You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dibahas dalam praktikum ini adalah bagaimana cara menghitung konsentrasi
spermatozoa dan membuat preparat spermatozoa untuk pengamatan morfologi.

1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mampu menghitung konsentrasi spermatozoa dan membuat
preparat spermatozoa untuk pengamatan morfologi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Reproduksi Mencit Jantan


Sistem reproduksi mencit jantan terdiri atas testes dan kantong skrotum, epididimis dan vas
deferens, sisi sistem ekskretori pada masa embrio yang berfungsi transport sprema, kelenja asesoris,
uretra dan penis. Selain uretra dan penis, semua struktur ini berpasangan (Rugh, 1967).
Kualitas spermatozoa meliputi beberapa aspek, yaitu motilitas spermatozoa yang dapat dibagi
menjadi tiga kriteria (motilitas baik, motilitas kurang baik dan tidak motil), morfologi spermatozoa
meliputi bentuknya (normal atau abnormal, abnormalitas dapat terjadi pada kepala, midpiece atau
ekor), konsentrasi atau jumlah spermatozoa dan viabilitas (daya hidup) spermatozoa (Arsyad dan
Hayati, 1994).
Senyawa flavonoid yang memiliki aktifitas, sepertiestrogen, diduga dapat menekan fungsi
hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH dan LH (Middleton et al., 2000 dalam Suartha, 2005).
Penurunan jumlah mitosis sel-sel spermatogenik dan penurunan jumlah lapisan sel spermatogenik
pada tubulus seminiferus testis terjadi setelah pemberian ekstrak rimpang temu putih secara terus-
menerus selama 33 hari (Handajani, 2003), walaupun demikian pada semua dosis masih dapat
dihasilkan spermatozoa. Karena itu masih perlu diadakan penelitian terhadap viabilitas dan motilitas
spermatozoa yang dihasilkan.

2.2

2.3

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet, gunting bedah, pinset dan kaca arloji atau
cawan petri.
3.1.2 Bahan
1
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah Mencit (Mus musculus), metanol, eosin Y, NaCl
0.9% dan Hemacitometer Improved Neubauer

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Menghitung konsentrasi spermatozoa
Mencit dibunuh dengan cara dislokasi servikalis (Cervical dislocation), kemudian dibedah dan diamati
alat reproduksinya. Selanjutnya, epididimis kaudanya digunting dan diletakkan dalam kaca arloji
berisi 1 ml NaCl 0,9%. Epididimis kauda tersebut digunting-gunting sehalus mungkin dan diaduk
hingga homogen. Dengan menggunakan pipet thoma set darah merah, suspensi tersebut disedot
sampai skala tertentu 1 dan juga NaCl 0,9% disedot sampai skala 101. Larutan ditahan di dalam pipet
thoma kemudian digoyang-goyangkan sampai homogen. Larutan dalam pipet thoma dibuang 1-3
tetes, kemudian diteteskan pada Hemasitometer Improved Neubauer. Selanjutnya dihitung
spermatozoa dalam 25 kamar hitung sel darah merah.

3.2.2 Pengamatan morfologi spermatozoa


Suspensi spermatozoa pada percobaan sebelumnya diteteskan di atas kaca obyek kurang lebih
sebanyak 2 tetes, kemudian diratakan dengan kaca obyek yang lain. Selanjutnya dikeringkan dengan
cara menganginkannya beberapa menit dan direndam dalam metanol selama 5 menit. Kemudian
direndam dalam Eosin Y selama 5 menit dan dibilas kelebihan warnanya dengan air ledeng.
Selanjutnya direndam lagi dengan Metilen Blue selama 5 menit, kelebihan warna dibilas dengan air
ledeng. Setelah itu, dibiarkan sampai kering dan diamati morfologi yang terjadi dan diklasifikasikan
semua dengan literatur.

2
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


4.1.1
4.2 Pembahasan

BAB V
KESIMPULAN

3
SKEMA KERJA

Kancing Merah dan Kancing Putih


Kancing merah dimasukkan ke kaleng 1, kancing putih ke kaleng 2.
Segenggam kancing merah diambil, dihitung jumlahnya dan disisihkan ke kaleng 3.
Jumlah tersebut digantikan kancing putih kaleng 2, dimasukkan ke kaleng 1.
Kancing di kaleng 1 diaduk hingga homogen.
Segenggam sampel kedua dari kaleng 1 diambil dengan genggaman yang relatif sama
seperti langkah 2. Jumlah total kancing dihitung yang merah saja atau yang putih
saja.
Kancing merah yang terambil dimasukkan ke kaleng 3, kancing putih ke kaleng 1.
Sejumlah kancing merah yang terambil diganti dengan kancing putih dari kaleng 2
dan dimasukkan ke kaleng 1.
Kancing tersebut diaduk kembali hingga homogen.
Langkah diatas diulang sebanyak 10 kali. Data dimasukkan ke tabel hasil pengamatan
dan jumlah populasi dihitung dengan pendekatan Indeks Petersen/Lincoln dan
Indeks Schnabel.

Hasil

4
DISKUSI
1. Mengapa organ yang digunakan bukan testis Mencit?
2. Dapatkah anda mengamati motilitas spermatozoa? Mengapa?
3. Mengapa larutan yang digunakan NaCl 0,9%?
4. Apa perbedaan fungsimlarutan eosin dan metilan blue?
5. Sebutkan macam-macam kelainan morfologi spermatozoa!

You might also like