You are on page 1of 10

Biografi Ahmadinejad

Keluarga Ahmad Saborjihan adalah keluarga yang hidup sederhana. Tinggal di daerah udik di
Aradan yang jaraknya 120 kilometer arah tenggara ibukota Iran, Teheran. Pada 28 Oktober 1956,
beliau diberkahi Allah dengan lahirnya anak keempat mereka. Anak itu diberi nama Mahmud
Saborjihan, Mahmud berakar dari kata Muhamad yang artinya dia yang terpuji, sementara
Saborjihan berarti pelukis karpet dalam bahasa Parsi.

Ahmad Saborjihan memang bekerja sebagai pelukis karpet, profesi yang jamak dilakukan
oleh orang yang tinggal di Aradan. Beliau harus menafkahi anak beserta istrinya, sebagai usaha
menambah pemasukan keuangan, beliau juga membuka toko kelontong. Akhirnya karena pekerjaan
sebagai pelukis karpet sulit menghidupkan perapian dapur keluarganya, maka beliau beralih menjadi
tukang pangkas rambut, namun pekerjaan ini pun sukar diharapkan.

Aneka persoalan dan kesulitan hidup,menjadi keseharian jutaan warga Iran di tahun
1950an. Dibanyak provinsi, gagal panen menerjang menyulitkan rakyat Iran. Kala umur Mahmud
baru satu tahun, Ahmad Saborjihan bersama keluarga hijrah ke Teheran. Di Teheran, keluarga
Saborjihan mengontrak rumah di kawasan pekerja di timur kota. Di Teheran Ahmad Saborjihan
beralih profesi menjadi tukang pandai besi, profesi yang kala itu berada dalam kasta bawah.

Teheran, bagi rakyat seperti Ahmad Saborjihan layaknya seperti ikan dalam kaleng sarden.
Mereka harus menerima hidup berdesak-desakan. Beruntung, di wilayah pemukiman sesak Teheran
dan kota-kota besar lainnya di Iran. Agama bisa menjadi perekat komunitas dan solidaritas sosial.
Jadilah mereka mendekatkan hidupnya dengan masjid serta pencerahan kaum mullah. Mullah
adalah salah suatu gelar yang biasa diberikan kepada seorang ulama agama Islam. Gelar ini berasal
dari kata bahasa Arab mawla atau maula, yang dapat berarti 'pemimpin' maupun 'pelindung'.

Suatu hari Ahmad Saborjihan, mengubah nama anaknya, Mahmud Saborjihan menjadi
Mahmoud Ahmadinejad. Pihak keluarga mengatakan perubahan nama itu sebagai isyarat religiusitas
dan semangat mencari kehidupan yang lebih baik. Mahmoud Ahmadinejad dalam bahasa Parsi
berarti ras yang unggul dan bijak.
Kendati hidup dalam kekurangan dan keterbatasan namun Ayah Ahamdinejad selalu
mengusahakan agar anak-anaknya mendapatkan gizi, kasih sayang dan pendidikan yang terbaik.
Ahmadinejad pun tumbuh menjadi anak yang periang dan mudah bergaul. Ahmadinejad semasa
kecil sangat menggilai sepakbola, dia selalu mendapatkan rangking satu dikelasnya, Sehingga sangat
membanggakan ayahnya.

Kecerdasan dan ketekunan Ahmadinejad sangat membantu ayahnya, saat kondisi ekonomi
waktu itu sangat sulit. Raja yang berkuasa saat itu Syah Pahlevi,memodernisasikan Iran namun
kebijakannya lebih banyak untuk pembangunan masyarakat kaya. Ia membangun Ekbatan yaitu
sebuah pemukiman mewah bergaya Eropa di tengah kota Teheran. Pembangunan Ekbatan yang
megah mengakibatkan jurang perbedaan ekonomi yang semakin besar, masyarakat yang tinggal di
Utara dan Timur kota adalah kasta pekerja kasar dengan pendapatan ekonomi yang minim. Namun
dipusat-pusat kota tinggalah masyarakat kelas satu, mereka hidup bergelimang harta padahal jumlah
mereka tak lebih dari 100 keluarga. Rata-rata mereka adalah keluarga Syah Pahlevi, misalnya
Pangeran, Permaisuri, sepupu-sepupunya, dan keluarga dekat kerajaan.

