Professional Documents
Culture Documents
NPM : 09320027
Jurusan : Pendidikan Biologi
IKIP SARASWATI TABANAN
Blog : http:supeksa.wordpress.com
KATA PENGANTAR
Om swastyastu
Atas asungkerta Waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ Uji Biuret Untuk Uji
Protein ” tepat pada waktunya.
Penyusun karya tulis ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang di berikan
oleh Dosen pengajar, sebagai tugas Biokimia. Penyajian makalah ini sudah
disesuaikan dengan format yang telah diberikan oleh dosen pembimbing sehingga
dapat disesuaikan dengan ketentuan yang telah disepakati dan dapat dipergunakan
sebagai acuan dalam pengembangan kualitas laporan ini.
Mengingat terbatasnya kemampuan kami dalam penyusunan makalah ini
maka sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna.maka dari itu saya
harapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang inovatif agar dikemudian
hari saya dapat membuat makalah yang lebih bagus lagi. Dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Om Santhi,santhi,Santhi Om.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dulu, tidak hanya
di Bali, di Indonesia, bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut
dengan minuman keras. Di belahan Eropa terdapat berbagai jenis minuman keras
yang memiliki berbagai nama tergantung dari bahan, kegunaan serta kadar
alkohol dari minuman itu sendiri, seperti anggur, wiski, tequila, bourbon dan lain-
lain.
Dari waktu ke waktu korban minuman keras (miras) oplosan terus
berjatuhan, ada yang menjadi buta dan bahkan meninggal dunia. Apa saja jenis
oplosan miras yang sering dibuat dan apa bahayanya ?. Hingga kadar tertentu,
sebenarnya alkohol dapat membantu menjaga kesehatan. Namun jika berlebihan,
minuman ini bisa menyebabkan keracunan. Risiko tersebut meningkat ketika
alkohol atau miras dioplos dengan berbagai bahan berbahaya.
a. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah “Kimia Organik” untuk menambah wawasan kami dalam
memahami bahan kimia yang ada dalam minuman keras.
3
b. Tujuan Umum
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam mikrobiologi pangan, kita mengenal tiga jenis jasad renik, yaitu
kapang (jamur), bakteri dan khamir (yeast). Jamur dan bakteri lebih dikenal
masyarakat karena juga berkaitan dengan penyakit. Kalau kita terserang penyakit
kulit, seperti panu, kadas dan kurap, maka penyebabnya adalah sejenis jamur
penyebab penyakit. Sedangkan bakteri banyak menyebabkan berbagai jenis
penyakit menular, seperti TBC, Thypus, Colera, Desentri, dan sebagainya.
Walaupun kadar alkohol menjadi sedikit berkurang, efek samping yang lain akan
muncul dalam pengoplosan ini. Dikutip dari detikBandung, Jumat (11/6/2010),
ahli farmasi dari ITB, Joseph I Sigit mengatakan bahwa alkohol dan minuman
berenergi memiliki efek berlawanan. Alkohol bersifat menenangkan, sedangkan
suplemen berfungsi sebagai stimulan. Jika digabungkan, efeknya bisa memicu
gagal jantung.
Salah satu jenis oplosan yang sering menyebabkan korban tewas adalah
‘Susu macan’ (Lapen), yakni campuran minuman keras yang dicampur dengan
susu. Jenis minuman ini banyak dijual di warung-warung miras tradisional.
Gunawan (nama samaran), salah satu pelanggan warung semacam itu mengakui
adanya risiko keracunan pada susu macan
Salah satu oplosan yang cukup populer adalah ‘Mansion Cola’, terdiri dari
Vodka dicampur dengan minuman bersoda. Tujuannya semata-mata untuk
memberikan cita rasa atau menutupi rasa tidak enak pada minuman keras. Salah
satu penggemar Mansion Cola adalah Yono (nama samaran), mahasiswa semester
akhir di Yogyakarta. Menurutnya, selama jenis alkohol yang digunakan aman dan
tidak berlebihan maka tidak ada risiko untuk mencampurnya dengan cola ataupun
sari buah. Yono mengaku mengoplos sendiri Mansion Cola sejak tahun 2003, dan
belum pernah menyebabkan jatuhnya korban keracunan.
