Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUN
Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu
telur yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil
penggabungan dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing
induk berperan dalam menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal
ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses
perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis
pada masing-masing induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis
(proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami oogenesis ( proses
pembentukan ovum). Setelah terjadi vertilisasi (proses peleburan dua gamet
sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari kedua
induknya) maka akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu
organisme yang multiseluler yang dilakukan dengan proses-proses pembelahan.
Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang
merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi 2, 4,
8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb.
2. Untuk lebih memahami hal-hal yang terjadi disetiap tahapan yang terjadi
pada perkembangan embrio
1. Sebagai bahan pembantu materi yang akan dipelajari pada mata kuliah
Perkembangan Hewan
2. Sebagai bahan rujukan bagi para peneliti yang akan meneliti proses
perkembangan embrio manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fertilisasi
Sel telur mamalia di kelilingi oleh lapisan ekstra seluler tebal yang deisebut
zona pelusida. Langkah pertama fertilisasi adalah perlekatan sperma secara
longgar di permukaan zona pelusida. Peristiwa itu diikuti oleh pengikatan sperma
dengan zona pelusida. Ikatan yang terbentuk sangat spesifik dan erat. Reseptor
pengikatan sperma ada di zona pelusida sedang protein spesifik pengikatan sel
telur terdapat dalam membran plasma sperma. Ribuan sperma dapat melekat
kesatu sel telur yang sama. Sperma yang melekat lalu menyelesaikan reaksi
akrosom yang merupakan proses persiapan penyatuan sperma dan sel telur.
Membran terluar dari struktur dua lapis akrosomal melekat dan berfusi dengan
membran plasma sperma di tempat-tempat sepanjang bagian tepi kepala sperma.
Reaksi akrosomal melepaskan enzim-enzim hidrolitik (akrosin) yang
memungkinkan sperma bergerak melalui zona pelusida ke sel telur. Terowongan
yang sangat sempit dihasilkan oleh sperma selama perjalanannya menembus zona
tersebut.
Gambar 2.1. Sel telur dikelilingi sperma dan salah satu sperma berhasil
menembus lapisan dinding telur
Setelah berhasil melewati zona pelusida sperma tiba di terowongan
perivitelin yang memisahkan sel telur dengan zona pelusida. Satu sperma
menjalani fusi dengan sel telur melalui penyatuan membran akrosomal posterior
sperma dengan membran plasma sel telur. Halangan yang terbentuk secara cepat
dapat mencegah polispermi (fertilisasi satu sel telur oleh lebih dari satu sperma)
kemuungkinan terjadi akibat perubahan-perubahan potensial listrik pada membran
sel telur setelah masuknya sperma. Masuknya sperma mengaktifasi sel telur dan
nukleusnya. Pronukleus sperma menyatu dengan pronukleus sel telur. Granula
kortikal di bagian tepi sitoplasma sel telur berfusi dengan membran plasma, dan
berbagai enzim dilepaskan ke dalam rongga perivitelin. Enzim-enzim itulah yang
menyebabkan zona pelusida menjadi kaku dan hilang kemampuannya untuk
mengikat sperma. Sehingga dengan adanya zona pelusida yang menjadi kaku ini
dapat mencegah polispermi.Fertilisasi mamalia berlangsung dalam oviduk.
Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel
dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran
sama akan tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi
blastodik kecil yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai
beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan
kedua secara samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir apabila
pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat
menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel. Pada akhir pembelahan akan
dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang
meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells),
fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap,
yang meliputi trophoblast, periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi
dan menghubungi antara embrio dengan induk atau lingkungan luar.
Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan
masuk kedalam tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya, yaitu
stadium grastula. Grastulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang
sangat besar serta sangat rapi dari sel-sel didalam embrio. Salah satu perubahan
utama dalam yang terjadi selama masa grastulasi adalah bahwa sel-sel
memperoleh dan mencapai suatu kemampuan untuk melakukan gerakan
morfogentik, sehingga terjadi reorganisasi seluruh atau sebagian didaerah kecil
didialam embrio. Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, di mana sel
bakal organ yang telah terbentuk pada stadium blastula mengalami perkembangan
lebih lanjut. Proses perkembangan sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan
emboli. Epiboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah depan,
belakang, dan ke samping dari sumbu embrio dan akan membentuk epidermal,
sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam
terutama di ujung sumbu embrio. Stadium gastrula ini merupakan proses
pembentukan ketiga daun kecambah yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm, dan
notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat hubungannya
dengan proses pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi berakhir pada saat kuning
telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Beberapa jaringan mesoderm yang berada di
sepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi segmen segmen yang disebut
somit yaitu ruas yang terdapat pada embrio.
