You are on page 1of 4

Kata Pengantar

Perawatan Jenazah

Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang Muslim/Muslimat. Hukum


melaksanakan pengurusan jenazah seorang Muslim/Muslimat adalah fardhu kifayah bagi orang-orang
Islam yang masih hidup. Sehingga setiap Muslim/Muslimat wajib mengetahui tatacara bagaimana
merawat jenazah yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kewajiban merawat jenazah yang pertama
adalah keluarga terdekat, kalau keluarga yang terdekat tidak ada, barulah orang muslim yang lainnya
berkewajiban untuk merawatnya.

 KAIFIAT (CARA PERAWATAN JENAZAH)

Bila telah terang, nyata, jelas ajalnya seseorang, maka segerakanlah perawatannya, Adapun yang perlu
dilakukan adalah :
 Pejamkan matanya.
 Lemaskan terutama tangan, dan kakinya diluruskan.
 Dikatupkan mulutnya, dengan ikatkan kain, dan lingkarkan dagu, pelipis sampai ubun-ubun.
 Diutamakan ditelentangkan membujur menghadap kiblat dengan kepala di sebelah kanan kiblat
 Ditutup muka wajahnya, serta seluruh tubuhnya.
 Mengucapkan kalimat tarji' untuk istirja' (pasrah dengan ikhlas dan ingat bahwa kita bersama
akhirnya juga akan mengalami kematian) “Innalillahi wainna ilaihi rooji'uun”.
 Mendoakannya (Allahumma ighfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu) artinya : Ya Allah
semoga Allah mengampuni, melimpahkan kasih sayangnya, mema'afkannya serta
memulyakannya.
 Menyebarluaskan berita kematiannya kepada keluarga / ahli waris, kerabat dan masyarakat
lingkungannya.
 Mempersiapkan keperluan / perlengkapan perawatan jenazah.
 Keluarga / ahli waris segera menyelesaikan hak insani, utang piutang, mengambil alih
tanggunga jawab hingga bagi yang telah wafat tiada lagi memiliki kewajiban. Kecuali
mempertanggung jawabkan amal perbuatannya.

 HAK & KEWAJIBAN TERHADAP JENAZAH


1. Memandikan.
2. Mengkafani.
3. Mensalatkan.
4. Menguburkan.

1. Memandikan Jenazah

 Syarat-syarat wajib
a) Orang Islam
b) Ada tubuhnya walau sedikit
c) Bukan mati syahid

 Perlengkapan
 Air suci yang mensucikan yang cukup.
 Air yang dicampuri sabun atau wangi-wangian dan bisa juga dengan sidr (daun bidara).
 Serbuk/larutan kapur barus, untuk meredam bau.
 Sarung tangan/ handuk tangan untuk membersihkan kotoran darah atau najis lain.
 Lidi dan sebagainya untuk membersihkan kuku.
 Handuk untuk mengeringkan badan / tubuh mayat selesai dimandikan.

 Cara-cara memandikan mayat


1) Bujurkanlah jenazah di tempat yang tinggi dan tertutup, serta diutamakan menghadap kiblat
dengan kepala di sebelah kanan.
2) Lepaskanlah seluruh pakaian atau benda yang melekat.
3) Tutuplah bagian auratnya sekedarnya.
4) Menggosok seluruh tubuh dengan air sabun. Bersihkan kotoran najisnya dengan didudukkan
dan meremas bagian perutnya hingga kotorannya keluar. Bersihkan rongga mulutnya. Bersihkan
kuku-kuku jari kaki dan tangannya.
5) Menyiram seluruh tubuh dengan air sabun. Disunahkan menyiram air mulai anggota yang
kanan diawali dari kepala bagian kanan terus kebawah, kemudian bagian kiri dan diulang 3 kali
6) Menyiram dengan larutan kapur barus atau bau-bauan yang harum.
7) Menyiram anggota wudhu.
8) Mengeringkan seluruh tubuh badannya dengan handuk hingga kering.

PERHATIAN !!!!!
 Dilarang menganiaya seseorang jenazah dengan menimbulkan kerusakan atau cacat tubuhnya.
 Saat menyiram air pada wajah muka, tutuplah lubang mata, hidung, mulut dan telinganya, agar
tidak kemasukan air.
 Apabila anggota tubuh terluka dalam menggosok dan membersihkan bagian terluka supaya
hati-hati dengan lembut seakan memberlakukan pada waktu masih hidup tidak boleh semena-
mena.

