Professional Documents
Culture Documents
Tanya:
Assalaamualaykum warohmatullahi wabarokatuh. Saya baru belajar mendalami agama Allah yg
sebenarnya, yg mengikut al-Qur’an dan hadist dan sunnah para sahabat dan imam. Ada yg ingin
saya tanyakan? Masalah shalat sunnah dalam menjalankan shalat lima waktu. Ada yg boleh
dikerjakan dan tidak. Maksudnya shalat sunnah yang boleh dikerjakan waktu mengerjakan shalat
wajib lima waktu: Yg mana boleh di kerjakan dan mana yang tidak?
Tolong diberi penjelasannya …
Fauzan <fauzan@gmail.com>
Jawab:
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Mungkin yang anda maksud adalah shalat sunnah rawatib (yang berada sebelum dan setelah
shalat wajib). Ada tiga hadits yang menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta letak-
letaknya:
1. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ض ٍة إِاَّل بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِي ا ْل َجنَّ ِة َ ش َرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّوعًا َغ ْي َر فَ ِري ْ صلِّي هَّلِل ِ ُك َّل يَ ْو ٍم ثِ ْنت َْي َع
َ ُسلِ ٍم ي
ْ َما ِمنْ َع ْب ٍد ُم
“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas
rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di
surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan ke-12 rakaat tersebut. Beliau bersabda:
ظ ْه ِر َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َدهَا َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ٍ سنَّ ِة بَنَى هَّللا ُ لَهُ َب ْيتًا ِفي ا ْل َجنَّ ِة أَ ْربَ ِع َر َك َعا
ُّ ت قَ ْب َل ال ُّ ش َرةَ َر ْك َعةً ِمنْ الْ َمنْ ثَابَ َر َعلَى ثِ ْنت َْي َع
َ ْ َ ْ
ب َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ال ِعشَا ِء َو َر ْك َعتَ ْي ِن ق ْب َل الف ْج ِر ْ ْ
ِ ال َمغ ِر
“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan
membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat
setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum
subuh.” (HR. At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah)
Maka dari sini kita bisa mengetahui bahwa shalat sunnah rawatib adalah:
a. 2 rakaat sebelum subuh, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
b. 2 rakaat sebelum zuhur, dan bisa juga 4 rakaat.
c. 2 rakaat setelah zuhur
d. 4 rakaat sebelum ashar
e. 2 rakaat setelah jumat.
f. 2 rakaat setelah maghrib, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
g. 2 rakaat setelah isya, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
Lalu apa hukum shalat sunnah setelah subuh, sebelum jumat, setelah ashar, sebelum maghrib,
dan sebelum isya?
Jawab:
Adapun dua rakaat sebelum maghrib dan sebelum isya, maka dia tetap disunnahkan dengan dalil
umum:
Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
َ بَيْنَ ُك ِّل أَ َذانَ ْي ِن
صاَل ةٌ قَالَ َها ثَاَل ثًا قَا َل فِي الثَّالِثَ ِة لِ َمنْ شَا َء
“Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau
mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja
yang mau mengerjakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 588 dan Muslim no. 1384)
Adapun setelah subuh dan ashar, maka tidak ada shalat sunnah rawatib saat itu. Bahkan terlarang
untuk shalat sunnah mutlak pada waktu itu, karena kedua waktu itu termasuk dari lima waktu
terlarang.
Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata:
قَ ش ُرْ َح َحتَّى ت ُّ صاَل ِة بَ ْع َد
ِ الص ْب َّ سلَّ َم نَ َهى عَنْ ال َ ضا ُه ْم ِع ْن ِدي ُع َم ُر أَنَّ النَّبِ َّي
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ ضيُّونَ َوأَ ْر
ِ ش ِه َد ِع ْن ِدي ِر َجا ٌل َم ْر
َ
ص ِر َحتَّى تَ ْغ ُر َب ْ س َوبَ ْع َد ا ْل َع
ُ ش ْمَّ ال
“Orang-orang yang diridlai mempersaksikan kepadaku dan di antara mereka yang paling aku
ridhai adalah ‘Umar, (mereka semua mengatakan) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
melarang shalat setelah Shubuh hingga matahari terbit, dan setelah ‘Ashar sampai matahari
terbenam.” (HR. Al-Bukhari no. 547 dan Muslim no. 1367)
Adapun shalat sunnah sebelum jumat, maka pendapat yang rajih adalah tidak disunnahkan. Insya
Allah mengenai tidak disyariatkannya shalat sunnah sebelum jumat akan datang pembahasannya
tersendiri, wallahu Ta’ala a’lam.
