You are on page 1of 7

proposal PTK

Contoh proposal PTK


Semoga bermanfaat
1. JUDUL : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL(Pada Pokok Bahasan
Pertumbuhan dan Perkembangan)

2. LATAR BELAKANG MASALAH


Rendahnya partisipasi siswa dalam aktifitas pembelajaran di kelas sesuai dengan hasil studi awal
adalah diakibatkan oleh siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri dan
kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat pada orang lain. Hal ini menyempitkan
pola pikir siswa tentang suatu konsep yang dipelajarinya. Komunikasi multi-arah baik antar siswa
dengan siswa maupun guru dengan siswa menjadi terhambat, dengan sendirinya pula hasil belajar
siswa belum mencapai hasil yang maksimal. Penyebab lain adalah faktor guru yang kurang sesuai
menerapkan metode pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Selain itu pembelajaran yang
disampaikan oleh guru menjadi kurang menarik karena masih berorientasi pada filosofi teacher
centre. Akibatnya mereka terbiasa belajar IPA dengan berorientasi pada hapalan tanpa
memperhatikan konsep yang ada dalam persoalan tersebut.
Pendidikan sains di SMP menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena alam yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini juga sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang
masih berada pada fase transisi dari konkrit ke formal. Akan sangat memudahkan siswa jika
pembelajaran sains mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasarkan
fakta-fakta empiris di lapangan.
IPA biologi adalah kajian tentang alam kehidupan nyata,objek yang menjadi bahan kajiannya adalah
hal-hal nyata pula. Oleh karena itu membalajarkan biologi baiknya menggunakan pendekatan dan
media yang mendekatkan siswa kepada alam dan objek-objek nyata. Dalam pengajaran IPA biologi,
ketika perangkat penunjang kegiatan telah tersedia, masih mungkin terdapat sejumlah kendala
sehingga proses pembelajaran tidk berjalan seperti yang diharapkan.Kendala-kendala tersebut
misalnya karena prosesnya terlalu lama atau terlalu singkat sehingga sulit diamati.
Pertumbuhan dan pekembangan manusia adalah saalah satu materi ajar IPA di SMP yang prosesnya
memerlukan waktu yang lama. Salah satu kajian di dlam materi ajar ini adalah pertumbuhan dan
perkembangan pada masa remaja. Siswa SMP yang mempelajari materi ini sebagaian besar berada
pada rentang usia tersebut.
Media pembelajaran yang efektif dapat menumbuhkan sikap ketertarikan siswa terhadap suatu
konsep. Beberapa penelitian tentang penggunaan multimedia, misalnya Nuraeni (2006), Hutagulung
(2007), Jubaedah (2007) menunjukan bahwa pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan motivasi siswa.Penggunaan media audiovisul efektif dalam
meningkatkan retensi siswa. Penelitian Dwyer yang dikutip oleh yusup (1990) melaporkan bahwa
gabungan antara indera penglihatan dan pendengaran merupakan cara yang paling efektif untuk
mengingat suatu peristiwa atau objek. Hasil penelitian Dywer menunjukan bahwa orang mampu
mengingat 10% dari yang dibacanya, 20% dari yang didengarnya,30% dari yang dilihatnya, dan 50%
dari yang dilihat dan dingarnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dan guru IPA di SMPN 1 Ujungjaya secara kolaboratif
mengadakan penelitian sebagai tidak lanjut untuk menjawab permasalahan mengenai rendahnya
hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran audio-visual yang diitegrasikan dalam
penelitian tindakan kelas yang berjudul “meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan
media pembelajaran audio-visual”. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa
3. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini adalah “Sejauhmanakah efektivitas penerapan penggunaan media pembelajaran audio-visual
dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran dan hasil belajar siswa?”.
Untuk memudahkan dan memberikan arah dalam menganalisis data, rumusan masalah umum
tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan aspek kognitif siswa setelah menggunakan media pembelajaran
audio-visual?.
2. Bagaimanakah peningkatan aspek afektif siswa setelah menggunakan media pembelajaran audio-
visual?.
3. Bagaimanakah peningkatan aspek psikomotor siswa setelah menggunakan media pembelajaran
audio-visual?.
4. Bagaimanakah aktifitas guru pada saat pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran
audio-visual?.

