You are on page 1of 13

GONORRHEA

A. Konsep

Definisi

 Gonorrhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria


gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui
genito-genital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan
dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva.

 Gonorrhea adalah salah satu penyakit kelamin yang yang disebabkan oleh
infeksi kuman Neisseria gonorrhoea ( diplokokkus gram negatif ).

 Gonorrhea adalah sejenis penyakit yang berjangkit melalui hubungan


kelamin yang disebabkan oleh bakteria Neisseria Gonorrhoeae, yaitu
sejenis bakteria yang hidup dan mudah membiak dengan cepat di dalam
saluran pembiakan/peranakan seperti pangkal rahim (cervix), rahim
(uterus), dan tuba fallopi (saluran telur) bagi wanita dan juga saluran
kencing (urine canal) bagi wanita dan lelaki. Bakteria ini juga bisa
berkembangbiak di dalam mulut, kerongkong, mata dan dubur.

Epidemiologi/insiden kasus

Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara


penyakit menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara
endemik, termasuk di Indonesia. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia
20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun. Gonorrhea
banyak di derita oleh kaum homoseksual, kaum remaja dan dewasa muda. Di AS
kasus gonore 400rb – 1 jt/tahun.

Etiologi
 Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang
bersifat patogen.
 Bentuk biji kopi, tersusun dua-dua: tunggal dan bergerombol
 Pewarnaan Gram: kuman merah dengan latar belakang biru
 Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel
kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang
belum pubertas.
 Masa inkubasi, dari waktu terpapar bakteri sampai mengembangkan
gejala biasanya 2 sampai 5 hari. Tetapi bisa saja tak bergejala sampai 30
hari.
Faktor predisposisi
 Hubungan seksual baik melalui anal, oral, genital, homoseks, heteroseks.
 Kurang menjaga kebersihan diri.
 Kurang pengetahuan.
Gejala Gonorrhea

Gejala gonorrhea bervariasi dan diperkirakan sekitar 30 – 60% tidak


menimbulkan gejala terutama pada wanita. Gejala gonorrhea pada pria dan
wanita berbeda karena perbedaan anatomi kelamin.

Gejala gonorrhea pada pria adalah :

1. Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi
2. Nyeri dan perasaan tidak nyaman pada saluran kencing (urethral
discomfort)
3. Nyeri pada saat kencing (disuria)
4. Keluar duh tubuh (pus/nanah) dari penis disertai nyeri (purulent discharge)
5. Sakit tenggorokan jika terjadi infeksi pada tenggorokan disebabkan karena
oral seks
6. Gatal – gatal pada anus disertai keluar nanah jika terjadi infeksi pada
daerah anus karena hubungan seks melalui anus
7. Retensi urin akibat inflamasi prostat

Gejala gonorrhea pada wanita adalah :

1. Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
2. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau
bulan (asimtomatis), 80 % tidak menimbulkan gejala
3. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
4. Keluar cairan putih keruh kekuningan (Vaginal discharge)
5. Nyeri abdomen kronis
6. Nyeri saat kencing (disuria)
7. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan
rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan
seksual
8. Sakit tenggorokan jika terjadi infeksi pada tenggorokan disebabkan karena
oral seks.
9. Gatal – gatal pada anus disertai keluar nanah jika terjadi infeksi pada
daerah anus karena hubungan seks melalui anus.
10.Pelvic Inflammatory Diseases (PID) = penyakit radang panggul

Gejala-gejala gonore yang telah menyebar dari kelamin ke daerah lain meliputi:

1. Ruam
2. Radang sendi atau arthritis
3. Tendon meradang

Klasifikasi
Gonore terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai vili yang bersifat
virulen serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai vili yang bersifat nonvirulen.

KOMPLIKASI
Komplikasi pada pria:
o Prostatitis
o Cowperitis
o Vesikulitis seminalis
o Epididimitis
o Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior
Komplikasi pada wanita:
o Komplikasi uretra
o Bartholinitus
o Endometritis dan metritis
o Salphingitis
DIAGNOSIS
o Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 15 tahap, yaitu:
o 1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus
gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
o 2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.
Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
o 3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif),
tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
o 4. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna
kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
o 5. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini
digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
PENGOBATAN
1. Medikamentosa
Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin,
banyak ‘strain’ yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin,
dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan
yang memadai.
Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan
penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr
untuk wanita.
Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis
gonokokus.
2. Non-medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
Bahaya penyakit menular seksual
Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak
dapat dihindari.
Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.