Related posts:
1. Shalat di Kendaraan
2. Seputar Shalat Dua Rakaat Sebelum Subuh
3. Shalat di ruangan tunggu
4. Di Antara Sunnah Wudhu
5. Keutamaan Puasa Sunnah
This entry was posted on Thursday, February 11th, 2010 at 12:11 pm and is filed under Fiqh,
Jawaban Pertanyaan. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You
can leave a response, or trackback from your ow
Seorang muslim adalah wajib mengerjakan shalat fardhu sebanyak 5 waktu dalam sehari, selain
itu, alangkah baiknya bila kita juga dapat mengerjakan shalat sunnah rawatib, yaitu shalat sunnah
yang mengiringi shalat fardhu yang dapat di kerjakan sebelum atau sesudahnya. Shalat sunnah
rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut shalat Qabliyah, dan shalat sunnah
rawatib yang dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut Ba’diyah.
Adapun hadits yang mendasari shalat sunnah rawatib ini adalah : Dari Ummu Habibah isteri
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
َ صلِّي هَّلِل ِ ُك َّل يَ ْو ٍم ثِ ْنت َْي َعش َْرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّو ًعا َغ ْي َر فَ ِر
ُ يض ٍة إِاَّل بَنَى هَّللا َ ُسلِ ٍم ي ْ َما ِمنْ َع ْب ٍد ُم
لَهُ بَ ْيتًا فِي ا ْل َجنَّ ِة
“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas
rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di
surga.” (HR. Muslim no. 728) Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan ke-12
rakaat tersebut. Beliau bersabda:
Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Shalat Rawatib Qabliyah dan Ba’diyah adalah
sebagai berikut :
Share it:
Posted in Sunnah | Tags: Ba'diyah, Qabliyah, Sunnah
Leave a Reply
Name (required)
Website
Search
Recent Posts
o Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar
o Surat Pendek
o Shalat Tahajjud
o Surat An Nashr
o Surat Al Maa’uun
Tags
Ba'diyah Bacaan Shalat Juz 30 Qabliyah Qiyamul Layli Shalat Sunnah Surat Pendek
Tahajjud Tata Cara Shalat Tata Cara Wudhu
Categories
o Hadits
o Shalat
Bacaan Shalat
Fardhu
Sunnah
o Surat Pendek
Blogroll
o Documentation
o Plugins
o Suggest Ideas
o Support Forum
o Themes
o WordPress Blog
o WordPress Planet
Site Status
Welcome : 222.124.216.162
Online User : 0
Visits today: 0
Currently total visitor : 4313
On Facebook
Sandi Nugroho
2.
Nama "Anne Ahira" dilindungi oleh Direktorat Jendral HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) Republik Indonesia No.Agenda J00-
2007027969
Bismillahirrohmanirrohim
Sholat Sunnah Rowatib sepintas nampak seperti hal yang biasa menurut kita. Namun banyak dari
kita yang tidak mengetahui bahwa Rosulullah tidak pernah meninggalkan sholat sunnah ini
selain dalam perjalanan. Kalaupun tertinggal karena lupa, sakit atau tertidur, beliau
mengqodo’nya. Dari sini dapat kita simpulkan betapa pentingnya kedudukan sholat sunnah
rowatib ini disamping sholat-sholat fardlu.
Sholat Sunnah Rawatib sangat dianjurkan / ditekankan untuk dilakukan. Menurut pendapat
beberapa ulama, orang yang terus menerus meninggalkannya maka ketakwaannya tidak bisa
dipercaya dan ia pun berdosa. Alasannya, karena terus menerus meninggalkannya menunjukkan
kadar keislamannya yang sangat rendah dan ketidakpeduliannya terhadap sholat sunnah rowatib.
Adapun keistimewaan sholat sunnah rowatib adalah merupakan penambal kekurangan dan
kesalahan seseorang ketika melaksanakan sholat fardlu. Karena manusia tidak terlepas dari
kesalahan, maka ia membutuhkan sesuatu yang dapat menutupi kesalahannya tersebut.
Berdasarkan Hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a bahwa
Saya menghafal sepuluh rokaat dari Rosulullah: dua rokaat sebelum sholat zhuhur, dua rokaat
setelah sholat zhuhur, dua rokaat setelah sholat maghrib di rumah beliau, dua rokaat setelah
sholat isya’ di rumah beliau, dan dua rokaat sebelum subuh. Sebelum subuh ini adalah waktu di
mana tidak seorang pun yang datang kepada Rosulullah SAW. Hafshah memberitahuku bahwa
jika muazin mengumandangkan adzan dan fajar telah terbit, maka beliau sholat dua rokaat.
