You are on page 1of 103

BAB.

II
PEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Kompetensi : Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
Sub Kompetensi : 1. Mempersiapkan operasi
2. Melaksanakan operasi
3. Menangani masalah operasi
4. Membuat laporan pengoperasian

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Alasan Perubahan Tanda


Belajar Tangan
Guru
Memahami
sistem kendali
PLC
Memahami
teknik
pemrograman
PLC
Memasukkan
program ke
dalam PLC
Memasang dan
mengawasi input
output PLC
Mengoperasikan
sistem kendali
PLC
Melacak
kesalahan sistem
kendali

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 9


Sistem Kendali PLC
Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Pemelajaran
Setelah pemelajaran siswa dapat:
 Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC
 Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC
 Menjelaskan keunggulan PLC
 Menyebutkan daerah penerapan PLC
 Mengidentifikasi struktur PLC

b. Uraian Materi

1. Sistem Kendali

Istilah sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai arti suatu


peralatan atau sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur
fungsi kerja suatu mesin dan memetakan tingkah laku mesin tersebut
sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi kerja mesin tersebut mencakup
antara lain menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan menghentikan
suatu proses kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan suatu
kumpulan peralatan listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan
peralatan lain yang menjamin stabilitas dan transisi halus serta ketepatan
suatu proses kerja.

Sistem kendali mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.

Input PROSES Output

Gambar1 Unsur-unsur sistem kendali

Input pada umumnya berupa sinyal dari sebuah transduser, yaitu alat
yang dapat merubah besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya tombol
tekan, saklar batas, termostat, dan lain-lain. Transduser memberikan
informasi mengenai besaran yang diukur, kemudian informasi ini diproses
oleh bagian proses. Bagian proses dapat berupa rangkaian kendali yang

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 10


menggunakan peralatan yang dirangkai secara listrik, atau juga berupa
suatu sistem kendali yang dapat diprogram misalnya PLC.
Pemrosesan informasi (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang
selanjutnya digunakan untuk mengaktifkan aktuator (peralatan output)
yang dapat berupa motor listrik, kontaktor, katup selenoid, lampu, dan
sebagainya. Dengan peralatan output, besaran listrik diubah kembali
menjadi besaran fisik.

2. Sistem Kendali PLC


Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relai
elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi,
tugas-tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian terprogram
yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC (Programmable Logic
Controller). Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar diinterfis
sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Disamping itu,
kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan penerapan
yang luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem.
Dalam sistem otomasi, PLC merupakan ‘jantung’ sistem kendali.
Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya,
PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input,
kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi
pengendalian peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana
yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan
komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan
pengendalian proses yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 11


Catu Peralatan
Daya Penunjang

interfis output
Peralatan

CPU-PLC

Peralatan
interfis input

output
input

memori
Gambar 2 Diagram blok PLC

Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas
PLC, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu
daya. Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut:

a. CPU-PLC
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul
interface input dan output program kendali disimpan dalam memori
program. Program mengendalikan PLC sehingga saat sinyal iput dari
peralatan input on timbul respon yang sesuai. Respon ini umumnya
mengonkan sinyal output pada peralatan output.
CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem
PLC. ia mengeksekusi program, memproses sinyal input/ output, dan
mengkomunikasikan dengan peralatan luar.
Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data
pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software sistem yang
mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam memori
pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan RAM
(Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat
diprogram sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat
permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada
sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only
Memory) yang isinya dapat dihapus dengan cara menyinari
menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program ulang
menggunakan PROM Writer.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 12


Interfis adalah modul rangkaian yang digunakan untuk
menyesuaikan sinyal pada peralatan luar. Interfis input menyesuaikan
sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk
operasi sistem. Interfis output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan
sinyal untuk mengendalikan peralatan output.

b. Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan
selanjutnya PLC memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan
peralatan output. Peralatan input itu antara lain:
 Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas,
saklar level, saklar tekan, saklar proximity.
 Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu,
sensor level,
 Rotary encoder

c. Peralatan Output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang
dikendalikan. Peralatan output itu misalnya:
 Kontaktor
 Motor listrik
 Lampu
 Buzer

d. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam
sistem kendali PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara
nyata. Maksudnya, peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu
yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang
itu, antara lain :
 Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder,
konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
 Berbagai software ladder, yaitu: SSS, LSS, Syswin, dan CX
Programmer.
 Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD ROM, flash disk.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 13


 Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer,
plotter.

e. Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital
membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau
dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya
dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada
unit.

3. Komponen Unit PLC


Unit PLC dibuat dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan jenis catu daya, jumlah terminal input/ output, dan
tipe rangkaian output.

Jenis Catu Daya


PLC adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik
untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya
untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
Jumlah I/O
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O
nya. Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC.
Misalnya PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak
10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah terminal I/O ini dapat dikembangkan
dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga dimungkinkan memiliki 100
I/O.
Pada umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti
perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O
sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan terminal output 4.
Tipe Rangkaian Output
PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali.
Bergantung kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe
rangkaian output yaitu: output relai, output transistor singking dan output
transistor soucing.
Jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output PLC OMRON
CPM2A ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 14


Komponen unit CPU PLC OMRON CPM2A ditunjukkan pada gambar berikut
ini:

Gambar 3 CPU PLC OMRON CPM2A

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 15


4. Spesifikasi
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).
Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi
umum, spesifikasi input, dan spesifikasi output.

Spesifikasi Umum

Butir Spesifiasi
Tegangan AC 100 s.d 240 VAC, 50/60 Hz
catu DC 24 VDC
Tegangan AC 85 s.d 264 VAC
operasi DC 20,4 s.d 26,4 VDC
Penggunaan AC 60 VA maks
daya DC 20 W maks
Catu daya luar Tegangan catu 24 VDC
Kapasitas output 300 mA
Tahanan isolasi 20 M minimum
Kuat dielektrik 2300 VAC 50/60 Hz selama 1 menit
Suhu ruang 0o s.d 55o
Ukuran sekerup terminal M3
Berat AC 650 g
DC 550 g

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 16


Spesifikasi Input

Butir Spesifikasi
Tegangan input 24 VDC +10%
/-15%
Impedansi input 2,7 k
Arus input 8 mA
Tegangan/ arus on 17 VDC input, 5 mA
Tegangan/ arus off 5 VDC maks, 1 mA
Tunda on 10 ms
Tunda off 10 ms
Konfigurasi rangkaian
input

Spesifikasi Output

Butir Spesifikasi
Kapasitas switching 2 A, 250 VAC (cos  = 1)
maksimum 2 A, 24 VDC
Kapasitas switching 10 mA, 5 VDC
minimum
Usia kerja relai Listrik : 150.000 operasi (beban resistif 24 VDC)
100.000 operasi (beban induktif)
Mekanik : 20.000.000 operasi
Tunda on 15 ms maks
Tunda off 15 ms maks

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 17


Konfigurasi rangkaian
output

5. Perbandingan Sistem Kendali Elektromagnet dan PLC

Pada sistem kendali relai elektromagnetik (kontaktor), semua


pengawatan ditempatkan dalam sebuah panel kendali. Dalam beberapa
kasus panel kendali terlalu besar sehingga memakan banyak ruang
(tempat). Tiap sambungan dalam logika relai harus disambung. Jika
pengawatan tidak sempurna, maka akan terjadi kesalahan sistem kendali.
Untuk melacak kesalahan ini, perlu waktu cukup lama. Pada umumnya,
kontaktor memiliki jumlah kontak terbatas. Dan jika diperlukan modifikasi,
mesin harus diistirahatkan, dan lagi boleh jadi ruangan tidak tersedia serta
pengawatan harus dilacak untuk mengakomodasi perubahan. Jadi, panel
kendali hanya cocok untuk proses yang sangat khusus. Ia tidak dapat
dimoifikasi menjadi sistem yang baru dengan segera. Dengan kata lain,
panel kendali elektromagnetik tidak fleksibel.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan adanya kelemahan sistem


kendali relai elektromagnetik sebagai berikut:

 Terlalu banyak pengawatan panel.


 Modifikasi sistem kendali sulit dilakukan.
 Pelacakan gangguan sistem kendali sulit dilakukan.
 Jika terjadi gangguan mesin harus diistirahatkan untuk melacak
kesalahan sistem.

Kesulitan-kesulitan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem


kendali PLC.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 18


6. Keunggulan Sistem Kendali PLC

Sistem kendali PLC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan


sistem kendali elektromagnetik sebagai berikut:
 Pengawatan sistem kendali PLC lebih sedikit.
 Modifikasi sistem kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan
cara mengganti progam kendali tanpa merubah pengawatan sejauh
tidak ada tambahan peralatan input/output.
 Tidak diperlukan komponen kendali seperti timer dan hanya
diperlukan sedikit kontaktor sebagai penghubung peralatan output ke
sumber tenaga listrik.
 Kecepatan operasi sistem kendali PLC sangat cepat sehingga
produktivitas meningkat.
 Biaya pembangunan sistem kendali PLC lebih murah dalam kasus
fungsi kendalinya sangat rumit dan jumlah peralatan input/outputnya
sangat banyak.
 Sistem kendali PLC lebih andal.
 Program kendali PLC dapat dicetak dengan cepat.

7. Penerapan Sistem Kendali PLC

Sistem kendali PLC digunakan secara luas dalam berbagai bidang


antara lain untuk mengendalikan:
 Traffic light
 Lift
 Konveyor
 Sistem pengemasan barang
 Sistem perakitan peralatan elektronik
 Sistem pengamanan gedung
 Sistem pembangkitan tenaga listrik
 Robot
 Pemrosesan makanan

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 19


8. Langkah-Langkah Desain Sistem Kendali PLC
Pengendalian sistem kendali PLC harus dilakukan melalui langkah-
langkah sistematik sebagai berikut:
a. Memilih PLC dengan spesifikasi yang sesuai dengan sistem kendali.
b. Memasang Sistem Komunikasi
c. Membuat program kendali
d. Mentransfer program ke dalam PLC
e. Memasang unit
f. Menyambung pengawatan I/O
g. Menguji coba program
h. Menjalankan program

C. Rangkuman

1. PLC adalah kependekan dari Programmable Logic Controller yang


berarti pengendali yang bekerja secara logika dan dapat diprogram.
2. Peralatan sistem kendali PLC terdiri atas Unit PLC, peralatan input,
peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
3. Pemilihan suatu unit PLC didasarkan atas pertimbangan jenis catu daya
untuk PLC, jumlah I/O dan tipe rangkaian output.
4. Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).
5. Dibandingkan sistem kendali elektromagnet, PLC lebih unggul dalam
banyak hal, antara lain pengawatan sistem lebih sederhana, gambar
sistem kendali mudah dicetak, lebih murah dalam kasus rangkaian kendali
yang rumit, mempunyai fungsi self diagnostic, dll.
6. PLC diterapkan dalam hampir segala lapangan industri sebagai
pengendali mesin dan proses kerja alat.

D. Tugas
- Sediakan kompunen sistem kendali PLC: unit CPU PLC
- Indentifikasi bagian-bagian pokoknya
- Gambarlah panel atas dalam kertas ukuran A4.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 20


E. Tes Formatif
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?
2. Apakah perbedaan sistem kendali loop terbuka dan loop tertutup?
3. Apakah sesungguhnya PLC itu?
4. Sebutkan masing-masing tiga contoh:
a. Alat input
b. Alat output
c. Alat penunjang
5. Gambarkan diagram blok yang menunjukkan hubungan masing-masing
peralatan sistem kendali PLC !
6. Sebutkan lima keunggulan PLC dibandingkan dengan sistem kendali
elektromagnet !
7. Jelaskan bahwa sistem kendali PLC lebih murah jika dibandingkan
sistem kendali elektromagnet !
8. Sebutkan daerah penerapan PLC !

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 21


F. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Sistem kendali adalah suatu peralatan atau sekelompok peralatan yang
digunakan untuk mengatur fungsi kerja suatu mesin dan memetakan
tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki.
2. Terletak pada umpan balik hasil pengendalian, yaitu pada sistem
kendali loop terbuka variabel yang dikendalikan tidak memberikan umpan
balik kepada bagian proses, sedangkan pada sistem kendali loop tertutup,
variabel yang dikendalikan memberikan umpan balik kepada bagian proses
untuk mengoreksi hasil pengendalian sehingga diperoleh hasil sesuai yang
dikehendaki.
3. PLC adalah alat pengendali mesin atau suatu proses yang dapat
diprogram.
4. (Periksa tiga jawaban diantara jawaban berikut ini):
a. tombol, sensor, saklar proximity, rotary encoder,
b. lampu, kontaktor/ relai, buzer, motor,
c. konsol pemrogram, komputer, software ladder, disket, printer
5. Gambar diagram blok sistem kendali PLC

Peralatan
Catu Daya
Penunjang
Peralatan

Peralatan
interfis
CPU interfis
output
input

input output

memori

6. (Periksa lima jawaban diantara jawaban berikut ini):


a. Pengawatan sistem kendali menjadi berkurang sampai 80%
dibandingkan sistem kendali relai konvensional
b. Konsumsi daya berkurang karena PLC menggunakan daya sedikit.
c. Fungsi self diagnostik PLC memungkinkan pelacakan kesalahan
sistem menjadi mudah dan cepat.
d. Modifikasi urutan kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan
memprogram melalui konsol pemrogram atau software komputer tanpa
merubah pengawatan I/O, asal tidak ada tambahan piranti input atau
output.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 22


e. Suku cadang sistem PLC untuk relai dan timer sangat berkurang
dibandingkan panel kendali konvensional.
f. Waktu siklus mesin meningkat luar biasa karena kecepatan
operasi PLC adalah dalam orde mili-detik. Jadi, produktivitas
meningkat.
g. Harganya lebih murah dibandingkan sistem konvensional dalam
situasi saat jumlah I/O-nya sangat banyak dan fungsi kendalinya
rumit.
h. Keandalan PLC lebih tinggi daripada relai dan timer mekanik.
i. Pencetakan program PLC dapat dilakukan segera dalam bilangan
menit. Maka, salinan dokumentasi dapat menjadi lebih mudah.
7. Dalam kasus rangkaian kendali rumit dan memerlukan banyak timer
dan komponen kendali elektronik, maka PLC lebih murah karena di dalam
PLC tersedia fasilitas yang dapat menggantikan kerja peralatan yang
dimaksud.
8. Penerapan PLC
a. Pengandali lampu lalu lintas
b. Pengendali robot
c. Pengendali mesin
d. Pengendali lift
e. Pengendali conveyor

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 23


Kegiatan Belajar 2
Teknik Pemrograman PLC

a. Tujuan Pembelajaran
1. Merancang program kendali PLC sederhana
2. Memasukkan program ke dalam PLC
3. Mengecek kebenaran program

b. Uraian Materi

1. Unsur-Unsur Program

Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu : alamat, instruksi,
dan operand.

Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi, instruksi, atau data


dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara berurutan dan
menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh instruksi
dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat tertinggi dalam
program.

Instruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC hanya


dapat melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang
sesuai. Oleh karena itu, pembuat program harus memperhatikan tata cara
penulisan instruksi.

Operand adalah nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data yang
digunakan untuk suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan sebagai
konstanta yang menyatakan nilai angka nyata atau merupakan alamat
data dalam memori.