4. CARA PEMECAHAN MASALAH


Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bertujuan untuk mengadakan perbaikan dan meningkatkan proses pembelajaran. Tahapan dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tiga tahap, yaitu: perencanaan (planning), tindakan
(action) diikuti oleh pengamatan, dan refleksi (Sa’adah Ridwan, 2002:5).
Ciri utamanya adalah komponen tindakan dan pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan.
Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara
implementasi tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

a. Silabus pertumbuhan dan perkembangan pada manusia


Penyusunan silabus mengacu pada pada kurikulum KTSP dan perangkat komponen-komponennya
yang disusun oleh pusat kurikulum (puskur). Silabus ini memuat kompetensi-kompetensi dasar
beserta indikator-indikatornya yang pada teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan metode
pembelajaran yang akan digunakan
b. Rencana Pembelajaran
Penyusunan rencana pembelajaran mengacu pada silabus yang telah disusun berdasarkan kurikulum
KTSP. Pada pertemuan pertama (siklus 1) rencana pembelajaran yang disusun yaitu pada pokok
bahasan tahapan perkembangan pada manusia, untuk pertemuan kedua (siklus 2) rencana
pembelajaran yang disusun yaitu pada pokok bahasan faktor-faktor pertumbuhan dan
perkembangan.
c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
Lembar kegiatan siswa yang dirancang berdasarkan pada indikator aspek afektif dan psikomotor
siswa yang disesuaikan dengan silabus yang telah dibuat sebelumnya. LKS 1 dirancang untuk
mengamati tahapan-tahapan perkembangan pada manusia. LKS 2 dirancang untuk mengamati
faktor-faktor pertimbuhan dan perkembangan.
d. Lembar Tes Kognitif
Lembar tes kognitif dalam penelitian ini, maksudnya adalah lembar post test yang diberikan pada
siswa tiap berakhirnya satu siklus yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa aspek
kognitif berdasarkan jenjang hapalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).
e. Lembar observasi.
Lembar observasi digunakan untuk memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui
media audio-visual. Lembar observasi ini difokuskan pada keaktifan siswa, situasi siswa dalam kelas,
respon siswa terhadap interaksi dalam diskusi, dan aktivitas siswa sesuai tahap-tahap model
pembelajaran inkuiri. Lembar observasi ini meliputi penilaian aspek afektif dan psikomotor sehingga
diperoleh diolah secara kualitatif dan dikonversikan ke dalam bentuk penskoran secara kuantitatif.
f. Catatan lapangan.
Digunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak terekam dalam lembar observasi.
Catatan ini meliputi seluruh aktivitas siswa ketika tindakan berlangsung.
g. Alat bantu observasi berupa kamera.

5. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan
media audio-visual. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :.
1. Mendeskripsikan aktifitas guru pada saat pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran
audio-visual.
2. Mengetahui peningkatan aspek kognitif siswa pada saat pembelajaran melalui penggunaan media
pembelajaran audio-visual.
3. Mengetahui peningkatan aspek afektif siswa pada saat pembelajaran melalui penggunaan media
pembelajaran audio-visual.
4. Mengetahui peningkatan aspek psikomotor siswa pada saat pembelajaran melalui penggunaan
media pembelajaran audio-visual.

B. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran yang berarti
bagi perorangan/institusi di bawah ini :
1. Bagi siswa: media audio-visual yang diperkenalkan dalam penelitian ini dapat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam pembelajaran IPA
dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa.

6. KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A. Kerangka Teoritik
Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih
lanjut, media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan
oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut (Rahardjo, 1986:47). Dalam
kegiatan belajar-mengajar, sumber pesan adalah guru dan penerima pesan adalah murid.
Media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu kata “media” dan “pembelajaran”. Kata media
secara harfiah berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai
suatu kondisi untuk membneru seseorang melakukan suatu kegiatan belajar”
Media berasal dari bahasa latin merupakna bentuk jamak dari ”Medium” yang secara harfiah berarti
”Perantara” atau ”Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima
pesan. Beberapa hali memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah ”Teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah ”sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.”
Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah “sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.”
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah ”segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.”
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar dan digunakan adalah alat
bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakan alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat
bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan
internet.
Media memiliki fungsi, di antaranya :
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan
kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya.
Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa
ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Objek dimaksud
bisa dalam bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami
secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu objek yang disebabkan karena:
(a) objek terlalu besar, (b) objek terlalu kecil, (c) objek yang bergerak terlalu lambat, (d) objek yang
bergerak terlalu cepat, (e) objek yang terlalu kompleks, (f) objek yang bunyinya terlalu halus, (g)
objek yang mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka
semua objek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
Media pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Media dapat menanamkan konsep
dasar yang benar, kongkrit, dan realistis. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Media
membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga
yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik.
Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja
dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media visual semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
menggunakan media pembelajaran audio-visual.

