You are on page 1of 37

Pembahasan Lengkap Shalat Sunnah Rawatib

February 11th 2010 by Abu Muawiah | Kirim via Email

Pembahasan Lengkap Shalat Sunnah Rawatib

Tanya:
Assalaamualaykum warohmatullahi wabarokatuh. Saya baru belajar mendalami agama Allah yg
sebenarnya, yg mengikut al-Qur’an dan hadist dan sunnah para sahabat dan imam. Ada yg ingin
saya tanyakan? Masalah shalat sunnah dalam menjalankan shalat lima waktu. Ada yg boleh
dikerjakan dan tidak. Maksudnya shalat sunnah yang boleh dikerjakan waktu mengerjakan shalat
wajib lima waktu: Yg mana boleh di kerjakan dan mana yang tidak?
Tolong diberi penjelasannya …
Fauzan <fauzan@gmail.com>

Jawab:
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Mungkin yang anda maksud adalah shalat sunnah rawatib (yang berada sebelum dan setelah
shalat wajib). Ada tiga hadits yang menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta letak-
letaknya:
1. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ض ٍة إِاَّل بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِي ا ْل َجنَّ ِة‬ َ ‫ش َرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّوعًا َغ ْي َر فَ ِري‬ ْ ‫صلِّي هَّلِل ِ ُك َّل يَ ْو ٍم ثِ ْنت َْي َع‬
َ ُ‫سلِ ٍم ي‬
ْ ‫َما ِمنْ َع ْب ٍد ُم‬
“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas
rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di
surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan ke-12 rakaat tersebut. Beliau bersabda:
‫ظ ْه ِر َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َدهَا َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد‬ ٍ ‫سنَّ ِة بَنَى هَّللا ُ لَهُ َب ْيتًا ِفي ا ْل َجنَّ ِة أَ ْربَ ِع َر َك َعا‬
ُّ ‫ت قَ ْب َل ال‬ ُّ ‫ش َرةَ َر ْك َعةً ِمنْ ال‬ْ ‫َمنْ ثَابَ َر َعلَى ثِ ْنت َْي َع‬
َ ْ َ ْ
‫ب َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ال ِعشَا ِء َو َر ْك َعتَ ْي ِن ق ْب َل الف ْج ِر‬ ْ ْ
ِ ‫ال َمغ ِر‬
“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan
membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat
setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum
subuh.” (HR. At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah)

2. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhu dia berkata:


‫ب فِي بَ ْيتِ ِه َو َر ْك َعتَ ْي ِن‬ ُّ ‫ت َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْب َل ال‬
ِ ‫ظ ْه ِر َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َدهَا َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ا ْل َم ْغ ِر‬ ٍ ‫سلَّ َم َعش َْر َر َك َعا‬ َ ‫َحفِ ْظتُ ِمنْ النَّبِ ِّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
‫ح‬ ُّ ‫صاَل ِة‬
ِ ‫الص ْب‬ َ ‫َب ْع َد ا ْل ِعشَا ِء ِفي بَ ْيتِ ِه َو َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْب َل‬
“Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh
raka’at yaitu; dua raka’at sebelum shalat zuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah
shalat maghrib di rumah beliau, dua raka’at sesudah shalat isya’ di rumah beliau, dan dua
raka’at sebelum shalat subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no.
729)
Dalam sebuah riwayat keduanya, “Dua rakaat setelah jumat.”
Dalam riwayat Muslim, “Adapun pada shalat maghrib, isya, dan jum’at, maka Nabi r
mengerjakan shalat sunnahnya di rumah.”
3. Dari Ibnu Umar dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ص ِر أَ ْربَ ًعا‬ َ ً‫َر ِح َم هَّللا ُ ا ْم َرأ‬
ْ ‫صلَّى قَ ْب َل ا ْل َع‬
“Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat raka’at sebelum
Ashar.” (HR. Abu Daud no. 1271 dan At-Tirmizi no. 430)

Maka dari sini kita bisa mengetahui bahwa shalat sunnah rawatib adalah:
a. 2 rakaat sebelum subuh, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
b. 2 rakaat sebelum zuhur, dan bisa juga 4 rakaat.
c. 2 rakaat setelah zuhur
d. 4 rakaat sebelum ashar
e. 2 rakaat setelah jumat.
f. 2 rakaat setelah maghrib, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
g. 2 rakaat setelah isya, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.

Lalu apa hukum shalat sunnah setelah subuh, sebelum jumat, setelah ashar, sebelum maghrib,
dan sebelum isya?
Jawab:
Adapun dua rakaat sebelum maghrib dan sebelum isya, maka dia tetap disunnahkan dengan dalil
umum:
Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
َ ‫بَيْنَ ُك ِّل أَ َذانَ ْي ِن‬
‫صاَل ةٌ قَالَ َها ثَاَل ثًا قَا َل فِي الثَّالِثَ ِة لِ َمنْ شَا َء‬
“Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau
mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja
yang mau mengerjakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 588 dan Muslim no. 1384)
Adapun setelah subuh dan ashar, maka tidak ada shalat sunnah rawatib saat itu. Bahkan terlarang
untuk shalat sunnah mutlak pada waktu itu, karena kedua waktu itu termasuk dari lima waktu
terlarang.
Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata:
‫ق‬َ ‫ش ُر‬ْ َ‫ح َحتَّى ت‬ ُّ ‫صاَل ِة بَ ْع َد‬
ِ ‫الص ْب‬ َّ ‫سلَّ َم نَ َهى عَنْ ال‬ َ ‫ضا ُه ْم ِع ْن ِدي ُع َم ُر أَنَّ النَّبِ َّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ضيُّونَ َوأَ ْر‬
ِ ‫ش ِه َد ِع ْن ِدي ِر َجا ٌل َم ْر‬
َ
‫ص ِر َحتَّى تَ ْغ ُر َب‬ ْ ‫س َوبَ ْع َد ا ْل َع‬
ُ ‫ش ْم‬َّ ‫ال‬
“Orang-orang yang diridlai mempersaksikan kepadaku dan di antara mereka yang paling aku
ridhai adalah ‘Umar, (mereka semua mengatakan) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
melarang shalat setelah Shubuh hingga matahari terbit, dan setelah ‘Ashar sampai matahari
terbenam.” (HR. Al-Bukhari no. 547 dan Muslim no. 1367)
Adapun shalat sunnah sebelum jumat, maka pendapat yang rajih adalah tidak disunnahkan. Insya
Allah mengenai tidak disyariatkannya shalat sunnah sebelum jumat akan datang pembahasannya
tersendiri, wallahu Ta’ala a’lam.