Syah Pahlevi seperti Presiden Suharto di Indonesia, ia mengedepankan orang-orang militer


di pemerintahannya, misalnya ia mengangkat Jendral Sahedi menjadi Perdana Menteri, Jendral
Bhaktiar sebagai Gubernur militer di Teheran dan Jenderal Hedayat menjadi kepala staff angkatan
bersenjata. Pemerintahannya banyak berhutang kepada Amerika, misalnya hutang US$ 145 Juta
dengan niat menjauhkan Iran dari kebangkrutan. Pahlevi mewarisi mahkota kekuasaan dari ayahnya
Raja Reza Shah.

Syah Pahlevi memang sangat mengagumi kemodernan ala Eropa dan barat, dia ingin
menerapkan dan mengubah Iran berkiblat ke kehidupan modern tersebut, bahkan bila perlu tak ada
lagi wanita yang berjilbab dan lelaki yang berjenggot seperti kaum Mullah dan Ulama. Impian Syah
Pahlevi mewujudkan kehidupan modern itu tidak disertai pembangunan manusia Iran, karena
membangun bangunan mewah ala Eropa tidak disertai pemberantasan buta huruf yang masih
dimiliki sebagian besar rakyat Iran pada masa itu. Ia juga banyak bekerjasama dengan Amerika dan
Inggris dalam mengelola minyak Iran, yang keuntungannya tidak banyak dirasakan rakyat Iran
sendiri.

Suatu ketika karena menginginkan adanya Roti khas Eropa, Pahlevi mendirikan pabrik roti
tawar dan menggantikan roti tradisional, sehingga memaksa pengusaha kecil yang membuat roti
tradisional rumahan harus menutup usahanya, tidak kurang 6000 orang pekerja roti kehilangan
pekerjaannya. Modernitas ala barat itu juga yang membawa gaya hidup orang barat masuk meracuni
Iran. Minuman keras dan film-film yang banyak menampilkan aurat wanita banyak bertebaran di
pelosok negeri. Kondisi inilah yang membuat kaum Mullah dan kaum nasionalis Iran mengecam
pemerintahan Pahlevi.

Setelah sepuluh tahun menjadi warga teheran, Ahmadinejad dan keluarga tak kunjungkeluar
dari kawasan kumuh kota meski roda pembangunan di Teheran berderu kencang. Usaha pandai besi
dan tukang las tidak membawa keluarga menjadi lebih makmur. Semua dijalani dengan
kesederhanaan hingga si kecil Ahmadinejad tak terasa sudah berhasil menyelesaikan studinya di
sekolah menengah Danesymand, Teheran. .
Setelah lulus sekolah menengah, Ahmadinejad melanjutkan ke Universitas Sains dan
Teknologi pada tahun 1975. Dalam tes masuk tersebut,terbukti memang dia unggul dalam studinya.
Ia menerima nilai tinggi pada ujian masuk universitas nasional, berada di peringkat 130 dari 400.000
siswa seluruh Iran. Saat itu ia tidak tertarik dengan segala hal tentang politik, namun Ahmadinejad
adalah seorang yang supel dan mudah bergaul, sehingga menjadi mahasiswa yang aktif dalam
kegiatan di kampus.

Ahmadinejad yang dibesarkan dalam periode modernisasi yang menjurus kepada liberalisasi
ala barat, pikiriannya tumbuh menjadi benci barat yang lewat rezim Pahlevi telah menggusur Iran
yang sesungguhnya. Setelah menjadi mahasiswa dan akrab dengan buku-buku serta dialog dengan
sesama mahasiswa serta kaum Mullah, kaum yang memang akrab dengannya sejak kecil. . Tiga
tahun sebelum ia lahir, AS lewat CIA membantu Shah Mohammed Reza Pahlevi sebagai kepala
negara untuk menginstal pemerintahan menjadi pro-Barat.

