Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Slamet Umi Nur Barokah
3364000020
JURUSAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Hari : Rabu
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Ekonomi
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Hari : Rabu
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengatahui
Drs. Sunardi, MM
NIP. 130367998
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
PRAKATA
Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis
skripsi ini
6. Drs. Subur dan seluruh staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
keluarga besar ibu dan bapak yang telah memberi motivasi sehingga
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis tidak akan melupakan jasa baik dan semoga Allah SWT
membalas amal dan budi baiknya dengan balasan yang setimpal. Mudah-mudahan
apa yang penulis tuangkan dalam skripsi ini dapat menambah informasi dan dapat
Penilis
SARI
Slamet Umi Nur Barokah. 2005. Pengaruh Akreditasi Sekolah dan Persepsi
Guru mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si, M. Khafid, S.Pd, M.Si.
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
Ekonomi.........................................................................................66
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN ..................................................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5. Hasil analisis data regresi mengenai pengaruh supervisi kepala sekolah
guru mengajar. 63
Tabel 14. Hasil analisis data mengenai pengaruh akreditasi sekolah dan
ekonomi............................................................................................. ...66
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Hal ini karena jumlah penduduk yang
semakin besar dan persaingan semakin ketat. Oleh karena itu dunia pendidikan
satu agenda yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Upaya ini diarahkan agar
seharusnya terjadi dan sesuai pula dengan harapan mereka. Apabila setiap
kualitas dan upaya ini dilakukan secara terus menerus, maka diharapkan mutu
sekolah salah satunya ditunjukan dengan pencapaian prestasi belajar yang tinggi.
pencapaian prestasi belajar siswa yang ditunjukan dalam perolehan Nilai Ujian
Nasional dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat
siswa belum sesuai dengan harapan masyarakat dan hal ini perlu mendapatkan
Syafaruddin (2002:14) antara lain kurikulum, sumber daya ketenagaan, sarana dan
manajemen sekolah.
tersebut dengan tegas menunjuk seluruh sekolah agar diakreditasi, baik sekolah
kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan kriteria (standar) yang telah
adalah
pelayanan pendidikan.
semakin baik, dan sekolah yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang
baik dan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Di Kabupaten Banjarnegara sudah
ada 7 Sekolah Menengah Atas yang diakreditasi, dan hasil yang diperoleh cukup
dan melaksanakan program supervisi secara rutin sudah tentu akan berdampak
peneliti, dalam arti dapat mengumpulkan data yang akurat tentang proses belajar
pencapaian peringkat akreditasi yang baik ternyata prestasi belajar yang diperolah
siswa dalam ujian nasional belum tentu baik. Hal tersebut memotivasi peneliti
guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi.
pelajaran ekonomi?
pengaruh:
1. Kegunaan Teoritis
penelitian sejenis maupun sebagai salah satu bahan pustaka dalam rangka
prestasi belajar.
2. Kegunaan Praktis
tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang
mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan
oleh guru.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
mata pelajaran ekonomi yang diperoleh siswa yang ditunjukan dalam Nilai Ujian
Nasional.
ditetapkan. Jika keadaan sekolah kenyataan lebih besar atau sama dengan
kenyataan lebih kecil dari pada standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
klasifikasi, yaitu amat baik, baik, dan cukup. Sementara sekolah yang nilainya
dari sejumlah komponen yang saling terkait, maka perlu ditetapkan terlebih
kepada publik/masyarakat.
keputusan kelembagaan unit pelaksana teknis (UPT) sekolah, (2) memiliki siswa
pada semua tingkatan kelas, (3) memiliki sarana dan prasarana pendidikan, (4)
merupakan badan non struktural yang bersifat independen. BAS terdiri atas BAS
terdiri atas: (1) ketua merangkap aggota, (2) sekretaris merangkap anggota, dan
banyaknya sesuai dengan keperluan serta berjumlah gasal. Ketua dan sekretaris
mempunyai fungsi :
mempunyai fungsi:
Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas tiga klasifikasi sebagai berikut A (Amat
baik), B (Baik), dan C (Cukup). Bagi sekolah yang hasil akreditasinya kurang dari
dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah menengah umum
(SMU), sekolah luar biasa (SLB), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Komponen sekolah yang dinilai dalam akreditasi (Basnas 2003) terdiri atas :
1. Kurikulum/proses belajar mengajar, meliputi pelaksanaan kurikulum dan
pembelajaran).
ketatalaksanaan sekolah.
pendidikan.
keluaran
jaminan kepada publik bahwa sekolah tertentu yang telah dinyatakan terakreditasi
(3) memberikan jaminan kepada publik bahwa siswa dilayani oleh sekolah yang
berikut :
sekolah.