2. Bahasa Pemrograman

Program PLC dapat dibuat dengan menggunakan beberapa cara yang


disebut bahasa pemrograman. Bentuk program berbeda-beda sesuai
dengan bahasa pemrograman yang digunakan. Bahasa pemrograman
tersebut antara lain: diagram ladder, kode mneumonik, diagram blok
fungsi, dan teks terstruktur. Beberapa merk PLC hanya mengembangkan
program diagram ladder dan kode mneumonik.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 24


a. Diagram Ladder

Digram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri


yang disebut bus bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut
rung. Sepanjang garis instruksi, ditempatkan kontak-kontak yang
mengendalikan/mengkondisikan instruksi lain di sebelah kanan.
Kombinasi logika kontak-kontak ini menentukan kapan dan bagaimana
instruksi di sebelah kanan dieksekusi. Contoh diagram ladder
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

0.00 0.01 TIM0 10.01

10.01 TIM0
#50

10.01 10.00

10.00

10.00 10.01 10.02

10.00 10.02 10.03

END(01)

Gambar 4 Contoh Diagram Ladder


Terlihat dari gambar di atas bahwa garis instruksi dapat bercabang
kemudian menyatu kembali. Sepasang garus vertikal disebut kontak
(kondisi). Ada dua kontak, yaitu kontak NO (Normally Open) yang
digambar tanpa garis diagonal dan kontak NC (Normally Closed) yang
digambar dengan garis diagonal. Angka di atas kontak menunjukkan
bit operand.

b. Kode Mneumonik
Kode mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya
diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpah di dalam memori PLC
dalam bentuk mneumonik, bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk
diagram ladder. Oleh karena itu, memahami kode mneumonik itu sangat
penting. Berikut ini contoh program mneumonik:
Alamat Instruksi Operand

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 25


00000 LD HR 01
00001 AND 0.01
00002 OR 0.02
00003 LD NOT 0.03
00004 OR 0.04
00005 AND LD
00006 MOV(21)
0.00
DM 00
00007 CMP(20)
DM 00
HR 00

3. Struktur Daerah Memori


Program pada dasarnya adalah pemrosesan data dengan berbagai
instruksi pemrograman. Data disimpan dalam daerah memori PLC.
Pemahaman daerah data, disamping pemahaman terhadap berbagai jenis
instruksi merupakan hal yang sangat penting, karena dari segi inilah
intisari pemahaman terhadap program.
Data yang merupakan operand suatu instruksi dialokasikan sesuai
dengan jenis datanya. Tabel di bawah ini ditunjukkan daerah memori PLC
CPM2A sebagai berikut:

Daerah Data Channel/ Words Bit


IR Daerah input IR 000 s.d IR 009 IR 000.00 s.d IR 009.15
Daerah output IR 010 s.d IR 019 IR 010.00 s.d IR 019.15
Daerah ‘kerja’ IR 020 s.d IR 049 IR 020.00 s.d IR 049.15
IR 200 s.d IR 227 IR 200.00 s.d IR 227.15
SR SR 228 s.d SR 255 SR 228.00 s.d SR 255.15
TR --- TR 0 s.d TR 7
HR HR 00 s.d HR 19 HR 00.00 s.d HR 19.15
AR AR 00 s.d AR 23 AR 00.00 s.d AR 23.15
LR LR 00 s.d LR 15 LR 00.00 s.d LR 15.15
TIM/ CNT TC 000 s.d TC 255

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 26


4. Instruksi Pemrograman
Terdapat banyak instruksi untuk memprogram PLC, tetapi tidak semua
instruksi dapat digunakan pada semua model PLC.

a. Instruksi Diagram Ladder

Instruksi diagram ladder adalah instruksi sisi kiri yang


mengkondisikan instruksi lain di sisi kanan. Pada program diagram
ladder instruksi ini disimbolkan dengan kontak-kontak seperti pada
rangkaian kendali elektromagnet.

Instruksi diagram ladder terdiri atas enam instruksi ladder dan dua
instruksi blok logika. Instruksi blok logika adalah instruksi yang
digunakan untuk menghubungkan bagian yang lebih kompleks.

Instruksi LOAD dan LOAD NOT

Instruksi LOAD dan LOAD NOT menentukan kondisi eksekusi awal,


oleh karena itu, dalam diagram ladder disambung ke bus bar sisi kiri.
Tiap instruksi memerlukan satu baris kode mneumonik. Kata “instruksi”
mewakili sembarang instruksi lain yang dapat saja instruksi sisi kanan
yang akan dijelaskan kemudian.

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
0.01 00001 Instruksi
Instruksi 00002 LD NOT 0.01
00003 Instruksi

Gambar 5 Penggunaan Instruksi LOAD dan LOAD NOT

Jika misalnya hanya ada satu kontak seperti contoh di atas, kondisi
eksekusi pada sisi kanan akan ON jika kontaknya ON. Untuk instruksi
LD yang kontaknya NO, kondisi eksekusinya akan ON jika IR 0.00 ON;
dan untuk instruksi LD NOT yang kontaknya NC, akan ON jika IR 0.01
OFF.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 27


Instruksi AND dan AND NOT
Jika dua atau lebih kontak disambung seri pada garis yang sama,
kontak pertama berkait dengan instruksi LOAD atau LOAD NOT dan
sisanya adalah instruksi AND atau AND NOT. Contah di bawah ini
menunjukkan tiga kontak yang masing-masing menunjukkan instruksi
LOAD, AND NOT, dan AND.

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 0.01 TIM 000 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
00001 AND NOT 0.01
00002 AND TIM 000
00003 Instruksi

Gambar 6 Penggunaan Instruksi AND dan AND NOT

Instruksi OR dan OR NOT


Jika dua atau lebih kontak terletak pada dua instruksi terpisah dan
disambung paralel, kontak pertama mewakili instruksi LOAD atau LOAD
NOT dan sisanya mewakili instruksi OR atau OR NOT. Contoh berikut
menunjukkan tiga kontak yang masing-masing mewakili instruksi
LOAD, OR NOT, dan OR.
Diagram Ladder Mneumonik
0.00 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
0.01 00001 OR NOT 0.01
00002 OR TIM 000
TIM 000 00003 Instruksi

Gambar 7 Penggunaan Instruksi OR dan OR NOT

Instruksi akan mempunyai kondisi eksekusi ON jika salah satu di


antara tiga kontak ON, yaitu saat IR 0.00 ON, saat IR 0.01 OFF, atau
saat IR 0.03 ON.
Kombinasi Instruksi AND dan OR

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 28


Jika instruksi AND dan OR dikombinasikan pada diagram yang lebih
rumit, mereka dapat dipandang secara individual di mana tiap instruksi
menampilkan operasi logika pada kondisi eksekusi dan status bit
operand. Perhatikan contoh berikut ini hingga yakin bahwa kode
mneumonik meliputi alur logika yang sama dengan diagram ladder.

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 0.03 0.03 0.04 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
0.02 00001 AND 0.01
00002 OR 0.02
00003 AND 0.03
00004 AND NOT 0.04
00005 Instruksi

Gambar 8 Kombinasi Instruksi AND dan OR

Di sini AND terletak di antara statur IR 0.00 dan status IR 0.01


untuk menentukan kondisi eksekusi dengan meng-OR-kan status IR
0.02. Hasil operasi ini menentukan kondisi eksekusi dengan meng-
AND-kan status IR 0.03 yang selanjutnya menentukan kondisi eksekusi
dengan meng-AND-kan kebalikan status IR 0.04.

b. Instruksi OUT dan OUT NOT

Cara paling sederhana untuk meng-OUTPUT-kan kombinasi


kondisi eksekusi adalah dengan meng-OUTPUT-kan langsung
menggunakan instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT. Istruksi ini
digunakan untuk mengendalikan status bit operand sesuai dengan
kondisi eksekusi. Dengan instruksi OUTPUT, bit operand akan ON
selama kondisi eksekusinya ON dan akan OFF selama kondisi
eksekusinya OFF. Dengan instruksi OUTPUT NOT, bit operand akan ON
selama kondisi eksekusinya OFF dan akan OFF selama kondisi
eksekusinya ON.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 29


10.00 10,00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD 0,00
10.00 10,01 00001 OUT 10,00
00002 LD 0,01
00003 OUT NOT 10,01

Gambar 9 Penggunaan Instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT

Pada contoh di atas, IR 10.00 akan ON jika IR 0.00 ON dan IR


10.01 akan OFF selama IR 0.01 ON. Di sini IR 0.00 dan IR 0.01
merupakan bit input dan IR 10.00 dan IR 10.01 merupakan bit output
yang ditetapkan untuk peralatan yang dikendalikan PLC.

c. Instruksi END (01)

Instruksi terakihir yang diperlukan untuk melengkapi suatu


program adalah instruksi END. Saat PLC menscan program, ia
mengeksekusi semua instruksi hingga instruksi END pertama sebelum
kembali ke awal program dan memulai eksekusi lagi. Meskipun
instruksi END dapat ditempatkan sembarang titik dalam program,
tetapi intruksi setelah instruksi END pertama tidak akan diekseksekusi.

Nomor yang mengikuti instruksi END dalam kode mneumonik


adalah kode fungsinya, yang digunakan saat memasukkan instruksi ke
dalam PLC menggunakan konsol pemrogram.

Instruksi END tidak memerlukan operand dan tidak boleh ada


kontak ditempatkan pada garis instruksi yang sama. Jika dalam
program tidak ada instruksi END, program tersebut tidak akan
dieksekusi.

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 0.01 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
00001 AND NOT 0.01
END(01) 00002 Instruksi
00003 END(01)

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 30


Gambar 10 Penggunaan Instruksi END(01)

d. Instruksi Blok Logika

Jika rangkaian logika tidak dapat diwujudkan dengan instruksi AND,


AND NOT, OR, atau OR NOT saja, maka perlu menggunakan instruksi
blok logika. Perbedaannya adalah bahwa instruksi AND, AND NOT, OR,
dan OR NOT mengkombinasikan antar kondisi eksekusi dengan suatu
bit operand, sedangkan instruksi blok logika yang terdiri dari instruksi
AND LOAD dan OR LOAD mengkombinasikan kondisi eksekusi dengan
kondisi eksekusi terakhir yang belum digunakan.

Instruksi blok logika tidak diperlukan dalam program diagram


ladder, tetapi diperlukan hanya pada program mneumonik.

Instruksi AND LOAD

Instruksi AND LOAD meng-AND-kan kondisi eksekusi yang


dihasilkan oleh dua blok logika.

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 0,02 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
0,01 0,03 00001 OR 0.01
00002 LD NOT 0.02
00003 OR 0.03
00004 AND LD
00005 Instruksi

Gambar 11 Penggunaan Instruksi AND LOAD

Instruksi OR LOAD
Instruksi OR LOAD meng-OR-kan kondisi eksekusi yang dihasilkan
oleh dua blok logika.
Diagram di bawah ini memerlukan instruksi OR LOAD antara blok
logika atas dan blok logika bawah. Kondisi eksekusi akan dihasilkan
untuk instruksi pada sisi kanan, baik saat IR 0.00 ON dan IR 0.01 OFF,
atau saat IR 0.02 dan IR 0.03 keduanya ON.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 31


Diagram Ladder Mneumonik
0.00 0,01 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
0,02 0,03 00001 AND NOT 0.01
00002 LD 0.02
00003 ND 0.03
00004 OR LD
00005 Instruksi

Gambar 12 Penggunaan Instruksi OR LOAD

e. Mengkode Instruksi Sisi Kanan Ganda

Jika terdapat lebih dari satu instruksi sisi kanan dengan kondisi
eksekusi yang sama, masing-masing dikode secara berurutan
mengikuti kondisi eksekusi terakhir pada garis instruksi. Pada contoh di
bawah ini, garis instruksi terakhir berisi satu kontak lagi yang
merupakan instruksi AND terhadap IR 0.03.

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 Alamat Instruksi Operand
Instruksi 00000 LD 0.00
0.01 00001 OR NOT 0.01
Instruksi 00002 OR 0.02
0.02 0.03 00003 Instruksi 1
Instruksi 00004 Instruksi 2
00005 AND
00006 Instruksi 3

Gambar 13 Mengkode Instruksi Sisi Kanan Ganda

f. Penggunaan Bit TR

Bit TR (Temporarily Relay) digunakan untuk mempertahankan


kondisi eksekusi pada garis instruksi bercabang. Hal ini dipertahankan
karena garis instruksi dieksekusi menuju ke instruksi sisi kanan
sebelum kembali ke titik cabang untuk mengeksekusi instruksi lainnya.
Jika ada kontak pada garis instruksi setelah titik cabang, kondisi
eksekusi untuk instruksi yang pertama tidak sama dengan kondisi pada
titik cabang sehingga untuk mengeksekusi instruksi berikutnya

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 32


menggunakan kondisi eksekusi titik cabang dan kontak lain setelah titik
cabang tersebut.

Jika program dibuat dalam bentuk diagram ladder, tidak perlu


memperhatikan bit TR karena bit TR hanya relevan pada pemrograman
bentuk mneumonik.

Terdapat delapan bit TR, yaitu TR0 sampai dengan TR7 yang dapat
digunakan untuk mempertahankan kondisi eksekusi sementara.
Misalkan suatu bit TR ditempatkan pada suatu titik cabang, kondisi
eksekusinya akan disimpan pada bit TR tersebut. Jika kembali ke titik
cabang, bit TR mengembalikan kondisi eksekusi yang telah disimpan.
Penyimpanan kondisi eksekusi pada titik cabang menggunakan bit TR
sebagai operand dari instruksi OUTPUT. Kondisi eksekusi ini kemudian
dikembalikan setelah mengeksekusi instruksi sisi kanan dengan
menggunakan bit TR yang sama sebagai operand dari instruksi LOAD.

0,00 0,01 10,00 Alamat Instruksi Operand


00000 LD NOT 0,00
0.02 10,01 00001 OUT TR0
00002 AND 0.01
00003 OUT 10.00
00004 LD NOT TR0
00005 AND 0.02
00006 OUT 10.01

Gambar 14 Penggunaan Bit TR


Contoh berikut ini menunjukkan penggunaan dua bit TR yaitu TR0
dan TR1 pada sebuah program.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 33


0,00 0,01 0.02 10,00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD NOT 0,00
0.03 10,01 00001 OUT TR0
00002 AND 0.01
0.04 10.02 00003 OUT TR1
00004 AND 0.02
00005 OUT 10.00
00006 LD NOT TR1
00007 AND 0.03
00008 OUT 10.01
00009 LD NOT TR0
00010 AND 0.04
00011 OUT 10.02

Gambar 15 Penggunaan Dua Bit TR

g. Penggunaan Bit Kerja (Internal Relay)

Dalam pemrograman, mengkombinasikan kondisi untuk


menghasilkan kondisi eksekusi secara langsung sering sangat sulit.
Kesulitan ini dapat siatasi dengan mudah menggunakan bit kerja untuk
mentriger instruksi lain secara tidak langsung.

Bit kerja tidak ditransfer dari atau ke dalam PLC. Semua bit pada
daerah IR yang tidak dialokasikan sebagai bit input/output dan bit
pada daerah AR (Auxilary Relay) dapa digunakan sebagai bit kerja. Bit
input/output dan bit yang dialokasikan untuk keperluan tertentu tidak
dapat digunakan sebagai bit kerja.

Jika mengalami kesulitan pada pemrograman suatu program


pengendalian pertimbangan pertama harus diberikan pada bit kerja
untuk menyederhanakan program.