Incoming search terms:

 shalat sunnah rawatib


 shalat rawatib
 sholat rawatib
 sholat sunnah rawatib
 shalat sunat rawatib
 shalat sunah rawatib
 sholat sunat rawatib
 shalat sunnah
 sunnah rawatib
 sholat sunah rawatib

Share and Enjoy:








Related posts:

1. Shalat di Kendaraan
2. Seputar Shalat Dua Rakaat Sebelum Subuh
3. Shalat di ruangan tunggu
4. Di Antara Sunnah Wudhu
5. Keutamaan Puasa Sunnah

This entry was posted on Thursday, February 11th, 2010 at 12:11 pm and is filed under Fiqh,
Jawaban Pertanyaan. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You
can leave a response, or trackback from your ow

Shalat Sunnah Rawatib


June 6th, 2010 No Comments

Seorang muslim adalah wajib mengerjakan shalat fardhu sebanyak 5 waktu dalam sehari, selain
itu, alangkah baiknya bila kita juga dapat mengerjakan shalat sunnah rawatib, yaitu shalat sunnah
yang mengiringi shalat fardhu yang dapat di kerjakan sebelum atau sesudahnya. Shalat sunnah
rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut shalat Qabliyah, dan shalat sunnah
rawatib yang dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut Ba’diyah.

Adapun hadits yang mendasari shalat sunnah rawatib ini adalah : Dari Ummu Habibah isteri
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
َ ‫صلِّي هَّلِل ِ ُك َّل يَ ْو ٍم ثِ ْنت َْي َعش َْرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّو ًعا َغ ْي َر فَ ِر‬
ُ ‫يض ٍة إِاَّل بَنَى هَّللا‬ َ ُ‫سلِ ٍم ي‬ ْ ‫َما ِمنْ َع ْب ٍد ُم‬
‫لَهُ بَ ْيتًا فِي ا ْل َجنَّ ِة‬
“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas
rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di
surga.” (HR. Muslim no. 728) Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan ke-12
rakaat tersebut. Beliau bersabda:

ٍ ‫سنَّ ِة بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِي ا ْل َجنَّ ِة أَ ْربَ ِع َر َك َعا‬


‫ت قَ ْب َل‬ ُّ ‫َمنْ ثَابَ َر َعلَى ثِ ْنت َْي َعش َْرةَ َر ْك َعةً ِمنْ ال‬
‫ب َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ا ْل ِعشَا ِء َو َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْب َل‬
ِ ‫ظ ْه ِر َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد َها َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ا ْل َم ْغ ِر‬ ُّ ‫ال‬
‫ا ْلفَ ْج ِر‬
“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan
membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat
setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum
subuh.” (HR. At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah)

Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Shalat Rawatib Qabliyah dan Ba’diyah adalah
sebagai berikut :

2 raka’at Sebelum shalat Subuh


2 raka’at Sebelum shalat Dhuhur dan 2 raka’at Setelah shalat Dhuhur
2 atau 4 raka’at Sebelum shalat Ashar
2 raka’at Setelah shalat Maghrib
2 raka’at Sebelum shalat Isya dan 2 raka’at Setelah shalat Isya

Macam-macam Sholat Sunah Rawatib

1. Salat sunat rawatib muakkad / penting


Adalah sholat sunat rawatib yang dikerjakan pada :
- Sebelum subuh dua rakaat
- Sebelum dzuhur dua rakaat
- Sesudah dzuhur dua rakaat
- Sesudah maghrib dua rakaat
- Sesudah isya dua rakaat

2. Salat sunat rawatib ghoiru muakkad / tidak penting


Adalah sholat sunat rawatib yang dikerjakan pada :
- Sebelum zuhur dua rokaat
- Setelah zuhur dua rokaat
- Sebelum ashar empat rokaat
- Sebelum magrib dua rokaat
- Sebelum isya dua rokaat
Related Posts:
 Shalat Istikharah
 Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar
 Shalat Dhuha

Share it:
Posted in Sunnah | Tags: Ba'diyah, Qabliyah, Sunnah

« Niat Shalat Fardhu

Bacaan Shalat : Doa setelah tasyahud akhir »

You can leave a response, or trackback from your own site.

Leave a Reply

Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

Search
 Recent Posts
o Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar
o Surat Pendek
o Shalat Tahajjud
o Surat An Nashr
o Surat Al Maa’uun

 Tags

Ba'diyah Bacaan Shalat Juz 30 Qabliyah Qiyamul Layli Shalat Sunnah Surat Pendek
Tahajjud Tata Cara Shalat Tata Cara Wudhu

 Categories
o Hadits
o Shalat
 Bacaan Shalat
 Fardhu
 Sunnah
o Surat Pendek

 Blogroll
o Documentation
o Plugins
o Suggest Ideas
o Support Forum
o Themes
o WordPress Blog
o WordPress Planet

 Site Status
Welcome : 222.124.216.162
Online User : 0
Visits today: 0
Currently total visitor : 4313

 On Facebook
Sandi Nugroho

Create Your Badge

2.

Nama "Anne Ahira" dilindungi oleh Direktorat Jendral HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) Republik Indonesia No.Agenda J00-
2007027969

An Nuurul Jundul Qolbi

SHOLAT SUNNAH RAWATIB DAN KEUTAMAANNYA


July 27, 2008 at 11:13 am (Islam dan Ibadah)

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh.

Bismillahirrohmanirrohim

Sholat Sunnah Rowatib sepintas nampak seperti hal yang biasa menurut kita. Namun banyak dari
kita yang tidak mengetahui bahwa Rosulullah tidak pernah meninggalkan sholat sunnah ini
selain dalam perjalanan. Kalaupun tertinggal karena lupa, sakit atau tertidur, beliau
mengqodo’nya. Dari sini dapat kita simpulkan betapa pentingnya kedudukan sholat sunnah
rowatib ini disamping sholat-sholat fardlu.

Sholat Sunnah Rawatib sangat dianjurkan / ditekankan untuk dilakukan. Menurut pendapat
beberapa ulama, orang yang terus menerus meninggalkannya maka ketakwaannya tidak bisa
dipercaya dan ia pun berdosa. Alasannya, karena terus menerus meninggalkannya menunjukkan
kadar keislamannya yang sangat rendah dan ketidakpeduliannya terhadap sholat sunnah rowatib.
Adapun keistimewaan sholat sunnah rowatib adalah merupakan penambal kekurangan dan
kesalahan seseorang ketika melaksanakan sholat fardlu. Karena manusia tidak terlepas dari
kesalahan, maka ia membutuhkan sesuatu yang dapat menutupi kesalahannya tersebut.
Berdasarkan Hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a bahwa

Saya menghafal sepuluh rokaat dari Rosulullah: dua rokaat sebelum sholat zhuhur, dua rokaat
setelah sholat zhuhur, dua rokaat setelah sholat maghrib di rumah beliau, dua rokaat setelah
sholat isya’ di rumah beliau, dan dua rokaat sebelum subuh. Sebelum subuh ini adalah waktu di
mana tidak seorang pun yang datang kepada Rosulullah SAW. Hafshah memberitahuku bahwa
jika muazin mengumandangkan adzan dan fajar telah terbit, maka beliau sholat dua rokaat.

Berdasarkan hadist di atas dapat kita simpulkan bahwa sholat sunnah rowatib terdiri dari dua
rokaat sebelum Dzuhur, dua rokaat setelah dzuhur, dua rokaat setelah maghrib, dua rokaat
setelah isya’, dan dua rokaat sebelum subuh setelah terbit fajar.

Dalam Shohih Muslim diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata

Rosulullah sholat empat rokaat sebelum sholat dzuhur di rumahku. Kemudian beliau keluar dan
sholat bersama orang-orang, lalu pulang ke rumahku dan melakukan sholat dua rokaat.