Pencegahan Gonorrhea

Pencegahan gonorrhea adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual di tempat – tempat
pelacuran atau dengan sembarang orang. Selalu setia kepada pasangannya. Jika masih dalam
pengobatan gonorrhea, jangan dulu melakukan hubungan seksual dengan pasangannya karena
dapat menularkan kepada pasangannya (suami/istri) hingga dinyatakan sembuh oleh dokter.

Peran pemerintah dalam melarang dan menutup tempat – tempat pelacuran dan prsotitusi
sangat berperan dalam pencegahan dan penyebaran penyakit gonorrhea ini di tengah
masyarakat. Begitu pula peran dari tokoh agama dan masyarakat dalam memberikan
pemahaman yang baik untuk masyarakat akan pentingnya nilai – nilai norma agama dan etika
dalam masyarakat untuk mencegah pergaulan bebas di masyaraka

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa dan Intervensi
· Nyeri b.d reaksi infeksi
Tujuan:
o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
o - Mengenali faktor penyebab
o - Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri
o - Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
o - Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
Intervensi:
o a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan
onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor
presipitasi.
o b) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif.
o c) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
o d) Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
o e) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
o f) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (ex.: relaksasi, guided
imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massage, TENS,
hipnotis, terapi aktivitas)
o g) Berikan analgesik sesuai anjuran
o h) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
o i) Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
o · Hipertermi b.d reaksi inflamasi
o Tujuan:
o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
o - Suhu dalam rentang normal
o - Nadi dan RR dalam rentang normal
o - Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
o Intervensi:
o a) Monitor vital sign
o b) Monitor suhu minimal 2 jam
o c) Monitor warna kulit
o d) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
o e) Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh
o f) Kompres klien pada lipat paha dan aksila
o g) Berikan antipiretik bila perlu
o · Perubahan pola eliminasi urin b.d proses inflamasi
o Tujuan:
o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
o - Urin akan menjadi kontinens
o - Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang
yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri
o Intervensi:
o a) Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan
warna dengan tepat
o b) Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan
o · Cemas b.d penyakit
o Tujuan:
o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
o - Tidak ada tanda-tanda kecemasan
o - Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas
o - Melaporkan pemenuhan kebutuhan tidur adekuat
o - Menunjukkan fleksibilitas peran
o Intervensi:
o a) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi,
takipneu, ekspresi cemas non verbal)
o b) Temani klien untuk mendukung kecemasan dan rasa takut
o c) Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
o d) Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
o e) Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis
o · Risiko penularan b.d kurang pengetahuan tentang sifat menular
dari penyakit
o Tujuan:
o Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
o Intervensi:
o Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
o - Bahaya penyakit menular
o - Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan
o - Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan
o - Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak
dapat menghindarinya.
o · Harga diri rendah b.d penyakit
o Tujuan:
o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan
pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi
sebelumnya dengan indikator:
o - Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
o - Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
o - Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
o Intervensi:
o a) Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
o b) Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari
kehidupan
o c) Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan,
penampilan, pekerjaan)
o d) Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif
o e) Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi

Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. Ada masa
tenggang selama 2 – 10 hari setelah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks
- Pada sekitar 50% penderita gonore, ditemukan infeksi trikomoniasis dan / atau klamidia
yang menyertainya.
- Cara penularan hampir semuanya melalui kontak seksual
Insiden
- 30 50% kasus dengan strain yang resisten terhadap pengobatan PPNG
(PenicillinaseProducing Neisseria Gonorrhoeae)
- Diatas 0,5 – 7% pada wanita hamil
- 60 – 80% kasus adalah asimptomatik

Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan
farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis,
epididimis dan testis pada pria dan kelenjar Skene, Bartholini, endometrium, tuba fallopi dan
ovarium pada wanita.
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah
rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak
merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada
juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat
penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan seringkali berupa kemandulan pada perempuan
bias juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa
infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan

A. PENGERTIAN
Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseriaa
gonorrhoeae. (Sjaiful Fahmi Daili)
Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang
penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital.
Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan
konjungtiva. (M.C.Lachlan)

B. ETIOLOGI

Penyebab gonore adalah gonokok yang di temukan oleh


NEISSER pada tahun1879 dan baru diumumkan apada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk
dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis
yang bersifat patogen serta N. cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal.
Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi .
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk bji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang
1,6 u bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarna gram bersifat gram-
negatif , terlihat di luar dan di dalam leukosit , tidak tahan lama di udara bebas , cepat mati
dalam keadaan kering , tidak tahan suhu di atas 39°C dan tidak tahan zat disinfektan.
Secara marfalogi gonogok terdiri atas 4 tipe ,yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang
yang bersifat virulen dan bersifat nonvirulen pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan
menimbulkan reaksi radang.
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis
gepeng yang belum berkembang (immature), yakni pada wanita sebelum pubertas.
Galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan galur gonokokus yang
mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin
menjadi senyawa inaktif, sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun
gejala dengan peninggian dosis.

