Professional Documents
Culture Documents
KIMIA FISIKA
kualitatif maupun analisa kuantitatif. Endapan yang terjadi merupakan zat yang
memisahkan diri dari suatu fase padat yang keluar dalam sistem larutan yang
dapat berupa kristal atau koloid yang selanjutnya dapat dikeluarkan melalui proses
terbanyak (yang dinyatakan dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam
Peristiwa pengendapan terjadi bila suatu larutan terlalu jenuh dengan zat
Hubungan hasil kali kelarutan mempunyai nilai yang besar sekali dalam
pengendapan fraksional dan sebagainya. Oleh karena itu, diadakan percobaan ini,
karena sangat penting bagi seorang mahasiswa untuk mengetahui metode dan cara
Prinsip percobaan ini adalah untuk menentukan nilai Ksp PbCl2 dari
Pb(NO3)2 dan KCl serta mengukur suhu pelarutan endapan PbCl2 melalui proses
pemanasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu
terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang
dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan
Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam
jumlah maksimal, sehingga tak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada keadaan
ini terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak larut atau kecepatan
Larutan tak jenuh adalah suatu larutan yang mengandung jumlah solut
lebih sedikit (encer) dari pada larutan jenuhnya. Sedangkan larutan lewat jenuh
mengandung solut lebih banyak (pekat) dari pada yang ada dalam larutan
sistem menstabilkan. Larutan ini biasanya dibuat dengan membuat larutan jenuh
pada suhu lebih tinggi. Larutan ini sangat jenuh dan tidak stabil, karena bila
sebutir saja dari kristal zat yang sama ditambahkan akan ada tambahan solut yang
mengendap pada inti kristal sampai larutan menjadi jenuh (Yazid, 2005).
Kelarutan molar suatu zat adalah jumlah mol zat yang melarut dalam satu
liter larutan jenuh pada suhu tertentu. Hasil kali kelarutan suatu garam adalah
hasil kali konsentrasi semua ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu dan
negatif logaritma dari Ksp (-log Ksp). Secara algebra dapat dikatakan bahwa
semakin kecil Ksp semakin besar pKsp. Harga pKsp yang besar (positif)
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat terutama ion-ion
dalam campuran itu. Ada perbedaan mencolok antara efek yang disebut ion sekutu
dan ion asing. Ion sekutu adalah suatu ion yang juga merupakan salah satu bahan
Underwood, 1989):
endapan yang baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan
faktor suhu.
dua zat.
3. Efek ion sejenis, kelarutan endapan dalam air berkurang jika larutan tersebut
4. Pengaruh aktivasi.
5. Pengaruh pH, kelarutan dari garam asam lemah bergantung pada pH larutan,
menambah kelarutannya.
bahwa semua zat yang terlarut berada dalam larutan sebagai kation dan anion
yang terpisah. Dalam banyak hal, anggapan ini tidak berlaku. Apabila
cenderung menurun. Ini berarti bahwa banyaknya zat yang harus dilarutkan untuk
zat sangat banyak berkurang jika ditambahkan reagen yang mengandung ion
sekutu dengan zat itu. Karena konsentrasi ion sekutu ini tinggi, konsentrasi ion
lainnya harus menjadi rendah dalam larutan jenuh zat itu, maka kelebihan zat itu
akan diendapkan. Jadi, jika salah satu ion harus dikeluarkan dari larutan dengan
pengendapan, reagen harus dipakai dengan berlebihan. Namun reagen yang terlalu
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu Pb(NO3)2 0,075 M,
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu rak tabung reaksi, tabung
reaksi, labu erlenmeyer 250 ml, buret 50 ml, pembakar gas, kaki tiga, kasa,
termometer 100oC.
1. Disiapkan larutan Pb(NO3)2 dan KCl dan dimasukkan ke dalam dua buret yang
berbeda.
dengan volume 0,8 mL, 1,1 mL, 1,4 mL, 1,7 mL, dan 2,0 mL.
4. Pada saat dan setelah pencampuran, tabung reaksi dikocok dan didiamkan
beberapa menit.
5. Diamati adanya endapan atau belum, kemudian dicatat perubahan yang terjadi.
sebanyak 10 mL.
2. Kemudian ditambahkan KCl 1 M pada masing-masing tabung reaksi dengan
volume 1,3 mL; 1,4 mL; 1,5 mL; 1,6 mL; 1,7 mL; dan 1,8 mL. Pada
4. Tabung reaksi pertama dipanaskan pada pembakar gas dan diaduk perlahan-
endapan.