Di penghujung tahun 70an, ekonomi Iran mulai limbung akibat utang-utang pembangunan
rezim Pahlevi. Kalangan terpelajar dan mahasiswa seperti Ahmadinejad mulai menyuarakan
kebencian politis mereka akan kerajaan Pahlevi. Mereka ingin merubah Iran menjadi lebih
demokratis ketimbang pemerintahan kerajaan yang menguasai segala bidang namun
mengesampingkan kesejahteraan rakyat.

Pada periode ini Iran memasuki pergolakan politik. Pada tahun 1980, Ahmadinejad menjadi
ketua perwakilan perkumpulan mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Teheran. Ia bergabung
dengan Asosiasi Mahasiswa Islam di Universitas Sains dan Teknologi, sebuah perkumpulan untuk
Penguatan Persatuan antara Universitas dan Seminari-Seminari Teologi. Dari perkumpulan inilah
Ahmadinejad mengetahui sosok Ruhullah Khomeini, dialah satu-satunya ulama besar Iran yang sejak
tahun 1963 berjuang menentang kekuasaan monarki kerajaan keluarga Syah. Sebelum pergi ke Irak,
Turki, lalu ke Perancis, perjuangan Khomeini untuk menegakan syariat Islam di Iran gagal karena
kudeta berdarah yang dilakukan ayah Pahlevi atas Mosaddeq, yang melahirkan kekuasaan monarki
kerajaan keluarga Syah hingga kini diwarisi anaknya Syah Pahlevi. Belakangan diketahui kudeta
tersebut didukung oleh Amerika.

Kendati terasing belasan tahun dari negerinya, namun Khomeini tetap mengobarkan
perlawanan. Pidato-pidatonya yang menunjuk pemerintahan Pahlevi sebagai raja yang makmur atas
keringat rakyatnya dan pemerintahan yang sudah dibeli Amerika. Pesan-pesan ini menyebar melalui
jaringan pendukung Khomeini seperti dari kalangan ulama, kaum terdidik serta mahasiswa. Mereka
semua aktif menyebarkan kaset ceramah sang Imam, serta menyebarkan pamflet yang menyerukan
perubahan di Iran.
Mahmoud Ahmadinejad termasuk yang terbakar dan terinspirasi pesan-pesan revolusioner
Imam Khomeini. Dia bahkan selangkah lebih maju dari pelajar yang lain. Ahmadinejad ambil bagian
dalam penyebarluasan poster dan kaset-kaset Khomeini itu,bahkan dia juga menyimpan mesin cetak
yang digunakan untuk mencetak pamflet menggoyang monarki. Karena itulah SAVAK berusaha
menangkap Ahmadinejad,sehingga memaksanya untuk pindah dari Teheran dan bersembunyi di
provinsi Golestan, guna menghindari penangkapan SAVAK. SAVAK sendiri adalah badan keamanan
dalam negeri dan dinas intelijen yang didirikan oleh Shah Iran Pahlevi dengan bantuan Amerika
Serikat CIA dan Mossad Israel, yang bertujuan mempertahankan kekuasaan Pahlevi.

Ternyata penyebaran kaset,pamflet sang Iman serta ceramah ulama-ulama yang dilakukan
secara diam-diam, mampu membuka mata rakyat Iran. Mereka mulai ramai bercerita, enaknya
Pahlevi dengan kekayaan yang melimpah sementara rakyat Iran hidup bersusah payah dan pada
akhirnya menginginkan perubahan. Setelah dirasa cukup aman, Ahmadinejad kembali ke Teheran,
tak berlama-lama dia kembali berdemonstrasi bersama ratusan ribu mahasiswa lainya ke jalan,
hingga menutup jalan. Aksi ini diikuti kaum buruh dan pekerja, aksi pemogokan ini mengakibatkan
produksi minyak Iran yang selama ini diandalkan Pahlevi, mati produksi. Gangguan listrik juga terjadi
karena pemogokan itu, bahkan istana Pahlevi jadi gelap gulita.

