You are on page 1of 21

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN


DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA TENGAH

I. STANDAR ISI :
Bagian dari delapan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang memuat ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi memuat :
A. Kerangka dasar kurikulum
Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
kelompok mata pelajaran :
1. Agama dan Akhlaq Mulia
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Estetika
5. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap mata pelajaran
dituangkan dalam bentuk kompetensi ( standar kompetensi dan Kompetensi Dasar ) yang
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ).
Struktur Kurikulum meliputi :
1. Komponen Mata Pelajaran :
Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan Permen Diknas nomer 22
tahun 2006 tentang Standar Isi yang merupakan standar minimal dan Peraturan Menteri
Agama RI No 2 tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar isi PAI &
Bahasa Arab di Madrasah.
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata
pelajaran sendiri
Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester. Ini berarti dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua
mata pelajaran muatan lokal.
3. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan
diri karir peserta didik.
Dalam pelaksanaan pengembangan diri disusun standar kompetensi dan kompetensi dasar
sebagai pedoman dalam penyusunan silabus dan RPP.

C. Beban Belajar
Beban Belajar berisi uraian tentang sistem penyelenggaran program pembelajaran yang
ditetapkan madrasah ( sistem paket atau kredit semester ) setiap mata pelajaran pada sistem
paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran meliputi Kegiatan Tatap Muka,
Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri tidak terstruktur.
Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik, beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut :

1
1. MI berlangsung selama 35 menit;
2. MTs berlangsung selama 40 menit;
3. MA/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban Belajar kegiatan tatap muka mapel dan mulok per minggu pada setiap satuan
pendidikan sebagai berikut :
a. MI :
i. kelas I s.d. kelas II adalah 31 Jam Pelajaran
ii. Kelas III adalah 33 jam pembelajaran
iii. kelas IV s.d. kelas VI adalah 39 jam pembelajaran
b. MTs
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok per minggu adalah 42 jam
pembelajaran;
c. MA/MAK
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok per minggu adalah :
- kelas X = 44 jam pembelajaran.
- Kelas XI- XII = 45 jam pelajaran

( untuk mapel Al quran Hadis, fiqih, SKI, Akidah Akhlaq dan Bahasa Arab alokasi
waktunya ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan berpedoman
peraturan Menteri Agama RI No 2 tahun 2008 tentang Standar Komputer lulusan
dan Standar isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah )

Tabel : Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Mapel dan Mulok


Keseluruhan untuk setiap Satuan Pendidikan minimal :

Satu Jam Jumlah Jumlah


Minggu
Pemb. Jam Jam per
Satuan Efektif Waktu Pembelajaran
Kelas Tatap Pemb. Tahun
Pendidikan per Tahun per Tahun
Muka Per (@60
Pelajaran
(menit) Minggu menit)
884-1064 jam
I – II 35 31
34-38 pembelajaran (30940 516-621
III 35 33
– 37240 menit)
MI
1088-1216 jam
IV-VI 35 39 34-38 pembelajran (38080- 635-709
42560 menit)
1088-1216 jam
MTs VII-IX 40 42 34-38 pembelajaran 725-811
(43520-48640 menit)
1292-1482 jam
X 45 44
MA 34-38 pembelajaran 969-1111,5
XI-XII 45 45
(58140-66690 menit)
1368 jam 1026
X 45 44
MAK 38 pembelajaran (standar
XI -XII 45 45
(61560 menit) minimum)

Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi


pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. waktu penyelesaian ditentukan oleh Pendidik Bentuk penugasan terstruktur berupa
PR, latihan soal, dll.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. waktu penyelesaian diatur sendiri oleh peserta didik .Bentuk kegiatan mandiri tidak
terstruktur bisa berupa : tadarus di rumah, melaksanakan sholat jamaah di masjid, mengamati
prinsip kerja pengetahuan alam dan atau pengetahuan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu untuk Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
dalam sistem paket untuk MI 0 % s.d. 40 %, MTs 0% s.d. 50% dan MA/MAK 0% s.d. 60%
dari waktu kegiatan tatap muka dari pelajaran yang bersanguktan.
Satuan Pendidikan baik MTs, MA atau MAK dapat memasukkan : 1) Pendidikan kecakapan
hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan
kecakapan vokasional. 2) Pendidikan berbasis keunggulan lokal atau pendidikan berbasis
Pendidikan Global