2.Mengkafani Jenazah

 Perlengkapan
 Selembar lingkaran badan dan yang lebih panjang dari seluruh tubuh.
 Tujuh utas tali dari sobekan kain putih.
 Segi tiga tutup kepala/rambut
 Sehelai tutup dada, dengan berlobang pada bagian lehernya
 Sehelai tutup aurat dengan terlipat panjang.
 Khusus wanita dilengkapi dengan :
 Kain sebagai penutup bagian aurat bawah.
 Mukena untuk rambut
 Baju untuk penutup bagian dada dan lengan.
 Demikian juga disunahkan bagi mayat laki² dikafani sampai 3 lapis kain, tiap-tiap lapis
hendaknya dapat menutup seluruh tubuhnya. Selain 3 lapis itu ditambah baju kurung dan
sorban.
 Adapun bagi mayat wanita disunahkan 5 lapis, masing-masing berupa Sarung. Baju, Kerudung
dan 2 lapis yang menutup seluruh tubuhnya.
 Kapas
 5 helai kapas selembar telapak tangan
 7 Bulatan kecil, penutup lobang
 Serbuk kapur barus, cendana dsb yang berfungsi sebagai pengharum.

PERHATIAN !!!!!
Bahan perlengkapan, kain putih, cukup yang sederhana, tidak berlebihan jenisnya, demikian kain, baju,
mukena adalah yang sehari-hari dipakai.

 Persiapan pengaturan kain kafan.

1. Tali sebanyak 7 diletakkan di:


a. Ujung Kepala
b. Leher
c. Pinggang/ pada lengan tangan
d. Perut
e. Lutut
f. Pergelangan tangan
g. Ujung kaki
2. Letakkan kain memanjang seluruh tubuhnya, serta melebar lingkaran badan dengan ditaburi
serbuk kapur barus.
3. Aturlah dan letakkan sehelai tutup kepala/rambut.
4. Bentangkan tutup dada, dengan masih terhampar ke atas.
5. Letakkan sehelai tutup aurat (semacam celdam) memanjang dan melebar ke bawah dan
merupakan kain lipatan
6. Bagi wanita aturlah mukena,baju dan kain yang sesuai dengan letaknya.

 Cara-cara mengkafani mayat

1. Letakkan janazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain kafan
(jangan sampai mayat telanjang secara terbuka).
2. Tutuplah tujuh lubang yaitu, 2 mata, 2 telinga, 2 hidung dan 1.pusar dengan bulatan kapas yang
ditaburi serbuk kapur barus
3. Tutuplah lembaran kapas yang ditaburi sebuk kapur barus pada:
a.Wajah muka
b. Leher kanan & kiri
c. Ketiak kanan & kiri
d. Lengan siku kanan dan kiri
e. Di bawah dan atas peregelangan tangan.
f. Kedua pergelangan kakinya.
g. Kedua lingkaran mulut.
4. Bagi Jenazah pria :
a. Tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala dengan ikatan pada jidat.
b. Katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya
c. Katupkan lipatan tutup celdam-nya
5. Bagi jenazah Wanita :
a. Letakkan tiga pintalan rambut ke bawah belakang kepala
b. Tutupkan kain mukena pada rambut kepala.
c. Tutupkan belahan kain baju pada dada.
d. Lipatkan kain melingkar badan perut dan auratnya.
6. Katupkan dengan melingkar tubuh badannya kain kafan yang rapat, tertib, & menyeluruh.

JENAZAH YANG TIDAK MENDAPAT PERLAKUAN SEPERTI BIASA


1. Mati sahid dalam peperangan tidak perlu dimandikan dan dikafani cukup dimakamkan dengan
pakaiannya yang melekat.
2. Mati di atas perjalanan laut, tak perlu dibawa ke darat untuk dimakamkan apabila untuk
mencapai daratan perlu waktu lama.
3. Mati saat Ihrom, maka kain kafannya cukup pakaian ihromnya dan tidak boleh diberi parfum
sebagaimana jenazah biasa.

You might also like