3. Membantu pemetaan kelayakan dan kinerja sekolah secara mikro dan makro.
1. Sekolah, bagi sekolah hasil akreditasi memiliki makna yang penting, karena ia
pengembangan sekolah.
sekolah.
tahun). Disamping itu, hasil akreditasi juga diperlukan bagi Kepala Sekolah
sebagai bahan masukan untuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
Sekolah/RAPBS).
meningkatkan diri dan bekerja keras untuk memberikan layanan yang terbaik
bagi siswanya. Secara moral, guru senang bekerja di sekolah yang diakui
sebagai sekolah baik, maka guru selalu berusaha untuk meningkatkan diri
setiap sekolah, sehingga secara sadar dan bertanggungjawab orang tua dapat
membuat keputusan dan pilihan yang tepat kaitanya dengan pendidikan bagi
diharapkan menjadi :
a. Bahan masukan untuk pengembangan sistem akreditasi sekolah di masa
masyarakat.
tingkat Nasional.
2003:5)
suatu sekolah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait
dengan kinerja dan kelayakan itu diperiksa untuk memperoleh informasi tentang
pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait, seperti Kepala
kondisi kinerja dan kelayakan sekolah tersebut. Kelayakan dan kinerja ini
atau kompetensi, mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup
lembaga eksternal yang independen itu. Adapun hasilnya dapat digunakan untuk
meningkatkan kelayakan.
negeri maupun sekolah swasta. Sekolah yang akan diakreditasi dapat mengajukan
BAS provinsi untuk sekolah menengah dan SLB, atau BAS Kabupaten/kota untuk
TK,SD, dan SLTP. Meskipun pada akhirnya setiap sekolah akan diakreditasi ,
yang telah ditetapkan. Akreditasi sekolah dapat diketahui dari tingkat perolehan
2.3.1. Persepsi
Bagaimanapun seperti telah kita catat, apa yang dipersepsikan seseorang dapat
yaitu :
1. Pelaku persepsi : bila seorang individu memandang pada suatu obyek dan
akan lebih mungkin untuk lebih diperhatikan dari suatu kelompok mereka
Persepsi kita terhadap orang berbeda dari persepsi kita terhadap obyek
mati seperti meja, mesin, atau gedung karena kita menarik kesimpulan mengenai
tindakan orang tersebut yang tidak kita lakukan terhadap obyek yang mati. Obyek
yang mati dikenai hukum alam tetapi obyek mati tidak mempunyai keyakinan,
eksternal. Perilaku yang disebabkan faktor internal adalah perilaku yang diyakini
berada dibawah kendali pribadi dari individu itu, sedangkan yang disebabkan
faktor eksternal dilihat sebagai hasil dari sebab-sebab luar yaitu orang itu dilihat
berlainan, seperti dari salah satu karyawan kita terlambat masuk kerja,
yang luar biasa atau tidak. Jika luar biasa, berarti kita akan mamberikan
atribusi (penghubungan) eksternal kepada perilaku itu. Jika tindakan itu tidak
luar biasa, berat kita akan menilai perilaku itu bersifat internal.
2. Konsensus : jika kita menghadapi situasi yang sama serupa bereaksi dengan
cara yang sama seperti perilaku karyawan tersebut akan memenuhi kriteria ini
jika semua karyawan yang mengambil rute yang sama ke tempat kerja juga
terlambat. Dari suatu perspektif atribusi, jika konsensus itu tinggi, kita
kerja tidak dipersepsikan dengan cara yang sama bagi karyawan yang
baginya katerlambatan itu merupakan kasus yang luar biasa (ia tidak terlambat
keterlambatan itu merupakan bagian dari pola yang rutin (secara teratur ia
terlambat dua atau tiga kali dalam seminggu). Makin konsisten perilaku itu,
tentu kita condong untuk menghubungkan hal itu dengan sebab-sebab internal.
teknik untuk membuat tugas itu lebih mudah dikelola. Teknik-teknik ini
yang lebih tepat (akurat) dengan cepat dan memberikan data yang valid untuk
(orang tololpun dapat dan memang menceburkan kita dalam kesulitan), suatu
pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu mewaspadai bila teknik-
Dalam penelitin ini persepsi yang dimaksud adalah persepsi semua guru
diakreditasi.