7. RENCANA PENELITIAN
a. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dilakukan di kelas VIII-A SMP Negeri 1 Ujungjaya kabupaten Sumedang
pada semester I tahun pelajaran 2007/2008. Jumlah siswa di kelas VIII-A yaitu 35 orang, terdiri dari
11 orang laki-laki dan 24 orang perempuan. Penelitian ini bersifat kolaboratif bersama guru mata
pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Ujungjaya. Peneliti bertindak sebagai pelaku tindakan dan guru
sebagai observer.
b. Variabel yang diselidiki
Variabel yang diselidiki dalam penelitian ini adalah metode audio-visual dan hasil belajar siswa
c. Rencana Tindakan
Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang diteliti. Kegiatan
pada tahap ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan terhadap proses belajar-mengajar
di salah satu kelas. Hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian IPA menjadi salah satu dari hasil
studi pendahuluan. Peneliti juga berdiskusi dengan guru yang bersangkutan tentang pelaksanaaan
pembelajaran IPA sehingga dapat dijadikan bahan dalam perencanan tindakan yang akan
dilaksanakan pada penelitian ini.
Secara terperinci tahap perencanaan dalam penelitian ini yaitu :
a. Menetapkan kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian, yaitu kelas VIII-A dengan alasan
kelas tersebut merupakan kelas yang digunakan sebagai kelas mengajar.
b. Membuat silabus berdasarkan pada kurikulum KTSP yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Membuat rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
d. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan tes kognitif siswa dengan bentuk uraian.
e. Menetapkan cara observasi menggunakan observasi terbuka yang dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan.
f. Menyusun pedoman observasi dan menetapkan fokus observasi yaitu aktifitas guru dan aktifitas
siswa berdasarkan pada aspek afektif dan psikomotor.
g. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan penelitian.
d. Data dan cara pengumpulannya
Tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa,
meningkatnya aktivitas siswa dan aktivitas guru melalui penggunaan media pembelajaran audio-
visual.
1. Hasil belajar siswa
 Aspek kognitif
Jenjang yang diukur pada aspek kognitif yang dimaksud berupa pemahaman dan penguasaan konsep
siswa terhadap pokok bahasan alat-alat optika, pada tingkatan C1, C2, C3 dan C4. Aspek ini dinilai
berdasarkan hasil tes pada setiap siklus, dengan instrumen yang digunakan adalah lembar tes
kognitif
Langkah pengolahan data aspek kognitif adalah sebagai berikut :
o Mengoreksi hasil tes tiap siswa berdasarkan pada kunci jawaban yang telah ditentukan skor
maksimalnya untuk setiap item tes.

Tabel 3.2
Pedoman penilaian aspek kognitif
Nilai Kategori Klasifikasi
10 Istimewa
9 Baik sekali
8 Baik
7 Tinggi
6 Cukup
5 Rendah
<5 Rendah

(Sofyan dalam Wandi Praginda, 2004:85)


 Aspek afektif dan aspek psikomotor
Aspek afektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang berhubungan dengan
tahapan-tahapan model pembelajaran inkuiri yang kriterianya telah ditentukan. Sedangkan aspek
psikomotor dalam penelitian ini adalah kinerja siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar observasi aspek afektif dan psikomotor dengan menentukan indeks prestasi
kelompok (IPK).
Menurut Wayan dan Sumantana dalam Panggabean, Luhut (1989;29). Indeks prestasi kelompok
(IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh aspek penilaian, dengan skor
maksimal yang mungkin dicapai dalam tes.

Tabel 3.3
Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1. 0,00-30,00 Sangat negatif
2. 31,00-54,00 Negatif
3. 55,00-74,00 Netral
4. 75,00-89,00 Positif
5. 90,00-100,00 Sangat positif
(Luhut P. Panggabean,1989:32)

Tabel 3.4
Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Psikomotor
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1. 0,00-30,00 Sangat kurang terampil
2. 31,00-54,00 Kurang terampil
3. 55,00-74,00 Cukup terampil
4. 75,00-89,00 Terampil
5. 90,00-100,00 Sangat terampil
(Luhut P. Panggabean,1989:32)

2. Aktivitas guru
Data mengenai aktivitas guru pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan media
pembelajaran audio-visual akan diolah secara kualitatif menggunakan lembar observasi. Skor rata-
rata aktivitas siswa dan guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal, yaitu baik sekali, baik,
cukup dan kurang seperti klasifikasi pada tabel dibawah

You might also like