C. PATOFISIOLOGI
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan
farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis,
epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan
ovarium pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel
di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin
A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah
gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi
terhadap serum, fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit. Faktor
yang mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida,
dan protease IgA.
D. SIGN AND SYMPTOMS
Pada pria:

• Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
• Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti

nyeri ketika berkemih :

• Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir
mukoid dari uretra
• Retensi urin akibat inflamasi prostat
• Keluarnya nanah dari penis.
• Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah
• Pada wanita:
• Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
• Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan
(asimptomatis)
• Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
• Nyeri ketika berkemih
• Keluarnya cairan dari vagina (keputihan encer berwarna putih kekuningan)
• Demam
• Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Wanita dan pria
homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus, dapat menderita gonore di
rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari
rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja
terbungkus oleh lendir dan nanah.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu
yang terdiri atas beberapa tahapan :
• Sediaan Langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif,
intraseluler dan ekstraseluler.
• Kultur (Biakan)
Untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan (kultur). Menggunakan media
transport dan media pertumbuhan.
Tes Definitif :
Tes Oksidasi : Semua golongan Neisseria akan bereaksi positif
Tes fermentasi : Kuman gonokokus hanya meragikan glukosa
• Tes Beta Laktamase
Hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman
mengandung enzim beta laktamase
• Tes Thomson
Dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai
dimana infeksi sudah berlangsung.

Komplikasi pada pria:

1. Prostatitis
2. Cowperitis
3. Vesikulitis seminalis
4. Epididimitis
5. Tysonitis

Komplikasi pada wanita:

1. Uretritis
2. Servisitis
3. Endomertitis

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Medikamentosa

• Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak


‘strain’ yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin
masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
• Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang
memadai.
• Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang
peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
• Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.

2. Non-medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:

• Bahaya penyakit menular seksual


• Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
• Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
• Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
dihindari.
• Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GONORE

A. PENGKAJIAN

• Kaji tahap perkembangan klien dalam hal seksualitas


• Lakukan pengkajian fisik pada area urogenitalia
• Tentukan masalah seksual klien
• Kaji adanya perilaku berisiko tinggi, menggunakan praktik seks yang aman dan
kontrasepsi
• Kaji kondisi medis dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi fungsi seksual
• Kaji riwayat kesehatan seksual
• Kaji keadaan luka
• Kaji faktor pencetus
• Kaji adanya nyeri, fatigue, dan demam
• Kaji riwayat keluarga, awitan penyakit, sistem terkait, psikososial

B. DIAGNOSA DAN INTERVENTASI KEPERAWATAN


1. Nyeri berhubungan dengan reaksi infeksi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
• Mengenali faktor penyebab
• Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri
• Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
• Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
Intervensi:
a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi.
b) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan
untuk komunikasi secara efektif.
c) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
d) Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
e) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (contoh : temperatur ruangan, penyinaran, dll)
f) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (contoh : relaksasi, guided imagery, terapi
musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massage, TENS, hipnotis, terapi aktivitas)
g) Berikan analgesik sesuai anjuran
h) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
i) Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.

2.Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
• Suhu dalam rentang normal
• Nadi dan RR dalam rentang normal
• Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Intervensi:
a) Monitor vital sign
b) Monitor suhu minimal 2 jam
c) Monitor warna kulit
d) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
e) Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh
f) Kompres klien pada lipat paha dan aksila
g) Berikan antipiretik bila perlu

3.Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan proses inflamasi


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
• Urin akan menjadi kontinens
• Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang yang
diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri

Intervensi:
a) Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan
tepat
b) Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan

4.Cemas berhubungan dengan penyakit


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
• Tidak ada tanda-tanda kecemasan
• Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas
• Melaporkan pemenuhan kebutuhan tidur adekuat
• Menunjukkan fleksibilitas peran
Intervensi:
a) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu,
ekspresi cemas non verbal)
b) Temani klien untuk mendukung kecemasan dan rasa takut
c) Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
d) Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
e) Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis

5. Risiko penularan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang sifat menular dari
penyakit
Tujuan:
Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
Intervensi:
Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
a) Bahaya penyakit menular
b) Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan
c) Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan
d) Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
menghindarinya.
Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif
untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator:
• Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
• Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
• Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
Intervensi:
a) Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
b) Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan
c) Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan,
pekerjaan)
d) Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif
e) Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi

You might also like