Gambar 2.5. Proses Grastulasi Manusia
Grastulasi pada manusia terjadi pada blastokista yang terdiri atas tropoblast
dan masa sel dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama
dari sel-sel pada masa sel dalam adalah untuk pembentukan hipoblast, yang
membatasi rongga blastula dan yang akan mejadi endoderm kantung yolk. Sisa
dari masa sel dalam yang terletak diatas hipoblast terbentu suatu keping, yang
disebut keping embrio. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu
rongga yang disebut amnion, dari epiblast yang mengandung semua bahan untuk
pembentukan tubuhnya, jadi identik dengan epiblast pada burung.Sambil epiblast
mengalami grastulasi. Sel-sel ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus
agar embrio dapat hidup dalam uterus induk. Sel-sel tropoblast membentuk suatu
populasi sel dan membentuk sinsistropoblast. Sinsitropoblast memasuki
permukaan uterus sehingg uterus tertanam dalam uterus. Uterus sebaliknya
membentuk banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitropoblast.
Tidak lama sesudah ini, mesoderm meluas keluar embrio. Pembuluh ini
merupakan pembuluh darah dari tali puasat dan berda pada tangkai penyokong.
Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang mengandung pembuluh darah dari tali
pusat berada pada tangki penyokong. Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang
mengandung pembuluh darah disebut korion dengan dinding uterus membetuk
plasenta. Korion dapat berlekatan sekali dengan jaringan maternal, tetapi masih
dapat berdekatan sekali atau dapat berdekatan sangat erat sehingga kedua jaringan
tidak dapat dipisahkan tanpa merusak jaringan induk manpun fetus
Gambar 2.6. Gasrulasi embrio Manusia.Massa sel-sel dalam berhadapan
dengan balstocoel pada pembentukan embryonic knob
a. Turunan Ektoderm
Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung
neural, bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural (neural tube)
merupakan bakal dari sistem saraf pusat sedangakan pial neural (neural chest)
akan membentuk sistem saraf periferi serta ganglion, medulla adrenal, sel-sel
pigmen, rawan larinks dan rawan kepala. Turunan epidermis dapat dibagi menjadi
dua macam, yaitu: Yang berasal dari penebalan epidermis (plakioda), seperti lensa
mata, telinga bagian dalam, puting-puting pengecap dan epidermis lainnya akan
membentuk epidermis kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan permukaan mulut
dan anus, serta hipofisa anterior.
Pada daerah otak depan bagian posterior terbentuk vesikula optik yang
merupakan penonjolan kearah lateral. Vesikula optik menyentuh ektoderm dan
menginduksi ektoderm membentuk plakoda. Induksi ini sangat spesifik, bila
vesikula optik dipindahkan kedaerah lain dari kepala, ia akan mengiduksi
ektoderm untuk membentuk lensa bukan epidermis kepala. Setelah plakoda lensa
terbentuk, ia akan berinvaginasi dan mengiduksi balik vesikula optik dan
menyebabkan perubahan pada vesikula tersebut. Vesikula optik berinvaginasi
sehingga terbentuk suatu cawan optik dengan dinding rangkap. Sambil invaginasi
berlangsung lebih lanjut, hubungan antara cawan optik dan otak menyempit
menjadi tangkai optik, sedang lapisan cawan optik mengalami diferensiasi. Sel-sel
pada lapisan luar menghasilkan pigmen dan disebut lapisan berpigmen retina yang
akhirnya menjadi retina berpigmen. Lapisan dalam memperbanyak diri dengan
cepat dan membentuk neuron, glia, interneuron dan sel-sel ganglion, lapisan ini
disebut lapisan sensori retina yang kelak akan menjadi retina sensoris. Akson dari
sel-sel ganglion bertemu pada bagian dasar mata sepanjang tangkai optik dan
menjadi saraf mata.
b. Turunan Mesoderm
Kedua selaput ini membatasi suatu rongga baru yang disebut rongga selom
Mesoderm Paraksial
Sistem Ekskresi
Sistem Genitalia
Pada betina (dengan kromosom XY), BSK berada pada epitelium germinal
pita sek yang pertama dibentuk dan akan berdegenerasi dan gonad bagian dalam
berisi mesenkim dan pembuluh darah. Epitelium germinal atau korteks menebal
dan sel-sel korteks sebelah dalam berkelompok mengelilingi BSK yang kelak
menjadi folikel frimer dari ovarium.