Proses yang hampir sama juga terjadi pada pembuatan minuman keras.
Bahan baku berupa biji-bijian tersebut ditambahkan sejenis ragi yang secara
mikrobiologis adalah sama, yaitu khamir dengan nama latin Saccharomyces
cerevisae. Khamir inilah yang mengubah pati pada biji-bijian tersebut menjadi
gula, serta mengubah sebagian gula menjadi alkohol dan komponen flavor (cita
rasa). Dari proses tersebut kemudian akan dihasilkan minuman beralkohol dengan
cita rasa tertentu sesuai dengan bahan baku yang digunakan.
10
Dari perbedaan biji-bijian yang dipakai dan lamanya fermentasi ini akan
menghasilkan jenis minuman keras yang berbeda-beda pula.
Hal ini terjadi pada fermentasi perasan buah anggur. Buah anggur yang
diperas dan dibiarkan di udara terbuka, maka dengan sendirinya akan berlangsung
proses fermentasi dari mikroba yang ada di udara. Jika proses tersebut sudah
berlangsung bertahun-tahun, maka mikroba yang ada di udara secra alamiah akan
terseleksi sendiri, sehingga hanya mikroba tertentu sajalah yang dominan. Itulah
yang terjadi pada industri-industri khamer tradisional. Dalam dunia anggur, kita
mengenal jenis-jenis anggur tertentu yang disimpan di dalam peti-peti kayu.
Semakin lama anggur itu disimpan, semakin mahal pula harga anggur tersebut,
karena akan dihasilkan cita rasa spesifik yang sangat khas.
Fermentasi spontan ini bisa terjadi di mana saja, termasuk juga pada
minuman jus yang kita miliki dan kita ketahui sebagai minuman halal.
11
Kalau kita menyimpan jus buah yang tidak habis, maka dalam beberapa
hari jus tersebut akan mengalami fermentasi spontan dan berubah menjadi
minuman beralkohol. Status hukumnya akan sama dengan minuman keras yang
mengandung alkohol. Inilah yang kadang-kadang kurang disadari oleh
masyarakat. Ketidaktahuan akan proses fermentasi spontan ini bisa saja
menjerumuskan kita kepada minuman beralkohol yang memabukkan.
Sama juga terjadi pada nira kelapa atau aren. Ketika masih segar, maka
nira tersebut adalah halal. Akan tetapi ketika sudah didiamkan beberapa hari
(biasanya lebih dari dua hari) maka akan berubah menjadi tuak yang beralkohol,
memabukkan dan haram. Minuman itu sering dijajakan di beberapa daerah dan
dianggap sebagai minuman halal.
2.4 Bahaya minnuman keras oplosan meminum minuman keras dan miras
oplosan
12
13
14
2.5 Alasan orang mengkosumsi minuman keras dan minuman keras oplosan
15
16
Salah satu faktor yang menghambat adalah kerena alkohol bersifat aditif
sehingga peminum yang berusaha untuk berhenti akan mengalami sindrom putus
obat yaitu keadaan yang sangat tidak menyanangkan dari tubuh akubat
kekurangan zat aditif.
17
Biasanya cairan infus, magnesium dan glukosa sering diberikan untuk mencegah
beberapa gejala putus obat dan untuk menghindari dehidrasi atau bisa juga dengan
pembarian benzodiazepin selama beberapa hari untuk menenangkan dan
membantu mencegah gejala putus obat. Obat-obatan anti-psikosa umumnya
diberikan untuk sejumlah kecil pecandu dengan halusinasi alkoholik.
Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program detoksikasi dan
rehabilitasi harus dimulai. Pada tahap pertama pengobatan, alkohol sama sekali
tidak digunakan. Kemudian seorang pecandu harus mengubah perilakunya. Tanpa
bantuan, sebagian besar pecandu akan kambuh dalam beberapa hari atau beberapa
minggu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minuman keras dan minuman
keras oplosan sangat berbahaya bagi para pemakainya dan lingkungannya.
Minuman ini dapat memabukan. Bahan-bahan yang terkandung dalam minuman
keras dan minuman keras oplosan secara berlebihan dapat menimbulkan
kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf,
mengganggu metabolisme tubuh, impoten serta gangguan seks lainnya dan yang
paling sering terjadi adalah menyebabkan kematian.
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19