2.3.2. Hakikat Supervisi
layanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pembinaan guru.
melayani guru agar menjadi lebih bermutu yang selanjutnya diharapkan dapat
membentuk situasi proses belajar mengajar yang lebih baik dalam rangka
pertumbuhan profesional dengan inti keahlian teknis serta perlu ditunjang oleh
tanggung jawab. Dengan kata lain, supervisi mencakup aspek kepribadian dan
didukung oleh kegiatan yang diadakan oleh pihak guru. Menurut Orlosky
kepala sekolah mulai dari tingkat lokal sampai tingkat individual guru (Bondi
1986:214).
dibenarkan bekerja hanya untuk kejayaan sekolah pada masa kini saja, atau lebih
ekstrim pada waktu ia memimpin sekolah itu. Kepala sekolah tidak boleh bekerja
hanya untuk membuat nama dirinya baik, dengan cara membina guru-guru agar
rajin dan tepat waktu, agar roda perjalanan organisasi sekolah berjalan dengan
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainya, kegiatan
d. Membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru, murid dan
substansi dari supervisi, yaitu upaya membantu dan melayani guru, melalui
Fungsi dan tujuan supervisi menurut Lucio dan Neil (1979:240) adalah
termotivasi terus belajar dan meningkatkan diri dalam rangka menunaikan tugas
pembina kepada guru sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
terhadap program supervisi. Dengan kata lain, tujuan program supervisi adalah
agar guru sadar dan mengetahui keadaan dan kebutuhan dirinya, tugas, hak, dan
kewajibanya, serta mampu membina dan memimpin dirinya sendiri agar lebih
pelajaran modern.
g. Membantu guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru-
seterusnya.
bahwa untuk mencapai tujuan tertentu maka fungsi seorang supervisor adalah
sebagai berikut :
a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
kelas, dan evaluasi. Dalam kaitan ini Sutrisna (1983:292) mengingatkan bahwa
sebagai sistem sosial, sekolah terdiri dari dimensi lembaga yang keduanya
dipengaruhi nilai-nilai, tradisi dan kultur yang dianut oleh individu-individu dan
semua aspek pendidikan, baik dari dimensi lembaga maupun dimensi individu
agar perilaku seluruh warga sesuai dengan yang diharapkan demi tercapainya
tujuan supervisi.
sebagai pengubah nilai-nilai dalam bekerja dengan staf dan masyarakat luas.
pembinaan lainya adalah wadah MGMP dan KKKS maupun forum atau
kualitas guru.
dihadapi guru, mendiskusikan potensi dan kelemahan yang ada serta cara
Dengan demikian, demi terbentuknya guru yang lebih berkualitas dan proses
belajar mengajar yang lebih baik, pihak pembina dalam hal ini kepala sekolah
dan pengawas sekolah lain memberi bantuan dan pelayanan, juga selalu
(Sanusi 1991 :36-37) tercemin dalam unjuk kerja yang mencakup penguasaan
konsep dasar keilmuan dan materi serta bahan yang harus diajarkan, penguasaan
guru, serta memilih sikap penampilan yang positif terhadap tugas sebagai guru
dan seluruh situasi pendidikan serta mampu menjadi panutan dan teladan bagi
siswa.
perlu ditempuh.
d. Guru mendapat kecakapan mengajar yang lebih baik, dengan berbagai metode
g. Guru dapat melaksanakan evaluasi kegiatan sekolah dan hasil belajar untuk
baik diantara sesama guru, dengan personal sekolah lainya, dengan orang tua
serta masyarakat.
namun pada prakteknya banyak kegiatan supervisi terutama yang dilakukan oleh
penilik atau pengawas lebih bersifat inspektif. Banyak kegiatan supervisi lebih
oleh guru-guru.