Berdasarkan hadist di atas dapat kita simpulkan bahwa sholat sunnah rowatib terdiri dari dua
rokaat sebelum Dzuhur, dua rokaat setelah dzuhur, dua rokaat setelah maghrib, dua rokaat
setelah isya’, dan dua rokaat sebelum subuh setelah terbit fajar.
Rosulullah sholat empat rokaat sebelum sholat dzuhur di rumahku. Kemudian beliau keluar dan
sholat bersama orang-orang, lalu pulang ke rumahku dan melakukan sholat dua rokaat.
Berdasarkan hadist riwayat ini, beberapa ulama menyimpulkan bahwa jumlah rokaat sholat
sunnah rowatib adalah 12 rokaat.
1. Untuk menghindari riya’ (sikap pamer), ujub (membanggakan diri sendiri), dan untuk tidak
memperlihatkan amal baik kepada khalayak ramai.
2. Lebih mudah untuk khusyuk dan ikhlas lantaran suasananya yang sepi (tidak banyak orang).
3. menghidupkan rumah dengan dzikir kepada Allah dan sholat seperti sabda Rosulullah,
Jadikanlah sebagian sholat kalian di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian menjadikannya
sebagai kuburan
Yang paling utama dari sholat-sholat sunnah rowatib ini adalah sholat sunnah sebelum fajar. Hal
ini berdasarkan riwayat dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata,
tidak ada sholat sunnah yang paling dijaga oleh Rosulullah selain dua rokaat fajar.
Rosulullah bersabda :
Dua rokaat sholat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya
Oleh karena itu Roslullah selalu melakukan sholat dua rokaat fajar dan sholat witir, baik ketika
di rumah maupun ketika dalam perjalanan.
Sholat sunnah rowatib selain witir dan sholat sunnah fajar tidak disunnahkan dilakukan ketika
dalam perjalanan. Hal ini didasarkan dari riwayat ketika Ibnu Umar r.a. ditanya tentang sholat
rowatib Dzuhur ketika dalam perjalanan ia berkata,
Seandainya aku melakukan sholat rowatib, tentunya aku tidak mengqoshor sholat.
Termasuk tuntunan Rosulullah dalam perjalanan adalah mengqoshor sholat fardlu. Tidak ada
riwayat dari beliau yang menunjukkan bahwa beliau melakukan sholat sunnah sebelum dan
setelah sholat qoshor tersebut, kecuali sholat witir dan sholat sunnah fajar
Dalam sholat subuh, pada rokaat pertama setelah membaca Al Fatihah Rosulullah
melanjutkannya dengan membaca surat Al Kafirun dan pada rokaat kedua dengan Al Ikhlash.
Pernah juga pada rokaat pertama Rosulullah membaca surat Al Baqoroh ayat 136 setelah
membaca Al Fatihah dan Ali Imron ayat 64 pada rokaat kedua. Hal ini juga dilakukan beliau
pada sholat dua rokaat setelah maghrib berdasarkan riwayat Al Baihaqqi dan Tirmidzi dari Ibnu
Mas’ud r.a. yang menjelaskan tentang seringnya Roslulullah membaca surat Al Kafiruun dan Al
Ikhlas pada sholat dua rokaat setelah sholat maghrib dan sebelum sholat subuh.
Jika dari sholat-sholat ini ada yang terlewat, disunnahkan untuk mengqodo’nya. Demikian juga
jika terlewat sholat witir, maka disunnahkan untuk mengqodo’nya di siang hari. Rosulullah
mengqodho’ dua rokaat sholat sunnah fajar dan sholat subuh ketika tertidur dan belum
melaksanakannya. Beliau juga pernah mengqodho’ sholat sunnah qobliyah dzuhur setelah sholat
ashar. Adapun disyariatkannya mengqodho’ sholat sunnah rowatib lainnya dapat dianalogikan
sholat-sholat yang disebutkan di dalam nash hadist.
Rosulullah bersabda,
Barangsiapa tertidur atau lupa dan tidak sholat witir, hendaknya melakukannya ketika ia
bangun atau ketika mengingatnya. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Ketika mengqodho’ sholat witir, hendaknya juga mengqodho’ sholat sunnah sebelumnya. Hal ini
didasarkan pada riwayat Aisyah r.a. yang ia berkata,
Rosulullah jika tidak sholat malam karena tidur atau sakit, beliau sholat di siang hari dua belas
rokaat.