Pemogokan itu berlangsung lama, sementara kesehatan Pahlevi terus memburuk. Beliau
harus menjalani kemoterapi serta rutin meminum obat-obatan. Kondisi ini semakin diperparah
pengkhianatan orang-orang kepercayaan Pahlevi yang kabur keluar negeri, kebanyakan mereka juga
membawa uang modal yang dipinjamkan negara, sehingga keuangan Iran menjadi morat-marit.
Pemerintahan Pahlevi semakin lemah, sementara kaum demonstran,mullah, dan nasionalis bersatu
padu sehingga semakin kuat.

Puncak tragedi yang paling berdarah itu terjadi juga, tanggal 7 September 1978, setengah
juta penduduk Teheran turun ke jalan mendesak Pahlevi turun dari kekuasaannya. Pahlevi merespon
gelombang besar demonstran itu dengan kekuatan militernya, tank-tank, helikopter tempur, serta
senapan berderu dijalan kota-kota besar Teheran. Peristiwa ini menelan korban hingga ribuan jiwa
yang dikenal dengan Jumat kelabu. Berminggu-minggu setelah itu Iran lumpuh, kota-kota di Iran
seperti medan perang yang selalu dalam pengawasan militer.

Pahlevi mengira ia sudah berhasil menguasai Iran lagi namun di bulan Desember sekitar 2
juta warga Iran kembali turun ke jalan, mereka meneriakan yel-yel revolusi, memekikan nama Imam
Khomeini. Tentara bersikap netral, mereka tau akan terjadi bencana dasyat dalam tragedi bangsa
Iran jika mereka merespon dengan kekuatan militer. Mengetahui sikap tentara yang tidak bisa
diandalkan lagi, Pahlevi kabur ke Mesir bersama permaisuri dan putri Farah. Kekuasaan Monarki
runtuh, tak lama pesawat AirFrance dari Perancis mendarat membawa Imam Khomeini dari Paris
kembali ke Teheran, sekitar 4 juta warga Iran menyambut kepulangan pemimpin revolusi mereka.

Khomeini kemudian mengambil alih kekuasaan dan membentuk pemerintahan sementara,


pada 11 Februari yang dikepalai Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri. Setelah itu, Khomeini
mengadakan pungutan suara untuk membentuk sebuah Republik Islam. Keputusan undian
menunjukkan lebih dari 98% rakyat Iran setuju dengan pembentukan itu. Sistem pemerintahan baru
yang dibentuk berasaskan undang-undang Islam.
Setelah kemenangan Khomeini dan berdirinya Republik Islam Iran. Ahmadinejad aktif dalam
berbagai organisasi kemahasiswaan yang mendukung perjuangan Khomeini, misalnya dia
mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam.hubungan Iran dengan Amerika menjadi keruh setelah
revolusi ini, terutama saat mahasiswa-mahasiswa Iran menawan kedutaan Amerika pada 4
November 1979, atas alasan kedutaan itu menjadi pusat intelijen Amerika. Ahmadinejad juga
menjadi motor gerakan ini, Khomeini tidak mengambil tindakan apapun mengenai tidakan ini
sebaliknya memuji mahasiswa-mahasiswa itu. Mahasiswa menginginkan Pahlavi dikembalikan ke
Iran, tetapi ini tidak Amerika tidak merespon, malah membuat Iran semakin dikucilkan di dunia
internasional.

Pada saat yang sama, Saddam Hussein, presiden Irak saat itu, mengambil kesempatan di atas
kesempitan setelah revolusi Iran dan juga kekurangan popularitas Iran di negara-negara barat, untuk
melancarkan perang atas Iran. Tujuan utama peperangan ini ialah menaklukkan beberapa wilayah
yang dituntut Irak, terutamanya wilayah Khuzestan yang kaya dengan sumber minyak. Saddam pula
ketika itu mendapat sokongan dari Amerika, Uni Soviet dan beberapa negara Arab lain. Amerika
memang mencari teman di timur tengah yang kaya minyak setelah rezim Pahlevi tumbang. Tentara
Iran masa lalu merupakan sebuah tentara yang kuat, telah dibubarkan saat itu.