Memang mencari kesalahan atau segi negatif seseorang lebih mudah daripada
belajar mengajar.
Guru-guru yang selalu ditunjukan kesalahanya selain tidak menjadi
baik bahkan dapat menjadi frustasi dan bersikap negatif terhadap program-
program supervisi. Kesalahan adalah bukan suatu cela. Setiap orang, termasuk
guru-guru, tidak pernah luput dari berbuat salah sehingga harus dapat
seorang supervisor atau kepala sekolah ialah berusaha untuk mencari hal-hal
yang positif dari pekerjaaan guru. Dari hal-hal yang positif ini kepala sekolah
guru dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak berbuat
membuat hal-hal lain kecuali yang telah ditatapkan. Mereka tidak berani
mencoba hal-hal yang baru karena takut salah. Apabila hal ini berlangsung
terus-menerus maka guru tidak memiliki lagi kepercayaan pada diri sendiri.
menghadapi persoalan.
Dalam hal ini peranan sekolah ialah menolong guru-guru menyusun
kemasa depan. Supervisi yang demikian ini didasari pada kenyataan dan
keyakinan melihat kesalahan yang lampau serta menjaga agar guru tidak
masa depan. Jadi tugas supervisi adalah menolong guru-guru untuk selalu
melihat kedepan, melihat hal-hal yang baru dan secara antusias mengusahakan
perkembangan.
kepala sekolah masih lebih besar, maka pada supervisi tipe ini guru lebih
kata lain peranan kepala sekolah adalah menciptakan situasi yang dapat
yang tinggi. Daya kreativitas hanya muncul dalam situasi dimana orang
merasa aman untuk mencoba hal-hal yang baru, dengan resiko akan membuat
kesalahan-kesalahan.
berkunjung, (4) diskusi, (5) rapat guru, (6) kunjungan studi. Suhertian (2000:53)
membedakan teknik supervisi menjadi dua yaitu teknik supervisi yang bersifat
individual dan kelompok. Teknik supervisi yang bersifat individual ada tiga jenis
yaitu: (1) kunjungan kelas, (2) Observasi, (3) percakapan pribadi. Teknik yang
bersifat kelompok antara lain: rapat guru, diskusi kelompok, lokakarya, seminar,
kunjungan kelas adalah salah satu teknik supervisi yang bersifat individual dengan
cara supervisor (kepala sekolah) datang ke kelas melihat dan mengamati cara guru
mengajar.
Suhertian (1982:45) menegaskan bahwa tujuan supervisi kunjungan
mempelajari sifat dan kualitas cara belajar anak dan bagaimana guru membimbing
murid-muridnya.
kunjungan kelas pada hakikatnya adalah observasi di kelas dengan tujuan untuk
memajukan cara mengajar dan cara belajar yang baru. Supervisi kunjungan kelas
juga berfungsi untuk membantu pertumbuhan profesional baik bagi guru maupun
sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar dan cara
rasa mampu pada guru-guru, karena dapat belajar dan memperoleh pengertian
memberitahu terlebih dahulu. Jenis supervisi ini ada segi positifnya dan ada
diperlukan oleh guru tersebut. Suasana yang wajar ini juga akan berpengaruh
terhadap suasana belajar anak secara wajar pula. Kemudian supervisor juga
dapat melihat yang sebenarnya, tanpa dibuat-buat. Hal seperti ini dapat
tentu timbul prasangka bahwa ia dinilai dan pasti hasilnya tidak memuaskan.