Demikian tadi telah diuraikan tentang keutamaan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan
sholat sunnah rowatib. Mudah-mudah bermanfaat bagi saudara-saudariku yang mau
menegakkannya.
Referensi :
Al Fauzan, Saleh. 2005. Fiqih Sehari-hari. Jakarta : Gema Insani Press
Like
Be the first to like this post.
14 Comments
1.
Asep_Suba said,
Bagaimana dengan sholat iftitah sebelum Tarawih? Ada dasar/dalilnya? Bacaannya sama
tidak dengan sholat umumnya?
Reply
2.
madd said,
Reply
3.
sin_chan said,
Reply
ithonky said,
Reply
4.
neyna said,
Reply
5.
assalam.., mas
q masih awam dengan sholat rawatib, dan sholat sunnah lain yang mengiringi sholat
fardhu..
yang q tau hanya sholat tahajjud dan sholat sholat dhuha..
Reply
6.
adip said,
thx’s bgt buat penulis yg udah mau share pengetahuanny terus dakwah ny utk kemajuan
islam yg hakiki, amin
Reply
7.
Afwan pa gak salah ketik di artikel antum dijelaskan solat sunnah rawatib dijelaskan 12
rakaat,pada artikel antum ada penjelasan 2 rakaat sebelum Dzuhur,pa tidak 4 rakaat
sebelum Dzuhur…Syukron
Yudi
Reply
8.
musdie said,
Reply
9.
musdie said,
Reply
lilmessenger said,
bukan sholat sunnah rowatib. tapi sholat sunnah yang lain. Misal : Syukrul wudlu,
atau tahiyatul majid, dll
Reply
10.
chiemot said,
Reply
11.
Reply
12.
Reply
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name *
Email *
Website
Pages
o Tentang Penulis
o Nasihat
Hijri Calendar
You are :
Gregorian Calendar
July 2008
F S S M T W T
« Jun Aug »
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Categories
o Berita Akhir Zaman (7)
o Islam dan Ibadah (22)
o Liku-Liku (15)
o Perjalanan Panjang (4)
o Sejarah Islam (6)
Recent Posts
o Pria Menikah Lebih Mapan dari Pria Lajang (Penelitian yang Membuktikan Keaslian
Al Qur’an)
o Little Shared “Masa Lalu”
o Tiada Duka Yang Abadi (by Opick)
o Iedul Adha di Rantau
o Hadist Arabain ke Dua Puluh Empat
Blog Stats
o 39,643 hits
Archives
o November 2010 (8)
o May 2010 (1)
o April 2010 (1)
o August 2009 (1)
o August 2008 (5)
o July 2008 (7)
o June 2008 (3)
o May 2008 (4)
o April 2008 (6)
o March 2008 (8)
o February 2008 (10)
Download Ebook
o 107.4 Alvo FM
o Pojok Anak
Friends
o Muza Exe
o Dhanika Budhi
o Andre Parvian
o Faisal
o Kholes
o Agung_SI06
o Aulia Pradipta
o Arif Wibisono
o Kiki Ahmadi
o Maz Galeh
o Fatchy Nurhidayati
o Riska Asriana S
o Gyl’s Journal
o Oetjoep
o Aquwaviey’s Weblog
o DWennyP
o Aghita Sekarrini Yusinda
o nellulyta
o Rama_07
o Yeni S
o Desi Putri
o Aghita
o Kang Edwin
o Menyemai Ukhuwah Menuai Berkah
o …another darkside of cHe’….
o Having Love is Better than Having all Stars in the Sky
o Vhyn’s Weblog
References
o Hadist Online
o Al Qur’an Online
o DaudRasyid Rev
o hadith.al-islam.com
o Era Muslim
Comments
Fiqkal on Apakah Hukumnya Musik Menurut…
Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia
berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ْت فِى ٌ ض ٍة إِالَّ بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة أَوْ إِالَّ بُنِ َى لَهُ بَي
َ صلِّى هَّلِل ِ ُك َّل يَوْ ٍم ثِ ْنت َْى َع ْش َرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّوعًا َغ ْي َر فَ ِري
َ َُما ِم ْن َع ْب ٍد ُم ْسلِ ٍم ي
ِّ
صلي ِه َّن بَ ْع ُد ُ
َ تأ ُ
ُ ْت أ ُّم َحبِيبَةَ فَ َما بَ ِرح ْ َ قَال.ال َجنَّ ِة ْ
“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah,
(sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah
rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku
mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” [1]
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah rawatib, sehingga Imam an-
Nawawi mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama dalam bab: keutamaan shalat
sunnah rawatib (yang dikerjakan) bersama shalat wajib (yang lima waktu), dalam kitab beliau
Riyadhus Shaalihiin. [2]
1. Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib
lima waktu. [3]
2. Dalam riwayat lain hadits ini dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan dan memerinci sendiri makna “dua belas rakaat” yang disebutkan dalam
hadits di atas[4], yaitu: empat rakaat sebelum shalat Zhuhur[5] dan dua rakaat sesudahnya, dua
rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isya’ dan dua rakaat sebelum Subuh[6]. Adapun
riwayat yang menyebutkan: “…Dua rakaat sebelum shalat Ashar”, maka ini adalah riwayat yang
lemah[7] karena menyelisihi riwayat yang lebih kuat yang kami sebutkan sebelumnya. [8]
3. Keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah bagi orang yang menjaga shalat-shalat
sunnah rawatib dengan melaksanakannya secara kontinyu, sebagaimana yang dipahami dan
dikerjakan oleh Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, perawi hadits di atas dan demikian yang
diterangkan oleh para ulama[9].