Bakal atau tunas anggota tubuh dibentuk dari proliferasi sel-sel mesoderm
somatik yang terletak dibawah ektoderm sehingga terbentuk suatu tonjolan
berbentuk dayung. Permukaan tonjolan ini ditutupi oleh suatu penebalan eotoderm
disebut pematang ektoderm apikal (Apikal Ektodermal Ridge, AER). Terdapat
suatu ketergantungan antara AER dan mesoderm tunas anggota tubuh. Kalau
mesoderm tunas tidak ada maka AER tidak akan terbentuk, sebaliknya bila AER
tidak ada maka mesoderm tidak tumbuh. Asal mesoderm dari daerah pembentuk
anggota tubuh mempunyai dua sumber yaitu mesoderm somatik dan sel-sel somit
yang berpindah kedaerah bakal anggota tubuh yang akan menjadi otot anggota
tubuh. Setelah sel-sel somit berada ditunas anggota tubuh, sel-sel somit tidak
dapat dibedakan dari mesoderm somatik. Sambil tunas memanjang, sel-sel bakal
rawan menenpati bagian tengah. Tunas anggota tubuh kemudian berubah bentuk
dari bentuk dayung menjadi bentuk kerucut menjadi bentuk anggota tubuh yang
sebenarnya. Bentuk anggota tubuh dicapai karena terjadi tumbuh secara
diferensiasi dan dibantu dengan kematian sel. Morfologi anggota tubuh dicapai
melalui kemtian sel sepanjang tepi anterior dan posterior mesoderm anggota
tubuh. Kematian sel terjadi pula pada erosi jarungan antara jari dalam
pembentukan jari, sehingga bila hal ini ridak terjadi maka jari akan tetap
dihubungkan dan disatukan oleh selaput seperti halnya pada selaput renang pada
bebek
Pembentukan Jantung
Jantung dibentuk sangat awal sebelum embrio dari kantung yolk tumbuh.
Embrio pada tahap ini terletak diatas permukaan yolk dan mesoderm lateralnya
terdapat mengarah ke blastoderm. Mesoderm tidak dapat bertemu pada bagian
ventral embrio karena terhalang oleh yolk. Mesoderm bakal jantung terdapat pada
dua daerah terpisah, masing-masing terletak pada kedua sisi tubuh embrio yang
merupakan bagian dari mesoderm akan menjadi usus depan embrio.
2.9. Gambar Proses Pembentukan Jantung
Setelah usus depan dibentuk, pada stadium lipatan kepala, sel-sel mesoderm
splanknik bakal jantung melepaskan diri dan membentuk sepasang tabung yang
dibatasi oleh endokardium. Dengan bertambah panjangnya usus depan, kedua
saluran yang terletak didepan portal usus depan bertemu dan kemudian melebur
menjadi suatu tabung sisa mesoderm splanknik bakal jantung saling berdekatan
dan membentuk epimiokardium yang akan membentuk otot pada dinding jantung.
Portal usus memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan jantung
serta masing-masing bakal jantung mampu berkembang menjadi jantung utuh.
Jantung pada awalnya merupakan tabung yang lurus dan tidak mempunyai ruang-
ruang khusus didalamnya. Baru kemudian tabung ini berubah melalui beberapa
cara. Mulai dari belakang jantung ini tumbuh kedepan, lalu belok ke bawah dan
kekanan kemudian membelok lagi kekiri mengarah keatas dan kedepan. Jantung
sekarang berbentuk huruf S. Jantung kemudian pada beberapa tempat membuat
konstriksi dan pada tempat ini menggelembung sehingga terbagi menjadi empat
bagian utama. Sinus venosus terletak pada bagian posterior dan berkelanjutan
dengan vena viteling. Atrium terdapat pada ujung belokan pertama, ventrikel
terdapat pada bagian turun belokan pertama dan kedua. Bagian yang mengarah
kedepan dari belokan kedua menjadi trunkus arterorius berkelanjutan dengan
aorta. Sebelum pembagian ini berlangsung, jantung telah berfungsidan melai
berdenyut dengan teratur. Dari seluruh organ pada hewan jantung merupakan
organ yang pertama kali berfungsi
Gambar 2.10. (A) sel‐sel mesenkim tidak yang tidak berdiferensiasi. (B)
pembentukan pulau pulau darah pulau‐pulau darah (C) kapiler primitif
Turunan Endoderm
Pada posterior dari faringks dibentuk eksofagus, lambung, usus halus, usus
kasar. Lapisan permukaaan dalam dari saluran ini serta kelenjar-kelenjarnya
berasal dari endoderm tetapi otot pada dinding, jaringan ikat, pembuluh darah,
mensenterium dan epitel yang menutupi permukaan usus awal, saluran
pencernaan merupakan saluran sederhana. Pada ujung kaudal usus terjadi suatu
lekukan tempat pertemuan ektoderm dan endoderm dan kedua lapisan ini dibatasi
oleh membran kloaka yang akan pecah dan menjadi anus. Disebelah kauda
lambung terbentuk ketiga turunan saluran pencernaan. Devertikulum hati
merupakan saluran yang keluar dari usus depan, masuk ke mesenkim yang ada
disekeliling lambung. Mesenkim menginduksi endoderm untuk berfoliferasi,
bercabang dan membentuk sel-sel hati. Sebagian divertikulum hati akan berfungsi
sebagai saluran dari hati dan cabangya akan membentuk kantung empedu.
Pankreas dibentuk sebagai fusi dari divertikulum yang berasal dari sebelah dorsal
dan ventral saluran pencernaan tepat disebelah kaudal empedu.
a. Saluran Pernapasan
BAB III.
PENUTUP