Bit kerja sering digunakan sebagai operand untuk salah satu


instruksi OUTPUT, OUTPUT NOT, DIFERENTIATE UP, DIFERENTIATE
DOWN, dan KEEP, kemudian digunakan sebagai kondisi yang
menentukan bagaimana instruksi lain dieksekusi. Bit kerja juga dapat
digunakan untuk menyederhanakan program saat kombinasi kondisi
tertentu digunakan berulang-ulang. Pada contoh berikut ini IR 0.00, IR
0.01, IR 0.02, dan IR 0.03 dikombinasikan pada blok logika yang
menyimpan kondisi eksekusinya sebagai status IR 216.00. Kemudian

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 34


IR 216.00 dikombinasikan dengan kontak lain untuk menentukan
kondisi output untuk IR 200.00 dan IR 200.01.

0.00 0.01 216.00 Alamat Instruksi Operand


00000 LD 0.00
0.02 00001 AND NOT 0.01
00002 OR 0.02
0.03 00003 OR NOT 0.03
00004 OUT 216.00
216.00 0.04 0.05 200.00 00005 LD 216.00
00006 AND 0.04
216.00 0.06 200.01 00007 AND NOT 0.05
00008 OUT 200.00
0.04 00009 LD 216.00
00010 OR NOT 0.04
00011 AND 0.06
00012 OUT 200.01

Gambar 16 Penggunaan Bit Kerja

h. Instruksi Timer
Instruksi Timer digunakan untuk operasi tunda waktu. Ia
memerlukan dua operand yang terletak pada dua baris instruksi, yaitu
baris pertama untuk nomor timer dan yug kedua untuk settig waktu
(SV = Set Value). Meskipun demikian, instruksi Timer terletak dalam
satu alamat.
Nomor Timer dipakai bersama untuk nomor Counter. Nomor
Timer/ Counter hanya boleh digunakan sekali. Maksudnya, sekali
nomor Timer/Counter telah digunakan, ia tidak boleh digunakan untuk
instruksi Timer/Counter yang lain. Tetapi, nomor timer sebagai
operand suatu kontak dapat digunakan sebanyak yang diperlukan.
Banyaknya nomor Timer/Counter bergantung kepada tipe PLC.
Misalnya, PLC OMRON CPM1A, terdapat 128 nomor, yaitu dari 000
sampai dengan 127. tidak diperlukan awalan apapun untuk
menyatakan nomor timer. Tetapi, jika nomor timer sebagai operand
suatu kontak harus diberi awalan TIM.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 35


SV dapat berupa konstanta atau alamat channel/words. Jika
channel daerah IR sebagai unit input dimasukkan sebagai alamat
channel, unit input ini harus disambung sedemikian sehingga SV dapat
diset dari luar. Timer/ Counter yang disambung dengan cara ini hanya
dapat diset dari luar dalam mode MONITOR atau RUN. Semua SV,
termasuk yang diset dari luar harus dalam BCD (Binary Coded
Decimal), yaitu bilangan desimal yang dikode biner. Penulisan SV harus
diawali dengan tanda #.

Simbol Timer TIM


N N : Nomor Timer/ Counter
#SV SV : Set Value dalam BCD

Diagram Waktu
on
kondisi eksekusi
off

SV SV

Gambar 17 Diagram Waktu Instruksi Timer

Timer bekerja saat kondisi eksekusinya beralih ke on dan


direset (ke SV) saat kondisi eksekusinya beralih ke off. Jika kondisi
eksekusi lebh lama daripada SV, completion flag, yaitu tanda yang
menunjukkan hitungan waktu telah berakhir, tetap on hingga Timer
direset. Timer akan reset jika trletak pada bagian program interlock
saat kondisi eksekusi instruksi interlock (IL) off, dan saat terjadi
pemutusan daya. Jika dikehendaki timer tidak reset oleh dua keadaan
tersebut, maka bit pulsa clock pada daerah SR untuk mencacah
Counter yang menghasilkan Timer menggunakan instruksi Counter.
SV mempunyai harga antara 0000 sampai dengan 9999 (BCD)
dalam satuan deci-detik. Jadi, misalnya menghendaki 10 detik, maka
nilai SV harus 100. Jika SV dinyatakan tidak dalam BCD, akan muncul
pesan kesalahan.
Di bawah ini diberikan program-program penerapan timer.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 36


b. Tunda on (1)

0.00 TIM
Alamat Instruksi Operand
000 00000 LD 0.00
#050 00001 TIM 0.00
#050
TIM000 10.00 00002 LD TIM 000
00003 OUT 10.00

Gambar 18 Program Tunda On

Jika kondisi eksekusi timer (hanya ditentukan oleh kontak 0.00)


on, maka timer aktif. Lima detik kemudian (completion flag timer
on) kontak TIM 000 on hingga selanjutnya output 10.00 on. Jika
lama kontak 0.00 on lebih pendek daripada SV, maka completion
flag tetap off dan output 10.00 juga tetap off.
Agar dapat aktif meskipun kontak 0.00 hanya on sesaat,
gunakan bit kerja untuk mengendalikan timer secara tidak
langsung seperti ditunjukkan pada program berikut ini.

c. Tunda on (2)

0.00 200.00 Alamat Instruksi Operand


00000 LD 0.00
200.00 TIM
00001 OR 200.00
000 00002 OUT 200.00
#050 00003 TIM 000
#050
TIM000 10.00 00004 LD TIM 000
00005 OUT 10.00

Gambar 19 Program Tunda On (2)


d. Tunda on dan off

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 37


0.00 TIM002 200.00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD 0.00
200.00 TIM
00001 OR 200.00
001 00002 AND NOT TIM 002
#050 00003 OUT 200.00
00004 TIM 001
TIM001 TIM002 10.00 #050
00005 LD NOT TIM 001
10.00 TIM
00006 OR 10.00
002 00007 AND NOT TIM 002
#050 00008 OUT 10.00
00009 TIM 002
#050

Gambar 20 Program Tunda On & Off

5. Peringatan dalam pemrograman


Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam merancang
program kendali, perlu diingat hal-hal sebagai berikut:
1) Jumlah kondisi (kontak) yang digunakan seri atau paralel dan juga
banyaknya perulangan penggunaan suatu bit tak terbatas sepanjang
kapasitas memori PLC tidak dilampaui.
2) Diantara dua garis instruksi tidak boleh ada kondisi yang melintas
secara vertikal.
3) Tiap garis instruksi harus memiliki sedikitnya satu kondisi yang
menentukan eksekusi instruksi sisi kanan, kecuali untuk instruksi
END(01), ILC(03) dan JME(05).
4) Dalam merancang diagram ladder harus memperhatikan kemungkinan
instruksi yang diperlukan untuk memasukannya. Misalnya, pada
gambar A di bawah ini diperlukan instruksi OR LOAD. Hal ini dapat
dihindari dengan menggambar ulang diagram ladder seperti gambar B.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 38


0,00 10,00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD 0,00
0,01 0.02 00001 LD 0.01
00002 AND 0.02
Diagram A 00003 OR LD
00004 OUT 10.00

0.01 0.02 10,00 Alamat Instruksi Operand


00000 LD 0.01
0,00 00001 AND 0.02
00002 OR 0.00
Diagram B 00003 OUT 10.00

Gambar 21 Penyederhanaan Program Logika

6. Eksekusi program
Saat eksekusi program, PLC men-scan program dari atas ke bawah,
mengecek semua kondisi, dan mengeksekusi semua instruksi. Instruksi
harus ditempatkan dengan tepat, misalnya data yang dikehendaki
dipindahkan ke words sebelum words tersebut digunakan sebagai
operand instruksi. Ingat bahwa garis instruksi berakhir pd instruksi
terminal sisi kanan, setelah itu baru mengeksekusi garis instruksi
bercabang ke instruksi terminal yang lain.
Eksekusi program semata-mata merupakan salah satu tugas yang
dilakukan oleh PLC sebagai bagian dari waktu siklus.

7. Langkah-langkah pembuatan program


Untuk membuat program kendali PLC ditempuh melalui langkah-langkah
sistematis sebagi berikut:
a. Menguraikan urutan kendali
Pembuatan program diawali dengan penguraian urutan kendali. Ini
dapat dibuat dengan menggunakan kalimat-kalimat logika, gambar-
gambar, diagram waktu, atau bagan alir (flow chart).
b. Menetapkan bit operand untuk peralatan input/ output.
Bit operand untuk peralatan input/ output mengacu pada daerah
memori PLC yang digunakan. Bit operand dapat dipilih secara bebas
sejauh berada pada jangkah daerah memori yang dalokasikan. Tetapi,
penggunaan secara bebas sering menjadikan ketidak-konsistenan
sehingga menjadikan program kendali keliru. Oleh sebab itulah

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 39


penggunaan bit operand harus ditetapkan sebelum program dibuat.
Inventarisir semua peralatan input dan output yang akan disambung
ke PLC, kemudian tetapkan bit operandnya.
Jumlah bit oprand yang tersedia bergantung kepada tipe PLC yang
dispesifikasikan menurut jumlah input-outputnya. Perbandingan jumlah
bit input dan output pada umumnya 3 : 2. Misalnya PLC dengan I/O 10
memiliki bit input sejumlah 6 dan bit output 4.

c. Membuat program kendali


Program kendali PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau
kode mneumonik. Pemilihan tipe program sesuai dengan jenis alat
pemrogram yang akan digunakan untuk memasukkan program ke
dalam PLC. Jika diguinakan komputer pilihlah diagram ladder dan jika
digunakan konsol pemrogram gunakan kode mneumonik.

8. Program Kendali Motor


Terdapat berbagai macam operasi motor induksi, suatu motor yang
paling banyak digunakan sebagai penggerak mesin industri. Tetapi, hanya
ada beberapa prinsip operasi motor induksi yaitu :
 Operasi motor satu arah putaran
 Operasi motor dua arah putaran
 Operasi motor dua kecepatan
 Operasi motor start bintang segitiga
 Operasi beberapa motor kendali kerja berurutan

a. Program Kendali Motor Satu arah Putaran

Urutan Kendali Motor


Jika tombol Start ditekan, motor berputar searah jarum jam, dan
jika kemudian tombol Start dilepaskan 1), motor tetap berputar dalam
arah yang sama. Jika tombol Stop ditekan, motor berhenti berputar.

Penetapan Bit I/O

Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
3 Kontaktor2) 10.00 Menghubungkan motor ke jaringan
Keterangan :

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 40


1) Kecuali untuk operasi yang sangat khusus, secara umum
operasi menjalankan motor adalah dengan menekan tombol Start
dan jika kemudian tombol ini dilepas motor akan tetap berputar.
Maka, selanjutnya untuk menjalankan motor cukup disebutkan
dengan menekan tombol Start saja.
2) Motor berdaya kecil dapat disambung langsung ke PLC.
Tetapi, untuk motor berdaya cukup dengan arus nominal diatas
kemampuan PLC harus menggunakan kontaktor sebagai
penghubung motor ke jaringan.

Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik


0.01 0.00 10.00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD 0.01
10.00 00001 OR 10.00
00002 AND NOT 0.00
END(01) 00003 END(01)

Gambar 22 Program Kendali Motor Satu Arah Putaran

b. Program Kendali Motor Dua Arah Putaran

Urutan Kendali Motor


Jika tombol Forward (FWD) ditekan, motor berputar searah
jarum jam dan jika yang ditekan tombol Reverse (REV), motor
berputar berlawanan arah jarum jam. Tombol STOP digunakan
untuk menghentikan operasi motor setia saat.

Penetapan Bit I/O

Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Fwd 0.01 Menjalankan motor searah
jarum jam
3 Tombol Rev 0.02 Menjalankan motor berlawanan
arh jarum jam
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor putaran searah jarum

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 41


jam
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor putaran berlawanan
arh jarum jam

Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik


0,00 0,01 10,01 10,00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD NOT 0,00
10,00 00001 OUT TR0
00002 LD 0,01
0,02 10,00 10,01 00003 OR 10,00
00004 AND LD
10,01 00005 AND NOT 10,01
00006 OUT 10
00007 LD TR0
END(01) 00008 LD 0,02
00009 OR 10,01
00010 AND LD
00011 AND NOT 10,00
00012 OUT 10,01
00013 END(01)

Gambar 23 Program Kendali Motor Dua Arah Putaran

c. Program Kendali Motor Dua Kecepatan

Urutan Kendali Motor


Jika tombol LOW ditekan, motor berputar dalam kecepatan
rendah, dan jika kemudian tombol High ditekan motor berputar dalam
kecepatan tinggi. Motor tidak dapat distart langsung pada kecepatan
tinggi dan pada kecepatan tinggi motor tidak dapat dipindahkan ke
kecepatan rendah. Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor.
Penetapan Bit I/O

Alat Bit
No Fungsi
input/output operand

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 42


1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Low 0.01 Menjalankan motor kecepatan
Speed rendah
3 Tombol High 0.02 Menjalankan motor kecepatan
Speed tinggi
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor kecepatan rendah
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor kecepatan tinggi
6 Kontaktor K3 10.00 Kontaktor kecepatan tinggi

Program Kendali PLC


Diagram Ladder Mneumonik
0.00 0.01 0.02 10.01 10.02 10.00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD NOT 0.00
10.00 00001 OUT TR0
00002 LD 0.01
10.00 200.00 00003 OR 10.01
00004 AND LD
200.00 0.02 10.00 10.01 00005 AND NOT 0.02
00006 AND NOT 10.01
10.02 00007 AND NOT 10.02
00008 OUT 10.00
00009 LD TR0
END(01) 00010 LD 10.00
00011 OR 200.00
00012 AND LD
00013 OUT 200.00
00014 AND 0.02
00015 AND NOT 10.00
00016 OUT 10.01
00017 OUT 10.02
00018 END(01)

Gambar 24 Program Kendali Motor Dua Kecepatan

d. Program Kendali Motor Sistem Start Bintang Segitiga

Urutan Kendali Motor

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 43


Jika tombol Start ditekan, motor berputar dalam sambungan
bintang. Lima detik kemudian, motor berputar dalam sambungan
segitiga. Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor setiap saat.

