You are on page 1of 9

manusia sebagai makhluk sosial

Tugas individu

Manusia sebagai makhluk sosial


Di susun
Oleh :
Andi fatri indriadi
105 64 378 09
Universitas Muhammadiyah
Makassar
2011
PEMBAHASAN
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari
kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan
dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia
selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.
Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam
perspektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat ini
diyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah
pernyataan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan
manusia menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah
sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila
terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia
merupakan “mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Dipihak lain ia
berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus menyesuaikan alam sesuai dengan
kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat disebut sebagai homo faber hal tersebut dikarenakan
manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan menciptakannya.
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan
pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur
keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan

2. Dorongan untuk mempertahankan diri

3. Dorongan untuk melangsungkan jenis

Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai


seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling
ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran
oleh manusia sebagai makhluk sosial
Salah satu cabang ilmu pengetahuan adalah Antropologi, yaitu merupakan salah satu dari
cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakekat manusia dan sepanjang sejarahnya manusia
selalu mempertanyakan tentang dirinya, apakah ia sedang sendirian, yang kemudian menjadi
perenungan tentang kegelisahan dirinya, ataukah ia sedang dalam dinamika masyarakat dengan
mempertanyakan tentang makna hidupnya ditengah dinamika perubahan yang kompleks, dan
apakah makna keberadaannya ditengah kompleksitas perubahan itu? Pertanyaan tentang hakekat
manusia merupkan pertanyaan kuno seumur keberadaan manusia dimuka bumi. Dalam jawaban
tentang manusia tidak pernah akan selesai dan dianggap tidak pernah sampai final dikarenakan
realitas dalam keling manusia selalu baru, meskipun dalam subtansinya tidak berubah.(Musa
Asy’ari, Filsafat Islam, 1999).
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu
bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah
dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan
maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi
tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan
moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau
sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.
Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan
menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan
sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
III.2. Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang
menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu.
Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam
perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu
merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan.
Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia
sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial
untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat
yang terdiri dari :
1) penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima
bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri
manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2) penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk
tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja
mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan
kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari
gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah
interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses
meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai
makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah
adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial
lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang
lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi
manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1) Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia
berinteraksi satu sama lain.
2) Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi
manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk
berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang
yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan
moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3) Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan
orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi
yang harmonis
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.
Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan
menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan
sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan
bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa
bantuan orang lain.
III.3. Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau
mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan
kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat
dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk
hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang
lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai
harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar
kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar.
Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat
yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa
tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada
wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu
non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara)
dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
III.4. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia
memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah
satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini
menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan
pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat
tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih
saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan
emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan
berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang
dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat
yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia
hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik
maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah
terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal
tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi
pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa
disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah,
manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
III.5. Interaksi Sosial
III.5.1. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu
proses interaksi sosial.
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu,
antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan
oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan
antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial” . “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana
saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004).
Berdasarkan definisi di atas maka dapat menyimpulkan bahwa interaksi
sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi
satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun
atar individu dan kelompok.
III.5.2. Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi
positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif,
jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk
interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan
kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi.
Misalnya, kerja sama antara dua orang untuk membicarakan suatu kegiatan
 Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial
dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi
(hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan
kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama,
sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing
sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri,tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
 Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu: :
a. Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal
terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain
meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
 Faktor-faktor interaksi sosial
a. Imitasi
Imitasi adalah mematuhi kaidah-kaidah yang sudah ada, meng-copy dan meneruskan aturan
yang telah berlaku.
b. Sugesti
Sugesti adalah suatu ide yang didasari oleh kepercayaan diri, inisiatif, atas dasar ilham,
egosentris, atau wawasan pengetahuan, kemudian diterima oleh pihak lain baik secara otoriter
ataupun karena berwibawa dan berpengaruh.
c. Identifikasi
Identidikasi adalah proses pencarian diri dengan melalui penglihatan terhadap orang lain
yang di idealkan-nya, hal tersebut berlangsung secara tidak sadar disertai adanya keinginan untuk
mencontoh.
d. Simpati
Simpati adalah rasa tertarik seseorang terhadap orang lain, hal tersebut didasari oleh
penghormatan karena mempunyai kelebihan, kemampuan, yang patut dijadikan contoh. Rasa
simpati keluar dengan sendirinya tanpa adanya paksaan, kemudian timbul rasa untuk memahami
pihak lain dan keinginan untuk bekerjasama.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003. Modul Acuan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar, Ilmu Kealaman Dasar, Depdiknas, Jakarta.
Herimanto, dkk, 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Bumi Aksara, Jakarta.
Setiadi, Elly M., dk., 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar , edisi kedua, Kecana, Jakarta.
http://manusia sebagai makhluk sosial.com
google.manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.co.id
Diposkan oleh fhatryfriends.blogspot.com di 04:19 
Label: sosial

You might also like