BAB IV
4.2 Reaksi
4.3 Perhitungan
V Total
= 10 mL X 0,075 M
11,5 mL
= 0,0652 M
= 1,5 mL X 1 M
11,5 mL
= 0,1304 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= 1,1 x 10-3 M
1. Penambahan 2 mL KCl 1 M
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 2 mL x 1 M
= 2 mmol
= 10 mL + 2 mL
= 12 mL
V total
= 0,75 mmol
12 mL
= 0,0625 M
Ksp = s x (2s)2
= 4s3
= 4(0,0625)3
= 9,764 x 10-4
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 2,5 mL x 1 M
= 2,5 mmol
= 10 mL + 2,5 mL
= 12,5 mL
V total
= 0,75 mmol
12,5 mL
= 0,06 M
Ksp = s x (2s)2
= 4s3
= 4(0,06 )3
= 8,64 x 10-4
3. Penambahan 3 mL KCl 1 M
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 3 mL x 1 M
= 3 mmol
= 10 mL + 3 mL
= 13 mL
V total
= 0,75 mmol
13 mL
= 0,0577 M
Ksp = s x (2s)2
= 4s3
= 4(0,0577)3
= 7,684 x 10-4
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
= 3,5 mL x 1 M
= 3,5 mmol
= 10 mL + 3,5 mL
= 13,5 mL
V total
= 0,75 mmol
13,5 mL
= 0,0556 M
PbCl2 Pb2+ + 2 Cl-
s 2s
Ksp = s x (2s)2
= 4s3
= 4(0,0556)3
= 6,876 x 10-4
4.4 Grafik
355 0,0625
357 0,06
366 0,0577
368 0,0556
y = ax + b
Tan α = -∆H2,303 x R
= -0,9574 J/mol
= -0,0002 + (-2,960)
= -2,9602
Ksp = 0,0011
4.5 Pembahasan
Pada percobaan ini untuk mempelajari metode dan cara penentuan maupun
perhitungan nilai hasil kali kelarutan. Dipergunakan dua jenis larutan yang bila
direaksikan akan menimbulkan endapan putih, yaitu larutan Pb(NO3)2 dan larutan
KCl.
Diawal percobaan, setiap tabung terlebih dahulu diisi dengan larutan
Setiap tabung reaksi yang telah diisi dengan dua macam larutan tadi,
digunakan tujuh tabung reaksi dengan volume KCl yang berbeda-beda kemudian
terbentuknya endapan dari yang paling sedikit berisi penambahan larutan KCl
yaitu, 1,5 mL, 2,0 mL, 2,5 mL, 3,0 mL, dan 3,5 mL. Pada proses pemanasan
larutan harus terus diaduk agar endapan yang terbentuk dapat cepat larut. Tetapi
yang harus diperhatikan adalah suhu larutan harus diukur tepat ketika semua
endapan melarut. Oleh karena itu, dalam pengadukan harus berhati-hati karena
dapat mengukur suhu larutan tepat pada saat semua endapannya telah larut
semuanya. Fungsi dari pengadukan saat pemanasan adalah agar endapan larut, dan
dapat diketahui konsentrasi yang mana endapannya paling cepat larut pada
pemanasan. Adapun hubungan suhu dengan endapan yakni semakin tinggi suhu
semakin sedikit endapan karena kelarutan akan bertambah pada suhu tinggi,
Hal yang perlu diperhatikan adalah pembacaan skala, baik buret maupun
skala termometer harus tepat karena jika salah sedikit saja, maka akan sangat
mempengaruhi data. Data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan
menunjukan bahwa kelarutan maupun hasil kali kelarutan berbanding terbalik
dengan suhu pelarutan. Semakin kecil kelarutan berarti semakin banyak endapan
yang terbentuk, maka suhu atau panas pelarutan yang dibutuhkan untuk
penambahan 1,5 mL KCl diperoleh Ksp PbCl2 1,1000 x 10-3, untuk penambahan
2,0 mL KCl diperoleh Ksp PbCl2 9,7640 x 10-4, untuk penambahan 2,5 mL KCl
diperoleh Ksp PbCl2 8,6400 x 10-4, untuk penambahan 3,0 mL KCl diperoleh Ksp
PbCl2 7.6840 x 10-4, untuk penambahan 3,5 mL KCl diperoleh Ksp PbCl2 6,8760
x 10-4. Jadi jika endapan yang terbentuk semakin banyak maka nilai hasil kali
Dari kurva hubungan antara suhu dengan Ksp didapat bahwa semakin
tinggi suhu maka nilai Ksp semakin kecil. Dari hubungan antara log Ksp dengan
menunjukkan bahwa panas pelarutan PbCl2 pada percobaan ini ialah sebesar
-0,9574 J/mol dah jumlah Ksp ialah sebesar 0,0011. Adapun reaksi yang terjadi
ialah reaksi endoterm, yaitu reaksi kimia yang diiringi dengan adanya penyerapan
5.1 Kesimpulan
bahwa:
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan untuk laboratorium yakni sebaiknya alat-
alat yang sudah rusak atau tak layak pakai diganti secepatnya demi kelancaran
Saran yang bisa saya berikan untuk asisten adalah tetap semangat dan
Achmad, Hiskia, 2001, Penuntun Belajar Kimia Dasar untuk Kimia Larutan,
Citra Bakti, Bandung.
Day, R. A., dan Underwood, A. L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima,
Erlangga, Jakarta.
Petrucci, R. H., 1992, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Svehla, G., 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
ASISTEN PRAKTIKAN