Penetapan Bit I/O


Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
3 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor utama
4 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor bintang
5 Kontaktor K3 10.02 Kontaktor segitiga

Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 0.01 10.02 TIM000 10.01 Alamat Instruksi Operand
00000 LD NOT 0.00
10.01 TIM 00001 OUT TR0
000 00002 LD 0.01
#050
00003 OR 10.01
10.01 10.00 00004 AND LD
00005 AND NOT 10.02
10.00 00006 AND NOT TIM000
00007 #050
10.00 10.01 10.02 00008 OUT 10.01
00009 LD TR0
00010 LD 10.01
END(01) 00011 OR 10.00
00012 AND LD
00013 OUT 10.00
00014 LD TR0
00015 AND 10.00
00016 AND NOT 10.01
00017 OUT 10.02
00018 END(01)

Gambar 25 Program Kendali Motor Start Bintang Segitiga


c. Rangkuman

1. Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu alamat, instruksi dan
operand.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 44


2. Program PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode
mneumonik. Pemilihan tipe program ditentukan oleh alat pemrogram yang
akan digunakan.
3. Untuk dapat membuat program kendali PLC, pemrogram harus
memahami struktur daerah memori PLC yang akan digunakan. Daerah
memori PLC berbeda-beda sesuai dengan tipe PLC.
4. Memahami instruksi pemrograman memegang peranan paling penting
dalam pembuatan program kendali. Terdeapat banyak sekali instruksi
pemrograman, tetapi tidak semua instruksi dapat duterapkan pada semua
tipe PLC.
5. Setiap program selalu diawali dengan instruksi LOAD dan diakhiri
dengan instruksi END. Tanpa instruksi END program tidak dapat
dieksekusi.
6. Program dieksekusi dengan menscan mulai dari alamat terendah hingga
ke alamat tertinggi yaitu instruksi END. Pada diagram ladder ini berarti
program dikesekusi mulai dari atas ke bawah bila garis instruksi
bercabang, dan kemudian ke kanan hingga mengeksekusi instruksi sisi
kanan.
7. Pembuatan program PLC harus dilakukan secara sistematis, yaitu
mendeskripsikan sistem kendali, menetapkan operand untuk alat input/
output, baru membuat program.
8. Banyak sekali variasi program kendali motor sebagai penggerak mesin.
Tetapi, untuk operasi motor induksi, suatu motor yang paling banyak
digunakan sebagai penggerak mesin, secara prinsip hanya ada beberapa
operasi motor yaitu operasi motor satu arah putaran, operasi dua arah
putaran, operasi dua kecepatan, operasi dengan start bintang segitiga,
operasi berurutan dan operasi bergantian.

d. tugas

Buatlah program kendali PLC untuk operasi motor sbb:

Motor II hanya dapat dioperasikan setelah motor I hanya dapat dimatikan


setelah motor II mati.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 45


E. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan program?
2. Sebutkan dua macam bentuk program kendali PLC!
3. Sebutkan unsur-unsur sebuah program!
4. Apa yang dimaksud dengan instruksi sisi kiri?
5. Sebutkan enam macam instruksi diagram ladder!
6. Bilamana instruksi blok logika diperlukan dalam pembuatan program?
7. Bilamana bit TR digunakan dalam pembuatan program?
8. Instruksi manakah yang digunakan untuk operasi penundaan waktu?
9. Apa yang dimaksud dengan SV (Set Value)?
10. Apa tujuan suatu instruksi ditulis menggunakan kode fungsi?
11. Sebutkan contoh instruksi yang tidak memerlukan operand!
12. Sebutkan contoh instruksi yang tidak memerlukan kondisi!
13. Mengapa bit operand untuk perlatan I/O harus ditetapkan terlebih dahulu
sebelum membuat diagram ladder?
14. Konversikan diagram ladder berikut ini menjadi kode mneumonik!

0,00 0,01 10,00

0.02 10,01

15. Konversikan program mneumonik berikut ini menjadi program diagram


ladder!

Alamat Instruksi Operand


00000 LD NOT 0.00
00001 OUT TR0
00002 LD 0.01
00003 OR 10.00
00004 OR TIM 000
00005 AND LD
00006 AND NOT 10.01
00007 OUT 10.00
00008 TIM 001
#050

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 46


F.Jawaban Tes Formatif

1. Sederatan instruksi yang disusun secara berurutan.


2. Program diagram ladder dan program mneumonik
3. Alamat, instruksi, dan operand.
4. Instruksi yang mengkondisikan instruksi lain di sisi kanan.
5. LOAD, LOAD NOT, AND, AND NOT, OR, OR NOT
6. Bila program tidak dapat diwujudkan hanya oleh instruksi diagram ladder.
7. Bila garis instruksi bercabang.
8. Timer
9. Setelan waktu untuk Timer.
10. Untuk memasukkan instruksi yang tidak tersedia tombolnya pada Konsol
Pemrogram.
11. END(01), IL(02), ILC(03), JMP(04), JME(05)
12. END(01)
13. Agar operand untuk peralatan I/O konsisten.
14. Konversikan diagram ladder berikut ini menjadi kode mneumonik

Alamat Instruksi Operand


00000 LD NOT 0.00
00001 OUT TR 0
00002 AND LD 0.01
00003 OUT 10.00
00004 LD NOT TR 0
00005 AND 0.02
00006 OUT 10.01

15. Konversikan program mneumonik berikut ini menjadi program diagram


ladder!

0.00 0.01 TIM001 10.00

10.00
TIM
001
TIM004 #100

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 47


Kegiatan Belajar 3

MEMASUKKAN PROGRAM KE DALAM PLC

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah pemelajaran siswa dapat:
1. Menggunakan software CX-Programmer untuk:
a. Membuat program diagram ladder
b. Mentransfer program ke dalam PLC
2. Menggunakan Konsol Pemrogram untuk:
a. Memasukkan password
b. Menghapus memori
c. Menulis/memasukkan program ke dalam PLC

b. Uraian Materi

1. Mode Operasi PLC


Operasi PLC dikategorikan dalam tiga mode yaitu: PROGRAM,
MONITOR, dan RUN. Pilihan mode operasi harus dipilih dengan tepat
sesuai dengan aktifitas dalam sistem kendali PLC.
Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan mengedit program,
menghapus memori, atau mengecek kesalahan program. Pada mode ini,
program tidak dapat dieksekusi/ dijalankan.
Mode MONITOR digunakan menguji operasi sistem, seperti memonitor
status operasi, melaksanakan instruksi force set dan force reset bit I/O,
merubah SV (Set Value) dan PV (Present Value) timer dan counter,
merubah data kata, dan mengedit program online.
Mode RUN digunakan untuk menjalankan program. Status operasi PLC
dapat dimonitor dari peralatan pemrogram, tetapi bit tdk dapat di paksa
set/ reset dan SV/PV timer dan counter tidak dapat diubah.

2. Jenis-Jenis Alat Pemrogram


Ada beberapa jenis alat untuk memasukkan program ke dalam PLC
yaitu komputer yang dilengkapi dengan software ladder misalnya CX-
Programmer, Konsol Pemrogram, dan Programmable Terminal.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 48


Dengan software ladder CX-Programmer, program yang dimasukkan ke
dalam PLC dapat berbentuk diagram ladder atau kode mneumonik, tetapi
Konsol Pemrogram hanya dapat memasukkan program dalam bentuk kode
mneumonik.

3. Sambungan Alat Pemrogram


PLC dapat disambung ke Konsol Pemrogram atau komputer dengan
software ladder seperti CX-Programmer, SSS (Sysmac Support Software),
atau Syswin, dan Programmable Terminal.

a. Sambungan Konsol Pemrogram


Hubungkan Konsol Pemrogram ke port peripheral PLC. Konsol
Pemrogram tidak dapat disambung ke port RS-232C. PLC akan
otomatis berkomunikasi dengan Konsol Pemrogram tanpa memandang
metode komunikasi yang dipilih pada saklar komunikasi PLC.

Gambar 26 Sambungan Konsol Pemrogram

b. Sambungan Komunikasi Host Link

Komunikasi Host Link adalah komunikasi antara PLC dan komputer


yang didalamnya diinstal software ladder. Komputer dapat disambung
ke port peripheral atau port RS-232C PLC. Port peripheral dapat
beroperasi dalam mode Host Link atau mode peripheral bus. Port RS-
232C beroperasi hanya dalam mode Host Link
Komputer dapat disambung ke port peripheral PLC dengan
adapter RS- 232C : CQM1-CIF02 atau CPM1-CIF01.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 49


Gambar 27 Sambungan komunikasi Host Link

c. Sambungan Komunikasi NT Link


Komunikasi NT Link adalah komunikasi antara PLC dan
Programmable Terminal.
Pada Link NT 1:1, PLC dapat disambung langsung ke
Programmable Terminal yang disambung ke port RS-232C. Ia tidak
dapat disambung ke port peripheral.

Gambar 28 Sambungan komunikasi NT Link

4. Memasukkan Program Menggunakan CX-Programmer


CX Programmer adalah software ladder untuk PLC merk OMRON. Ia
beroperasi di bawah sistem operasi Windows, oleh sebab itu pemakai
software ini diharapkan sudah familier dengan sistem operasi Windows
antara lain untuk menjalankan software program aplikasi, membuat file,
menyimpan file, mencetak file, menutup file, membuka file, dan keluar dari
(menutup) software program.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 50


Ada beberapa persyaratan minimum yang harus dipenuhi untuk bisa
mengoperasikan CX Programmer secara optimal yaitu:
 Komputer IBM PC/AT kompatibel
 CPU Pentium I minimal 133 MHz
 RAM 32 Mega bytes
 Hard disk dengan ruang kosong kurang lebih 100 MB
 Monitor SVGA dengan resolusi 800 x 600

a. Menjalankan CX Programmer

Ada banyak cara untuk menjalankan suatu software termasuk CX


Programmer. Berikut ini ditunjukkan cara umum menjalankan software
dalam sistem operasi Windows.

Klik tombol Start > Program > OMRON > CX-Programmer >
CX- Programmer. Akan tampil Layar CX Programmer sebagai berikut:

Gambar 29 Layar interface utama

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 51


Ada beberapa menu/command yang perlu diketahui pada layar CX-
Programmer utama yaitu:

Menu/Command Fungsi
File>New Membuat file baru
File>Open Membuka file
File>Exit Keluar dari CX-Programmer
View>Toolbar Menampilkan/ menyembunyikan toolbar
Tool>Option Mengatur beberapa opsi :
Help Topic Meminta penjelasan menurut topik
Help Content Meminta penjelasan menurut isi

b. Membuat file baru


Klik File, New untuk membuat file baru. Kotak dialog Change
PLC ditampilkan

Gambar 30 Kotak dialog merubah PLC

Pada kotak Device Type, klik tanda  untuk memilih tipe PLC yang
akan digunakan. Kemudian klik Setting untuk memilih jumlah
input/output PLC. Kotak dialog Device Type Setting ditampilkan.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 52


Gambar 31 Kotak dialog Device Type Setting

Pada General, CPU Type, klik tand  untuk memilih jumlah I/O PLC,
OK. Kembali ke kotak dialog Change PLC, pilih OK. Layar CX-
Programmer ditampilkan.

Project Workspace Output Ladder Diagram

Gambar 32 Layar CX-Programmer

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 53


Secara default ada tiga window tampil secara bersamaan, yaitu:
1) Window diagram ladder
Di sini, diagram ladder akan digambar.

2) Window Project Workspace


Window Project Workspace (Ruang Kerja Proyek) menampilkan
proyek sebagai struktur hierarkhi antara PLC dan rincian program.
Penjelasan beberapa obyek dalam struktur ini sebagai berikut:
 PLC Menampilkan dan merubah tipe PLC, menampilkan
mode operasi PLC
 Symbols Global Menampilkan simbol global, yaitu simbol
yang digunakan secara umum untuk semua program. Yang
dimaksud symbols adalah operand dalam daerah memori PLC.
 Program Menampilkan nama program (proyek)
 Symbol Local Menampilkan simbol lokal, yaitu simbol
yang digunakan hanya pada program yang sedang aktif.
 Section Menampilkan/ menyembunyikan tampilan diagram
ladder.

3) Window Output
Window output akan menampilkan kesalahan dalam menulis
diagram ladder. Kesalahan juga ditunjukkan secara langsung dalam
window diagram ladder, dimana akan muncul tampilan warna merah
pada bagian program yang salah.

9. Menggambar Diagram Ladder

CX-Programmer membebaskan pemakai untuk membuat program dalam


bentuk diagram ladder atau mneumonik. Tetapi, akan lebih baik
menggunakan program diagram ladder.

Pemakai juga dibebaskan untuk menggunakan operasi toolbar, atau shortcut


keyboard. Fungsi masing-masing toolbar dan shortcut ditunjukkan pada tabel
berikut ini :

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 54


Toolba
Menu/ Comand Shortcut
r

Insert>Contact>Normally Open C

Insert>Contact>Normally Closed /

Insert>Vertical>Up U

Insert>Vertical>Down V

Insert>Horizontal -

Insert>Coil>Normally Open O

Insert>Coil>Normally Closed Q

Insert>Instruction I

Misalnya, program ladder di bawah ini akan dibuat menggunakan


CX-Programmer !

0.01 0,00 10,00

10,00

END(01)

Gambar 33 Program Diagram ladder

Lakukan prosedur persiapan hingga tampil layar CX-Programmer


seperti dijelaskan diatas.
1) Tempatkan kursor pada sel kiri atas. Klik Insert > Contact >
Normally Open atau , maka muncul kotak dialog New Contact

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 55


Gambar 34 Kotak dialog New Contact

Pada kotak Name or address, ketik ‘1’ untuk menulis operand


0.01. Klik OK atau tekan Enter. Kursor akan bergeser ke kanan
satu sel.

2) Klik Insert > Contact > Normally Closed atau , ketik ‘0’
untuk menulis operand 0.00, Klik OK atau tekan Enter.

3) Klik Insert > Coil > Normally Open atau , maka muncul
kotak dialog New Coil :

Gambar 35 Kotak dialog New Coil

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 56


4) Ketik ‘1000’ untuk menulis operand 10.00. Klik OK atau tekan
Enter.
5) Tekan Enter, untuk menambah baris pada rung yang sama. Kursor
berpindah ke awal baris baru.
6) Klik Insert > Contact > Normally Open atau , ketik ‘1000’,
OK.
7) Klik Insert > Vertical > Up atau diantara kontak NO 0.01 dan
kontak NC 0.00.
8) Tekan tombol Esc untuk menon-aktifkan toolbar yang sedang aktif.
Pindahkan kursor ke awal rung baru dengan menggunakan tombol
anak panah. Begitu kursor berpindah ke rung baru, diagram ladder
secara otomatis mengembang ke kanan.
9) Klik Insert > Instruction untuk menulis instruksi lainnya.
Muncul kotak dialog Instruction sebagai berikut:

Gambar 36 Kotak dialog Instruction

Ketik END pada kotak Instruction, OK. Pindahkan kursor ke


rung baru. Seperti tadi, instruksi END mengembang ke kanan
otomatis.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 57


10. Menyimpan File

10) Klik File Save atau untuk menyimpan file. Muncul kotak dialog
Save CX-Programmer File.

11) Klik pada kotak Save input untuk memilih tempat memori
dimana file akan disimpan. Misalkan file akan disimpan di floppy
disk, maka pilih 3½ Floppy (A:).Pada kotak File Name, tulis nama
file, misalnya ‘M1A’.

Pada kotak Save input type, klik untuk memilih tipe file. Pilih CX-
Programmer Project Files, lalu klik .

Sekarang, file proyek telah disimpan dalam memori dan file ini
dapat diakses setiap saat untuk ditindak-lanjuti.

11. Menutup File


12) Klik File> close untuk menutup file.

12. Membuka file proyek

13) Klik File>Open atau untuk membuka file yang pernah dibuat.
Klik pada kotak Save input tempat dimana file disimpan.

14) Klik pada kotak file name untuk memilih nama-nama file yang
ada pada memori.

15) Klik pada kotak file of type untuk memilih tipe file, lalu klik
, maka file yang dipilih akan dibuka.

13. Mentransfer program ke dalam PLC


Operasi pemrograman PLC dibedakan menjadi operasi offline dan
operasi online. Operasi offline adalah kegiatan pemrograman yang
tidak memerlukan unit PLC, misalnya membuat diagram ladder,
menyimpan file. Operasi online adalah kegiatan pemrograman yang
tidak dapat dilakukan tanpa adanya unit PLC, misalnya mentransfer
program, memonitor program, dan menjalankan program.
ransfer program dibedakan menjadi dua yaitu: Download dan
Upload. Download adalah pemindahan program dari komputer ke PLC,
sedangkan upload adalah pemindahan program dari PLC ke komputer.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 58


Operasi transfer program hanya dapat dilakukan dalam mode
operasi PROGRAM. Jika PLC tidak dalam mode ini, CX-Programmer akan
merubah mode secara otomatis.
Prosedur transfer program dari komputer ke PLC (Download)
sebagai berikut :
1) Klik menu PLC > Work Online, untuk beralih ke operasi online.
Pada layar muncul pesan meminta konfirmasi untuk beralih ke
operasi online.
Klik Yes untuk melanjutkan operasi. Latar belakang layar diagram
ladder berubah menjadi gelap yang menunjukkan anda sedang
berada pada operasi on-line.
2) Klik menu PLC > Transfer > To PLC untuk mendown-load
program. Muncul kotak dialog yang meminta penjelasan apa saja
yang akan di transfer: program atau setting, atau keduanya.
Setelah dipilih, klik OK.