4. Jika seseorang tidak bisa melakukan shalat sunnah rawatib pada waktunya karena ada udzur
(sempitnya waktu, sakit, lupa dan lain-lain) maka dia boleh mengqadha (menggantinya) di waktu
lain[10]. Ini ditunjukkan dalam banyak hadits shahih. [11]
5. Dalam hadits ini terdapat peringatan untuk selalu mengikhlaskan amal ibadah kepada Alah
Ta’ala semata-mata.
6. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinyu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah
Ta’ala adalah amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.” [12]
7. Semangat dan kesungguhan para sahabat dalam memahami dan mengamalkan petunjuk dan
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah yang menjadikan mereka lebih utama
dalam agama dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.
Footnote:
[4] Lihat keterangan syaikh al-’Utsaimin dalam Syarh Riyadhish Shaalihiin (3/282).
[5] Dikerjakan dua raka’at – salam dan dua raka’at – salam (ed)
[6] HR an-Nasa-i (3/261), at-Tirmidzi (2/273) dan Ibnu Majah (1/361), dishahihkan oleh syaikh
al-Albani dalam Shahih sunan Ibnu Majah (no. 935).
“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula
sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Israa’ : 78)
Demikianlah Allah swt telah menjadikan ibadah sholat sebagai satu amalan wajib bagi seluruh
umat Islam. Ayat di atas merupakan perintah untuk melaksanakan sholat fardhu yang lima
waktu, yaitu sholat Isya, Shubuh, Dhuhur, ‘Ashar, dan Maghrib. Kelima sholat tersebut
merupakan rangkaian sholat wajib yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam yang beriman
kepada Allah swt.
Selain harus melaksanakan sholat fardhu lima waktu yang wajib tersebut, umat Islam juga
diperintahkan untuk melaksanakan berbagai macam sholat sunnah, yang berfungsi untuk
menyempurnakan amalan sholat-sholat fardhu. Salah satu sholat sunnah yang diperintahkan
adalah sholat sunnah rawatib, sebagaimana banyak terdapat pada hadits-hadits Rasulullah saw.
Sholat sunnah rawatib merupakan salah satu jenis sholat sunnah yang dikerjakan ketika sebelum
atau sesudah melaksanakan sholat-sholat wajib atau sholat fardhu.
Sholat sunnah rawatib yang dilaksanakan sebelum sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah
Qobliyah, sedangkan sholat rawatib yang dikerjakan sesudah mengerjakan sholat fardhu disebut
dengan sholat sunnah Ba’diyah. Sedangkan mengenai kesunahannya, sholat sunnah rawatib ada
yang hukumnya sunnah muakkad, ada pula yang sunnah ghoiru muakkad. Sholat sunnah rawatib
dikerjakan sebanyak dua rakaat atau ada juga yang dilakukan sebanyak empat rakaat. Berikut
kami sajikan pembahasan sederhana mengenai sholat sunnah rawatib.
MACAM-MACAM SHOLAT SUNNAH RAWATIB
Yaitu sholat rawatib yang sangat diutamakan (yang tingkat kesunahannya lebih tinggi, karena
Rasulullah saw dahulu sering melakukannya). Sholat sunnah rawatib muakkad ini diantaranya
adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu:
“Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah subuh) itu
lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar ra berkata, “Aku menjaga 10 rakaat dari nabi saw: 2 rakaat sebelum sholat
Dhuhur,2 rakaat sesudahnya,2 rakaat sesudah sholat Maghrib, 2 rakaat sesudah sholat Isya dan 2
rakaat sebelum sholat Shubuh. (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Dari Ibnu Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah SWT mengasihi
seseorang yang sholat 4 rakaat sebelum sholat Ashar.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirimizi dan
Ibnu Khuzaemah).