Berdasarkan hadist riwayat ini, beberapa ulama menyimpulkan bahwa jumlah rokaat sholat
sunnah rowatib adalah 12 rokaat.

Keutamaan melaksanakan sholat sunnah rowatib di rumah :

1. Untuk menghindari riya’ (sikap pamer), ujub (membanggakan diri sendiri), dan untuk tidak
memperlihatkan amal baik kepada khalayak ramai.
2. Lebih mudah untuk khusyuk dan ikhlas lantaran suasananya yang sepi (tidak banyak orang).
3. menghidupkan rumah dengan dzikir kepada Allah dan sholat seperti sabda Rosulullah,

Jadikanlah sebagian sholat kalian di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian menjadikannya
sebagai kuburan

Yang paling utama dari sholat-sholat sunnah rowatib ini adalah sholat sunnah sebelum fajar. Hal
ini berdasarkan riwayat dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata,

tidak ada sholat sunnah yang paling dijaga oleh Rosulullah selain dua rokaat fajar.

Rosulullah bersabda :

Dua rokaat sholat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya

Oleh karena itu Roslullah selalu melakukan sholat dua rokaat fajar dan sholat witir, baik ketika
di rumah maupun ketika dalam perjalanan.

Sholat sunnah rowatib selain witir dan sholat sunnah fajar tidak disunnahkan dilakukan ketika
dalam perjalanan. Hal ini didasarkan dari riwayat ketika Ibnu Umar r.a. ditanya tentang sholat
rowatib Dzuhur ketika dalam perjalanan ia berkata,
Seandainya aku melakukan sholat rowatib, tentunya aku tidak mengqoshor sholat.

Ibnul Qayyim berkata,

Termasuk tuntunan Rosulullah dalam perjalanan adalah mengqoshor sholat fardlu. Tidak ada
riwayat dari beliau yang menunjukkan bahwa beliau melakukan sholat sunnah sebelum dan
setelah sholat qoshor tersebut, kecuali sholat witir dan sholat sunnah fajar

Adapun dalam pelaksanaannya Rosulullah mensunnahkan untuk memendekkan sholat sunnah


fajar. Berdasarkan riwayat Shohih Bukhori dan Muslim Aisyah r.a. berkata :

Rosulullah selalu memendekkan sholat dua rokaat sebelum sholat subuh.

Dalam sholat subuh, pada rokaat pertama setelah membaca Al Fatihah Rosulullah
melanjutkannya dengan membaca surat Al Kafirun dan pada rokaat kedua dengan Al Ikhlash.
Pernah juga pada rokaat pertama Rosulullah membaca surat Al Baqoroh ayat 136 setelah
membaca Al Fatihah dan Ali Imron ayat 64 pada rokaat kedua. Hal ini juga dilakukan beliau
pada sholat dua rokaat setelah maghrib berdasarkan riwayat Al Baihaqqi dan Tirmidzi dari Ibnu
Mas’ud r.a. yang menjelaskan tentang seringnya Roslulullah membaca surat Al Kafiruun dan Al
Ikhlas pada sholat dua rokaat  setelah sholat maghrib dan sebelum sholat subuh.

Jika dari sholat-sholat ini ada yang terlewat, disunnahkan untuk mengqodo’nya. Demikian juga
jika terlewat sholat witir, maka disunnahkan untuk mengqodo’nya di siang hari. Rosulullah
mengqodho’ dua rokaat sholat sunnah fajar dan sholat subuh ketika tertidur dan belum
melaksanakannya. Beliau juga pernah mengqodho’ sholat sunnah qobliyah dzuhur setelah sholat
ashar. Adapun disyariatkannya mengqodho’ sholat sunnah rowatib lainnya dapat dianalogikan
sholat-sholat yang disebutkan di dalam nash hadist.

Rosulullah bersabda,

Barangsiapa tertidur atau lupa dan tidak sholat witir, hendaknya melakukannya ketika ia
bangun atau ketika mengingatnya. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Ketika mengqodho’ sholat witir, hendaknya juga mengqodho’ sholat sunnah sebelumnya. Hal ini
didasarkan pada riwayat Aisyah r.a. yang ia berkata,

Rosulullah jika tidak sholat malam karena tidur atau sakit, beliau sholat di siang hari dua belas
rokaat.

Demikian tadi telah diuraikan tentang keutamaan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan
sholat sunnah rowatib. Mudah-mudah bermanfaat bagi saudara-saudariku yang mau
menegakkannya.

Wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh

Referensi :
Al Fauzan, Saleh. 2005. Fiqih Sehari-hari. Jakarta : Gema Insani Press

Possibly related posts: (automatically generated)

 Hikmah Dibalik Perintah Sholat

Like
Be the first to like this post.

14 Comments

1.

Asep_Suba said,

September 2, 2008 at 9:05 am

Bagaimana dengan sholat iftitah sebelum Tarawih? Ada dasar/dalilnya? Bacaannya sama
tidak dengan sholat umumnya?

Reply

2.

madd said,

March 4, 2009 at 11:12 am

ilmu tambahan nih, makasih ya…

Reply

3.

sin_chan said,

August 28, 2009 at 2:42 pm

Seblm sholat ashar gk ada sholat sunah rawatibny


Karena byk org yg malakukammya (termasuk saya)
Terimakasih atas penjelasannya

Reply

ithonky said,

October 13, 2010 at 3:25 pm

5. Tentang shalat sunnah sebelum ‘Ashar


Dari Ibnu ‘Umar radhiyallaHu ‘anHu, Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa
sallambersabda,
“RahimallaHum ra-an shalla qablal ‘ashri arba’an” yang artinya “Semoga Allah
merahmati orang yang shalat empat raka’at sebelum ‘ashar” (HR. at Tirmidzi no.
428 dan Abu Dawud no. 1257, dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih
Sunan at Tirmidzi no. 354)
Mengkategorikan shalat sunnah sebelum ‘ashar ke dalam sunnah rawatib adalah
hal yang rajih. Dan ini pula yang menjadi pilihan Abul Khaththab al Kaludzani,
sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab al Mugni II/125 oleh Ibnu Qudamah.
Mengenai hal itu, Majiduddin Abu al Barakat Ibnu Taimiyah telah menukil dalam
Kitab al Muharrar I/88 dalam dua pandangan madzab Hanbali. Asy Syirazi telah
menyebutkan secara gamblang pendapat dari para pengikut asy Syafi’i di dalam
Kitab al Muhadzdzab bahwa shalat empat raka’at sebelum shalat ‘Ashar termasuk
sunnat rawatib shalat fardhu. Dan bahwa hal tersebut adalah yang lebih lengkap
serta hal tersebut disetujui oleh an Nawawi di dalam Kitab al Majmuu’ Syarhul
Muhadzdzab IV/8.

Reply

4.

neyna said,

September 10, 2009 at 11:32 am

syukran katsiran ya akhi…..