Gambar 37 Download option

Kotak dialog konfirmasi transfer program ditampilkan.


Konfirmasi ini penting karena perintah transfer program akan
berpengaruh terhadap PLC yang disambung.
3) Klik Yes untuk melanjutkan operasi. Pada layar ditunjukkan operasi
transfer program sedang berlangsung. Jika selesai, ada informasi:
Download successful.
Klik OK. Program anda sekarang sudah ada di PLC.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 59


5. Memasukkan Program Menggunakan Konsol Pemrogram
Konsol Pemrogram hanya dapat memasukkan program yang dibuat
dalam bentuk kode mneumonik. Program yang dibuat dalam bentuk
diagram ladder jika akan dimasukkan ke dalam PLC menggunakan Konsol
Pemrogram harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk mneumonik.
Berbeda dengan alat pemrogram software ladder, sekali Konsol
Pemrogram disambung dengan PLC, semua aktivitas penulisan ditransfer
langsung ke dalam PLC. Hal ini karena PLC hanya mengerti program
bentuk mneumonik.
Ada tiga bagian penting Konsol Pemrogram yaitu: layar LCD, saklar
pilih mode operasi, dan sejumlah tombol yang terdiri atas: 16 buah tombol
instruksi, 13 buah tombol fungsi, dan 10 buah tombol angka.

PRO01E

Layar LCD

MONITOR
RUN PROGRAM
Saklar pilih
Mode Operasi

FUN SFT NOT SHIFT

AND OR Tombol
CNT TR LR HR
Instruksi
LD OUT
CH CONT
TIM DM
« #

7 8 9 EXT CHG SRCH

PLAY
4 5 6 SET
DEL MONTR
Tombol Tombol
Angka Operasi
REC
1 2 3 RESET
INS 

0 CLR VER WRITE 

EAR MIC

Gambar 38 Panel atas Konsol Pemrogram

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 60


a. Langkah Persiapan
Sebelum mentrasfer program, harus dilakukan langkah-langkah
persiapan sebagai berikut :

1) Merubah Mode Operasi


Sekali Konsol Pemrogram telah disambung, saklar modenya
dapat digunakan untuk merubah mode operasi PLC. Tampilan
mode (<PROGRAM>,<MONITOR>, atau <RUN>) akan muncul
pada layar Konsol Pemrogram.
Operasi tombol tidak dapat dilakukan saat layar Konsol
Pemrogram menampilkan mode operasi. Tekan CLR untuk
menghapus tampilan sehingga operasi kunci dapat dilakukan.
Jika Konsol Pemrogram tidak disambung, saat PLC di on kan ia
akan berada pada mode RUN secara otomatis.

Gambar 39 Mode operasi PLC

Set saklar mode pada PROGRAM untuk memasukkan program


ke dalam PLC.

2) Memasukkan Password
PLC mempunyai password untuk menjaga akses yang tidak
disengaja terhadap program. PLC selalu meminta anda untuk
memasukkan password saat daya pertama disambung atau Konsol
Pemrogram dipasang saat PLC dalam mode operasi. Untuk
memasukkan password, tekan tombol CLR>MONTR>CLR.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 61


<PROGRAM>
CLR
PASSWORD!

<PROGRAM>
M O N TR

3) Menghapus Memori
Lakukan selalu menghapus seluruh memori sebelum
memasukkan program ke dalam PLC. Prosedur menghapus memori
sebagai berikut :
a. Tekan CLR berulang-ulang untuk membawa ke alamat awal
b. Tekan SET>NOT>RESET untuk memulai operasi.
c. Tekan tombol MONTR untuk menghapus memori.

b. Memasukkan Program
Misalnya, program berikut akan dimasukkan ke dalam PLC
menggunakan Konsol Pemrogram.

Alamat Instruksi Operand


00000 LD 0.00
00001 OR 10.00
00002 A ND NOT 0.01
00003 OUT 10.00
00004 END(01)

Lakukan prosedur sebagai berikut:


a. Tekan tombol LD>0>WRITE
b. Tekan tombol OR>1>0>0>0>WRITE
c. Tekan tombol AND>NOT>1>WRITE
d. Tekan tombol OUTPUT>1>0>0>0>WRITE
e. Tekan tombol FUN>0>1>WRITE

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 62


c. Menyunting Program

Operasi ini terdiri atas operasi menyisipkan dan menghapus


instruksi. Ini hanya dapat dilakukan dalam mode operasi PROGRAM.

1) Menyisipkan Instruksi
Menyisipkan instruksi diperlukan saat terjadi satu atau lebih
baris instruksi terlewatkan saat memasukkan program ke dalam
PLC. Misalnya, ada perbedaan antara program yang seharusnya
dan yang telah ditulis atau dimasukkan :
Seharusnya Tertulis
Alamat Instruksi Operand Alamat Instruksi Operand
00000 LD 0.00 00000 LD 0.00
00001 OR 10.00 00001 AND NOT 0.01
00002 AND NOT 0.01 00002 OUT 10.00
00003 OUT 10.00 00003 END(01)
00004 END(01) 00004

Maka, instruksi OR 10.00 harus disipkan pada alamat 00001.


Prosedurnya sebagai berikut:
 Tekan tombol CLR untuk membawa ke alamat awal.
 Tekan tombol 1> untuk memasukkan alamat 00001.
 Tekan tombol OR>1>0>0>0 untuk menulis instruksi OR
10.00.
 Tekan tombol INS> untuk untuk menyisipkan instruksi baru.

2) Menghapus Instruksi
Operasi menghapus instruksi digunakan saat satu atau lebih
baris instruksi tidak diperlukan dalam program. Misalnya, dalam
program berikut instruksi AND NOT 10.01 pada alamat 00003
tidak diperlukan dalam program, maka harus dihapus.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 63


Seharusnya Tertulis
Alamat Instruksi Operand Alamat Instruksi Operand
00000 LD 0.00 00000 LD 0.00
00001 OR 10.00 00001 OR 10.00
00002 AND NOT 0.01 00002 AND NOT 0.01
00003 OUT 10.00 00003 AND NOT 10.01
00004 END(01) 00004 OUT 10.00
00005 END(01)

Prosedur menghapus instruksi sebagai berikut:


 Tekan tombol CLR untuk membawa ke alamat awal.
 Tekan tombol 3> untuk menulis alamat 00003
 Tekan tombol DEL> untuk menghapus instruksi.

C. Rangkuman

1. Ada tiga mode operasi PLC yaitu mode PROGRAM, MONITOR, dan RUN.
Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan mengedit program,
menghapus memori, atau mengecek kesalahan program. Mode MONITOR
digunakan menguji operasi sistem. Mode RUN digunakan untuk
menjalankan program.
2. Ada beberapa jenis alat pemrogram antara lain CX-Programmer, Konsol
Pemrogram, dan Programmable Terminal.
3. Dengan software ladder CX-Programmer, program yang dimasukkan ke
dalam PLC dapat berbentuk diagram ladder atau kode mneumonik, tetapi
Konsol Pemrogram hanya dapat memasukkan program dalam bentuk kode
mneumonik.
4. Memasukkan program ke dalam PLC menggunakan CX-Programmer
melalui prosedur membuat diagram ladder, baru mentransfer program.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 64


D. Tes Formatif
1. Sebutkan tiga jenis alat yang digunakan untuk memprogram PLC!
2. Apakah perbedaan utama antara pemrograman PLC menggunakan
software ladder dan menggunakan Konsol Pemrogram?
3. Sebutkan software komputer untuk memprogram PLC merk OMRON!
4. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi Host Link?
5. Sebutkan lima syarat komputer untuk dapat digunakan mengoperasikan
software CX-Programmer secara optimal!
6. Sebutkan perintah standar dalam CX Programmer untuk:
a. Mengambar kontak NO
b. Menggambar kontak NC
c. Menggambar garis horisontal
d. Menggambar garis vertikal ke bawah
e. Menggambar garis vertikal ke atas
f. Menggambar kumparan
g. Menggambar instruksi END
h. Beralih dari operasi offline ke online
i. Merubah mode operasi PLC
j. Mentransfer program dari komputer ke PLC
7. Apakah syarat-syarat untuk dapat mentransfer program dari komputer ke
dalam PLC?
8. Apakah yang dimaksud dengan down-load?
9. Indikator apakah yang menunjukkan bahwa operasi transfer program telah
berhasil?
10. Apakah fungsi password pada Konsol Pemrogram?

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 65


E. Jawaban Tes Formatif
1. Komputer, Konsol Pemrogram, dan Programmable Terminal
2. Dengan software ladder program dapat dibuat dalam bentuk diagram
ladder atau mneumonik tetapi dengan Konsol Pemrogram program harus
dibuat dalam bentuk mneumonik.
3. LSS, SSS, CX-Programmer
4. Komunikasi antara PLC dan komputer.
5. Lima syarat komputer
 Komputer IBM PC/AT kompatibel
 CPU Pentium I minimal 133 MHz
 RAM 32 Mega bytes
 Hard disk dengan ruang kosong kurang lebih 100 MB
 Monitor SVGA dengan resolusi 800 x 600
6. Membuat program ladder, mentransfer program ke dalam PLC
a. Insert, Contact, Normally Open
b. insert > Contact > Normally Closed
c. Insert > Horizontal
d. Insert > Vertical > Down
e. Insert > Vertical > Up
f. Insert > Coil
g. Insert > Instruktion > ketik END
7. Saluran komunikasi data tersambung dan PLC dihubungkan ke catu daya.
8. Mentransfer program dari komputer ke PLC
9. Di layar komputer ada pesan ‘Download successfull’
10. Untuk menjaga akss terhadap program yang tidak disengaja.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 66


F. Lembar Kerja

Membuat Program Ladder


Menggunakan CX-Programmer

1) Alat dan Bahan

a. Komputer IBM/ PC/AT 1 buah


b. Diskette 3,5 “ 1,44 MB 1 buah

2) Langkah Kerja
Operasi Persiapan
 Tekan tombol Start pada CPU komputer. Tunggu hingga proses
booting selesai.
 Klik Start > Program > OMRON > CX-Programmer > CX-Programmer

Membuat File Proyek


Program ladder di bawah ini akan digambar menggunakan software
CX-Programmer.

Diagram Ladder
0.01 0.00 10.00

10.00

END(01)

a. Klik File > New. Kotak dialog Change PLC ditampilkan.


b. Klik  pada kotak Device. Klik Setting. Kotak dialog Device Type
Setting ditampilkan. Pada General, CPU Type, klik . Pilih CPU10
kemudian klik OK. Kembali ke kotak dialog Change PLC. Klik OK. Layar
CX-Programmer ditampilkan.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 67


c. Tempatkan kursor pada sel kiri atas. Klik Insert > Contact >
Normally Open atau , maka muncul kotak dialog New Contact
d. Pada kotak Name or address, ketik ‘1’. Klik OK atau tekan Enter.
Kursor akan bergeser ke kanan satu sel.

e. Klik Insert > Contact > Normally Closed atau , ketik ‘0’ .Klik OK
atau tekan Enter.
f. Klik Insert > Coil > Normally Open atau , maka muncul kotak
dialog New Coil.
g. Ketik ‘1000’ . Klik OK atau tekan Enter.
h. Tekan Enter. Kursor berpindah ke awal baris baru.

i. Klik Insert > Contact > Normally Open atau , ketik ‘1000’, OK.

j. Klik Insert > Vertical > Up atau


k. Tekan tombol Esc. Pindahkan kursor ke awal rung baru.

l. Klik Insert>Instrction atau . Muncul kotak dialog Instruction .


Ketik END pada kotak Instruction, OK. Pindahkan kursor ke rung baru.
Seperti tadi, instruksi END mengembang ke kanan otomatis.

Menyimpan File

m. Klik File Save atau . Muncul kotak dialog Save CX-Programmer File.
n. Klik  pada kotak Save input Pilih 3½ Floppy (A:).
o. Pada kotak File Name, ketik ‘M1A’, tekan Enter.

Menutup File
p. Klik File, close untuk menutup file.

Menutup CX-Programmer
q. Klik File > Exit untuk keluar dari CX-Programmer.

Mematikan Komputer
r. Klik Start > ShutDown> Shutdown > OK.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 68


G. Lembar Kerja

2). Memasukkan Program Menggunakan CX-


Programmer

1. Alat dan Bahan


a. Komputer 1 buah
b. Diskette 3,5 “ 1,44 MB 1 buah
c. PLC OMRON CPM1A-10CDRA 1 buah
d. Adapter Interface CPM1-C1F01 1 buah
e. Kabel RS-232C 3 meter

2. Langkah Kerja
Operasi Persiapan
 Sambunglah komunikasi Host Link 1:1
 Tekan tombol Start pada CPU komputer. Tunggu hingga proses
booting selesai.
 Klik Start > Program > OMRON > CX-Programmer > CX-Programmer

Membuka File Proyek


a. Klik File > Open untuk membuka file. Klik  pada kotak Look in dan
pilih 3½ Floppy (A:) untuk melihat file pada diskette. Pilih M1A,
kemudian OK atau tekan Enter. Program ladder ‘M1A’ ditampilkan
pada layar.

Mentransfer Program Ke Dalam PLC


b. Klik PLC > Work Online untuk beralih ke mode operasi online.
c. Klik PLC > Transfer > To PLC untuk mendown-load program dari
komputer ke PLC. Muncul kotak dialog Download Option.
d. Klik OK. Kotak dialog konfirmasi transfer program ditampilkan.
e. Klik Yes untuk melanjutkan operasi. Pada layar ditunjukkan operasi
transfer program sedang berlangsung. Jika selesai, ada informasi:
Download successful.
f. Klik OK.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 69


Mengecek Program
g. Klik View > Window > Output.
h. Tempatkan kursor di sembarang sel pada Window Diagram Ladder.
i. Klik Program >Compile, maka pada Window Output ditampilkan
informasi kesalahan program.
j. Klik kanan di sembarang tempat pada Window Output, kemudian klik
Clear. Maka informasi di atas akan terhapus.

Menutup File
k. Klik File, close untuk menutup file.

Menutup CX-Programmer
l. Klik File > Exit untuk keluar dari CX-Programmer.

