pendidikan dalam
masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah


2. Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
3. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek
4. Peserta tidak perlu homogen
5. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
6. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
7. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan
taraf hidup

1. Beberapa Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah

1. Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat
untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab.
2. Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa,
termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan di luar
lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
3. Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai
seluruh rakyat.
4. Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan
biasa.
5. Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar
lingkungan sekolah
6. Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas
tertinggi dari masa kewajiban belajar.
7. Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk
menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ.
Terbuka
8. Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk
mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak

2. Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar Sekolah

1. Para buruh dan Petani

Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali. Pendidikan yang diberikan
adalah pendidikan yang mampu menolong meningkatkan produktifitas dengan mengajarkan
keterampilan dan metode baru, yang mendidik mereka agar bisa memenuhi kewajiban sebagai
warga negara dan kepala keluarga serta mampu menggunakan waktu secara efektif.

1. Para Remaja Putus Sekolah

Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan yang menarik, merangsang dan
relevan dengan kebutuhan hidupnya.

1. Para Pekerja yang Berketerampilan


Agar mampu menghadang berbagai tantangan masa depan, maka program pendidikan yang
diberikan kepada mereka hendaknya yang bersifat kejuruan dan teknik. Dengan tujuan dapat
menyelamatkan mereka dari bahaya keuangan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka
miliki serta membuka jalan bagi mereka untuk naik ke jenjang hidup yang lebih baik.

1. Golongan Teknisi dan Profesional

Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan masyarakat. Karenanya, peran mereka
harus dioptimalkan dengan memperbaharui dan menambah pengetahuan serta keterampilannya.

1. Para Pemimpin Masyarakat

Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial dan sebagainya. Mereka dituntut
mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan mereka dan berusaha untuk memperbaharui
sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan pembangunan.

1. Anggota Masyarakat yang Sudah Tua

Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu pengetahuan yang tidak mereka dapatkan. Karena itu
pendidikan merupakan kesempatan yang berharga bagi mereka.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.   Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggung jawab
keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana masing-masing mempunyai tanggung jawab yang
terpadu dalam rangka pencapaian tujuan nasional.

1. Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertanggung jawab untuk memberikan dasar


dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan
religius.
2. Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang dimiliki
masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Dari
individu yang cerdas, akan lahir bangsa yang cerdas yang mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
3. Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran,
keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap
individu.

1. B. SARAN DAN KRITIK

Bertitik tolak dari penulisan skripsi ini, penulis merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan lembaga
pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal.
2. Hendaknya masing-masing lembaga pendidikan menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-pelaku pendidikan
untuk menggunakan kemampuan diri dalam menjalani pendidikan seumur hidup.

4.  Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.

[1]Drs. Fuad Hasan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), h. 17

[2]Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003)

[3]Tim Dosen IKIP, Dasar-Dasar Pendidikan (Semarang : IKIP Semarang Press, 1981), h.334

You might also like