Reply

5.

tito rizal said,


January 25, 2010 at 7:45 am

assalam.., mas
q masih awam dengan sholat rawatib, dan sholat sunnah lain yang mengiringi sholat
fardhu..
yang q tau hanya sholat tahajjud dan sholat sholat dhuha..

q mau tanya mas, bedanya sholat fajar ma sholat rawatib apa?


bila waktu shubuh mepet, lebih diutamakan sholat fajar apa sholat rawatibnya?

Reply

6.

adip said,

February 21, 2010 at 9:25 pm

thx’s bgt buat penulis yg udah mau share pengetahuanny terus dakwah ny utk kemajuan
islam yg hakiki, amin

Reply

7.

N@b!la !mmoetz said,

March 8, 2010 at 11:37 am

Afwan pa gak salah ketik di artikel antum dijelaskan solat sunnah rawatib dijelaskan 12
rakaat,pada artikel antum ada penjelasan 2 rakaat sebelum Dzuhur,pa tidak 4 rakaat
sebelum Dzuhur…Syukron

Yudi

Reply

8.

musdie said,

May 14, 2010 at 10:51 am


tanya, bagaimana hukumnya sholat sunnah 2 rokaat sebelum isya,,,,

Reply

9.

musdie said,

May 14, 2010 at 10:52 am

bagaimana hkumnya sholat sunnah 2 rokaat sebelum sholat isya……

Reply

lilmessenger said,

June 16, 2010 at 8:10 am

bukan sholat sunnah rowatib. tapi sholat sunnah yang lain. Misal : Syukrul wudlu,
atau tahiyatul majid, dll

Reply

10.

chiemot said,

August 6, 2010 at 11:49 pm

terima kasih mas. alhamdulillah,

Reply

11.

Shalat Sunnah Rawatib & Keutamaannya « a train of thought said,

August 17, 2010 at 12:45 am


[...] disadur dari : http://lilmessenger.wordpress.com/2008/07/27/sholat-sunnah-rawatib-
dan-keutamaannya/ [...]

Reply

12.

AHMAD SHOLAHUDIN said,

August 24, 2010 at 5:37 am

terimakasih sekali atas informasi yang luar biasa brmanfaatnya,…


salam dari anak depok ….

Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *

Email *

Website

Notify me of follow-up comments via email.

Send me site updates

 Sujud Merajut Ukhuwah


 Daily Hadist
Dari Abi Ayyub ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim
memboikot (tidak bertegur) dengan saudaranya di atas tiga hari, mereka bertemu, sebaik-baik
mereka adalah yang memulai dengan salam (HR Muttafaq ''alaihi)

 Pages
o Tentang Penulis
o Nasihat

 Look at the time

 Hijri Calendar

 You are :

 Gregorian Calendar
July 2008

F S S M T W T

« Jun   Aug »

  1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 31

 Categories
o Berita Akhir Zaman (7)
o Islam dan Ibadah (22)
o Liku-Liku (15)
o Perjalanan Panjang (4)
o Sejarah Islam (6)

 Recent Posts
o Pria Menikah Lebih Mapan dari Pria Lajang (Penelitian yang Membuktikan Keaslian
Al Qur’an)
o Little Shared “Masa Lalu”
o Tiada Duka Yang Abadi (by Opick)
o Iedul Adha di Rantau
o Hadist Arabain ke Dua Puluh Empat

 Blog Stats
o 39,643 hits

 Archives
o November 2010 (8)
o May 2010 (1)
o April 2010 (1)
o August 2009 (1)
o August 2008 (5)
o July 2008 (7)
o June 2008 (3)
o May 2008 (4)
o April 2008 (6)
o March 2008 (8)
o February 2008 (10)

 Download Ebook
o 107.4 Alvo FM
o Pojok Anak

 Friends
o Muza Exe
o Dhanika Budhi
o Andre Parvian
o Faisal
o Kholes
o Agung_SI06
o Aulia Pradipta
o Arif Wibisono
o Kiki Ahmadi
o Maz Galeh
o Fatchy Nurhidayati
o Riska Asriana S
o Gyl’s Journal
o Oetjoep
o Aquwaviey’s Weblog
o DWennyP
o Aghita Sekarrini Yusinda
o nellulyta
o Rama_07
o Yeni S
o Desi Putri
o Aghita
o Kang Edwin
o Menyemai Ukhuwah Menuai Berkah
o …another darkside of cHe’….
o Having Love is Better than Having all Stars in the Sky
o Vhyn’s Weblog

 References
o Hadist Online
o Al Qur’an Online
o DaudRasyid Rev
o hadith.al-islam.com
o Era Muslim

 Comments
Fiqkal on Apakah Hukumnya Musik Menurut…

Fiqkal on Apakah Hukumnya Musik Menurut…

Fiqkal on Apakah Hukumnya Musik Menurut…

Fiqkal on Apakah Hukumnya Musik Menurut…

Iedul Adha di Rantau… on Iedul Adha di Rantau

matt on Hadist Arabain ke Dua Puluh…

weight on Good Bye My Old Room

bad credit car finan… on Muhammadiyah Idul Adha 16 Nove…

lilmessenger on Dialog Rosulullah dengan …

ithonky on SHOLAT SUNNAH RAWATIB DAN…

Blog at WordPress.com. Theme: Thirteen by Beccary.

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib


Kategori Fiqh dan Muamalah | 27-10-2009 | 15 Komentar

Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia
berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ْت فِى‬ ٌ ‫ض ٍة إِالَّ بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة أَوْ إِالَّ بُنِ َى لَهُ بَي‬
َ ‫صلِّى هَّلِل ِ ُك َّل يَوْ ٍم ثِ ْنت َْى َع ْش َرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّوعًا َغ ْي َر فَ ِري‬
َ ُ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد ُم ْسلِ ٍم ي‬
ِّ
‫صلي ِه َّن بَ ْع ُد‬ ُ
َ ‫تأ‬ ُ
ُ ْ‫ت أ ُّم َحبِيبَةَ فَ َما بَ ِرح‬ ْ َ‫ قَال‬.‫ال َجنَّ ِة‬ ْ

“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah,
(sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah
rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku
mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” [1]

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah rawatib, sehingga Imam an-
Nawawi mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama dalam bab: keutamaan shalat
sunnah rawatib (yang dikerjakan) bersama shalat wajib (yang lima waktu), dalam kitab beliau
Riyadhus Shaalihiin. [2]

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

1. Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib
lima waktu. [3]
2. Dalam riwayat lain hadits ini dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan dan memerinci sendiri makna “dua belas rakaat” yang disebutkan dalam
hadits di atas[4], yaitu: empat rakaat sebelum shalat Zhuhur[5] dan dua rakaat sesudahnya, dua
rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isya’ dan dua rakaat sebelum Subuh[6]. Adapun
riwayat yang menyebutkan: “…Dua rakaat sebelum shalat Ashar”, maka ini adalah riwayat yang
lemah[7] karena menyelisihi riwayat yang lebih kuat yang kami sebutkan sebelumnya. [8]
3. Keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah bagi orang yang menjaga shalat-shalat
sunnah rawatib dengan melaksanakannya secara kontinyu, sebagaimana yang dipahami dan
dikerjakan oleh Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, perawi hadits di atas dan demikian yang
diterangkan oleh para ulama[9].
4. Jika seseorang tidak bisa melakukan shalat sunnah rawatib pada waktunya karena ada udzur
(sempitnya waktu, sakit, lupa dan lain-lain) maka dia boleh mengqadha (menggantinya) di waktu
lain[10]. Ini ditunjukkan dalam banyak hadits shahih. [11]
5. Dalam hadits ini terdapat peringatan untuk selalu mengikhlaskan amal ibadah kepada Alah
Ta’ala semata-mata.
6. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinyu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah
Ta’ala adalah amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.” [12]
7. Semangat dan kesungguhan para sahabat dalam memahami dan mengamalkan petunjuk dan
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah yang menjadikan mereka lebih utama
dalam agama dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.

