You are on page 1of 7

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Ada suatu konsep yang paralel dengan konsep faktor persekutuan terbesar (FPB),
yang dikenal faktor persekutuan terkecil (KPK). Suatu bilangan bulat c disebut kelipatan
persekutuan dari bilangan-bilangan bulat tak nol a dan b jika a c dan b c. Hal ini berarti
pula nol adalah kelipatan persekutuan dari a dan b. Perlu diingat pula bahwa ab dan –(ab)
adalah kelipatan persekutuan dari a dan b, dan salah satunya positif. Dengan menggunakan
prinsip terurut sempurna (well ordering principle), himpunan kelipatan persekutuan dari a
dan b harus sebuah bilangan bulat terkecil; kita menyebutnya kelipatan persekutuan terkecil
dari a dan b, dan ditulis KPK(a, b).
Definisi
Kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan bulat tak nol a dan b, dilambangkan KPK(a,
b), adalah bilangan positif m yang memenuhi:
(i) a m dan b m.
(ii) Jika a c dan b c dengan c 0 maka m c.
Sebagai ilustrasi, kelipatan persekutuan positif dari –12 dan 30 adalah 60, 120, 180, … .
Dengan demikian, KPK(-12, 30) = 60.
Dari diskusi terdahulu, kita dapat secara jelas menyatakan bahwa jika diberikan dua bilangan
tak nol a dan b maka KPK(a, b) selalu ada, dan KPK(a, b) ab . Selanjutnya, bagaimana
hubungan antara KPK dan FPB? Berikut ini sifat yang menjelaskan hubungan antara
keduanya.
Sifat 1
Untuk bilangan-bilangan bulat positif a dan b, berlaku
FPB(a, b). KPK(a, b) = ab
Bukti
Misalkan d = FPB(a, b) dan kita tulis a = dr, b = ds untuk bilangan-bilangan bulat r dan s.
Jika m = ab/d maka m = as = rb. Akibatnya adalah m (positif) adalah suatu kelipatan
persekutuan a dan b.
Sekarang misalkan c adalah sebarang bilangan bulat positif yang merupakan kelipatan
persekutuan a dan b. c = au = bv. Sebagaimana kita ketahui, ada bilangan-bilangan bulat x
dan y yang memenuhi d = ax + by. Konsekuensinya,
c/m = cd/ab = (c(ax + by))/ab = (c/b)x + (c/a)y = vx + uy
Persamaan ini menyatakan bahwa m c, dan kita dapat menyimpulkan bahwa m c. Dengan
demikian, m = KPK(a, b); Hal ini berarti bahwa
KPK(a, b) = ab/d = ab/FPB(a, b)
Sifat 2
Untuk suatu bilangan-bilangan bulat positif a an b, KPK(a, b) = ab jika dan hanya jika FPB(a,
b) = 1.
Sifat 2 ini hanya merupakan akibat langsung dari sifat 1.
Sebagai ilustrasi, Karena FPB(3054, 12378) = 6, kita dapat dengan cepat memperoleh
KPK(3054, 12378), yaitu:
KPK(3053, 12378) = 3053.12378 / FPB(3054, 12378)
= 3053.12378 / 6
= 6300402.
Perlu diketahui pula bahwa faktor persekutuan terbesar dapat diperluas untuk lebih
dari dua bilangan bulat. Dalam kasus tiga buah bilangan bulat, a, b, c tak nol, FPB(a, b, c)
didefinisikan sebagai suatu bilangan bulat positif d yang memenuhi:
(i) d adalah faktor dari setiap a, b, c.
(ii) Jika e faktor dari a, b, c, maka e d.