Ahmadinejad mulai bergabung dengan Pasukan Khusus Pengawal Revolusi Iran setelah dia
lulus kuliah tahun 1984. Pada masa perang yang berlangsung dari 22 September 1980–20 Agustus
1988, Iran pada masa itu memang digerakan kaum muda bahkan bisa dibilang negara ditangan
mahasiswa, sebut saja Hamid Reza Jaleipour yang baru berusia 20 tahun menjadi Gubernur provinsi
Kurdistan (wilayah yang berbatasan dengan Irak) dan Ahmadinejad sebagai wakilnya. Pada saat
perang Iran-Irak tersebut, Ahmadinejad juga merangkap menjadi komandan Divisi tempur provinsi
bagian barat Iran.

Walaupun perang Iran-Irak yang terjadi dari tahun 1980-1988 sebenarnya perang yang
terjadi di wilayah Teluk Persia, akar dari masalah ini dimulai lebih dari berabad-abad silam. Berlarut-
larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia(terletak di lembah sungai Tigris-
Eufrat, yang kini menjadi sebuah negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran
modern.

Perang ini juga memiliki kemiripan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti
pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat
berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia(seperti gas mustard) secara
besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti
yang dialami juga oleh warga suku Kurdi di utara Irak. Dalam perang ini dipercaya lebih dari satu juta
tentara serta warga sipil irak dan iran tewas, dan lebih banyak lagi korban yang terluka dari kedua
belah pihak selama pertempuran berlangsung. Perang akhirnya berakhir setelah Iran menerima
Resolusi Dewan Keamanan PBB 598 & secara resmi mengakhiri perang yang sudah terjadi selama 8
tahun pada tanggal 20 Agustus 1988.
Setelah perang usai, Ahmadinejad kembali ke dunia kampus, dia diterima untuk program
pasca-sarjana di Universitas alamamaternya yang lama dan tiga tahun kemudian Ia mendapat gelar
PhD dalam lalu diangkat menjadi anggota dewan akademis falkutas teknik sipil Universitas Sains dan
teknologi Teheran. Di samping mengajar, Ahmadinejad juga menjadi dosen pembimbing untuk
puluhan tesis dalam beragam disiplin ilmu teknik. Kesibukannya segudang, namun masih aktif
menjadi anggota Ikatan Insinyur Iran dan Ikatan Insinyur jalan dan lalu lintas Asia-Ocenia.

Tahun 1994, Ahmadinejad menjadi dosen di Universitas San’aati Syarif dan menjadi
penasihat urusan budaya Menteri pendidikan. Beberapa waktu kemudian, Ahmadinejad diangkat
menjadi Gubernur Provinis Ardabil yang pertama. Ardabil adalah provinsi baru, yang tadinya
tergabung dengan provinsi Azerbayjan barat. Karena Ardabil merupakan bagian dari Azerbayjan
barat, maka provinsi baru itu belum memiliki kantor Gubenur dan infrastruktur pemerintahan lainya,
maka Ahmadinejad menggunakan kantor bupati.

Keberhasilannya dalam membangun Ardabil dan membuka lapangan kerja bagi rakyatnya, ia
terpilih sebagai Gubernur teladan selam tiga tahun berturut-turut. Meski kondisi Ardabil yang dingin
menyulitkan aktivitas pembangunan, ditambah terkena gempa sehingga menghancurkan rumah-
rumah penduduk dan fasilitas publik namun dengan waktu yang relatif cepat Ahmadinejad mampu
memulihkan kondisi tersebut. Dia membangun kembali 7500 rumah yang hancur dalam tempo tujuh
bulan. Beliau menjadi Gubernur Ardabil hingga Oktober 1996.

Setelah tidak menjabat sebagai gubernur lagi, Ahmadinejad kembali pada aktivitas
sebelumnya, beliau menjadi dosen dan anggota Dean akademis Falkutas Teknik Pembangunan
Universitas Sains dan Teknologi. Walaupun pernah menjadi penasihat menteri pendidikan dan
Gubernur namun kesederhanaan Ahmadinejad tetap tak berubah. Rumahnya di teheran terletak
pada ujung jalan yang buntu. rumahnya sendiri sangat sederhana, dengan sedikit perabotan rumah,
ia juga tidak banyak memiliki mebel di ruang tamunya hanya karpet tenun yang murah yang biasa
dimiliki masyarakat kelas bawah.