Footnote:

[1] HSR Muslim (no. 728).

[2] Riyadhus Shalihin (bab no. 195, hal. 1409).

[3] Lihat keterangan Imam an-Nawawi dalam Shahih Muslim (1/502).

[4] Lihat keterangan syaikh al-’Utsaimin dalam Syarh Riyadhish Shaalihiin (3/282).

[5] Dikerjakan dua raka’at – salam dan dua raka’at – salam (ed)

[6] HR an-Nasa-i (3/261), at-Tirmidzi (2/273) dan Ibnu Majah (1/361), dishahihkan oleh syaikh
al-Albani dalam Shahih sunan Ibnu Majah (no. 935).

[7] Dinyatakan lemah


Sholat Sunnah Rawatib
Posted by anurachman pada Mei 11, 2009

“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula
sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Israa’ : 78)

Demikianlah Allah swt telah menjadikan ibadah sholat sebagai satu amalan wajib bagi seluruh
umat Islam. Ayat di atas merupakan perintah untuk melaksanakan sholat fardhu yang lima
waktu, yaitu sholat Isya, Shubuh, Dhuhur, ‘Ashar, dan Maghrib. Kelima sholat tersebut
merupakan rangkaian sholat wajib yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam yang beriman
kepada Allah swt.

Selain harus melaksanakan sholat fardhu lima waktu yang wajib tersebut, umat Islam juga
diperintahkan untuk melaksanakan berbagai macam sholat sunnah, yang berfungsi untuk
menyempurnakan amalan sholat-sholat fardhu. Salah satu sholat sunnah yang diperintahkan
adalah sholat sunnah rawatib, sebagaimana banyak terdapat pada hadits-hadits Rasulullah saw.
Sholat sunnah rawatib merupakan salah satu jenis sholat sunnah yang dikerjakan ketika sebelum
atau sesudah melaksanakan sholat-sholat wajib atau sholat fardhu.

Sholat sunnah rawatib yang dilaksanakan sebelum sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah
Qobliyah, sedangkan sholat rawatib yang dikerjakan sesudah mengerjakan sholat fardhu disebut
dengan sholat sunnah Ba’diyah. Sedangkan mengenai kesunahannya, sholat sunnah rawatib ada
yang hukumnya sunnah muakkad, ada pula yang sunnah ghoiru muakkad. Sholat sunnah rawatib
dikerjakan sebanyak dua rakaat atau ada juga yang dilakukan sebanyak empat rakaat. Berikut
kami sajikan pembahasan sederhana mengenai sholat sunnah rawatib.
MACAM-MACAM SHOLAT SUNNAH RAWATIB

1. Sholat sunat rawatib muakkad

Yaitu sholat rawatib yang sangat diutamakan (yang tingkat kesunahannya lebih tinggi, karena
Rasulullah saw dahulu sering melakukannya). Sholat sunnah rawatib muakkad ini diantaranya
adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu:

a) Sebelum shubuh dua rokaat

b) Sebelum dhuhur dua rokaat

c) Sesudah dhuhur dua rokaat

d) Sesudah maghrib dua rokaat

e) Sesudah isya dua rokaat

“Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah subuh) itu
lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar ra berkata, “Aku menjaga 10 rakaat dari nabi saw: 2 rakaat sebelum sholat
Dhuhur,2 rakaat sesudahnya,2 rakaat sesudah sholat Maghrib, 2 rakaat sesudah sholat Isya dan 2
rakaat sebelum sholat Shubuh. (HR. Muttafaqun ‘alaih)

2. Sholat sunat rawatib ghoiru muakkad

Yaitu sholat sunnah rawatib yang tidak terlalu diutamakan.

a) Dua atau empat rakaat sebelum sholat Ashar

Dari Ibnu Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah SWT mengasihi
seseorang yang sholat 4 rakaat sebelum sholat Ashar.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirimizi dan
Ibnu Khuzaemah).

b) Dua rakaat sebelum sholat Maghrib

Dari Abdullah bin Mughaffal ra. ia berkata: Nabi saw bersabda, “Di antara adzan dan iqomah
ada sholat, di antara adzan dan iqomah ada sholat (kemudian dikali ketiga beliau berkata:)
bagi siapa yang mau.” Beliau takut hal tersebut dijadikan oleh orang-orang sebagai keharusan.
(HR Bukhari No. 627 dan Muslim No. 838)

Dan dalam riwayat Abu Daud, “Sholatlah kalian sebelum Maghrib dua rakaat.” Kemudian
beliau bersabda, “Sholatlah kalian sebelum Maghrib dua rakaat bagi yang mau.” Beliau takut
prang-orang akan menjadikannya sholat sunnah. (HR Abu Daud No. 1281)

c) Dua rakaat sebelum sholat Isya

Ibnu Umar ra. berkata : Saya sholat bersama Rasulullah saw dua rakaat sebelum dhuhur, dan
dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah jum’ah dan dua rakaat sesudah maghrib serta
dua rakaat sesudah isya. (HR. Bukhari, Muslim)

Sholat Sunnah Rawatib Ba’diyah (Sesudah ‘Ashar)

Tidak seluruh sholat fardhu yang lima waktu dapat atau boleh diikuti dengan sholat sunnah
rawatib (ba’diyah). Sholat shubuh dan sholat ‘ashar merupakan sholat fardhu yang tidak boleh
diikuti dengan sholat sunnah rawatib ba’diyah, karena Rasulullah saw telah melarang umatnya
untuk mengerjakan sholat sunnah ba’diyah shubuh maupun ba’diyah ‘ashar. Rasulullah saw
bersabda:

Dari Abi Said Al-Khudri ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,“Tidak ada
sholat setelah sholat shubuh hingga matahari terbit. Dan tidak ada sholat sesudah sholat ‘Ashar
hingga matahari terbenam. (HR Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian jelas bahwa haram hukumnya mengerjakan sholat sunnah ba’diyah shubuh
maupun ba’diyah ‘ashar.
Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib

Allah swt akan memberikan ganjaran yang sangat besar kepada hamba-Nya yang senantiasa
menjadikan sholat sunnah rawatib sebagai amalan yang kontinyu. Ganjaran Allah swt kepada
orang-orang yang mendawamkan sholat sunnah rawatib yaitu Allah swt akan membangunkannya
rumah di Surga. Selain itu, bagi orang-orang yang mendawamkan sholat sunnah rawatib
qobliyah shubuh (sholat sunnah fajar), maka Allah swt akan memberikan balasan yang jauh lebih
besar dan lebih bernilai daripada dunia dan seisinya.