Dari Abdullah bin Mughaffal ra. ia berkata: Nabi saw bersabda, “Di antara adzan dan iqomah
ada sholat, di antara adzan dan iqomah ada sholat (kemudian dikali ketiga beliau berkata:)
bagi siapa yang mau.” Beliau takut hal tersebut dijadikan oleh orang-orang sebagai keharusan.
(HR Bukhari No. 627 dan Muslim No. 838)
Dan dalam riwayat Abu Daud, “Sholatlah kalian sebelum Maghrib dua rakaat.” Kemudian
beliau bersabda, “Sholatlah kalian sebelum Maghrib dua rakaat bagi yang mau.” Beliau takut
prang-orang akan menjadikannya sholat sunnah. (HR Abu Daud No. 1281)
Ibnu Umar ra. berkata : Saya sholat bersama Rasulullah saw dua rakaat sebelum dhuhur, dan
dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah jum’ah dan dua rakaat sesudah maghrib serta
dua rakaat sesudah isya. (HR. Bukhari, Muslim)
Tidak seluruh sholat fardhu yang lima waktu dapat atau boleh diikuti dengan sholat sunnah
rawatib (ba’diyah). Sholat shubuh dan sholat ‘ashar merupakan sholat fardhu yang tidak boleh
diikuti dengan sholat sunnah rawatib ba’diyah, karena Rasulullah saw telah melarang umatnya
untuk mengerjakan sholat sunnah ba’diyah shubuh maupun ba’diyah ‘ashar. Rasulullah saw
bersabda:
Dari Abi Said Al-Khudri ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,“Tidak ada
sholat setelah sholat shubuh hingga matahari terbit. Dan tidak ada sholat sesudah sholat ‘Ashar
hingga matahari terbenam. (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian jelas bahwa haram hukumnya mengerjakan sholat sunnah ba’diyah shubuh
maupun ba’diyah ‘ashar.
Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib
Allah swt akan memberikan ganjaran yang sangat besar kepada hamba-Nya yang senantiasa
menjadikan sholat sunnah rawatib sebagai amalan yang kontinyu. Ganjaran Allah swt kepada
orang-orang yang mendawamkan sholat sunnah rawatib yaitu Allah swt akan membangunkannya
rumah di Surga. Selain itu, bagi orang-orang yang mendawamkan sholat sunnah rawatib
qobliyah shubuh (sholat sunnah fajar), maka Allah swt akan memberikan balasan yang jauh lebih
besar dan lebih bernilai daripada dunia dan seisinya.
Ummu Habibah berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa Sholat
dalam sehari semalam dua belas rakaat, akan dibangun untuknya rumah di Surga, yaitu empat
rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat
sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Sholat Subuh.” (HR Tirmidzi, ia mengatakan, hadits ini
hasan sahih).
“Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah subuh) itu
lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim)
www.syahadat.com
Entri ini dituliskan pada Mei 11, 2009 pada 3:20 am dan disimpan dalam ibadah, islam, sholat.
Bertanda: al qur'an, Allah, dalil, hadist, islam, sholat, sholat rawatib, sholat sunnah. Anda bisa
mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan
tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.
Suka
6 Tanggapan to
Navigation
halaman depan
forum komunitas
ilmu pengetahuan
o agama islam
kumpulan doa
o akuntansi
o bahasa indonesia
o biologi
o ekonomi
o ekonomi manajemen
o ekstrakurikuler
o fisika
o geografi
o hukum
o kesehatan masyarakat
o kimia
o matematika
o pendidikan olahraga
o pendidikan seksologi
o pengetahuan umum dunia
o pengetahuan umum indonesia
o perpajakan
o pmp dan ppkn
o riset statistik
o sejarah indonesia
o sosiologi
o tata boga
o tata busana
artikel bebas
direktori web
lirik lagu
teknologi
informasi produk
Login Pengguna
Username: *
Password: *
Cari di Organisasi.Org
Web organisasi.org
Buat Blog Gratis
daftar blog gratis
more
Home › ilmu pengetahuan › agama islam
agama islam
An-Naba Online
Home
Ibadah
Info Kajian
Info Umum
Mimbar Ilmu
Ramadhan
Dalam pembahasan yang lalu telah kita ketahui banyak sekali keutamaan-keutamaan shalat
sunnah. Untuk kesempatan kali ini kita akan mengulas sedikit tentang keutamaan-keutamaan
shalat sunnah rawatib yang tentunya masih dikutib dari buku “Himpunan dan Tata Cara Shalat
Sunnah” karya Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani yang diterbitkan oleh Pustaka At-Tibyan.