Ahmadinejad juga dikenal ramah dengan tetangga, hampir setiap tahun ia mengundang para
tetangga untuk mensyukuri tahun baru Iran. Ketaatan beragamanya lah yang membuatnya menjadi
sosok sederhana santun dan ramah. Di waktu senggang ia juga menyempatkan bersosialisai dengan
tetangganya di taman sekitar rumah, di depan jalan masuk rumahnya.

Dengan perjalanan hidupnya yang panjang dan kaya pengalaman, walaupun telah menjadi
ketua organisasi kemahasiswaan serta menjabat sebagai pejabat negara namun Ahmadinejad
tetaplah bukan siapa-siapa di Teheran kala itu. Bahkan Israel dan CIA Amerika tak pernah tertarik
untuk memata-matainya.
Tahun 2003 bulan Mei tanggal 3, Ahmadinejad ditunjuk sebagai walikota Teheran Teheran
salah satu kota dunia yang penting. Lebih dari setengah industri Iran terletak di sini. Industri tersebut
ialah produksi mobil, elektronik dan peralatan elektrik, senjata, tekstil, gula, semen dan produk
kimia. Teheran juga adalah pusat penjualan karpet dan mebel terkemuka. Sebuah kilang minyak
berada dekat Teheran. Namun sebagai kota metropolitan seperti Jakarta, Teheran juga memiliki
segudang masalah seperti kemacetan, sanitasi dan banyak lainya.

Sejak hari pertama menjabat walikota Teheran, Ahmadinejad banyak mengambil kebijakan
yang terbilang berani dan berpihak pada rakyat serta berlandaskan agama. Misalnya dia
memisahkan lift laki-laki dan wanita di kantor walikota, untuk memberikan rasa aman kepada kaum
wanita, kebijakan ini dilandasi sisi religius. Ahmadinejad juga memberikan pinjaman lunak sebesar
12 juta rial kepada pasangan muda yang baru menikah, selain itu dia juga menggelar program
pembagian sup gratis sekali dalam sepekan untuk penduduk Teheran yang miskin.

Kebijakannya yang mungkin tidak dilakukan oleh walikota manapun di belahan dunia ini
adalah keputusannya menjadikan rumah dinas walikota yang seharusnya ia tempati menjadi
museum untuk umum, sementara dia tetap tinggal di rumahnya yang lama, rumah sederhana yang
berada di gang sempit . perabotan rumah dinas itu juga disumbangkan ke museum-museum lain di
Teheran.

Selain kebijakan yang kontroversial itu, Ahmadinejad juga benar-benar melayani


masyarakat. Dia memilih memperpanjang masa kerjanya dari pagi hingga menjelang magrib dan
melanjutkan kerjanya dirumah hingga larut malam. Beliau sengaja memperpanjang jam kerjanya
agar mempunyai waktu tambahan untuk menerima siapa pun warga kota yang ingin mengadu. Di
kantornya yang sederhana, setiap hari beliau menerima puluhan warga Teheran yang datang dengan
beragam permasalahan dan keluhan, dari anak kecil hingga korban tabrakan lalu-lintas, dari ibu-ibu
hingga korban tabrakan lalu lintas, dari ibu-ibu hingga pengusaha.