Ummu Habibah berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa Sholat
dalam sehari semalam dua belas rakaat, akan dibangun untuknya rumah di Surga, yaitu empat
rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat
sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Sholat Subuh.” (HR Tirmidzi, ia mengatakan, hadits ini
hasan sahih).

“Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah subuh) itu
lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim)

www.syahadat.com

Entri ini dituliskan pada Mei 11, 2009 pada 3:20 am dan disimpan dalam ibadah, islam, sholat.
Bertanda: al qur'an, Allah, dalil, hadist, islam, sholat, sholat rawatib, sholat sunnah. Anda bisa
mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan
tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.

Suka

Be the first to like this post.

6 Tanggapan to

Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia

Navigation
 halaman depan
 forum komunitas
 ilmu pengetahuan
o agama islam
 kumpulan doa
o akuntansi
o bahasa indonesia
o biologi
o ekonomi
o ekonomi manajemen
o ekstrakurikuler
o fisika
o geografi
o hukum
o kesehatan masyarakat
o kimia
o matematika
o pendidikan olahraga
o pendidikan seksologi
o pengetahuan umum dunia
o pengetahuan umum indonesia
o perpajakan
o pmp dan ppkn
o riset statistik
o sejarah indonesia
o sosiologi
o tata boga
o tata busana
 artikel bebas
 direktori web
 lirik lagu
 teknologi
 informasi produk

Login Pengguna

Username: *

Password: *

 Create new account


 Request new password

Cari di Organisasi.Org

  Web organisasi.org
Buat Blog Gratis
 daftar blog gratis

Topik Forum Aktif


 Apa pantas orang jelek pacaran sama orang cakep/ganteng/cantik?
 Mencintai Seseorang Yang Berbeda Keyakinan / Beda Agama?
 Nama yang bagus untuk nama bayi laki-laki dan perempuan?
 Cara mengatasi pacar pemarah (tukang marah) emosi tinggi ngga karuan?
 Benarkah Agama Islam Sudah Ada Sejak Manusia Pertama Adam Diciptakan?
 Informasi tambahan untuk list transportasi umum jakarta

more
Home › ilmu pengetahuan › agama islam

Pengertian, Definisi, Jenis dan Tata Cara Sholat Sunat


Rawatib Yang Mengiringi Solat Wajib - Praktek Ibadah
Salat Agama Islam
Tue, 13/06/2006 - 1:23pm — godam64

A. Pengertian dan Definisi


Shalat sunah rawatib adalah shalat yang mengiringi solat wajib lima waktu dalam sehari yang
bisa dikerjakan pada saat sebelum sholat dan setelah solat. Fungsi salat sunat rawatib adalah
menambah serta menyempurnakan kekurangan dari shalat wajib.

B. Tata Cara dan Syarat Kondisi


1. Dikerjakan sendiri-sendiri tidak berjamaah
2. Mengambil tempat salat yang berbeda dengan tempat melakukan sholat wajib.
3. Shalat sunah rawatib dilakukan dua rokaat dengan satu salam.
4. Tidak didahului azan dan qomat

C. Jenis Salat Sunat Rawatib


1. Salat sunat qabliyah / qobliyah adalah sholat sunah yang dilaksanakan sebelum mengerjakan
solat wajib.
2. shalat sunah ba'diyah adalah sholat yang dikerjakan setelah melakukan shalat wajib.

D. Macam-macam Sholat Sunah Rawatib


1. Salat sunat rawatib muakkad / penting
Adalah sholat sunat rawatib yang dikerjakan pada :
- Sebelum subuh dua rokaat
- Sebelum zuhur dua rokaat
- Sesudah dzuhur dua rokaat
- Sesudah maghrib dua rokaat
- Sesudah isya dua rokaat
2. Salat sunat rawatib ghoiru muakkad / tidak penting
Adalah sholat sunat rawatib yang dikerjakan pada :
- Sebelum zuhur dua rokaat
- Setelah zuhur dua rokaat
- Sebelum ashar empat rokaat
- Sebelum magrib dua rokaat
- Sebelum isya dua rokaat

 agama islam

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang / Copyright © 2005-2011 Organisasi.Org - Dilarang Mempublikasi


Sebagian/Seluruh Isi Situs Ini Tanpa Izin Masing-Masing penulis Artikel

An-Naba Online

Penerbit Buku Islami | Terdepan Dalam Kualitas

 Home
 Ibadah
 Info Kajian
 Info Umum
 Mimbar Ilmu
 Ramadhan

« Di Mana Anda Dapatkan Wanita Shalihah?

Taubat Jalan Pintas Menebus Dosa »

Shalat Sunnah Rawatib


Shalat Sunnah Rawatib
sepintas nampak seperti hal yang lumrah. Namun banyak dari kita yang tidak mengetahui bahwa
Rasulullah tidak pernah meninggalkan shalat sunnah ini kecuali ketika beliau dalam perjalanan.
Kalaupun tertinggal karena lupa, sakit atau tertidur, beliau mengqadha’nya. Dari sini dapat kita
simpulkan betapa pentingnya kedudukan shalat sunnah rawatib ini disamping shalat-shalat
fardlu. Adapun Keistimewaan shalat sunnah rawatib adalah merupakan penambal kekurangan
dan kesalahan seseorang ketika melaksanakan shalat fardlu. Karena manusia tidak terlepas dari
kesalahan, maka ia membutuhkan sesuatu yang dapat menutupi kesalahannya tersebut.

Dalam pembahasan yang lalu telah kita ketahui banyak sekali keutamaan-keutamaan shalat
sunnah. Untuk kesempatan kali ini kita akan mengulas sedikit tentang keutamaan-keutamaan
shalat sunnah rawatib yang tentunya masih dikutib dari buku “Himpunan dan Tata Cara Shalat
Sunnah” karya Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani yang diterbitkan oleh Pustaka At-Tibyan.

Dari Ummu Habibah -Radhiyallahu ‘anha-, Istri Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia
berkata, “Aku mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

ٌ ‫ض ٍة إِالَّ بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة أَوْ إِالَّ بُنِ َى لَهُ بَي‬
‫ْت فِى‬ َ ‫صلِّى هَّلِل ِ ُك َّل يَوْ ٍم ثِ ْنت َْى َع ْش َرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّوعًا َغ ْي َر فَ ِري‬ َ ُ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد ُم ْسلِ ٍم ي‬
‫صلِّي ِه َّن بَ ْع ُد‬ ُ ‫أ‬ ُ
‫ت‬ ْ‫ح‬ ‫ر‬ َ َ ُ ْ َ‫ قَال‬.‫ْال َجنَّ ِة‬
َ ِ َ َ َ‫ت أ ُّم َحبِيب‬
‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ة‬

“Setiap hamba muslim yang shalat sunnah setiap harinya duabelas rakaat, selain shalat wajib,
pasti Allah bangunkan untuknya rumah di dalam surga, atau dibangunkan untuknya satu rumah
di dalam surga.” (Kemudian) Ummu Habibah -Radhiyallahu ‘anha- berkata, “Setelah aku
mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” (HR. Muslim, no.
728).