Sebagai ilustrasi, perhatikan bahwa
FPB(39, 42, 54) = 3 dan FPB(49, 210, 350) = 1
Seperti pada FPB, ada beberapa metode untuk menentukan KPK dari dua buah
bilangan yang diberikan, yaitu:
1. Metode Irisan Himpunan.
Di dalam metode irisan himpunan, pertama kita tentukan himpunan kelipatan-
kelipatan positif dari bilangan pertama dan bilangan kedua, kemudian kita tentukan himpunan
persekutuan kelipatan dari bilangan-bilangan itu, dan akhirnya kita pilih bilangan terkecil dari
himpunan itu.
Contoh 1.
Tentukan KPK dari 8 dan 12.
Jawab.
Misalkan himpunan-himpunan kelipatan positif dari 8 dan 12 berturut-turut adalah K8 dan
K12.
K8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, …
K12 = 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, 108, …
Himpunan kelipatan persekutuannya adalah
K8 K12 = 24, 48, 72, …
Karena bilangan terkecil dari K8 K12 adalah 24, KPK dari 8 dan 12 adalah 24, ditulis KPK
(8, 12) = 24.
Contoh 2.
Tentukan KPK dari 40, 60, dan 80.
Jawab.
Misalkan himpunan-himpunan kelipatan positif dari 40, 50, dan 60 berturut-turut adalah K40,
K60, dan K80.
K40 = 40, 80, 120, 160, 200, 240, 280, 320, 360, 400, 440. 480, …
K60 = 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, …
K80 = 80, 160, 240, 320, 400, 480, …
Himpunan kelipatan persekutuannya adalah
K8 K12 = 240, 480, 720, …
Karena bilangan terkecil dari K40 K60 K80 adalah 240, KPK dari 40, 60, dan 80 adalah
240 dan ditulis,
KPK (40, 60, 80) = 240.
2. Metode Faktorisasi Prima.
Metode irisan himpunan untuk menentukan KPK sering kali terlalu panjang,
khususnya ketika digunakan untuk menentukan KPK dari tiga atau lebih bilangan-bilangan
asli. Metode lain, yang mungkin lebih efisien, untuk menentukan KPK dari beberapa
bilangan adalah metode faktorisasi prima.
Contoh 3.
Tentukan KPK (40 , 12).
Jawab.
Faktorisasi prima dari 40 dan 12, yaitu:
40 = 23 x 5
12 = 22 x 3
Jika m = KPK (40 , 12), maka m adalah sebuah kelipatan dari 40, dan ini harus memuat 2 3
dan 5 sebagai faktornya. Juga, m adalah kelipatan 12, dan ini harus memuat 2 2 dan 3 sebagai
faktornya.
Karena 23 adalah kelipatan dari 22, maka m = 23 x 5 x 3 = 120.
Contoh 4.
Tentukan KPK dari 2520 dan 10530.
Jawab.
Karena 2520 = 23 . 32 . 5 . 7 dan
10530 = 2 . 34 . 5 . 13
KPK (2520 , 10530) = 23 . 34 . 5 . 7 . 13
3. Algoritma Euclide
Untuk menentukan KPK(a, b) dengan cara ini, kita memanfaatkan pengetahuan kita
tentang algoritma Euclide untuk menentukan FPB(a, b) dan hubungan antara KPK dan FPB,
yaitu FPB(a, b). KPK(a, b) = ab untuk bilangan-bilangan bulat positif a dan b.
Cara ini sangat berguna untuk mencari KPK dari dua buah bilangan a dan b jika dengan
faktorisasi prima tidak mudah untuk ditentukan. FPB (a, b)-nya.
Contoh 5.
Tentukan KPK (731 , 952).
Jawab.
Dengan menggunakan algoritma Euclide, diperoleh
FPB(731 , 952) = 17.
Dengan sifat 1, diperoleh
KPK (731 , 952) = (731 . 952) / 17
= 40936.
4. Metode Pembagian dengan Bilangan Prima
Metode lain untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari beberapa
bilangan asli adalah menggunakan pembagian dengan bilangan prima. Metode ini mulai
dengan bilangan prima terkecil yang dapat membagi paling sedikit satu dari bilangan yang
diberikan, kemudian proses pembagian ini dilanjutkan sampai baris di mana jawabannya
berisi bilangan–bilangan 1.