Namun salah satu keberhasilan Ahmadinejad sebagai walikota Teheran yang benar-benar
dirasakan oleh masyarakat adalah keberhasilannya menekan jumlah kemacetan. Itu semua berkat
keahlianya menyangkut manajemen transportasi yang memang menjadi spesialisasi keilmuannya.
Masyarakat juga mendapatkan walikota yang benar-benar total bekerja bagi rakyatnya, walikota
yang sederhana sekaligus ramah. Sering kali dia turun dari mobil bututnya karena melihat selokan
yang mampet dan beliau sendiri yang membersihkannya. Atau ketika dia melihat sampah, dia pasti
langsung membersihkanya. Sikapnya seperti itulah yang menjadi perbincangan masyarakat yang tak
ada habisnya, sikapnya juga menjadi teladan bagi pegawai negeri dan masyarakat. Bahkan dunia
mengapresiasikan menjadi Walikota terbaik seluruh dunia 2005.
Ternyata Sikap Ahmadinejad yang pro-rakyat ini juga yang membawanya berselisih dengan
presiden Iran kala itu Khatami, pada suatu acara Khatami datang terlambat, lalu dihadapan khalayak
ramai dia mengatakan alasanya karena jalanan macet. seperti disindir, Ahmadinejad lalu
mengomentari, “untunglah, jika kita punya presiden yang baru kali ini merasakan problematika yang
dirasakan rakyat sehari-hari”. Hubungan Khatami dan Ahmadinejad pun menjadi renggang, bahkan
Ahmadinejad tidak diizinkan hadir dalam sidang kabinet. Sikap Presiden Khatami yang kekanak-
kanakan membuat simpati masyarakat berpindah kepada Ahmadinejad, suara-suara menginginkan
Ahmadinejad menjadi presiden kian lantang, akhirnya tahun 2005 jugalah beliau mencalonkan diri
dalam pemilihan presiden Iran.

Dari delapan calon presiden termasuk dirinya, Ahmadinejad lah yang mempunyai dana
kampanye yang paling sedikit. Berbeda dengan calon-calon lain, Ahmadinejad tidak mencetak satu
foto atau selebaran apapun dalam minggu pertama masa kampanye, sedangkan calon lain bahkan
telah memasang balihonya sebelum masa kampanye. Baru setelah seminggu terakhir, beredarlah
selebaran hitam-putih yang berisikan kampanye Ahmadinejad. namun kekuatan kampanye paling
ampuh Ahmadinejad adalah sosoknya yang sederhana, ketulusan melayani masyarakat, serta sedikit
bicara dan bekerja untuk masyarakat, serta memberikan waktu untuk mendengar keluhan langsung
dari rakyat.

Sebagai walikota yang semua gajinya disumbangkan untuk rakyat kelas bawah di selatan
Teheran dan hidup dengan gaji dosen, Ahmadinejad bahkan tidak mampu mengeluarkan uang
sepeser pun untuk kampanyenya. Sehingga ketika beliau resmi terpilih sebagai Presiden Iran ke
enam, banyak pengamat yang masih heran karena Ahmadinejad berhasil menyisihkan kandidat lain
yang lebih populer dan bermodal kampanye besar. Namun keinginan rakyat Iran agar Ahmadinejad
untuk menjadi presiden lah yang membuat nama besar dan dana kampanye yang berlimpah menjadi
tidak bernilai.

Tidak bisa disangkal lagi, Ahmadinejad adala presiden Iran paling berbeda sejak Republik
Islam Iran di dirikan Imam Khomeini. Dia adalah presiden satu-satunya yang tidak berasal dari kaum
mullah yang selama ini selalu menempati pos-pos penting pemerintahan. Beliau juga tidak memiliki
kedekatan dengan kalangan kaya di Iran. Dia hanya revolusioner sejati sebagaimana mentornya
Imam Khomeini. Ahmadinejad adalah anak revolusi 1979 yang diharapkan oleh Imam Khomeini
untuk terus menjaga amanat revolusinya, Ahmadinejad telah dibesarkan saat revolusi dan untuk
meneruskan revolusi.
Langkah pertamanya menjadi Presiden adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya
yang terdiri dari mobil tua tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya di sebuah daerah
kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji
bulanannya. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250. Bahkan ia tidak
mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia
bertugas untuk menjaganya. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu
dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya
dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang
dikhususkan untuk presiden.

Ahmadinejad juga menolak tinggal di Istana Presiden, dia tetap tinggal di rumah
sederhananya di gang sempit.karpet-karpet serta mebel yang mewah di Istana juga dia sumbangkan
ke masjid-masjid di Teheran. Kesederhanaan beliu juga tidak berubah walau telah menjadi orang
nomor satu di Iran, dia tetap memakai jas setelan murahan serta sepatu butut Hal lain yang ia ubah
adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga
dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang
biasa dengan kelas ekonomi.