Ada sebagian guru yang tidak senang, bila tiba-tiba dikunjungi tanpa
guru.
direncanakan dan diberikan kepada guru tiap kelas yang akan dikunjungi,
sehingga guru tahu pada hari apa dan jam berapa yang akan dikunjungi. Jenis
superrvisi kunjungan kelas dengan diberitahukan terlebih dahulu ini juga ada
waktu yang ditentukan itu menekan guru yang bersangkutan karena harus
ini sangat tepat dan ia punya konsep pengembangan yang kontinu dan
ia sadar bahwa kunjungan itu akan membantu apa yang diharapkan guru.
sekolah untuk mengunjungi kelasnya. Jarang sekali terjadi ada seorang guru
waktu guru tersebut mengajar. Karena itu, jenis supervisi ini lebih baik,
karena guru secara sadar berupaya dan termotivasi untuk mempersipkan diri
dan membuka diri untuk memperoleh balikan dan pengalaman baru dalam hal
dari guru dan guru merasa memiliki otonomi dalam jabatanya, aktualisasi
kemampuanya terwujud sehingga guru selalu belajar untuk mengembangkan
dirinya. Sikap dan dorongan untuk mengembangkan diri ini merupakan alat
berdialog dengan guru, sedangkan guru akan lebih mudah untuk memperbaiki
menonjolkan diri.
jelas. Rancangan yang berkaitan dengan kegiatan supervisi kunjungan kelas harus
sudah disusun lebih dahulu oleh kepala sekolah baik yang menyangkut situasi
(dihadapan peserta didik), karena pada saat kegiatan proses belajar mengajar
terjadi kegiatan interaksi aktif antara guru dan murid dan sebaliknya antara murid
dengan murid. Guru dituntut tidak hanya pandai (menguasai materi saja akan
tetapi dituntut pula pandai mengajar sebagai ciri khas keprofesionalannya. Akan
lebih baik bila kepala sekolah (supervisor) malakukan supervisi kunjungan kelas
yang sebelumnya telah diprogramkan secara baik, yaitu minimal tiga kali setahun
dari berbagai jenis supervisi kunjungan kelas. Disamping itu guru sudah tahu
akan ada supervisi kunjungan kelas, lewat pemberitahuan secara tertulis (surat
resmi maupun lewat lisan (rapat guru) dari kepala sekolah, sehingga guru sadar
tidak mencari kesalahan guru agar proses belajar mengajar berjalan baik.
disiplin, serta pemenuhan kebutuhan dan berusaha untuk selalu meningkatkan diri
Supervisi kepala sekolah dapat dilihat dari kegiatan kepala sekolah dalam
baik segi kualitas maupun kuantitas, dan dukungan sarana dan prasarana yang
Pencapaian prestai belajar yang tinggi merupakan salah satu hal yang diharapkan
oleh masyarakat
diantaranya akreditasi sekolah dan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.
sekolah. Sekolah yang terakreditasi amat baik sudah barang tentu lebih
prestasi pada satu atau sekelompok mata pelajaran salah satunya adalah
adanya peringkat akreditasi yang baik diharapkan prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi juga baik, yaitu dengan pencapaian prestasi belajar yang ditunjukan
pada Nilai Ujian Nasional. Untuk memperoleh akreditasi yang amat baik maka
peningkatan kualitas sekolah dalam hal ini kaitanya dengan peningkatan prestasi
supervisi sesuai dengan ketentuan maka kepala sekolah yang bersangkutan akan
sebagai manajer dan supervisor. Sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki
yang dilakukan kepala sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.
Akreditasi Sekolah
Klasifikasi A
Klasifikasi B
Klasifikasi C Prestasi Belajar Mata
Tidak Terakreditasi Pelajaran Ekonomi
1. Perencanaan
2. Tujuan
3. Prosedur
4. Format observasi
5. Kerjasama
6. Observasi
7. Simpulan
8. Tindak lanjut
ekonomi.
2.3.3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara akreditasi sekolah dan persepsi
pelajaran ekonomi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
berikut:
a. SMA N 1 Banjarnegara.
b. SMA N 1 Klampok
c. SMA N 1 Wanadadi
d. SMA N 1 Bawang
f. SMA Cokroaminoto
setelah diakreditasi dengan klasifikasi: A (amat baik) diberi skor 4, B (baik) diberi
skor 3, C (cukup) diberi skor 2, dan tidak terakreditasi diberi skor 1. Indikator-
menyusun format observasi, (5) berunding dan bekerjasama dengan guru, (6)
Indikator tersebut berdasarkan persepsi guru mata pelajaran ekonomi dan akan
diungkap dengan teknik angket. Pengukuran variabel ini menggunakan alat ukur
ekonomi pada tahun ajaran 2004/2005. Indikator tersebut diukur berdasarkan studi
dokumentasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara.