Mematikan Komputer
m. Klik Start > ShutDown> Shutdown > OK.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 70


3. Memasukkan Program Menggunakan Konsol
Pemrogram

1. Alat dan Bahan


a. Konsol Pemrogram 1 buah
b. PLC OMRON CPM1A-10CDRA 1 buah

2. Langkah Kerja
Operasi Persiapan
 Sambunglah Konsol Pemrogram ke port peripheral PLC.
 Hubungkan PLC ke catu daya yang sesuai.
 Pindahkan kunci saklar mode operasi ke PROGRAM.
 Masukkan password.
 Hapus semua memori

Memasukkan Program
a. Tekan tombol Load > 1 > Write.
b. Tekan tombol OR > 1 > 0 > 0 > 0 > Write.
c. Tekan tombol AND > 0 > Write.
d. Tekan tombol OUTPUT > 1 > 0 > 0 > 0 > Write.
e. Tekan tombol FUN > 0 > 1 > Write.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 71


Kegiatan Belajar 4

Pemasangan dan Pengawatan

a. Tujuan Pemelajaran
Setelah pemelajaran siswa dapat :
1. memasang Unit PLC sesuai petunjuk keselamatan kerja
2. memasang pengawatan I/O dengan benar

b. Uraian Materi

1. Keselamatan Kerja Pemasangan Unit PLC


Memasang PLC pada tempat yang tepat akan menaikkan keandalan
dan usia kerjanya. Terapkan petunjuk pemasangan unit seperti yang
tercantum pada manual sebagai berikut:
a. Jangan memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai
berikut :
 Terkena sinar matahari langsung.
 Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.
 Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.
 Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.
 Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.
 Berdebu.
 Terkana kejutan atau getaran.
 Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.

b. Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut:


 Terkena muatan listrik statis.
 Terkena medan elektromagnet yang kuat.
 Terkena pancaran radiasi.
 Dekat dengan jaringan catu daya.

c. Dalam memasang pastikan ada ventilasi untuk pendinginan


 Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.
 Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang membangkitkan
panas seperti heater, transformer, atau resistor berukuran besar.
 Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55 oC.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 72


 Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan
tegangan tinggi.
 Berikan jarak + 200 mm antara PLC dan jaringan daya terdekat.
 Berikan tempat yang lapang untuk operasi dan pemeliharaan PLC.

d. PLC harus dipasang dalam posisi seperti ditunjukkan pada gambar di


bawah ini untuk menjamin pendinginan yang tepat.

Gambar 40 Posisi Pemasangan PLC

e. Lepaslah label untuk menghindari pemanasan lebih.


f. Jangan memasang pengawatan I/O PLC pada pipa yang sama dengan
jaringan daya.

2. Keselamatan Kerja Pengawatan I/O


a. Kawatilah rangkaian kendali secara terpisah dengan rangkaian catu
daya PLC sehingga tidak terjadi turun tegangan saat perlengkapan lain
di-on-kan.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 73


b. Jika digunakan beberapa PLC, kawatilah PLC pada rangkaian terpisah
untuk menjaga tidak terjadi turun tegangan atau operasi pemutus
rangkaian yang tidak tepat.
c. Kawat catu daya dipilin untuk menjaga noise dari jaringan catu daya.
Gunakan transformer isolasi 1:1 untuk mengurangi noise listrik.
d. Dengan mempertimbangkan kemungkinan turun tegangan, gunakan
jaringan daya yang besar.

Gambar 41 Penyambungan Catu daya PLC

e. Sebelum menyambung catu daya, pastikan bahwa tegangan yang


tersambung sudah tepat AC atau DC. Rangkaian internal PLC akan
rusak jika daya AC dicatu ke PLC yang memerlukan catu daya DC.
f. Terminal input catu daya terletak pada bagian atas PLC, sedangkan
terminal pada bagian bawah PLC untuk peralatan luar. Rangkaian
internal PLC akan rusak jika daya AC dicatu ke terminal output catu
daya PLC.
g. Kencangkan sekrup catu daya AC, sekrup yang kendor dapat
mengakibatkan kebakaran atau malfungsi.
h. Gunakan selalu terminal crimp untuk jaringan daya PLC. Jangan
menyambung kawat serabut telanjang secara langsung ke terminal.
i. Kawatilah input ke PLC dan Unit Ekspansi seperti ditunjukkan pada
gambar berikut. Terminal catu daya dapat dikawati bersama dengan
output PLC yang menggunakan catu daya AC.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 74


Gambar 42 Pengawatan input

j. Jika output 24 VDC berbeban lebih atau terhubung singkat, tegangan


akan drop dan mengakibatkan outputnya OFF. Tindakan pengamanan
luar harus diberikan untuk menjamin keselamatan sistem.
k. Kawatilah output PLC seperti ditunjukkan pada diagram berikut ini.

Gambar 43 Pengawatan output

l. Rangkaian output internal dapat rusak saat beban yang tersambung ke


output terhubung singkat, maka pasanglah sekering pengaman pada
tiap rangkaian output.
m. Berikanlah rangkaian Emergency Stop, rangkaian insterlock, rangkaian
pembatas, dan tindakan pengamanan sejenis pada rangkaian kendali
luar (yaitu bukan pada PLC) untuk menjamin keselamatan pada sistem
jika terjadi ketidak-normalan yang disebabkan oleh mal-fungsi PLC
atau faktor luar lainnya yang mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak,
dapat mengakibatkan kecelakaan serius.
Diagram berikut menunjukkan contoh rangkaian interlock.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 75


Gambar 44 Rangkaian interlock

Pada rangkaian interlock di atas, MC1 dan MC2 tidak dapat ON pada
saat yang sama meskipun output 01005 dan 01006 keduanya ON.
n. Saat menyambung beban induktif ke output, sambunglah pengaman
surja atau dioda yang disambung paralel dengan beban.

Gambar 45 Pengaman output

3. Pengawatan I/O Program Kendali Motor


Pengawatan I/O untuk berbagai program kendali motor ditunjukkan
pada gambar berikut:

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 76


Off On

L N COM 00 01 02 03 04 05 06

PLC OMRON CPM1A-10CDRA

  COM0 00 COM1 01 02 COM2 03 04

K1

L
N

Gambar 46 Pengawatan I/O Program Kendali Motor Satu Arah Putaran

Off Fwd Rev

L N COM 00 01 02 03 04 05 06

PLC OMRON CPM1A-10CDRA

  COM0 00 COM1 01 02 COM2 03 04

K1 K2

L
N

Gambar 47 Pengawatan I/O Program Kendali Motor Dua Arah Putaran

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 77


Off Low High

L N COM 00 01 02 03 04 05 06

PLC OMRON CPM1A-10CDRA

  COM0 00 COM1 01 02 COM2 03 04

K1 K2 K3

L
N

Gambar 48 Pengawatan I/O Program Kendali Motor Dua Kecepatan

Off On

L N COM 00 01 02 03 04 05 06

PLC OMRON CPM1A-10CDRA

  COM0 00 COM1 01 02 COM2 03 04

K1 K2 K3

L
N

Gambar 49 Pengawatan I/O Program Kendali Motor Sistem Start Bintang


Segitiga

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 78


4. Pengawatan Beban Sistem Kendali Motor
Pengawatan beban pada sistem kendali PLC sama seperti pengawatan
beban pada rangkaian kendali elektromagnet karena perbedaan kedua
sistem kendali hanya terletak pada sistem kendalinya.

R R
S S
T T

F1 F1

K1 K1 K2

U V W U V W

M3F M3F

Gambar 50 Pengawatan motor Gambar 51 Pengawatan motor operasi


operasi satu arah putaran dua arah putaran

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 79


R

F1

K1 K2 K3

U1 U2

V1 V2
M3F
W1 W2

Gambar 52 Pengawatan Motor Sistem Start Bintang Segitiga

F1

K1 K2 K3

U1 U2

V1 V2
M3F
W1 W2

Gambar 53 Pengawatan Motor Operasi Dua Kecepatan

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 80


5. Pengecekan Pengawatan I/O
a. Mengecek Pengawatan Input
Pengawatan input dapat dicek tanpa menggunakan alat
pemrogram. Begitu PLC dihubungkan ke catu daya, dengan
mengonkan peralatan input, maka indikator input yang sesuai menyala.
Jika tidak demikian, berarti terjadi kesalahan penyambungan peralatan
input.

b. Mengecek Pengawatan Output


Pengawatan output dapat dicek menggunakan alat pemrogram baik
dengan Konsol Pemrogram atau software ladder. Operasi yang
digunakan adalah Force Set/Reset. Operasi ini dapat dilakukan dalam
mode operasi PROGRAM atau MONITOR.

Pengecekan Menggunakan CX-Programmer


Lakukan prosedur berikut untuk mengecek pengawatan output
menggunakan CX-Programmer. Prosedur ini akan benar jika
pengawatan I/O sesuai dengan program kendali yang ada pada PLC.
Jika tidak, respon yang diberikan oleh peralatan luar tidak sama
dengan indikator output PLC.

1) Pasanglah pengawatan komunikasi Host Link


2) Hubungkan PLC ke catu daya yang sesuai.
3) Jalankan software CX-Programmer.
4) Tampilkan program ladder yang sesuai dengan pengawatan I/O
yang disambung.
5) Lakukan transfer program dari komputer ke PLC. Jika program
yang dimaksud telah ada pada PLC, lakukan transfer program dari
PLC ke komputer.
6) Set mode operasi ke MONITOR.
7) Klik kanan output (coil) pada diagram ladder yang akan dicek,
kemudian klik Force>On, maka indikator output dan peralatan
output yang sesuai on. Jika tidak demikian, maka sambungan
antara output PLC dan perlatan output tidak benar.
8) Klik kanan output (coil) pada diagram ladder yang akan dicek,
kemudian klik Force>Cancel, maka indikator output dan peralatan
output yang sesuai off.
9) Lakukan langkah 7 dan 8 diatas untuk output yang lain.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 81


Pengecekan Menggunakan Konsol Pemrogram
1) Set PLC pada mode operasi MONITOR
2) Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
3) Tekan OUTPUT>MONTR untuk memonitor instruksi output.
4) Tekan SET untuk memaksa bit output on.
5) Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit output off.
6) Tekan NOT atau Tekan SET>RSET>NOT untuk mengembalikan
bit ke status aslinya.

11. Rangkuman
a. Pemasangan PLC harus memperhatikan aspek keselamatan kerja
antara lain tidak memasang pada tempat yang terkena sinar matahari
langsung, terkena getaran, lembab dan berdebu.
b. Pengawatan PLC harus memperhatikan sebagai berikut: memastikan
tegangan yang akan disambung, mengencangkan sekerup terminal,
dan memasang pengaman luar.
c. Pengawatan input dapat dicek langsung begitu PLC dihubungkan
dengan catu daya.
d. Pengawatan output dapat dicek menggunakan alat pemrogram dengan
menggunakan operasi Force set/reset kepada bit output sesuai dengan
peralatan output yang disambung ke terminal output tersebut.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 82


12. Tes Formatif

Diberikan program ladder sebagai berikut:

0.00 0.01 TIM0 10.01

10.01
TIM0
#50

10.01 10.00

10.00

10.00 10.01 10.02

10.00 10.02 10.03

END(01)

1. Sebutkan komponen input/output yang diperlukan untuk mewujudkan


program kendali di atas !
2. Dapatkah kontak NC 0.00 diwakili oleh tombol NO?
3. Apakah yang terjadi jika kontak NC diwakili oleh tombol NC?
4. Mengapa sumber tegangan untuk rangkaian input menggunakan arus
searah?
5. Apa yang terjadi jika sumber tegangan DC untuk rangkaian input terbalik
polaritasnya?
6. Dapatkah rangkaian input menggunakan sumber tegangan AC? Jelaskan
alasan jawabanmu !
7. Apakah tujuan disediakan lebih dari satu terminal COMM pada output PLC?
8. Gambarkan rangkaian pengawatan input/output dari diagram ladder di
atas !

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 83


13. Jawaban Tes Formatif
1. Dua peralatan input dan tiga peralatan output.
2. Tidak
3. Program tidak dapat beroperasi secara normal, kecuali tombol 0.00 ditekan
terus.
4. Karena sinyal input untuk sistem digital harus memnuhi sistem biner :
bertegangan penuh (on) atau tidak bertegangan (off). Ini hanya bisa
diwujudkan oleh sumber tegangan searah.
5. Tidak ada masalah.
6. Tidak, alasan seperti No. 4
7. Untuk memungkinkan menyambung berbagai peralatan output dengan
tegangan berbeda.
8. Gambar rangkaian pengawatan input/ output dari diagram ladder di atas

Off On

L N COM 00 01 02 03 04 05 06

PLC OMRON CPM1A-10CDRA

  COM0 00 COM1 01 02 COM2 03 04

K1 K2 K3

L
N

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 84


14. Lembar Kerja

MEMASANG PENGAWATAN INPUT/ OUTPUT

1. Bahan dan Alat


a. PLC OMRON CPM1A-10CDRA............................................... 1 buah
b. Kontaktor 220 V, 50 Hz ...................................................... 1 buah
c. MCB 1 fasa ........................................................................ 1 buah
d. MCB 3 fasa ........................................................................ 1 buah
e. Tombol NO ........................................................................ 2 buah
f. Motor induksi 3 fasa ........................................................... 1 buah
g. Kabel NYAF 2,5 mm .......................................................... 10 meter
2

h. Obeng PHILLIPS 4 x 150 mm ............................................. 1 buah

2. Keselamatan Kerja
a. Janganlah menyambung ujung kawat langsung ke terminal PLC, tetapi
gunakan terminal crimp (skun) 6,2 mm.
b. Kencangkan baud terminal untuk menjain sambungan yang baik.
c. Pastikan semua bahan dan alat yang digunakan dalam keadaan baik.
d. Periksalah tegangan catu daya sesuai dengan spesifikasi PLC

3. Langkah Kerja
Memasang Pengawatan I/O
a. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Rangkailah pengawatan input/ output sesuai gambar berikut ini

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 85


Off On

L N COM 00 01 02 03 04 05 06

PLC OMRON CPM1A-10CDRA

  COM0 00 COM1 01 02 COM2 03 04

K1

L
N

Mengecek Pengawatan Input


a. Hubungkan PLC ke catu daya yang sesuai.
b. Tekan tombol OFF, maka indikator input 00 pada PLC menyala,
kemudian lepaslah penekanan tombol OFF, maka indikator input 00
padam.
c. Tekan tombol ON, maka indikator input 01 pada PLC menyala,
kemudian lepaslah penekanan tombol ON, maka indikator input 01
padam.

