Professional Documents
Culture Documents
R G5 P4 A0 Trimester III
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan pre-eklampsia ringan dengan
Manajemen Kebidanan Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III.
b. Mampu melakukan interpretasi data untuk menegakkan diagnosa masalah dan kebutuhan ibu
dalam masa kehamilan trimester III.
c. Menetapkan identifikasi masalah yang terjadi pada ibu dalam masa kehamilan trimester III.
d. Mampu melaksankan identifikasi tindakan segera.
e. Mampu merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu hamil.
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah kebutuhan.
g. Mampu mengevaluasi keefektifan hasil asuhan yamg diberikan pada ibu hamil.
1.3. Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan melalui
pendekatan asuhan kebidanan.
2.1. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi
secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu (Prawirohardjo, 2002).
Selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai kehamilan,
pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. lama hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari haid pertama haid terakhir (di mulai dari
konsepsi) sampai 6 bulan , triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifudin, 2002).
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi atau fertilisasi (bertemunya antara
ovum dan spermatozoa) sampai dengan awal terjadinya persalinan. Lama kehamilan berlangsung
sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut :
Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.
Kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm.
Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus).
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu :
1. Triwulan I : 0-12 minggu
2. Triwulan II : 13-28 minggu
3. Triwulan III : 29 sampai 42 minggu
2.2. Pre-Eklampsia
a. Definisi
Pre-eklampsia adalah suatu sindroma khas kehamilan berupa penurunan perfusi organ akibat
vasospasme dan pengaktifan endotel. (Williams, 2009)
Dan merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan selama masa
nifas yang terdiri atas trias gejala, yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema.(Yulaikhah, 2008)
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi
dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa. (Sarwono, 2005)
b.Etiologi
Penyebab pre-eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang
mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat
memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal
berikut:
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion,
molahidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre-eklampsia ialah iskemia
plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang berkaitan dengan
penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-
eklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan
mana yang sebab dan mana yang akibat. (Sarwono, 2005)
e. Patofisiologi
1. Pada pre-eklampsi, terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.
2. Pada biopsy ginjal, ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
3. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh
satu sel darah merah. Dengan demikina, jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
tekanan darah akan naik, dalam usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi.
4. Penaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam
ruang interstitial, belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
5. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.
( Yulaikhah, 2008)
c) Ginjal
1. Spasme pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga filtrasi
glomerulus berkurang.
2. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapet
terjadi oliguria dan anuria.
3. Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi garam dan air.
4. Edema pada tungkai dan tangan, paru-paru, dan organ lain.
d) Paru
1. Dapat terjadi bronkopneumonia sampai abses.
2. Menimbulkan sesak nafas sampai sianosis.
3. Kematian pada preeklamsia-eklamsia dapat disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan
dekompensasi kordis.
e) Mata
1. Terjadi spasme arteriola dan edema retina.
2. Pada eklamsia, dapat terjadi ablasio retina atau lepasnya retina.
3. Gejala lain meliputi skotoma, diplopia, dan ambliopia yang di sebabkan oleh adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebi di dalam retina.
f) Hati
1. Perdarahan yang tidak teratur
2. Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati.
3. Rasa nyeri di epigastrium karena peredaran subkapsular.
g) Jantung
1. Perubahan degenerasi lemak dan edema.
2. Perdarahan subendokardial.
3. Menimbulkan dekompensasi kordis sampai terhentinya fungsi jantung.
h. Klasifikasi
Preeklampsia Ringan
1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
4. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin
aliran pertengahan.
Pre-eklampsia Berat
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil sudah dapat di
golongkan pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah 160/110 mmHg.
2. Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam.
3. Proteinuria lebih dari 3 gr/liter.
4. Keluhan subjektif :
Nyeri epigastrium
Gangguan penglihatan
Nyeri kepala
Edema paru dan sianosis
Gangguan kesadaran
5. Pemeriksaan
Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
Perdarahan pada retina
Trombosit kurang dari 100.000/mm. (Yulaikhah, 2008)
BAB III
TINJAUAN KASUS
jektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,80C
- Ekstremitas
Atas : kuku tidak pucat dan tidak edema
Bawah : kuku tidak pucat, tidak edema, tidak ada varises, reflek patella kanan / kiri (+) (+)
- Genetalia dan Anus : tidak diperiksa karena ibu menolak
- CVAT : (-) / (-)
4. Data Penunjang
Hb : 11 gr%
Protein urine : (+)
Glukosa urine : (-)
III. Analisa
G5 P4 A0 umur kehamilan 36 minggu dengan pre-eklampsia ringan, janin hidup tunggal presentasi
tidak teraba, intra uterin. Keadaan ibu dan janin baik.
IV. Penatalaksanaan
- Membina hubungan baik dengan ibu ibu merespon dengan baik
- Melakukan informed consent ibu menyetujuinya
- Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa letak janin ada keraguan dan terdapat dua
DJJ di dua tempat ibu mengetahuinya
- Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dr. Puskesmas dan dr. SpOG ibu akan melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk:
Diet rendah protein seperti telur, ikan, tahu, tempe
Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan
Rendah karbohidrat seperti nasi, sebagai pengganti kentang dan ubi
ibu mau melakukannya
- Menyarankan ibu untuk istirahat dan berbaring pada sisi tubuh sebelah kiri karena untuk
meningkatkan aliran darah ke plasenta dan mengurangi tekanan vena pada ekstremitas untuk
mencegah terjadinya edema ibu memahami
- Memberikan tablet Fe dan menyarankan ibu untuk meminumnya secara teratur dan diminum 1
kali sehari sebelum tidur ibu mau meminumnya.