Tabel 2
Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Data
1 Akreditasi Sekolah Peringkat Akreditasi Sekolah dengan Ordinal
klasifikasi :
A (Amat Baik)
B (Baik)
C (Cukup)
lanjut
Ekonomi
3.3. Metode pegumpulan data
3.4.1. Validitas
rxy =
NXY − (∑ X )(∑ Y )
( NX 2 ) − (∑ X )( NY − (∑ Y
2 2 2
))
Keterangan :
N = Jumlah Sampel
kinerja dengan taraf kesalahan 5% diperoleh nilai r xy >r tabel = 0,514. Dengan
3.4.2. Reliabilitas
karena instrument itu sudah baik, sehingga mampu dan dapat mengungkapkan
skornya bukan 1 dan 0 misalnya angket atau soal bentuk uraian (Suharsimi
Arikunto,1996:191)
∑
⎡ k ⎤⎡ σ b ⎤
2
r 11 = ⎢ ⎥⎢ ⎥
⎣ (k − 1) ⎦ ⎢⎣ σ t ⎥⎦
2
Keterangan :
r 11 = Reliabilitas instrumen
σt = Varians total
0,514. Karena koefisien reliabilitas dari kedua angket tersebut lebih besar dari
nilai rtabel, dapat dinyatakan bahwa kedua angket tersebut reliabel dan dapat
dalam penelitian yaitu Akreditasi Sekolah (X1), Persepsi Guru mengenai Supervisi
Kepala Sekolah (X2) dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi (Y). Untuk
Dalam penelitian ini guru memiliki peran ganda dalam menilai kepala
sekolah yaitu penilaian yang berdasarkan pada tingkat kepentingan dan
kinerjanya. Oleh karena itu digunakan uji jenjang–bertanda wilcoxon (wilcoxon’s
signed rank test). Adapun rumus perhitungan sebagai berikut (Ghozali &
Castellan,2002:70)
T + − μT +
Z=
σT +
n(n + 1)
μT =
+
4
n(n + 1) + (2n + 1)
σT =
+
24
Keterangan :
µT+ = mean
σT+ = varians
a. Jika tingkat kinerja lebih besar dari tingkat kepentingan (Z score based on
b. Jika tingkat kinerja lebih besar dari tingkat kepentingan (Z score based on
positive ranks) dan pada taraf kepercayaan 5% diperoleh harga yang tidak
c. Jika tingkat kinerja sama dengan tingkat kepentingan (Z score equal positive
ranks and negative ranks) pada tarf kepercayaan 5% diperoleh harga yang
d. Jika tingkat kenerja lebih kecil dari tingkat kepentingan (Z score based on
e. Jika tingkat kinerja lebih kecil dari tingkat kepentingan (Z score based on
dengan rumus:
Y = a + bX1
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
a = Konstanta
sekolah
X1 = Akreditasi Sekolah
regresi yang dapat dihasilkan adalah baik untuk mengestimasi nilai variabel
dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai R2 berada antara nol sampai
prediktor (r2) terhadap prediksi yang ditunjukan dengan hasil nilai atau output
dari R square. Sumbangan efektif dicari jika prediktornya lebih dari satu.
Dalam penelitian prediktor ada dua yaitu akreditasi sekolah (X1) dan persepsi
variabel bebas yang terdapat dalam regresi. Untuk mengetahui ada atau
Inflation Faktor ).
komputasi SPSS for windows diperoleh nilai VIF untuk variabel akreditasi
kepala sekolah sebesar 1,525. Nilai VIF kedua variabel tersebut kurang
2. Heterokedastisitas
Melalui SPSS dapat dilihat pola yang dihasilkan secara scater plot.