Seringkali dia meminta berhenti di pinggir jalan ketika mendengar azan, lalu dengan sajadah
yang selalu dibawanya, beliau bisa solat dimana saja bahkan dipinggir jalan. Saat harus menginap di
hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka
tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Ini berguna untuk
memangkas anggaran perjalanan tugas presidennya.

Kebijakanya memberikan modal kepada kaum muda untuk membuka usaha, semakin
membuatnya dicintai rakyat, kebijakanya yang pro-rakyat saat menjadi walikota dan gubernur tidak
berubah. Bahkan dia membagikan saham Perusahaan negara kepada rakyat miskin yang
keuntungannya bisa digunakan untuk modal usaha. Ia ingin mengembalikan Iran ke jalur cita-cita
Revolusi 1979 yang setelah Imam Khomeini meninggal makin bergeser ke arah kekuasaan elit
penguasa.
Namanya baru akrab dengan telinga masyarakat dunia ketika Kutipan pernyataannya dalam
sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa pada 26 Oktober 2005 dari pernyataan Ayatollah
Khomeini yang menyerukan agar Israel "dihapus dari peta dunia" yang memicu kontroversi. Selain,
menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden Israel Shimon Peres. Peres
bahkan membalas dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari keanggotaan di Perserikatan Bangsa-
bangsa. Pernyataan yang kontroversial ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia
berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa
Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara
Yahudi atau Israel di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi tentang
Holocaust. Karna Nazi yang membunuh bangsa Israel adalah orang Jerman /Eropa, sudah seharusnya
Israel tidak didirikan di tanah Arab, Palestina.

Pernyataannya tentang Israel itu membuat Ahmadinejad banyak dibenci di negara Eropa dan
Amerika, namun karna kebencian Amerika dan Eropa serta keberaniannya itu membuat dia menjadi
pahlawan dan sosok pemimpin perlawanan melawan Amerika. Negara-negara muslim dan sosialis
seperti Kuba, Venezuela, Atau Turki juga mendukungnya.

Amerika juga menuduh Iran membangun reaktor nuklir untuk senjata, yang dapat
mengancam kedamaian dunia, namun dengan tanpa takut Ahmadinejad berbicara didepan PBB
bahwa nuklir adalah suatu energi yang legal dan banyak digunakan di Eropa bahkan Amerika. Rakyat
Iran mempunyai hak memiliki energi nuklir karna dengan nuklir , Iran dapat menggantikan minyak
menjadi nuklir sebagai energi pembangkit listrik, sehingga dapat menghemat keuangan negara,
sementara cadangan minyaknya dapat dijual untuk menambah keungan negara demi kesejahteraan
rakyat Iran. Ahmadinejad mengatakan, “jika nuklir baik dan berguna kenapa Iran tidak boleh
memilikinya, sedangkan jika nuklir itu berbahaya sehingga Amerika melarang kami, lalu kenapa
mereka mempunyainya”, inilah yang menjadikan sosok Ahmadinejad menjadi perlawanan negara
berkembang dan bangsa muslim dalam menghadapi Amerika.

Setelah empat tahun masa kepemimpinannya, maka diadakan kembali pemilu Presiden Iran.
Namun rakyat Iran masih menginginkan Ahmadinejad melanjutkan revolusi, maka tentu saja
Mahmoud Ahmadinejad terpilih lagi sebagai presiden Iran dengan kemenangan mutlak dalam
pilpres yang berlangsung tahun 2009 ,Menurut Komisi Pemilihan Umum Iran, 63 persen rakyat Iran
masih menginginkannya menjabat lagi untuk periode kedua. Begitulah karena sosok sederhana
namun tegas, tulus bekerja untuk rakyat dan jauh dari korupsi menjadikan Ahmadinejad sang singa
Persia yang disegani Amerika dan dicintai negerinya.

You might also like