2
D. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan
hari libur.
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel.
Tabel. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif Minimum 34 minggu dan Digunakan untuk kegiatan


belajar maksimum 38 minggu pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

3. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahun Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan


pelajaran kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan


libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6. Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan


umum/nasional Pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai


dengan ciri kekhususan masing-
masing

8. Kegiatan khusus Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang


sekolah/madrasah diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

3
2. Penetapan Kalender Pendidikan.
a. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
b. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan bersama Menteri Agama,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Republik Indonesia, dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
c. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
d. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

3. Permulaan Tahun Pelajaran


Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada satuan pendidikan
Pada awal tahun pelajaran bagi satuan pendidikan mempersiapkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Kepala Madrasah berkewajiban membuat program yang mencakup :
1). Rencana Kerja
2). Kalender Pendidikan/Akademik
3). Perencanaan Proses Pembelajaran
4). Pelaksanaan Proses Pembelajaran
5). Penilaian Hasil Pembelajaran
6). Pengawasan Proses Pembelajaran
7). Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
b) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan
c) Pembagian Tugas diantara Pendidik dan Tenaga Kependidikan
d) Peraturan Akademik
e) Tata Tertib Satuan Pendidikan ( Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan
dan Peserta Didik )
f) Tata Tertib, Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana.
g) Kode Etik Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat
b. Bentuk-bentuk kegiatan masa orientasi peserta didik.
Permulaan Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah pada hari Senin tanggal 11 Juli 2011.
Pelaksanaan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran dimulai dengan masa orientasi peserta
didik ( MOPD ) tanggal 11 s.d. 13 Juli 2011 diisi dengan kegiatan antara lain :
1). RA/BA dan MI
Untuk Kelas I diisi dengan kegiatan Pengenalan Madrasah
a) Sosialisasi
b) Cara Belajar ( belajar sambil bermain )
c) Kumpulan data kepentingan Tata Usaha Madrasah dan Komite Madrasah
seperti angket orangtua, dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut
Buku Laporan Pribadi atau Buku Induk Peserta Didik.
d) Kegiatan Keagamaan
Sedangkan kelas II s.d. kelas VI dapat diadakan kegiatan yang bersifat
konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik antara lain :
Penyusunan Pengurus Kelas;
a) Pengenalan Warga Kelas;
b) Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas;
c) Kelompok belajar;
d) Pembenahan 7 K;
e) Kegiatan Keagamaan.
2). MTs, MA/MAK
Kegiatan orientasi bagi peserta didik baru kelas VII untuk MTs dan Kelas X
untuk MA/MAK diisi dengan :
a). Dinamika Kelompok diharapkan peserta didik dapat:
- Menjelaskan pengertian dinamika kelompok,
- Memparaktekkan pengenalan antar peserta didik,

4
- Melakukan kerja sama satu dengan yang lain,
- Tumbuh kreatifitas dan dapat memecahkan masalah serta dapat mengambil
kesimpulan,
- Mengahrgai perbedaan dalam suasana yang demokratis dan menyenangkan
- Menumbuhkan kebersamaan dan kepedulian sosial

b).Wawasan tentang kemadrasahan meliputi materi tentang:


- ciri madrasah ( tata krama berpakaian, tata krama pergaulan, tata krama
berbicara)
- kurikulum meliputi : KTSP, struktur kurikulum (mapel, mulok,
pengembangan diri), KKM, SKL, kriteria kenaikan kelas, kriteria
penjurusan, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
serta teknik penilaian.
- kegiatan agama meliputi: doa bersama , tadarus, asma’ul husna, shalat
dluha, shalat berjama’ah, khitobah, kegiatan sosial dan lain-lain.
- pengenalan lingkungan madrasah meliputi: tempat ibadah, ruang kepala,
ruang kelas, ruang laborat, ruang guru, ruang tata usaha, perpustakaan,
ruang OSIS, UKS, aula, WC dan kamar mandi.
c) Pengembangan karakter peserta didik dalam pembelajaran.
d) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran.
e) Membangun remaja kreatif.
f) Kegiatan Kesiswaan;
g) PBB;
h) Pembentukan Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual,
dan tata cara diskusi kelompok yang dipandu oleh panitia dan wali kelas
melakukan bimbingan
Semua kegiatan orientasi peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilai-nilai
pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri peserta didik yang
dilandasi nilai-nilai religius.
Kelas VIII dan IX untuk MTs dan XI dan XII untuk MA/MAK, Bagi Pengurus OSIS
dapat dilibatkan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik, Sedangkan yang tidak
masuk dalam pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain :
a) Menyusun Pengurus Kelas dengan Programnya/materi pembelajaran kelas
b) Pembentukan Belajar Kelompok;
c) Teknik Berdiskusi;
d) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran;
e) Kegiatan 7 K;
f) Mencatat Jadwal;
g) Menyusun Tata Tertib Kelas;
h) Kegiatan Keagamaan.
i) Menyampaikan materi pembelajaran selama 1 tahun termasuk indikator yang
ingin dicapai
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh Wali Kelas masing-masing dengan melibatkan
guru yang mengajar di kelas tersebut.
1. Kegiatan Setelah Semester
Kegiatan setelah semester Gasal dan semester Genap, Satuan Pendidikan dapat
melakukan Remidi bagi peserta didik yang belum tuntas, dan diadakan kegiatan lomba
kreativitas peserta didik yang bertujuan mengembangkan bakat, minat dan
kepribadian peserta didik dalam rangka mengembangkan pendidikan seutuhnya.
2. Kegiatan Satuan Pendidikan yang Melakukan Libur Bulan Ramadhan.
Bagi Satuan Pendidikan yang melakukan libur Bulan Ramadhan selain hari-hari libur
bulan ramadhan dapat dilakukan sebagai berikut :
a. madrasah selama bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan
berbagai kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman,
pendalaman dan amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya
yang bernuansa moral. madrasah diharapkan dapat mendorong peningkatan peran
serta keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, baik yang
diselenggaralcan di madrasah maupun di masyarakat.
Contoh kegiatan-kegiatan peserta didik selama libur madrasah pada bulan Ramadhan:

5
- Pesantren kilat, diisi dengan berbuka puasa bersama, tadarusan, shalat berjamaah,
shalat tarawih dengan berpedoman pada materi yang disampaikan dalam
pelatihan guru pembimbing pesantren kilat; Diskusi / debat umum mujahadah /
musyawarah; Latihan dakwah/ceramah; Bakti sosial ke panti asuhan/yatim piatu
dan pesantren; Baca tulis dan pendalaman Al-Qur’an; Pengumpulan dan
pembagian zakat fitrah, shalat Idul Fitni;
- Kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang relevan bernuansa moral seperti diskusi
tentang bahaya narkoba, judi dan tawuran pelajar;
Belajar mandini, bakti sosial dan pendidikan lingkungan hidup.
b. Kegiatan peserta didik selama bulan Ramadhan bagi MI dan MTs dilaporkan oleh
Kepala madrasah kepada Kepala Kantor KementerianAgama Kabupaten / kota c.q.
Kasi Mapenda, dan bagi MA dilaporkan oleh Kepala Madrasah kepada Kepala
Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi Jawa Tengah c.q. Kabid Mapenda.

6
II. STANDAR PROSES

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan. Dalam
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaksi, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi pesrta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dengan bentuk keteladanan. Hal-hal berkaitan
dengan standar proses ( Permendiknas no 41 Th 2007 ) sebagai berikut :
A. Perencanaan proses pembelajaran.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
B. Pelaksanaan proses pembelajaran
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar :
Jumlah Maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah :
1). SD/MI : 28 peserta didik
2). SMP/MTs : 32 peserta didik
3). SMA/MA : 32 peserta didik
4). SMK/MAK : 32 peserta didik
b. Beban kerja minimal guru.
1). beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan;
2). beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah sekurang-
kurangnya 24 ( dua puluh empat ) jam tatap muka dalam 1 ( satu ) minggu.
c. Buku teks pelajaran.
1). buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh madrasah dipilih melalui rapat
guru dengan mempertimbangkan komite madrasah dari buku-buku teks pelajaran
yang ditetapkan oleh Menteri;
2). rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;
3). selain buku teks pelajaran , guru menggunakan buku panduan guru, buku
pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.
4). guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar
lain yang ada di perpustakaan madrasah.
d. Pengelolaan Kelas
1). guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang dilakukan;
2). volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik;
3). tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
4). guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik;
5). guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dan menyelenggarakan proses pembelajaran;
6). guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7). guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,
suku,jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;