Contoh 6.
Tentukan KPK (12 , 75 , 120)
Jawab.
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita mulai dengan bilangan prima terkecil yang dapat
membagi paling sedikit satu dari bilangan yang diberikan dan membaginya sebagai berikut:
2 12 , 75 , 120
6 , 75 , 60
Karena 2 tidak habis membagi 75, tulis kembali 75 di bawah. Untuk memperoleh KPK
dengan menggunakan prosedur ini, kita teruskan proses pembagian ini sampai baris di mana
jawabannya berisi bilangan–bilangan 1.
2 12 , 75 , 120
2 6 , 75 , 60
2 3 , 75 , 30
3 3 , 75 , 15
5 1 , 25 , 5
5 1 , 5 , 1
1 , 1 , 1
Dengan demikian,
KPK (12 , 75 , 120) =2x2x2x3x5x5
= 23 x 3 x 5 2 = 600.

Rangkuman
1. Kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan bulat tak nol a dan b, dilambangkan
KPK(a, b), adalah bilangan positif m yang memenuhi:
(i) a m dan b m.
(ii) Jika a c dan b c dengan c 0 maka m c.
2. Untuk bilangan-bilangan bulat positif a dan b, berlaku FPB(a, b). KPK(a, b) = ab.
3. Untuk suatu bilangan-bilangan bulat positif a an b, KPK(a, b) = ab jika dan hanya jika
FPB(a, b) = 1.
4. Beberapa metode untuk menentukan KPK(a, b) yaitu: metode irisan himpunan, metode
faktorisasi prima, algoritma Euclide, dan metode pembagian dengan bilangan prima.

Uji Kompetensi
Lingkarilah salah satu jawaban yang menurut anda benar.
1. KPK (24 , 36) =
a. 36
b. 72
c. 48
d. 96
2. KPK (90 , 105 , 315) =
a. 630
b. 480
c. 960
d. 230
3. KPK (132 , 504)
a. 5544
b. 2990
c. 1946
d. 3892
4. Pada sebuah ruangan ada tiga buah jam alarm yang disetel secara berbeda. Jam alarm A
berbunyi setiap 15 menit, jam alam B berbunyi setiap 40 menit, dan jam alarm C
berbunyi setiap 60 menit. Jika semua jam itu berbunyi pada jam 06.00. Berapa lama
ketiga jam alarm tersebut berbunyi bersamaaa-sama lagi setelah jam 06.00 tersebut?
a. 08.00
b. 08.30
c. 09.00
d. 09.30
5. Jika sebuah bilangan lebih besar dari FPB (9 , 12), lebih kecil dari KPK (2 , 3) dan
bilangan tersebut adalah ganjil maka bilangan tersebut adalah:
a. 3
b. 5
c. 7
d. 9
6. Misalkan a dan b bilangan-bilangan asli. Jika FPB (a , b) = 1 maka KPK (a , b) = …
a. 1
b. a
c. ab
d. tidak dapat ditentukan
7. KPK (n , n2) =
a. 1
b. n
c. n2
d. n3
8. Jika KPK (m , n) = n maka
a. m n
b. m n
c. m = n
d. pilihan jawaban a, b, dan c salah.
9. Jika KPK (m , n ) = p maka
a. m p
b. m p
c. m = p
d. pilihan jawaban a, b, dan c salah.
10. Jika KPK (m , n) = p dan FPB (m , n) = q maka
a. q p
b. p q
c. p q
d. pilihan jawaban a, b, dan c salah.
11. Jika a b maka KPK(a, b) =
a. a
b. b
c. a
d. b
12. Jika KPK(a, b) = FPB(a, b) maka
a. a = b
b. a = kb untuk suatu k bilangan bulat
c. b = ka untuk suatu k bilangan bulat
d. a = b atau a = -b

You might also like