1.5
1.0
.5
0.0
-.5
-1.0
-1.5
-1.5 -1.0 -.5 0.0 .5 1.0 1.5
secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan
3. Normalitas
asumsi normalitas tidak dapat memenuhi maka inferensi dengan uji F dan
uji t dapat dilakukan. Hasil Uji Normalitas dapat dilihat pada grafik P-P
.75
.25
0.00
0.00 .25 .50 .75 1.00
Berdasarkan pada grafik P-P Plot terlihat bahwa nilai sebaran data
terletak di sekitar garis lurus (tidak terpencar jauh dari garis lurus). Hal ini
Ekonomi
program komputasi SPSS for windows release 10 dapat dilihat dalam tabel 3
berikut :
Tabel 3
Hasil Analisis Data Regresi mengenai Pengaruh Akreditasi Sekolah
terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
sederhana
Y = 0,609 + 1,668 X1
Dari hasil uji t diperoleh t hitung sebesar 19,404 dengan probabilitas 0,00
yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara
akreditasi sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi diterima.
Dari hasil analisis diperoleh pula koefisien korelasi sebesar 0,968 dan
manunjukan bahwa jika sekolah memiliki akreditasi yang baik maka prestasi
dan (3) memberikan jaminan kepada publik bahwa siswa dilayani oleh sekolah
Tabel 5
Hasil Analisis Data mengenai Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
sederhana
Y =3,273 + 0,001 X2
Dari hasil uji t diperoleh t hitung sebesar 4,693 dengan probabilitas 0,00
yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara
mata pelajaran ekonomi diterima. Dari hasil analisis diperoleh pula koefisien
bermakna.
akan semakin meningkat pula prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Hasil
terhadap kinerja guru. Hal tersebut selaras dengan pendapat Suhertian (1982)
bahwa supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah berfungsi sebagai alat
untuk memajukan cara mengajar dan cara belajar yang baru. Supervisi
baik bagi guru maupun supervisor karena memberi kesempatan untuk meneliti
prinsip dan hal belajar mengajar itu sendiri. Dengan profesional guru yang
semakin baik maka secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
Tabel 6.
Persepsi Guru mengenai Supervisi Kepala Sekolah dalam Merencanakan
Supervisi
Asymp.
No Sub Indikator Z Kesimpulan
Sig.(2-tailed)
a
1 Kepala sekolah menyusun -3.579 .000 Sangat baik
rencana kegiatan supervisi
bulanan secara rutin dalam
program kegiatan semester.
2. Kepala sekolah menyusun -2.676a .007 Sangat baik
jadwal supervisi kunjungan
kelas yang dikomunikasikan
dengan guru.
3. Kepala sekolah melaksanakan -1.320a .187 Kurang baik
supervisi sesuai dengan
rencana dan jadwal yang
sudah tersusun.
rutin dalam program kegiatan semester dan dalam menyusun jadwal supervisi
Asymp.
NO SUB INDIKATOR Z Sig.(2- Kesimpulan
tailed)
1 Kepala sekolah merumuskan -1.321a .186 Kurang baik
tujuan supervisi.
2 Kepala sekolah -2.524a .012 Sangat baik
melaksanakan supervisi
dengan tujuan yang jelas.
dalam melaksanakan supervisi dengan tujuan yang jelas hasilnya sangat baik.
Tabel 8
Persepsi Guru mengenai Supervisi Kepala Sekolah dalam Merumuskan
Prosedur Supervisi
Asymp.
NO SUB INDIKATOR Z Sig.(2- Kesimpulan
tailed)
1 Kepala sekolah merumuskan -827a .408 Kurang baik
langkah-langkah supervisi
secara runtut.
2 Kepala sekolah menentukan -2.181a .029 Sangat baik
urutan kunjungan supervisi
sesuai dengan keinginanya.
hasilnya kurang baik, tetapi kegiatan kepala sekolah dalam menentukan urutan
Asymp.
NO SUB INDIKATOR Z Kesimpulan
Sig.(2-tailed)
1 Kepala sekolah menggunakan -546a .585 Kurang
instrumen untuk supervisi baik
kunjungan kelas.
2 Kepala sekolah menggunkan -1.291a .197 Kurang
teknik observasi dengan format baik
tertentu dalam rangka supervisi
kunjungan kelas.
3. Kepala sekolah melaksanakan -943a .346 Kurang
supervisi dengan menggunakan baik
format observasi.
Tabel 10
Persepsi Guru mengenai Supervisi Kepala Sekolah dalam Berunding dan
Bekerjasama dengan Guru
Asymp.