7
8). guru menghargai pendapat peserta didik;
9). guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
10). pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya; dan
11). guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru :
1). menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2). mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
3). menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
4). menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti.
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteritik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
1). Eksplorasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a). Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c). Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,
dan
e). Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio dan
lapangan.
2). Elaborasi.
Dalam kegiatan elaborasi guru :
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c). memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
d). Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e). Memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnukmeningkatkan
prestasi belajar;

8
f). Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lesan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g). Memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h). Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3). Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a). Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b). Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
c). Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
d). Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar :
(1). Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
(2). Membantu menyelesaikan masalah;
(3). Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(4). Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5). Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup.
Dalam kegiatan penutup, guru :
1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran;
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. merencakanan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan ,layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Penilaian hasil belajar


Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menegah menggunakan berbagai
teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
a. Jenis-jenis ulangan
1). Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (
KD ) atau lebih;
2). Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut

9
3). Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan
meliputi indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
4). Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
b. Pembuatan Soal Ulangan
1). Pembuatan soal ulangan dilakukan oleh masing-masing guru mata pelajaran pada
satuan pendidikan;
2). Satuan pendidikan yang belum mampu membuat soal secara valid dan reliabel dapat
menggabung dengan satuan pendidikan yang lain melalui kegiatan KKG atau
MGMP Kab/Kota
4. Pengawasan proses pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan,( pimpinan satuan pendidikan ,komite
madrasah dan pihak yang berkepentingan ), supervisi,( kepala satuan pendidikan dan penilik
atau pengawas), evaluasi,( satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan ( pendidik, kepala
satuan pendidikan dan penilik atau pengawas ) dan pengambilan langkah tindak lanjut yang
di perlukan.

10
III. STANDAR PENILAIAN

A. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik
penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal
merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses
pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri
dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian
yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam
rangka penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan penilaian internal.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama Madrasah untuk menilai kompetensi
peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar Isi menuntut cara
penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian
berbagai kompetensi peserta didik.
B. Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses
pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan
salah satu pilar dalam pelaksanaan Standar Isi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil
belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan
dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap
hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil
kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test),
lisan, penilaian hasil kerja peserta didik melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portofolio), penilaian produk, penilaian proyek dan penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian sikap dan penilaian diri peserta didik.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan
mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan
dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya.
Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai
apa yang diharapkan.

B. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang dicerminkan
kemampauan yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusu serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

11
5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
pendidik mencakup semua aspek kompetisi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetinsi yang ditetapkan.
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

C. Teknik dan Instrumen Penilaian.


1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,
observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan
karakteritik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau
di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah
dan/atu proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a)
substansi, adalah merepresentasikan kompetisi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c)
bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
madrasah memenuhi persyaratan subtansi, konstruksi dan bahasa, serta memiliki bukti
validasi empirik.
7. Intrumen penilaian yang digunakan pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validasi empirik serta menghasilkan
skor yang dapat diperbandingkan antar madrasah, antar daertah dan antar tahun.

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian.