Secara terperinci shalat-shalat sunnah rawatib tersebut adalah:

a. 2 rakaat sebelum Shubuh, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.

b. 2 rakaat sebelum Zhuhur, dan bisa juga 4 rakaat.

c. 2 rakaat setelah Zhuhur


d. 4 rakaat sebelum Ashar

e. 2 rakaat setelah Jum’at.

f. 2 rakaat setelah Maghrib, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.

g. 2 rakaat setelah Isya, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.

Adapun hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan-keutamaan shalat-shalat sunnah rawatib


antara lain:

1. Hadits Ummu Habibah -Radhiyallahu ‘anha-, “Aku pernah mendengar Rasulullah


-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

“Barangsiapa menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat sesudah Zhuhur, akan
Allah haramkan dirinya dari Neraka.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (VI/326))

2. Hadits Ibnu Umar -Radhiyallahu ‘anhuma-, Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-


bersabda:

“Semoga Allah memberi rahmat kepada seseorang yang shalat sunnah sebelum Ashar empat
rakaat.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (II/117).

3. Diriwayatkan dari ‘Aisyah -Radhiyallahu ‘anha- dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bahwa beliau bersabda:

“Dua rakaat sunnah Fajar (Shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim
dalam kitab Shalatul Musafirin, bab: Dianjurkanya shalat dua rakaat sebelum Shubuh, no. 725).

FAIDAH SHALAT SUNNAH RAWATIB

shalat sunnah Rawatib ini didefinisikan dengan shalat yang terus dilakukan secara kontinyu
mendampingi shalat fardhu. Demikian Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin memberikan
definisinya, sehingga berkaitan dengan faidah shalat sunnah Rawatib ini, beliau memberikan
penjelasan: “Faidah Rawatib ini, ialah menutupi (melengkapi) kekurangan yang terdapat pada
shalat fardhu”.[19]

Sedangkan Syaikh ‘Abdullah Al-Basam mengatakan dalam Ta’udhihul Ahkam (II/383-384)


bahwa shalat sunnah Rawatib memiliki manfaat yang agung dan keuntungan yang besar. Yaitu
berupa tambahan kebaikan, menghapus kejelekan, meninggikan derajat, menutupi kekurangan
dalam shalat fardhu. Sehingga Syaikh al-Basam mengingatkan, menjadi keharusan bagi kita
untuk memperhatikan dan menjaga kesinambungannya.

Rating: 7.9/10 (14 votes cast)

Rating: +12 (from 12 votes)


admin posted at 2010-2-24 Category: Mimbar Ilmu

Facebook comments:
Comments

Edho February 24, 2010 at 11:18 pm

Alhamdulillah,syukron atas kiriman link artikelnya,karna dg artikel ini telah


mengingatkan ana akan pentingnya sholat rawatib,tapi yang ana tanyakan,mengenai
sholat rawatib sebelum zuhur dan asyar yg 4 raka’at dilakukan dg 1 kali tahyat 1 salam, 2
kali tahyat ,1 salam, atau 2 kali tahyat 2 salam? Mohon penjelasannya,dan kalau bisa
direply ke e-mail ana,jazakallahu khairon. . . . .

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

Akhi Abdul February 25, 2010 at 7:32 am

Alhamdulillah, jazakumullah ya akhi atas artikelnya … semoga dapat memberi manfaat


bagi diri ana dan juga bagi siapa saja yang membacanya

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote


beny February 25, 2010 at 7:48 am

Assalamualaikum wr.wb…..

ya saudaraku an-naba,,,
tulisan antum sangat bagus sekali dan komplit beserta dalil yang dipaki ana pernah
kuatkan hati buat kerjakan semua ini, bahkan sunahnya d kerjakan di rumah pula tentu
akan lebih afdol.

ya akhi………
penerbit buku yang di pakai referensi memang bagus , bila baca buku terbitan at-tibyan
ana percaya karena isinya bagus dan beberapa ana punya juga dari penerbit tersebut. tapi
ad asatu yang belum ana paham dari artikelnya, bagaimana caranya mengqodho sholat
sunah rowatib bukan kah sholat ini selalu mengikuti sholat fardhu,,

Afwan

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

Nurhuda Ayub February 25, 2010 at 8:23 am

subhanallah..banyaknya fadhilat solat sunat rawatib tetapi ramai dalam kalangan kita
yang tidak mengetahui hakikat ini..terima kasih ya atas perkongsian ini,amat bermakna
buat saya.

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

Abu FAiz February 25, 2010 at 8:58 am


Syukron. Smg bs Alloh berikan Istiqomah tuk melaksanaknnya…

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

admin February 25, 2010 at 11:39 am

Mengenai shalat 4 rakaat sebelum dan sesudah Dzuhur maupun 4 rakaat sebelum Asar
ada dua pendapat di kalangan para ulama:
1. Dikerjakan dua rakaat-dua rakaat, yakni salam setiap dua rakaat. Ini adalah pendapat
Imam Asy-Syafi’i dan Ahmad. Mereka berdalil dengan hadits Ibnu Umar secara marfu’:
‫ار َم ْثنَى َم ْثنَى‬
ِ َ‫صالَةُ اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬
َ
“Shalat malam dan siang itu dua-dua rakaat.” (HR. An-Nasai: 3/227 dan Ibnu Majah no.
1322)
2. Dikerjakan dengan dua kali tasyahud tapi satu kali salam seperti shalat wajib yang
empat rakaat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama.
Mereka menyatakan bahwa hadits-hadits yang menerangkan shalat rawatib empat rakaat
merupakan pengkhusus dari hadits Ibnu Umar. Mereka juga berdalilkan dengan sebuah
riwayat An-Nasai tentang shalat sunnah 4 rakaat sebelum ashar, “Dan beliau salam pada
rakaat yang terakhir (keempat).” Riwayat ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam
Ash-Shahihah no. 237.
Dalam Bughyah Al-Mutathawwi’ Asy-Syaikh Muhammad Bazmul menguatkan pendapat
mayoritas ulama, yang menyatakan bahwa shalat sunnah empat rakaat dikerjakan dengan
dua kali tasyahud dan sekali salam, seperti shalat wajib yang empat rakaat.
Wallahu a’lam.