Catatan :
Jika keadaan indikator input tidak sesuai dengan langkah di atas
berarti sambungan pengawatan input tidak benar. Hal ini dapat
disebabkan oleh kabel putus, baud kurang kencang, atau penempatan
ujung kabel dari tombol keliru. Betulkan kesalahan yang terjadi, kemudian
ulangi langkah di atas hingga semua pengawatan input benar.
Pengawatan output juga dapat dicek menggunakan operasi yang
akan dijelaskan kemudian.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 86


Kegiatan Belajar 5
Mengoperasikan Sistem Kendali PLC

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah pemelajaran siswa dapat:
1. Melakukan uji coba program kendali PLC
2. Mengoperasikan motor dengan kendali PLC

b. Uraian Materi

1. Menguji Coba Program Kendali PLC


Setelah program ditransfer ke dalam PLC dan sebelum sistem kendali
PLC dioperasikan secara normal, terlebih dahulu harus dilakukan operasi
uji coba. Operasi uji coba digunakan untuk mengecek eksekusi program
dan operasi input output. Untuk operasi ini PLC diset pada mode operasi
MONITOR. Peralatan output tetap off meskipun bit outputnya on.
Pada mode operasi MONITOR, program dapat dieksekusi dan operasi
I/O dapat diaktifkan. Tetapi, masih dimungkinkan untuk menulis/
memodifikasi memori dari alat pemrogram. Dalam mode MONITOR, dapat
dilakukan operasi :
 Melakukan memaksa bit on atau off (force set/ reset)
 Merubah nilai setelan waktu timer/counter
 Merubah data pada semua daerah memori.
 Menyunting on-line program ladder

Prosedur uji coba program kendali PLC sebagai berikut:


a) Mengecek sambungan pengawatan I/O
Operasi yang digunakan untuk mengecek sambungan pengawatan
I/O adalah Force Set/Reset yaitu operasi untuk memaksa suatu bit on
atau off. Bit yang dipaksa on atau off statusnya tidak bergantung
kepada sistem kendali.
Pastikan tidak ada efek pada peralatan sebelum menggunakan
operasi Force Set/Reset.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 87


Misalkan, program kendali PLC berikut telah dimasukkan ke dalam
PLC dan pengawatan I/O telah disambung. Langkah-langkah
pengecekan sambungan pengawatan I/O sebagai berikut:

Diagram Ladder Tabel I/O


0.00 0.01 TIM001 10.00 Bit I/O Peralatan I/O
0.00 Tombol Stop
10.00 0.01 Tombol Start
TIM
001 10.00 Motor Forward
TIM004 #100 10.01 Motor Reverse

TIM001 TIM002 200.00

200.00
TIM
002
#100

TIM002 TIM003 10.01

10.01
TIM
003
#100

TIM003 TIM004 200.01

200.01
TIM
004
#100

END(01)

Gambar 54 Program kendali motor bolak-balik otomatis

Menggunakan CX-Programmer
1) Beralih ke operasi on-line
2) Set mode operasi PLC pada MONITOR.
3) Lakukan operasi Force>On bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 on. Indikator output 00 pada PLC menyala dan K1 on.
4) Lakukan operasi Force>Off bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 off. Indikator output 01 pada PLC padam dan K1 off.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 88


5) Lakukan operasi Force Cancel bit output 10.00 untuk
mengembalikan status asli bit output 10.00 (atau membebaskan bit
output 10.00 dari paksaan on).
6) Ulangi langkah c s.d e untuk bit output 10.01

Menggunakan Konsol Pemrogram


1) Set mode operasi PLC pada MONITOR.
2) Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
3) Tekan SHIFT>CONT/#>1>0>0>0>MONTR untuk memonitor bit
output 10.00
4) Tekan SET untuk memaksa bit yang ditampilkan on.
5) Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off.
6) Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status asli.

b) Menjalankan sistem kendali tanpa peralatan I/O

Menggunakan CX-Programmer

1) Beralih ke operasi on-line


2) Set mode operasi PLC pada MONITOR.
3) Lakukan operasi Force On bit input 0.01. Operasi ini seperti sedang
menekan tombol Start. Program dieksekusi seperti dalam operasi
normal.
4) Lakukan operasi Force Off bit input 0.01. Operasi ini seperti sedang
melepas tombol Start. Eksekusi program tetap berlangsung terus,
karena operasi program sekarang tidak lagi bergantung kepada
status bit 0.01.
5) Lakukan operasi Force Cancel untuk membebaskan bit input dari
operasi paksa. Eksekusi program tetap berlangsung.
6) Lakukan operasi Force On bit input 0.00. Operasi ini seperti sedang
menekan tombol Stop. Eksekusi program berhenti.
7) Lakukan operasi Force Cancel terhadap bit input 0.00.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 89


Menggunakan Konsol Pemrogram

1) Set mode operasi PLC pada MONITOR.


2) Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
3) Tekan SHIFT>CONT/#>1>MONTR untuk memonitor bit 0.01.
4) Tekan SET untuk memaksa bit input yang ditampilkan on. Operasi
ini seperti sedang menekan tombol Start. Program dieksekusi
seperti dalam operasi normal.
5) Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off.
Operasi ini seperti sedang melepas tombol Start. Eksekusi program
tetap berlangsung terus, karena operasi program sekarang tidak
lagi bergantung kepada status bit 0.01.
6) Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status asli.
Eksekusi program tetap berlangsung.
7) Tekan SHIFT>CONT/#>0>MONTR untuk memonitor bit 0.00.
Operasi ini seperti sedang menekan tombol Stop. Eksekusi program
berhenti.
8) Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status asli.

Catatan :

 Jangan sampai lupa untuk melakukan operasi Force Cancel setelah


operasi Force Set/Reset. Jika tidak, dalam pengoperasian
normal, program tidak dieksekusi secara normal meskipun
program yang dimaksud benar.
 Jika dikehendaki, Jalannya arus pada diagram ladder dapat
dimonitor sehingga mudah diketahui proses eksekusi program
kendali. Gunakan operasi monitoring setelah beralih ke operasi
on-line dengan prosedur sebagai berikut : Klik PLC > Monitor
> Monitoring.
 Jika dalam monitoring program ditemui kesalahan dalam
penetapan bit operand, jenis kontak NC atau NO, setelan waktu
Timer/Counter dapat dilakukan penyuntingan program sambil
mengeksekusi program. Operasi ini disebut penyuntingan on-
line.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 90


2. Mengoperasikan Motor Dengan Kendali PLC

Pengoperasian sistem kendali PLC sama persis dengan pengoperasian


sistem kendali elektromagnet, kecuali bahwa pada sistem kendali
elektromagnet urutan kendali dapat dimonitor melalui alat pemrogram.
Oleh sebab itu mudah dalam pelacakan kesalahan sistem kendali.

Setelah dilakukan operasi uji coba program dan kesalahan yang


ditemui dibetulkan, maka berarti tidak ada masalah dalam operasi normal.
Bedanya, operasi Force Set/Reset bit input digantikan dengan operasi
peralatan input.

Pengoperasian sistem kendali PLC untuk berbagai operasi motor seperti


dijelaskan pada Kegiatan Belajar 2: Teknik Pemrograman.

Pengoperasian program kendali yang ditunjukkan pada gambar di atas


sebagai berikut : Jika tombol Start ditekan, motor berputar searah jarum
jam selama 10 detik kemudian berhenti. Lima detik kemudian, motor
berputar berlawanan arah jarum jam selama 10 detik kemudian berhenti.
Lima detik kemudian operasi motor berulang secara otomatis tanpa melalui
penekanan tombol Start. Tombol Stop digunakan untuk menghentikan
operasi motor setiap saat.

15. Rangkuman

1. Sebelum sistem kendali PLC dioperasikan secara normal, terlebih


dahulu harus dilakukan operasi uji coba untuk mengecek eksekusi
program dan operasi input output
2. Dalam uji coba program dapat dilakukan modifikasi diagram ladder,
melakukan memaksa bit on atau off (force set/reset), merubah nilai
setelan waktu timer/ counter.
3. Operasi Force Set/Reset bit output digunakan untuk mengecek
sambungan peralatan output.
4. Operasi Force Set/Reset bit input digunakan untuk mensimulasikan
eksekusi program.
5. Pengoperasian sistem kendali PLC sama seperti pengoperasian sistem
kendali elektromagnetik, kecuali bahwa pada sistem kendali PLC,
eksekusi program dapat dimonitor.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 91


16. Tes Formatif

1. Apakah yang dimaksud dengan operasi uji coba program?


2. Untuk apa operasi uji coba program perlu dilakukan?
3. Dalam mode operasi manakah uji coba program PLC dapat dilakukan?
4. Perintah apakah yang digunakan dalam menguji coba program kendali
PLC?
5. Hal-hal apakah yang dapat dilakukan dalam uji coba program?
6. Untuk apa melakukan operasi Force Set/Reset bit output?
7. Untuk apa melakukan operasi Force Set/Reset bit input?
8. Apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan operasi Force Cancel setelah
melakukan operasi Force Set/Reset suatu bit I/O?
9. Apakah perbedaan operasi uji coba dan operasi normal sistem kendali
PLC?
10. Apakah guna operasi monitoring eksekusi program?

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 92


17. Jawaban Tes Formatif

1. Operasi simulasi eksekusi program.


2. Untuk mengecek eksekusi program dan operasi input output
3. MONITOR
4. Force Set/Reset
5. Modifikasi diagram ladder, melakukan memaksa bit on atau off (Force
Set/ Reset), merubah nilai setelan waktu timer/counter.
6. Untuk mengecek sambungan peralatan output.
7. Mensimulasikan eksekusi program.
8. Dalam operasi normal, program tidak dapat dieksekusi secara normal
meskipun program yang dimaksud benar.
9. Pada operasi uji coba, eksekusi program melalui operasi Force
Set/Reset bit input, sedang pada operasi normal eksekusi program
melalui operasi peralatan input.
10. Untuk melihat urutan operasi eksekusi program.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 93


18. Lembar Kerja

Menguji Coba Program Kendali PLC


a. Bahan dan Alat
a. Komputer ...................................................................... 1 buah
b. Adapter interface CPM1-C1F01........................................ 1 buah
c. Kabel RS-232C ............................................................... 3 meter
d. PLC OMRON CPM1A-10CDRA........................................... 1 buah
e. Kontaktor 220 V, 50 Hz .................................................. 2 buah
f. MCB 1 fasa .................................................................... 1 buah
g. MCB 3 fasa .................................................................... 1 buah
h. Tombol NO .................................................................... 3 buah
i. Motor induksi 3 fasa ....................................................... 1 buah
j. Kabel NYAF 2,5 mm2 ...................................................... 30 meter
k. Obeng PHILLIPS 4 x 150 mm ......................................... 1 buah

b. Keselamatan Kerja

a. Janganlah menyambung ujung kawat langsung ke terminal PLC, tetapi


gunakan terminal crimp (skun) 6,2 mm.
b. Kencangkan baud terminal untuk menjamin sambungan yang baik.
c. Periksalah tegangan catu daya sesuai dengan spesifikasi PLC
d. Rangkailah pengawatan interlock luar untuk mencegah hubungsingkat
pada peralatan output jika terjadi salah operasi.

c. Langkah Kerja

Persiapan Awal
a. Hidupkan komputer. Tunggu hingga proses booting selesai.
b. Jalankan software CX-Programmer. Lakukan operasi hingga
ditampilkan layar CX-Programmer.
c. Buatlah program ladder untuk operasi motor dua arah putaran

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 94


Diagram Ladder Tabel I/O
0.00 0.01 10.01 10.00 Bit I/O Peralatan I/O
0.00 Tombol Stop
10.00 0.01 Tombol Fwd
0.02 Tombol Rev
0.02 10.00 10.01 10.00 K1
10.01 K2
10.01

END(01)

d. Pasanglah unit PLC dan pengawatan I/O dan pengawatan beban


sebagai berikut:

Off Fwd Rev

L N COM 00 01 02 03 04 05 06

PLC OMRON CPM1A-10CDRA

  COM0 00 COM1 01 02 COM2 03 04

K1 K2

L
N

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 95


R
S
T

F1

K1 K2

U V W

M3F

e. Sambunglah peralatan komunikasi Host Link 1:1


f. Transferlah program ke dalam PLC.

Mengecek Pengawatan output

g. Klik PLC > Operating Mode > Monitor untuk beralih ke mode
operasi Monitor. Mode operasi ini merupakan syarat untuk bisa
menjalankan operasi Force Set/ Force Reset.
h. Klik PLC > Monitor > Monitoring untuk memonitor jalannya arus
pada pengawatan dan keadaan (status) peralatan input/output.
i. Tempatkan kursor pada sel dimana terdapat coil 10.00, kemudian klik
PLC > Force > On. Indikator output 00 pada PLC menyala, kontaktor
K1 on, dan motor berputar.
j. Tempatkan kursor pada sel dimana terdapat coil 10.00, kemudian klik
PLC > Force > Cancel . Indikator output 00 pada PLC padam,
kontaktor K1 off, dan motor berhenti.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 96


k. Lakukan Langkah 10 dan 11 untuk coil 10.01.

Catatan:

Jika keadaan indikator output tidak sesuai dengan langkah di atas


berarti sambungan pengawatan output tidak benar. Hal ini dapat
disebabkan oleh kabel putus, baud kurang kencang, atau penempatan
ujung kabel dari kontaktor atau motor keliru. Betulkan kesalahan yang
terjadi, kemudian ulangi langkah di atas hingga semua pengawatan output
benar.

Menguji Coba Program Kendali PLC

l. Putuskan sambungan ke beban dengan mengoffkan MCB pengaman


beban motor. Ini untuk menjaga keselamatan kerja jika terjadi
kesalahan dalam pemrograman.
m. Tempatkan kursor pada sel dimana terdapat kontak 0.01, kemudian
klik PLC > Force > On. Indikator input 01 pada PLC menyala,
kontaktor K1 on, dan motor berputar searah jarum jam.
n. Klik PLC > Force > Cancel . Indikator input 01 pada PLC padam,
kontaktor K1 off, dan motor berhenti.
o. Tempatkan kursor pada sel dimana terdapat kontak 0.02, kemudian
klik PLC > Force > On. Indikator input 02 pada PLC menyala,
kontaktor K2 on, dan motor berputar beralawanan arah jarum jam.
p. Klik PLC > Force > Cancel . Indikator input 02 pada PLC padam,
kontaktor K2 off, dan motor berhenti.

Menutup File

q. Klik File, close untuk menutup file.

Menutup CX-Programmer

r. Klik File > Exit untuk keluar dari CX-Programmer.

Mematikan Komputer

s. Klik Start > ShutDown> Shutdown > OK.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 97


Kegiatan Belajar 6

Melacak Kesalahan Sistem Kendali PLC

a. Tujuan Pemelajaran
Setelah pemelajaran siswa dapat:
1. Mengidentifikasi macam-macam kesalahan operasi PLC
2. Mengidentifikasi penyebab kesalahan operasi PLC
3. Menangani kesalahan operasi PLC.

b. Uraian Materi
1. Macam-Macam Kesalahan Sistem Kendali PLC
Ada berbagai kesalahan pada sistem kendali PLC yang dibedakan
menjadi : kesalahan pemrograman, kesalahan komunikasi, kesalahan
operasi, dan kesalahan yang ditetapkan pemakai

2. Kesalahan Pemrograman
Yang dimaksud dengan kesalahan pemrograman adalah kesalahan
dalam penulisan program.

a. Tipe Kesalahan Pemrograman

Kesalahan pemrograman dibedakan menjadi tiga tipe yaitu tipe A,


B dan C. Tipe kesalahan, pesan kesalahan, dan penjelasan kesalahan
penulisan (sintaksis) diberikan dalam tabel berikut ini :

Tipe Pesan Penjelasan


A ????? Program telah rusak, membuat kode fungsi
yang tidak ada.
CIRCUIT ERR Jumlah blok logika dan instruksi blok logika
tidak cocok, misalnya telah digunakan
instruksi LD atau LD NOT tetapi kondisi
eksekusinya tidak digunakan oleh instruksi
yang lain, atau telah digunakan instruksi blok
logika tetapi tidak ada blok logikanya.
OPERAND ERR Konstanta yang digunakan untuk instruksi

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 98


tidak dalam nilai yang ditetapkan.
NO END INSTR Dalam program tidak ada instruksi END(01)
LOCN ERR Instruksi terletak pada tempat yang salah.
JME UNDEFD Instruksi JME(04) tidak ada untuk pasangan
JMP(03)
DUPL Nomor jump atau nomor subroutine yang
sama digunakan dua kali.
SBN UNDEFD Instruksi SBS(91) diprogram untuk nomor
subroutine yang tidak ada.
STEP ERR STEP(08) dengan nomor bagian dan STEP(08)
tanpa nomor bagian digunakan secara tidak
tepat.
B IL-ILC ERR IL(02) dan ILC(03) digunakan tidak ber
pasangan. Meskipun pesan kesalahan ini
muncul jika lebih dari satu IL(02) dengan
ILC(03) yang sama, program akan dieksekusi
sebagaimana yang ditulis. Pastikan program
ditulis seperti yang dikehendaki.
JMP-JME ERR JMP(04) dan JME(05) digunakan tidak
berpasangan.
SBN-RET ERR Jika alamat yang ditampilkan adalah alamat
SBN(92), dua subroutine yang berbeda telah
ditetapkan dengan nomor subroutine yang
sama. Ubahlah salah satu nomor subroutine
atau hapuslah salah satunya. Jika alamat yang
ditampilkan adalah alamat RET(93), berarti
RET(93) digunakan secara tidak tepat.
C COIL DUPL Bit yang sama untuk instruksi (OUT, OUT
NOT, DIFU(13), DIFD(14), KEEP(11),
SFT(10)) dikendalikan oleh lebih dari satu
instruksi atau kondisi eksekusi. Meskipun hal
ini dibolehkan untuk instruksi tertentu, tetapi
sebaiknya cek persyaratan instruksi untuk
mengkonfirmasikan bahwa program adalah
betul atau rancang kembali program sehingga
tiap bit dikendalikan hanya oleh satu instruksi/
kondisi eksekusi.
JMP UNDEFD JME(05) telah digunakan tanpa JMP(04)
dengan nomor jump yang sama. Tambahkan

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 99


JMP(04) dengan nomor yang sama atau
hapus subroutine jika tidak diperlukan.
SBS UNDEFD Subroutine ada tetapi tidak pernah dipanggil
oleh SBS(91). Programlah panggilan
subroutine pada tempat yang tepat, atau
hapuslah subroutine jika tidak diperlukan.

b. Pengecekan Kesalahan Pemrograman

Operasi pengecekan program digunakan untuk mengecek


kesalahan dalam penulisan program dan menampilkan alamat dan jenis
kesalahan yang ditemukan.
Ada tiga level pengecekan program.
 Level 0 untuk mengecek kesalahan tipe A, B, dan C
 Level 1 untuk mengecek kesalahan tipe A dan B
 Level 2 untuk mengecek kesalahan tipe A saja.
Level yang dikehendaki harus ditetapkan untuk menunjukkan tipe
kesalahan yang dideteksi.