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus
yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP )
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan
oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidik.
4. Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau
aspek psikomotorik utnuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan
pendidikan melalllui ujian madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prstasi belajar
dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata
pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh
pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompol mata pelajaran agama dan akhlak dan
kelompok mata pelajaran kewarganetaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilian oleh pendidik engan
mempertimbangkan hasil ujian madrasah.
7. Kegiatan ujian madrasah dilakukan dengan langkah-langkah : (a) menyusun kisi-kisi
ujian, (b) mengembangkan istrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan
menentukan kelulusan peserta didik dari ujian madrasah, dan (e) melaporkan dan
memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME dilakukan oleh guru agama dengan memanfaaatkan informasi dari pendidik
mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

12
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggungjawab
sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-
nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian
dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadiaaan oleh guru
pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata
pelajaran lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran
yang relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan
yang ditandatangai oleh pembina kegiatan dan kepala madrasah.
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya.Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remidi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dlam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
14. Kegiatan penilaian oelh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang
diatur dalam Prosedur Operasi Standar ( POS ) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidik ( BSNP ) bekerjasama
dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi
masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepetingan untuk
pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

E. Penilaian oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oelh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta utnuk meningkatkan efektifitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan
kriteria penilaian pada awal semester.
2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai
pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik
penilaian yang dipilih.
4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuklain yang diperlukan.
5. mengolah hasil penilian untuk mengetahui kemajuan hasil belajardan kesulitan belajar
pesert didik.
6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang
mendidik.
7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. melaporkan hasi penilaian maata pelajaran pada setiap akhir semesters kepada pimpinan
satuan pendidikan dlam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi
singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian
kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk
menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik, baik atau kurang baik.

F Penilaian oleh Satuan Pendidikan.


Penilaian hasil pelajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetisi
peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut
:
1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik.
2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
3. menentuk kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket
melalui rapat dewan pendidik.
4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.

13
5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmana, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. menentukan nilai akhir kelompok pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganeraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidk dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasi ujian madrasah.
7. menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
madrasah sesuai dengan POS Ujian Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggaran
UN.
8. melaporkan hasi penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada
setiap semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan
pendidikan
9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
Kab./Kota.
10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik
sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Menperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia ; kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
c. Lulus ujian madrasah.
d. Lulus UN.
11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional ( SKHUN ) setiap peserta didik yang
mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidik bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN

G. Penilaian Oleh Pemerintah


1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atu satuan
pendidikn, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN
dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan
peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidik yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan
rekomendasi BSNP.
H. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta
didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
I. Rambu-rambu Penilaian Kelas
1. Kriteria Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang
sesuai untuk mengukur kompetensi.
b. Reliabilitas

14
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang
reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi.
Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh
itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.
Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan
penskorannya harus jelas.
c. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan Standar Isi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk
menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi
peserta didik.
e. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil,
terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian
skor.
f. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
Standar Isi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi
kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut
proses pembelajaran di Madrasah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang
telah ditentukan.
Kurikulum ini memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu
standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian
hasil belajar. Indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.
J.Macam-macam teknik penilaian
1. Penilaian Tertulis
a. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana
soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
b. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1). Soal dengan memilih jawaban
 pilihan ganda
 dua pilihan (benar-salah)
 menjodohkan
2). Soal dengan mensuplai-jawaban.
 isian atau melengkapi
 jawaban singkat atau pendek
 soal uraian
2. Penilaian Lisan
a. Pengertian
Penilaian secara lisan dilakukan dengan tes lisan. Tes lisan merupakan tes dimana soal
yang diberikan kepada peserta didik dan jawaban peserta didik dalam bentuk lisan.
b. Teknik Penilaian
Bentuk penilaian lisan adalah kuis. Cara skoring penilaian lisan dengan cara jawaban
peserta didik dinilai dengan skor dalam rentang 0 – 10.

15
3. Penilaian Unjuk Kerja
a. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti:
praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll.
Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai
lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
b. Tenik penilaian
1). Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek. Dengan
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Daftar cek lebih praktis digunakan
mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek.

Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris


(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Kompeten Tidak


kompeten
1. Organization (Introduction, body, conclusion)
2. Content (depth of knowledge, logic)
3. Fluency
4. Language:
Pronunciation
Grammar
vocabulary)
5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)
Skor yang dicapai
Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM
Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM

Format Penilaian Praktek Shalat


(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai kompeten Tidak


kompeten
1. Kefasihan bacaan
2. Ketepatan gerakan
3. Keteraturan gerakan
4. Keserasian gerakan dengan bacaan
a. Takbiratul Ihram
b. Ruku’
c. I’tidal
d. Sujud
e. Tahiyyat
Skor yang dicapai
Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM
Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM
2). Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian
nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak baik, 2 =
cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik

16
Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari
satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.