Dari Ummu Habibah -Radhiyallahu ‘anha-, Istri Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia
berkata, “Aku mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
ٌ ض ٍة إِالَّ بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة أَوْ إِالَّ بُنِ َى لَهُ بَي
ْت فِى َ صلِّى هَّلِل ِ ُك َّل يَوْ ٍم ثِ ْنت َْى َع ْش َرةَ َر ْك َعةً تَطَ ُّوعًا َغ ْي َر فَ ِري َ َُما ِم ْن َع ْب ٍد ُم ْسلِ ٍم ي
صلِّي ِه َّن بَ ْع ُد ُ أ ُ
ت ْح ر َ َ ُ ْ َ قَال.ْال َجنَّ ِة
َ ِ َ َ َت أ ُّم َحبِيب
ب ا م ف ة
“Setiap hamba muslim yang shalat sunnah setiap harinya duabelas rakaat, selain shalat wajib,
pasti Allah bangunkan untuknya rumah di dalam surga, atau dibangunkan untuknya satu rumah
di dalam surga.” (Kemudian) Ummu Habibah -Radhiyallahu ‘anha- berkata, “Setelah aku
mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” (HR. Muslim, no.
728).
“Barangsiapa menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat sesudah Zhuhur, akan
Allah haramkan dirinya dari Neraka.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (VI/326))
“Semoga Allah memberi rahmat kepada seseorang yang shalat sunnah sebelum Ashar empat
rakaat.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (II/117).
3. Diriwayatkan dari ‘Aisyah -Radhiyallahu ‘anha- dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bahwa beliau bersabda:
“Dua rakaat sunnah Fajar (Shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim
dalam kitab Shalatul Musafirin, bab: Dianjurkanya shalat dua rakaat sebelum Shubuh, no. 725).
shalat sunnah Rawatib ini didefinisikan dengan shalat yang terus dilakukan secara kontinyu
mendampingi shalat fardhu. Demikian Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin memberikan
definisinya, sehingga berkaitan dengan faidah shalat sunnah Rawatib ini, beliau memberikan
penjelasan: “Faidah Rawatib ini, ialah menutupi (melengkapi) kekurangan yang terdapat pada
shalat fardhu”.[19]
Facebook comments:
Comments
Link Quote
Link Quote
beny February 25, 2010 at 7:48 am
Assalamualaikum wr.wb…..
ya saudaraku an-naba,,,
tulisan antum sangat bagus sekali dan komplit beserta dalil yang dipaki ana pernah
kuatkan hati buat kerjakan semua ini, bahkan sunahnya d kerjakan di rumah pula tentu
akan lebih afdol.
ya akhi………
penerbit buku yang di pakai referensi memang bagus , bila baca buku terbitan at-tibyan
ana percaya karena isinya bagus dan beberapa ana punya juga dari penerbit tersebut. tapi
ad asatu yang belum ana paham dari artikelnya, bagaimana caranya mengqodho sholat
sunah rowatib bukan kah sholat ini selalu mengikuti sholat fardhu,,
Afwan
Link Quote
subhanallah..banyaknya fadhilat solat sunat rawatib tetapi ramai dalam kalangan kita
yang tidak mengetahui hakikat ini..terima kasih ya atas perkongsian ini,amat bermakna
buat saya.
Link Quote
Link Quote
Mengenai shalat 4 rakaat sebelum dan sesudah Dzuhur maupun 4 rakaat sebelum Asar
ada dua pendapat di kalangan para ulama:
1. Dikerjakan dua rakaat-dua rakaat, yakni salam setiap dua rakaat. Ini adalah pendapat
Imam Asy-Syafi’i dan Ahmad. Mereka berdalil dengan hadits Ibnu Umar secara marfu’:
ار َم ْثنَى َم ْثنَى
ِ َصالَةُ اللَّ ْي ِل َوالنَّه
َ
“Shalat malam dan siang itu dua-dua rakaat.” (HR. An-Nasai: 3/227 dan Ibnu Majah no.
1322)
2. Dikerjakan dengan dua kali tasyahud tapi satu kali salam seperti shalat wajib yang
empat rakaat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama.