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

admin February 25, 2010 at 1:17 pm


Wa’alaikumsalam wr. wb.
syukron y akhuna karim…semoga kita senantiasa diberikan keistiqamahan Allah untuk
menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. amiin.
akhi, jazakumullah khairan atas kepercayaan antum kepada penerbit kami. Kami
mengharapkan doa dari pembaca sekalian untuk keistiqamahan diri ini dalam
menyebarkan dakwah Islamiyah ini.
Masih dari buku yang sama kami kutipkan tentang mengqadha shalat Rawatib:
Telah diriwayatkan dengan shahih dari Aisyah -Radhiyallahu ‘anha- bahwa Nabi
-Shalallahu ‘alaihi wa sallam- biasanya bila tidak sempat melakukan shalat sunnah empat
rakaat sebelum Dzuhur, beliau melakukannya sesudah Dzuhur. (HR. At-Tirmidzi dalam
kitab Ash-Shalah, bab: Riwayat tentang Dua Rakaat Sesudah Dzuhur, no. 426)
Diriwayatkan juga dengan shahih dari Abu Hurairah -Radhiyallahu ‘anhu- bahwa Nabi
-Shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Barangsiapa yang belum sempat shalat dua rakaat sunnah Shubuh, hendaknya ia shalat
setelah terbit matahari.” (HR. Ibnu Majah, no. 1155. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam
Shahih Sunan Inbu Majah, I/90)
Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani pernah bertanya kepada Syaikh bin Baaz
-Rahimahullah-, “Apakah shalat-shalat Rawatib dapat diqadha’?” Beliau menjelaskan
bahwa shalat rawatib hanya bisa diqadha bila tertinggal bersama shalat wajib. Adapun
perbuatan Nabi yang mengqadha shalat sunnah Dzuhur, itu adalah kekhususan beliau.”
(Lihat catatan kaki Zadul Ma’ad, I/38).
Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani berkata, “Dikecualikanshalat yang ada
berdasarkan riwayat shahih tentang shalat rawatib sebelum Zhuhur yang diqadha oleh
Nabi sesudahnya, dan juga shalat rawatib sebelum Shubuh yang diqadha sesudahnya,
atau bahkan setelah matahari terbit atau setelah matahari meninggi, serta qadha shalat
Witir menjadi genap pada siang harinya, bagi orang yang kelupaan atau ketiduran
sehingga tidak sempat mengerjakannya (maka hendaknya ia mengqadha shalat-shalat
tersebut). Demikianlah fatwa yang beliau keluarkan hingga beliau wafat.”
Wallahu a’lam bishawab

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

Fastiar Budi February 25, 2010 at 2:07 pm

Insyaallah, ana akan selalu mengerjakannya.

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)


Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

Andina Arfian February 25, 2010 at 3:24 pm

Alhamdulillah…
Jazakumullahu khoyron sdh dikirimi artikel ini…semoga Allah memudahkan kita utk
melaksanakan perkara2 sunah dan tidak menyepelekannya.

Ana belum mengerti tentang “shalat rawatib hanya bisa diqadha bila tertinggal bersama
shalat wajib”. mohon dijelaskan agar ana bisa lebih memahami dan mengerti -)dan
bagaimana caranya meng-qadha sholat sunnah rawatib? misal kita lupa atau terlewat
shalat sunnah sblm ashar maka di waktu kapan kita meng-qadhanya? Ana juga ingin
bertanya bagaimana pelaksanaan sholat sunnah sebelum subuh (krn disunnahkan
dikerjakan dirumah), sedang kita (laki2) wajib utk sholat jama’ah shubuh di masjid?
Untuk sholat wajib tidak ada qadha? Jazakumullahu khoyron…

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

abu sofwan February 25, 2010 at 8:43 pm

jazakumullahu khoiron artikelnya, mudahan menjadi amal baik kita yang tiada terputus.
amiin

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

admin February 26, 2010 at 11:20 am

bismillah…
Untuk “shalat rawatib hanya bisa diqadha bila tertinggal bersama shalat wajib”, kami
belum mendapatkan penjelasannya, baik dari buku tersebut maupun dari buku yang lain.
Diperbolehkan untuk mengqadha shalat sunnat rawatib apabila tidak sempat untuk
melaksanakannya pada waktunya, adapun shalat Rawatib yang kami dapatkan adalah
yang sesuai dengan hadits Rasulullah yang telah disebutkan di atas. Mengenai
pelaksanaan shalat sunnah qabliyah Asar, kami belum menemukan hadits dari Rasulullah
SAW. Shalat Sunnah di sunnahkan untuk dikerjakan di rumah dan itu yang lebih afdhal,
untuk Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh bisa kita lihat jarak rumah kita dengan masjid, bila
memungkinkan untuk dikerjakan di rumah dan sekiranya tidak akan ketinggalan shalat
Fardhu maka sebaiknya dikerjakan di rumah, namun bila khawatir akan tertinggal shalat
Fardhu Shubuh maka shalat sunnah dikerjakan di masjid tidak mengapa. Wallahu a’lam
bish shawab.

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

raikavia July 7, 2010 at 8:22 pm

assalamu’alaikum wr.wb..
bismillah..
dalam artikel disebutkan bahwa solat rawatib dapat melengkapi/menutupi kekurangan
solat fardhu. Kekurangan seperti apakah yang dimaksud?

Terkadang saya sering ragu apakah saya batal dalam solat atau tidak. karena itu saya
mengulangi solat saya. Nah apakah keraguan saya tersebut dapat dilengkapi dengan solat
rawatib?

Mohon penjelasannya dan kalau bisa dikirim ke e-mail saya. Jazakumullah khairan..

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)


Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

admin July 15, 2010 at 1:21 pm

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya.
Apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses, dan bila rusak maka ia telah rugi dan
menyesal. Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya maka Rabb ‘Azza wa jalla
berfirman: “Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki shalat tathawwu’ (shalat sunnah)?”
Lalu shalat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh
amalannya diberlakukan demikian” [HR At-Tirmidzi].

Dari hadits tersebut, menjadi jelaslah betapa shalat sunnah Rawâtib memiliki peran
penting, yakni untuk menutupi kekurangsempurnaan yang melanda shalat wajib
seseorang. Terlebih lagi harus diakui sangat sulit mendapatkan kesempurnaan tersebut,
sehingga Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya seseorang selesai shalat dan tidak ditulis kecuali hanya sepersepuluh
shalat, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya,
seperempatnya sepertiganya, setengahnya” [HR Abu Dawud dan Ahmad].

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)

Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

nurdin October 18, 2010 at 2:15 pm

apakah benar rasulullah selalu mengerjakan shalat ba’diyah ashar dirumah aisyah ra.

Rating: 0.0/5 (0 votes cast)


Rating: 0 (from 0 votes)

Link Quote

Name

Email

Website

Threaded commenting powered by Spectacu.la code.

« Di Mana Anda Dapatkan Wanita Shalihah?

Taubat Jalan Pintas Menebus Dosa »

 Perlu Bantuan?

 Buku-buku Kami


 Download Katalog Buku

 SMS Mutiara Hikmah Penyejuk Hati


 Post terbaru

 Hati yang Paling Jauh dari Allah


 Keutamaan Tauhid
 Keindahan Dienul Islam
 Kisah Seorang Ahli Ibadah yang Menyusuri Lautan
 Cinta Allah dan RasulNya

 Komentar terakhir

 ahmad Thoifin on Hati yang Paling Jauh dari Allah


 imam suja'i on Hati yang Paling Jauh dari Allah
 gio on Hati yang Paling Jauh dari Allah
 Abdussalam on Hati yang Paling Jauh dari Allah
 ahmad on Keutamaan Tauhid
 abdurrahman on Keutamaan Tauhid
 Adi on Keutamaan Tauhid
 Sandi on Keindahan Dienul Islam
 Sejarah Hidup Para Salafus Shalih « Abu_hannan_assundawi on Sejarah Hidup Para Salafus
Shalih
 imam suja'i on Kisah Seorang Ahli Ibadah yang Menyusuri Lautan

 Jumlah Pengunjung

...dan insya Allah masih bertambah...

 An-Naba Online@2011 | http://an-naba.com | Powered by Spesialis Bisnis

You might also like