Format Penilaian Bercerita menggunakan Gambar


(Menggunakan Daftar Tanda Cek)

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai kompeten Tidak


kompeten
1. Kesesuaian isi cerita dengan gambar
2. Pengembangan alur
3. Pilihan kata
4. Ekspresi
Skor maksimum
Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM
Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM
4. Penilaian Produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi seni dan hasil karya, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam, teks
pidato/khutbah, puisi, gambar, peta, klipping, sinopsis, dll.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian
yaitu:
 Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
 Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
 Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal. Dengan cara holistik, guru menilai hasil produk peserta didik
berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan menggunakan kriteria keindahan dan
kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100.
 Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses
pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.

Berikut tabel contoh penilaian analitik dan penskorannya.

Tahap Deskripsi Skor


Persiapan Kemampuan merencanakan seperti: 1-10,
 menggali dan mengembangkan gagasan;
 mendesain produk, menentukan alat dan bahan
Pembuatan  Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan; 1-10
Produk  Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat;
 Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik;
Penilaian  Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai 1- 10
produk kegunaan/fungsinya;

17
 Produk memenuhi kriteria keindahan.
Kriteria penskoran:
 menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;
 semakin lengkap informasi dan baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi
skor yang diperoleh.

5. Penilaian Proyek
a. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
 Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
 Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
 Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
 penelitian sederhana tentang air di rumah;
 Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
 Penelitian sederhana tentang ketaatan masyarakat membayar zakat
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:
perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan.
Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai
4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap.
Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah
16.

Tahap Deskripsi Skor


Perencanaan/ Memuat: 1-, 4
persiapan topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja,
jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh,
tempat penelitian, daftar pertanyaan atau format
pengamatan yang sesuai dengan tujuan.
Pengumpulan data Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. 1- 4
Ketepatan menggunakan alat/bahan
Pengolahan data Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai 1- 4
dengan tujuan penelitian.
Penyajian data/ Merumuskan topik, merumuskan tujuan penelitian, 1- 4
laporan menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja
(langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa
yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat
kesimpulan dan saran.

18
Total Skor 16 (100)

Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang
diperoleh.

6. Penilaian Portofolio
a. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik,
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan
dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut,
guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik
dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan,
puisi, surat, komposisi, musik, gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan dsb
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di Madrasah, antara lain:
 Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
 Saling percaya antara guru dan peserta didik
 Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
 Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
 Kepuasan
 Kesesuaian
 Penilaian proses dan hasil
 Penilaian dan pembelajaran
b. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
 Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan
kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi
digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik
dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan
terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar
meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
 Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat.
Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
 Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder
di rumah masing atau loker masing-masing di Madrasah.
 Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik
sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
 Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik.
Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian
kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa kata,
kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik
mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
 Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
 Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat
“kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya
yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
 Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang
tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio,
sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

19
7. Penilaian Sikap
a. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai
atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga
terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran adalah sebagai berikut.
 Sikap terhadap materi pelajaran.
 Sikap terhadap guru/pengajar.
 Sikap terhadap proses pembelajaran.
 Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran.
 Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan
mata pelajaran.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut
antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik
tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
 Observasi perilaku
 Pertanyaan langsung (wawancara)
 Laporan pribadi
8. Penilaian Diri (self assessment)
a. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya.
Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif,
afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik
diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai
hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria
atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk
membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat
diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
 dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri;
 peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya;
 dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
b. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu,
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.

 Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.


 Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
 Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek,
atau skala penilaian.
 Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

20
 Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
 Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap
sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan
informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup
untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan
sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus
berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

Demikian pedoman penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan di lingkungan


Kementerian Agama provinsi Jawa Tengah agar dapat dijadikan pedoman.

Semarang, April 2011


a.n. Kepala
Kabid Mapenda

Drs. H. Jamun, M.PdI


NIP.196201041991031001
Tembusan :
Ka Kanwil Kemenag Prov. Jateng

21

You might also like