Mereka menyatakan bahwa hadits-hadits yang menerangkan shalat rawatib empat rakaat
merupakan pengkhusus dari hadits Ibnu Umar. Mereka juga berdalilkan dengan sebuah
riwayat An-Nasai tentang shalat sunnah 4 rakaat sebelum ashar, “Dan beliau salam pada
rakaat yang terakhir (keempat).” Riwayat ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam
Ash-Shahihah no. 237.
Dalam Bughyah Al-Mutathawwi’ Asy-Syaikh Muhammad Bazmul menguatkan pendapat
mayoritas ulama, yang menyatakan bahwa shalat sunnah empat rakaat dikerjakan dengan
dua kali tasyahud dan sekali salam, seperti shalat wajib yang empat rakaat.
Wallahu a’lam.
Link Quote
Link Quote
Link Quote
Alhamdulillah…
Jazakumullahu khoyron sdh dikirimi artikel ini…semoga Allah memudahkan kita utk
melaksanakan perkara2 sunah dan tidak menyepelekannya.
Ana belum mengerti tentang “shalat rawatib hanya bisa diqadha bila tertinggal bersama
shalat wajib”. mohon dijelaskan agar ana bisa lebih memahami dan mengerti -)dan
bagaimana caranya meng-qadha sholat sunnah rawatib? misal kita lupa atau terlewat
shalat sunnah sblm ashar maka di waktu kapan kita meng-qadhanya? Ana juga ingin
bertanya bagaimana pelaksanaan sholat sunnah sebelum subuh (krn disunnahkan
dikerjakan dirumah), sedang kita (laki2) wajib utk sholat jama’ah shubuh di masjid?
Untuk sholat wajib tidak ada qadha? Jazakumullahu khoyron…
Link Quote
jazakumullahu khoiron artikelnya, mudahan menjadi amal baik kita yang tiada terputus.
amiin
Link Quote
bismillah…
Untuk “shalat rawatib hanya bisa diqadha bila tertinggal bersama shalat wajib”, kami
belum mendapatkan penjelasannya, baik dari buku tersebut maupun dari buku yang lain.
Diperbolehkan untuk mengqadha shalat sunnat rawatib apabila tidak sempat untuk
melaksanakannya pada waktunya, adapun shalat Rawatib yang kami dapatkan adalah
yang sesuai dengan hadits Rasulullah yang telah disebutkan di atas. Mengenai
pelaksanaan shalat sunnah qabliyah Asar, kami belum menemukan hadits dari Rasulullah
SAW. Shalat Sunnah di sunnahkan untuk dikerjakan di rumah dan itu yang lebih afdhal,
untuk Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh bisa kita lihat jarak rumah kita dengan masjid, bila
memungkinkan untuk dikerjakan di rumah dan sekiranya tidak akan ketinggalan shalat
Fardhu maka sebaiknya dikerjakan di rumah, namun bila khawatir akan tertinggal shalat
Fardhu Shubuh maka shalat sunnah dikerjakan di masjid tidak mengapa. Wallahu a’lam
bish shawab.
Link Quote
assalamu’alaikum wr.wb..
bismillah..
dalam artikel disebutkan bahwa solat rawatib dapat melengkapi/menutupi kekurangan
solat fardhu. Kekurangan seperti apakah yang dimaksud?
Terkadang saya sering ragu apakah saya batal dalam solat atau tidak. karena itu saya
mengulangi solat saya. Nah apakah keraguan saya tersebut dapat dilengkapi dengan solat
rawatib?
Mohon penjelasannya dan kalau bisa dikirim ke e-mail saya. Jazakumullah khairan..
Link Quote
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya.
Apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses, dan bila rusak maka ia telah rugi dan
menyesal. Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya maka Rabb ‘Azza wa jalla
berfirman: “Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki shalat tathawwu’ (shalat sunnah)?”
Lalu shalat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh
amalannya diberlakukan demikian” [HR At-Tirmidzi].
Dari hadits tersebut, menjadi jelaslah betapa shalat sunnah Rawâtib memiliki peran
penting, yakni untuk menutupi kekurangsempurnaan yang melanda shalat wajib
seseorang. Terlebih lagi harus diakui sangat sulit mendapatkan kesempurnaan tersebut,
sehingga Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seseorang selesai shalat dan tidak ditulis kecuali hanya sepersepuluh
shalat, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya,
seperempatnya sepertiganya, setengahnya” [HR Abu Dawud dan Ahmad].
Link Quote
apakah benar rasulullah selalu mengerjakan shalat ba’diyah ashar dirumah aisyah ra.
Link Quote
Name
Website
Perlu Bantuan?
Buku-buku Kami
Post terbaru
Komentar terakhir
Jumlah Pengunjung