Pengecekan Program Menggunakan CX-Programmer

Dengan fungsi self diagnosis yang dimiliki PLC, maka program


yang sedang ditulis dapat dicek. CX-Programmer dapat memberikan
pesan/ informasi mengenai kesalahan dalam pemrograman.
Kesalahan program dapat diketahui melalui beberapa cara yaitu:
 Kesalahan tertentu saat penulisan program ditunjukkan langsung
pada layar diagram ladder berupa tanda-tanda berwarna merah.
Misalnya, jika garis instruksi dalam program tidak lengkap, maka
bus bar akan berwarna merah. Demikian pula misalnya, terjadi
kesalahan dalam penulisan bit operand maka bit tersebut juga
berwarna merah.
 Kesalahan-Kesalahan lainnya ditampilkan dalam Window Output.
Pesan kesalahan yang ditampilkan di sini direkam dan akan tetap
ada sebelum dihapus.
Di bawah ini ditunjukkan contoh program ladder yang salah.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 100


Terlihat di layar terdapat banyak sekali kesalahan program. Hal
tersebut diketahui dari:
 Bus bar berwarna merah
 Tampilan untuk instruksi TIM 001 berwarna merah
 Operand ‘TIM’ untuk kontak berwarna biru
 Operand kontak 100.00 berwarna merah
Disamping itu, sebenarnya terdapat kesalahan program yang lain,
tetapi tidak diidentifikasi dengan warna. Ini akan diketahui melalui
operasi kompilasi program.
Tidak semua kesalahan diinformasikan pada saat yang sama. Untuk
itu, lakukan kompilasi ulang setelah membetulkan kesalahan program
yang ditunjukkan.
Misalkan program ladder di atas akan dicek kebenarannya.
Lakukan prosedur pengecekan program melalui window output sebagai
berikut:

a. Klik View>Window>Output atau untuk menampilkan


Window Output.
b. Tempatkan kursor di sembarang sel pada Window Diagram Ladder.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 101


c. Klik Program>Compile, untuk mengkompilasi program. Pada
Window Output ditampilkan informasi kesalahan program.
d. Klik kanan di sembarang tempat pada Window Output, kemudian
klik Clear. Maka informasi di atas akan terhapus.

Pengecekan Program Menggunakan Konsol Pemrogram

Prosedur pengecekan program menggunakan Konsol Pemrogram


sebagai berikut:
 Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
 Tekan SRCH>0 untuk mengecek program level 0.
 Tekan SRCH lagi untuk melanjutkan pengecekan hingga alamat
terakhir memori program.
 Jika kesalahan ditampilkan, betulkan kesalahan dan cek lagi hingga
semua kesalahan dibetulkan.

3. Kesalahan Komunikasi
Kesalahan komunikasi adalah kesalahan yang diakibatkan oleh
terputusnya hubungan komunikasi PLC dengan peralatan lain melalui port
peripheral.
Jika terjadi kesalahan komunikasi, indikator COMM padam. Cek kabel
penghubung dan restart. Tidak ada pesan dan kode kesalahan yang
diberikan.

4. Kesalahan Operasi
Kesalahan operasi dibagi menjadi 2 kategori yang didasarkan pada
tingkat kesalahan yaitu: kesalahan non-fatal dan kesalahan fatal.
Kesalahan non-fatal kurang serius dibandingkan kesalahan fatal dan tidak
menghentikan operasi PLC.

Kesalahan Non-fatal

Jika terjadi kesalahan non-fatal operasi dan eksekusi program


berlanjut. Meskipun operasi PLC berlanjut terus, tetapi penyebab
kesalahan harus dibetulkan dan kesalahan dihilangkan sesegera mungkin.
Jika terjadi kesalahan non-fatal, indikator POWER dan RUN akan tetap
menyala dan indikator ERR/ALM akan berkedip.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 102


Pesan berikut ini muncul pada layar Konsol Pemrogram yang
menunjukkan kesalahan non-fatal:

Pesan No. FAL Penjelasan


SYS FAIL FAL 01 s.d 99 Instruksi FAL(06) telah dieksekusi
dalam program. Cek no FAL untuk
menentukan kondisi yang menyebabkan
eksekusi, betulkan penyebabnya, dan
hapus kesalahannya.
9B Kesalahan terjadi pada PC Setup. Cek
flag AR 1300 s.d 1302, dan betulkan
kesalahan yang ditunjukkan
SCAN TIME F8 Waktu siklus telah melampaui 100 ms.
OVER Ini menunjukkan bahwa waktu siklus
program lebih panjang daripada yang
disarankan. Kurangi waktu siklus jika
mungkin.

Kesalahan Fatal

Jika terjadi kesalahan fatal, operasi PLC dan eksekusi program akan
berhenti dan semua output PLC akan off. Operasi PLC tidak dapat distart
hingga PLC di-off-kan dan kemudian di-on-kan lagi atau Konsol Pemrogram
digunakan untuk memindahkan mode operasi ke mode PROGRAM dan
untuk menghapus kesalahan.
Semua indikator PLC akan off selama terjadi pemutusan daya. Untuk
kesalahan fatal yang lain, indikator POWER dan ERR/ALM akan menyala
terus dan indikator RUN akan padam.
Pesan berikut ini muncul pada Konsol Pemrogram yang menunjukkan terjadi
kesalahan fatal:

Pesan No. FALS Penjelasan


MEMORY ERR F1 AR 1611 ON: Kesalahan telah terjadi
dalam PC Setup (DM 6600 s.d DM
6655). Masukkan lagi semua PC Setup
AR 1612 ON: kesalahan telah terjadi
dalam program, yang menunjukkan
instruksi yang tidak betul. Cek program
dan betulkan kesalahan yang terdeteksi
AR 1613 ON: kesalahan telah terjadi

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 103


dalam data instruksi ekspansi.
AR 1614 ON: kaset memori dipasang
atau diambil saat daya on. Off-kan catu
daya, pasang kaset memori, dan on-kan
catu daya lagi.
AR 1615 ON: isi kaset memori tidak
dapat dibaca saat startup.
NO END INSTR F0 Instruksi END(01) tidak ditulis dalam
program.
I/O BUS ERR C0 Kesalahan terjadi saat transfer data
antara PLC dan unit Ekspansi. Cek kabel
penghubung.
I/O UNIT OVER E1 Terlalu banyak unit ekspansi. Cek
konfigurasi Unit.
SYS FAIL FALS 01 s.d 99 Instruksi FALS(07) telah dieksekusi
dalam program. Cek nomor FALS yang
akan menyebabkan eksekusi, betulkan
dan hapus kesalahannya.
9F Waktu siklus melampaui waktu
monitoring waktu siklus. Cek waktu
siklus dan atur waktu monitoring waktu
siklus bila perlu

5. Pemeliharaan Preventif
Program pemeliharaan preventif untuk sistem PLC dan sistem kendali
secara keseluruhan perlu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
menghentikan sistem karena terjadinya kesalahan.
Periksalah kekencangan sekerup terminal I/O secara periodik. Dalam
waktu yang lama sekerup tersebut dapat juga kendor sendiri.
 Jaminlah bahwa komponen bebas dari debu. Pendinginan terhadap PLC
tidak mungkin dapat dilakukan jika debu mengumpul pada komponen.
 Karat dapat saja terjadi pada lingkungan kerja tertentu. Cek karat pada
terminal, penyambung, dan PCB secara periodik.
 Sediakan sejumlah suku cadang seperti modul input dan output.
Penghentian operasi dalam waktu lama untuk perbaikan akan berbiaya
mahal.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 104


 Simpanlah dokumentasi program operasi dan rangkaian pengawatan
sistem kendali. Ini akan diperlukan dalam kondisi darurat.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 105


6. Bagan Alir Lacak Kesalahan

a. Pengecekan utama

Kesalahan

Indiator PWR Tidak


Cek Catu daya
menyala?

Ya

Indicator RUN Tidak


Cek kesalahan fatal
menyala?

Ya

Indicator Tidak
ERR/ALM Cek kesalahan non-fatal
menyala?

Ya

Urutan I/O Tidak


normal? Cek I/O

Ya

Lingkungan Tidak Cek lingkungan operasi


operasi normal?

Ya

Ganti CPU

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 106


b. Pengecekan Kesalahan Fatal

Indicator RUN tidak menyala?

Tidak
Indiator ERR/ ALM
menyala?

Ya
Ya
Mode operasi
Tentukan penyebab Tidak
ditampilkan pada
kesalahan dengan alat
Konsol Pemrogram?
pemrogram

Mode operasi Matikan catu daya dan


ditampilkan pada
Tidak on kan lagi
Konsol Pemrogram?

Ya

Identifikasi kesalahan,
Kesalahan fatal Ya eliminasi penyebabnya,
ditampilkan? dan hapus kesalahannya

Tidak

Nyalakan untuk
menjalankan mode RUN
atau MONITOR

Indikator RUN Tidak


menyala?

Ya
Ganti CPU

Akhir

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 107


c. Pengecekan Kesalahan Non Fatal

Indikator ERR/ALM berkedip?

Tentukan penyebab kerusakan


dengan Alat Pemrogram
(Programming Device)

Apakah kesalahan
non-fatal Ya Identifikasi kerusakan, eliminasi
ditunjukkan? penyebabnya, dan hapus kesalahan

Tidak

Apakah indikator Berkedip


ERR/ALM berkedip?

Tidak berkedip

Ganti CPU
Akhir

c. Rangkuman
1. Ada beberapa tpe kesalahan sistem PLC yaitu, kesalahan pemrograman,
kesalahan komunikasi, dan kesalahan operasi.
2. Kesalahan pemrograman dapat dicek menggunakan alat pemrogram baik
dengan software ladder maupun dengan Konsol Pemrogram.
3. Terjadinya kesalahan operasi PLC ditunjukkan oleh indikator status pada
PLC.
4. Program pemeliharaan preventif perlu dilakukan untuk menjamin
koninyuitas sistem kendali PLC.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 108


d. Tes Formatif

1. Sebutkan tiga tipe kesalahan sistem kendali PLC


2. Perintah apakah yang digunakan untuk mengecek kesalahan pemrograman
menggunakan Konsol Pemrogram?
3. Apakah perbedaan kesalahan non-fatal dan kesalahan fatal?
4. Pesan apakah yang akan ditampilkan saat terjadi kesalahan berikut ini:
a. Alamat yang diset lebih besar daripada alamat memori tertinggi.
b. Instruksi pada alamat terakhir bukan NOP(00).
c. Dalam program tidak ada instruksi END(01)
d. Konstanta untuk instruksi tidak dalam nilai yang ditetapkan.
5. Apakah arti pesan kesalahan berikut ini:
a. ?????
b. CIRCUIT ERR
c. COIL DUPL
d. I/O NO ERR

e. Kunci Jawaban Tes Formatif

1. Kesalahan pemrograman, kesalahan komunikasi dan kesalahan operasi.


2. SRCH diikuti level pengecekan.
3. Jika terjadi kesalahan non-fatal operasi PLC akan tetap berlanjut, sedang
jika terjadi kesalahan fatal operasi PLC akan berhenti dan semua output
PLC akan off.
4. (a) ADDR OVER
(b) PROGRAM OVER
(c) NO END INSTR
(d) OPERAND ERR
5. (a) program telah rusak, atau memasukkan kode fungsi yang tidak ada
(b) jumlah blok logika dan instruksi blok logika tidak cocok.
(c) bit yang sama digunakan oleh lebih dari satu instruksi kendali bit
(OUTPUT, OUTPUT NOT, SFT(10), KEEP(1), DIFU(13), dan DIFD(14)
(d) alamat daerah data yang ditetapkan melampaui batas daerah data
(alamat terlalu besar).

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 109


f. Lembar Kerja

Mengecek Program Menggunakan CX-Programmer

1. Alat dan Bahan


a. Komputer 1 buah
b. PLC OMRON CPM1A-10CDRA 1 buah
c. Adapter Interface CPM1-C1F01 1 buah
d. Kabel RS-232C 1 buah

2. Langkah Kerja

Operasi Persiapan
a. Siapkan PLC yang berisi sembarang program.
b. Sambung peralatan komunikasi Host Link 1:1
c. Jalankan software CX-Programmer
d. Klik File>New untuk menampilkan layar CX-Programmer.
e. Klik PLC pada ruang kerja proyek.
f. Klik PLC>Work Online untuk beralih ke operasi on-line.
g. Klik PLC>Transfer>From PLC untuk memindahkan program dari PLC
ke komputer.

Mengecek Program

a. Klik View>Window>Output atau untuk menampilkan Window


Output.
h. Tempatkan kursor di sembarang sel pada Window Diagram Ladder.
i. Klik Program>Compile, untuk mengkompilasi program. Pada Window
Output ditampilkan informasi kesalahan program.
j. Jika ditunjukkan kesalahan, betulkan kesalahan.
k. Klik kanan di sembarang tempat pada Window Output, kemudian klik
Clear. Maka informasi di atas akan terhapus.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 110


g. Lembar Kerja

Mengecek Program Menggunakan Konsol Pemrogram

1. Alat dan Bahan


a. Konsol Pemrogram 1 buah
b. PLC OMRON CPM1A-10CDRA 1 buah

2. Langkah Kerja
Operasi Persiapan
a. Sambunglah Konsol Pemrogram ke port peripheral PLC.
b. Hubungkan PLC ke catu daya yang sesuai.
c. Pindahkan kunci saklar mode operasi ke PROGRAM.
d. Masukkan password.
e. Hapus semua memori
f. Masukkan Program ke dalam PLC.

Mengecek Program
a. Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
g. Tekan SRCH>0 untuk mengecek program level 0.
h. Tekan SRCH lagi untuk melanjutkan pengecekan hingga alamat
terakhir memori program.
Jika kesalahan ditampilkan, betulkan kesalahan dan cek lagi hingga
semua kesalahan dibetulkan.

Modul Kode: PTL.OPS.006 (2) A 111

You might also like