- Memberitahukan tanda-tanda persalinan seperti mules-mules yang timbul teratur, sering dan
lama, keluar darah bercampur lendir dari vagina, keluar air ketuban dari jalan lahir dan
menyarankan ibu untuk menghubungi bidan atau tenaga kesehatan jika sudah ada tanda-tanda
persalinan ibu mengerti dan akan menghubungi bidan atau tenaga kesehatan apabila terdapat
tanda-tanda persalinan.
- Memberitahukan tanda-tanda bahaya PEB, seperti:
Sakit kepala terutama daerah frontalis
Rasa nyeri didaerah epigastrium
Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur
Terdapat mual sampai muntah
Gangguan pernafasan sampai sianosis
Terjadi gangguan kesadaran
ibu mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian ibu bersedia kunjungan ulang
tanggal 04 Februari 2010.
- Mendokumentasikan hasil asuhan.
Pemeriksaan ANC Ke II
ubjektif
Ibu mengeluh pusing
Objektif
1. Data Penunjang
Hb : 11 gr%
Meggunakan stick
Protein urine : (+)
Glukosa urine : (-)
Menggunakan manual dibakar
Protein urine : (+)
Glukosa urine : (-) hijau keruh
III. Analisa
G5 P4 A0 umur kehamilan 36 minggu dengan preeklampsia ringan, janin hidup tunggal presentasi
tidak teraba, intra uterin. Keadaan ibu dan janin baik.
IV. Penatalaksanaan
- Membina hubungan baik dengan ibu ibu merespon dengan baik
- Melakukan informed consent ibu menyetujuinya
- Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa letak janin ada keraguan dan terdapat dua
DJJ di dua tempat ibu mengetahuinya
- Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dr. Puskesmas dan dr. SpOG ibu akan melakukannya
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, penulis memaparkan
tentang pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara rutin kepada Ny. R adalah 9 T yaitu
Timbang, Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, Ukur Tinggi Fundu Uteri, Te Laboratorium,
Tatalaksana Kasus, Tabungan Persalinan, Pemberian Tetanus Toxoid, Pemberian Tablet Zat
Besi, dan Temu Wicara. Sedangkan menurut Dinas Kesehatan sekarang pelayanan atau standar
asuhan kehamilan adalah minimal 10 T yaitu dengan disertai Tes terhadap penyakit menular
seksual. Sedangkan asuhan yang diberikan pada Ny. R yaitu 9 T yaitu Timbang, Berat Badan,
Ukur Tekanan Darah, Ukur Tinggi Fundu Uteri, Tes Laboratorium, Tatalaksana Kasus,
Tabungan Persalinan, Pemberian Tetanus Toxoid, Pemberian Tablet Zat Besi, dan Temu Wicara.
Sedangkan tes penyakit menular seksual tidak dilakukan karena tidak tersedianya alat, sarana
dan fasilitas.
Berdasarkan kebijakan pemerintah ANC minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan
(Rustam Muchtar, 1988). Sedangkan Ny. R telah melaksanakan antenatal sebanyak 5 kali selama
kehamilan.
Menurut teori yang ada di buku Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan (Yulaikhah, 2008)
tentang penanganan pre-eklampsia ringan yaitu:
1. Istirahat ditempat tidur.
2. Beri diet rendah garam
3. Beri obat penenang (valium, fenobarbital)
4. Hindari pemberian diuretik dan antihipertensi
5. Pantau keadaan janin
Sedangkan penanganan Puskesmas Sukra terhadap Ny. R yaitu istirahat ditempat tidur dan
beri diet rendah garam
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian dari mulai pengumpulan data sampai dengan evaluasi dan
asuhan kebidanan pada Ny. R dengan usia kehamilan 36 minggu di wilayah kerja puskesmas
Sukra bahwa Ny. R telah melaksanakan asuhan antenatal sebanyak 5 kali kunjungan dan telah
mendapatkan standar asuhan kehamilan 9 T. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium didapatkan
protein urine (+) dan reduksi (-), dan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 150/100
mmHg. Ny. R mempunyai penyakit keturunan hipertensi dari pihak ibu. Penanganan pada pre-
eklampsia ringan yang diberikan untuk sementara ini adalah istirahat ditempat tidur dan diet
rendah garam.
5.2. Saran
1. Bagi insitusi pendidikan
Diharapkan agar lebih mempersiapkan manajemen praktik lapangan semaksimal mungkin
sehingga praktik dapat berjalan dengan baik.
2. Bagi lahan praktik
Sebagai masukan untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih berkualitas pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan asuhan pada bayi baru lahir sehingga meningkatkan kesehatan pada
ibu dan anak.
3. Bagi Klien
Diharapkan apabila klien suatu saat hamil kembali selalu mengamati perkembangan
kehamilan, proses kelahiran, nifas dan bayinya dengan melakukan pemeriksaan rutin ke
Puskesmas, Posyandu dan Bidan terdekat.