NO SUB INDIKATOR Z Kesimpulan
Sig.(2-tailed)
1 Kepala sekolah berunding dan -222a .824 Kurang
bekerjasama dengan guru mengenai baik
hasil observasi yang dilakukan.
2 Kepala sekolah mengadakan diskusi -1.360b .174 Kurang
mengenai hasil observasi apabila baik
masalah yang ditemukan cukup
berat.
3 Kepala sekolah mengadakan -525a .599 Kurang
kerjasama dengan guru apabila baik
diperlukan saja
Berdasarkan tabel 10 di atas, kegiatan kepala sekolah yang
mengenai hasil observasi apabila masalah yang ditemukan cukup berat dan
Tabel 11
Persepsi Guru mengenai Supervisi Kepala Sekolah dalam Mengamati
Guru Mengajar
Asymp.
NO SUB INDIKATOR Z Sig.(2- Kesimpulan
tailed)
1 Kepala sekolah mengadakan -1.250b .211 Kurang
proses pengamatan terhadap Baik
proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
2 Kepala sekolah mencatat setiap -1.127b .260 Kurang
permasalahan yang dihadapi Baik
guru saat mangamati proses
pembelajaran di kelas.
3 Kepala sekolah mengadakan -1.468a .142 Kurang
supervisi kunjungan kelas Baik
karena guru hendak
mengajukan penilaian untuk
kepentingan kenaikan pangkat
guru, mencatat setiap permasalahan yang dihadapi guru dan kepala sekolah
Asymp.
NO SUB INDIKATOR Z Sig.(2- Kesimpulan
tailed)
1 Kepala sekolah menyimpulkan -258a .796 Kurang baik
hasil supervisi kunjungan kelas
secara musyawarah.
2 Kepala sekolah menyimpulkan -1822a .068 Sangat baik
hasil supervisi tanpa melibatkan
guru sehingga guru tidak tahu
kelemahanya dalam proses
pembelajaran.
3 Kepala sekolah menyimpulkan -2.066b .039 Sangat baik
hasil supervisi dengan
memberikan masukan agar guru
dapat meningkatkan
pembelajaran.
menyimpulkan hasil supervisi tanpa melibatkan guru sehingga guru tidak tahu
baik.
Tabel 13
Persepsi Guru mengenai Supervisi Kepala Sekolah dalam Mengkonfirmasikan
Hasil Supervisi untuk Keperluan Pengambilan Langkah Tindak Lanjut
Asymp.
No SUB INDIKATOR Z Kesimpulan
Sig.(2-tailed)
1 Kepala sekolah melaksanakan -2.121 .034 Sangat baik
supervisi demi demi
peningkatan profesional guru.
2 Kepala sekolah melaksanakan .000 1.000 Baik
supervisi dengan tindak lanjut
yang jelas.
3. Kepala sekolah melaksanakan -1.069 .285 Kurang baik
supervisi untuk memenuhi
salah satu peranya sebagai
supervisor.
4. Kepala sekolah melaksanakan -.504 .614 Kurang baik
supervisi demi peningkatan
proses pembelajaran guru.
tindak lanjut yang jelas hasilnya baik, kemudian kepala sekolah melaksanakan
kurang baik.
4.3. Pengaruh Akreditasi Sekolah dan Persepsi Guru mengenai Supervisi
Tabel 14
Hasil Analisis Data mengenai Pengaruh Akreditasi Sekolah dan Supervisi
Kepala Sekolah terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Sumber variasi X1 X2
Konstanta 0,419 0,419
B 1,489 0,00487
ß 0,864 0,177
R 0,958 0,958
r2 0,921 0,329
F hitung 275,6 275,6
t hitung 16,787 3,438
Signifikansi 0,000 0,002
Keputusan Signifikan Signifikan
akreditasi sekolah (X1) dan persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah
(X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi (Y). Makna dari
sekolah tetap, maka prestasi belajar mata pelajaran ekonomi akan naik
penelitian ini.
ekonomi.
sebagai berikut :
semakin rendah. Hal ini terlihat dari temuan untuk perolehan peringkat
rata-ratanya 5,61.
semakin rendah.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disarankan sebagai
berikut:
peringkat akreditasi A.
dan supervisi kepala sekolah kurang baik agar lebih ditingkatkan lagi,